Disusun oleh :
Arianty Septia Ningsih
1407164073
Bambang Imawan
1407167826
1407169218
Muhammad Ichsan
1407167816
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Perpindahan Panas
dengan judul Alat Penukar Panas Shell And Tube". Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang pada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam hal ini penulis
kekurangan baik dari segi isi maupun teknik penyusunannya, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dengan maksud untuk
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke
fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan dengan pemprosesan
selalu menggunakan alat penukar panas, sehingga alat penukar kalor ini mempunyai peran
yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Pemilihan yang tepat suatu alat
penukar kalor akan menghemat biaya operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar
kalor dalam keadaan baru, maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam
keadaan bersih setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran
atau kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung dari
fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan panasnya.
Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor selalu mengalami
perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat berfungsi sesuai dengan
perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panas mencapai harga minimum.
1.2
Perumusan Masalah
Penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang
banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell
silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana
temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell)
sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube.
Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan
yang di luar dari tube disebut shell side.
Biasanya medium pemanas dipakai pada heat exchanger adalah air yang
dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Heat
exchanger memiliki peranan yang sangat penting dalam industri terhadap keberhasilan
keseluruhan rangkaian proses pada suatu unit, karena kegagalan pada operasi heat exchanger
dapat menyebabkan berhentinya operasi unit. Maka heat exchanger dituntut untuk memiliki
kinerja yang baik agar dapat diperoleh hasil yang maksimal serta dapat menunjang penuh
terhadap operasi suatu unit tersebut. Alat penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi
karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam
industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam,
refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah
radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
dua fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
2.1.1
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu
melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak
langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel
padat-kombinasi fluida.
2.1.2
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir. Seperti yang telah dikemukakan dalam
pendahuluan bahwa terdapat banyak jenis-jenis alat penukar kalor.
2.2
condensing
turbin,
maka
c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau gas
dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak terjadi
perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin
coler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan bantuan fan
(kipas).
d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan menjadi
uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari
fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas latent dan zat
yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.
e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil) serta
menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang sering
digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu sendiri. Hal ini
dapat dilihat pada penyulingan minyak pada gambar 2.2 diperlihatkan sebuah
0
reboiler dengan mempergunakan minyak (665 F) sebagai media penguap,
minyak tersebut akan keluar dari boiler dan mengalir didalam tube.
Memanaskan fluida
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
2.3
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
4) Aliran
parallel
2) Aliran melintang
5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
Aliran compound
Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada tube)
Aliran split
2) Multipass plat
2.4
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya
terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil. Satu jenis
fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa
tetapi masih didalam shell. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.3
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di
luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut
dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat
( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure
drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang tabung
di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas
baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan
fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter
tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,
ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk
memastikan:
Axial kekuatan
Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus mempunyai
thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi yang
dingin melalui tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung. Karena ada
kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal pada
berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai terhadap
tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube
yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan,
pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang
dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama atas bahan yang kuat, thermal-conductive,
corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal.
Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui suatu
tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan
kemungkinan hilangnya tekanan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam
shell side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi
shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah shell
dan fluida yang kotor melalui Tube.
b.
Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari
paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui
Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi
kebocoran pada Tube, heat exchanger masih dapat difungsikan kembali. Hal ini
disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan
kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
c.
Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan
dinding yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu
apabila fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d.
Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi
pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube
atau ke arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di
shell. Jika fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka
transfer panas tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer
panas juga terjadi ke arah luar shell (ke lingkungan).
e.
f.
Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan
melalui shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih
tinggi dapat diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side
sebagai hasil dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena
pengaruh baffles). Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side
untuk mengurangi luas permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien
perpindahan panas yang lebih tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen
akan terjadi melintang melalui sisi luar Tube dan baffle.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger)
terutama Heat exchanger tipe shell & tube:
1. penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini
sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu
harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas berkurang,
jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju
alir massa udara meningkat.
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.
2.5
Gambar 2.4 Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N) (Shely Dian, 2010)
Tube side header (atau channel) dapat dilas pada tubesheet. Seperti
ditunjukkan gambar diatas jenis C dan N, konstruksi jenis ini sedikit lebih mahal
dibandingkan dengan jenis B dan M atau A dan L masih memberikan keuntungan
dimana tabung mungkin diuji atau digantikan tanpa mengganggu pipa penghubung
tube-side. Tidak ada pembatasan atas banyaknya aliran tube-side. Aliran shell-side
dapat satu atau lebih, walaupun shell dengan lebih dari 2 aliran side-shell jarang
digunakan.
Tabung dapat dengan sepenuhnya mengisi heat exchanger shell. Jarak antara
tabung yang paling jauh atau paling luar dan shell hanya merupakan kebutuhan yang
minimum untuk pembuatan. Antara bagian dalam shell dan baffles terdapat jarak yang
harus diberikan, sehingga baffles dapat bergeser terhadap shell. Toleransi pembuatan
memerlukan beberapa jarak tambahan antara bagian luar dari baffles dan tabung yang
paling jauh atau paling luar. Jarak tepi antara tabung yang luar (OTL) dan diameter
baffle harus sesuai untuk mencegah getaran tabung dari patahan sampai lubang baffle.
Tabung yang paling luar pasti termasuk dalam OTL. Jarak antara diameter shell dan
OTL sekitar 13 mm (1/2 in) untuk 635 mm (25 in) di dalam diameter shell dan
keatasnya, 11 mm (7/16 in) untuk 254 mm-610 mm (10 in-24 in) pipe shell, dan
kurang untuk diameter pipe shell yang lebih kecil.
Tabung dapat digantikan. Tube-side-header, channel cover, gasket dan lainnya
dapat dilakukan pemeliharaan dan penggantian namun tidak untuk struktur shell-side
baffle maupun blind gasket. Selama perpindahan tabung, tabung dapat patah sampai
shell. Ketika hal itu terjadi, akan menjadi sangat sulit untuk memindahkan dan
menggantikan tabung. Prosedur yang umum adalah menutup lubang yang sesuai pada
tube sheet.
Perluasan yang berbeda antara shell dan tube dapat berkembang dikarenakan
perbedaan dalam panjang yang disebabkan oleh ekspansi thermal. Berbagai jenis
sambungan ekspansi digunakan untuk menghilangkan tegangan yang berlebihan yang
disebabkan oeh perluasan/pemuaian. Kebutuhan akan sambungan ekspansi merupakan
kegunaan dari jumlah perbedaan ekspansi antara lain.
Penanganan yang salah selama pembuatan, pemindahan, pemasangan atau
perawatan heat exchanger dilengkapi dengan jenis bellow berdinding tipis atau tipe
sambungan ekspansi torodial dapat merusak sambungan. Di dalam unit yang lebih
besar, light-wall-joint ini peka terhadap kerusakan dan beberapa perancang memilih
penggunaan dinding yng lebih berat dari formed heads.
Tube bundle yang berisi stationary tube sheet, u-tubes, baffle atau plat
pendukung, tie rods dan spaces yang sesuai. Tube bundle dapat dipindahkan dari heat
exchanger shell. Suatu tube sider (stationary head) dan shell dengan integral shell
cover, yang dimana dilas pada shell, telah disediakan. Masing-masing tabung bebas
untuk memperluas tanpa ada batasan ditempatkan diatasnya oleh tabung lain.
U-tube bundle memiliki keuntungan jarak yang minimum antara batas tabung
luar dan bagian dalam shell untuk perpindahan konstruksi tube bundle apapun. Jarak
merupakan sama pentingnya seperti pada fixed-tube-sheet heat exchanger.
Banyaknya lubang tabung yang diberikan shell lebih sedikit untuk fixed-tubesheet exchanger karena pembatasan pada pembengkokkan tabung pada radius yang
sangat pendek. Desain U-tube memberikan keuntungan untuk mengurangi banyaknya
sambungan. Pada konstruksi bertekanan tinggi, bentuk ini menjadi penting
dipertimbangkan dalam mengurangi biaya awal dan pemeliharaan. Penggunaan
Fluida shell dan tube side masing-masing berisi dengan cincin terpisah dari
kemasan terpisah dengan suatu lantern ring dan dipasang pada floating tube sheet.
Lantern ring dilengkapi dengan weep holes. Kebocoran yang melewati packing pergi
melewati weep holes dan kemudian menetes ke tanah. Kebocoran di packing tidak
akan mengakibatkan pencampuran dua cairan di dalam exchanger.
Lebar floating tube sheet harus cukup besar agar dapat mudah untuk packing,
lantern ring dan differential expansion. Terkadang skirt digabungkan dengan tube
sheet tipis untuk memberikan permukaan pada packing dan lantern ring. Jarak antara
batas tabung yang luar dan bagian dalam shell adalah sedikit lebih besar dari yang
untuk fixed-tube-sheet dan U-tube exchangers. Penggunaan floating-tube-skirt
menyebabkan peningkatan jarak ini. Tanpa skirt, jarak harus dipertimbangkan untuk
gangguan lubang tabung selama tabung menggoncang dekat tepi luar tabung atau
untuk pengelasan ujung tube pada floating tube sheet.
d. Outside-Packed-Floating Heat Exchanger
Fluida dari sisi shell mengandung balutan dari banyak cincin, yang ditekan
diantara kotak isian dengan balutan penyokong cincin. Dulu, konstruksi ini sering
digunakan di industri kimia, tapi beberapa tahun belakangan ini penggunaannya telah
berkurang. Konstruksi bundle yang dapat dipindahkan menyesuaikan dengan
perbedaan ekspansi antara shell dan tube dan penggunaannya untuk perbaikan bagian
shell hingga 4137 kPa dan 600 lbf/ in2 pada 3160C (6000F). Tidak terdapat batasan
angka pada jumlah dari sisi tube yang dilalui atau pada desain tekanan dan
temperature bagian tube. Outside-packed floating heat exchanger merupakan tipe
umum yang sering digunakan untuk konstruksi bundle yang dapat dipindahkan di
industri kimia.
sama
seperti
internal-floating-head
split-backing
ring
exchanger kecuali floating-head covernya yang terpasang tepat pada floating tube
sheet, Tube bundle dapat diambil tanpa memindahkan shell cover atau floating-head
cover. Hal ini dapat mengurangi waktu perawatan saat pemeriksaan dan perbaikan.
Jarak yang besar antara shell dan tube harus tesedia untuk gasket dan baut
pada floating-head cover. Jaraknya sekitar 2-2,5 kali dibandingkan dengan desain
yang dibutuhkan split-ring. Sealing strips atau dummy tubes biasanya dipasang untuk
mengurangi tube bundle yang melewati.
g. Falling-Film Exchangers
Falling film shell and tube heat exchanger telah dikembangkan untuk macammacam pelayanan dan dibuat oleh Sack (Chem.eng program,63,55(juli 1967)). Fluida
masuk di puncak vertical tabung, Distributor atau slotted tubes menyimpan liquid di
aliran film di dalam permukaan tubes, dan film menempel pada permukaan tabung
saat jatuh ke dasar tabung. Fil dapat didinginkan. Dipanaskan, diuapkan atau
dibekukan (oleh medium perpindahan panas yang cocok) di luar tabung. Tube
distributor telah dikembangkan untuk berbagai macam aplikasi. Fixed tube sheets
dengan atau tanpa sambungan ekspansi dan outside-packed head adalah desain yang
digunakan.
Gambar 2.10 Outside Packed floating head (Type P) (Shely Dian, 2010)
j. Bayonat tube
Pada type ini, tube bagian luar, tube bagian dalam dan shell side dapat
dilepaskan secara bebas. Type ini cocok untuk perbedaan temperatur yang extrim
antara kedua fluida di shell side dan tube side. Free end masing-masing pipa bagian
luar di seal ke sebuah cover Shell side biasanya dilengkapi dengan buffle seperti
halnya type lain, akan tetapi untuk ukuran shell vertikal yang relative pendek kadang
tidak diperlukan adanya buffle. Secara garis besarnya ada dua Tahap Detail Design
untuk Shell and Tube Heat Exchanger.
Tahap pertama adalah Thermal Design dan selanjutnya diteruskan dengan
Mechanical Design. Output atau hasil yang diperoleh pada Thermal design akan
menjadi data input untuk Mechanical design.
k. Double bundle Vaporizer
Double type ini adalah spesial design non-TEMA dan cocok dipergunakan
untuk penguapan liquid pada temperatur yang rendah. Meskipun dapat dipenuhi
dengan single bundle, akan tetapi spesial design diperlukan untuk mencegah
pembekuan kondensate. Bundle bagian bawah berperan sebagai kettle yang
memanaskan fluida dalam shell dan pendinginan terjadi pada fluida pada tube side,
sementara itu bundle bagian atas berperan menurunkan kembali temperatur fluida
dapam shell dan menyerap panasnya untuk menguapkan fluida dingin pada tibe side
pada bundle atas ini.
c.
d.
e.
f.
operasi bertekanan.
Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi
Prosedur pengopersian lebih mudah
Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia
Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah
Faktor yang mempengaruhi efektivitas Heat exchanger tipe shell & tube:
5. Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat
penukar panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
6. Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas
meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
7. Menyimpulkannya dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris,
efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
8. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.
2.6
2. Tube (pipa)
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang
mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan
dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu
bahan pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja. Adapun beberapa tipe susunan
tube dapat dilihat dibawah ini :
1.
Keuntungan :
Film koeffisien lebih tinggi
2.
1.
susunannya kompak.
Kerugian :
Pressure drop yang terjadi
Keuntungan :
1. Film koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapi lebih
Keuntungan :
1. Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah.
2. Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik.
3. Baik untuk menangani fluuida fouling.
Kerugian :
1. Film koeffisiennya relatif rendah
d. Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45 (Diamond Square Pitch).
Keuntungan :
1. Film koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi tidak
dari
tube
ini
dibuat
berdasarkan
pertimbangan
untuk
antara tube sheet dengan pipa merupakan hal yang paling penting untuk
diperhatikan, karena.segala kegagalan penyambungan ini akan menyebabkan
kebocoran dan pencampuran kedua fluida di dalam penukar kalor.
Terdapat dua jenis tube sheet, yaitu
a.
shell. Biasanya tube sheet ini dipasang dengan cara compression fitting
(dengan baut-mur). Untuk keperluan khusus dapat dilakukan sambungan
las.
b.
2.7
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa
yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan.
2
Prinsip kerja dari alat penukar kalor tipe shell & tube ini yaitu dengan
menukar kalor yang akan dibuang dari fluida panas tanpa adanya kontak langsung
dengan fluida dingin yang akan menerima panas tersebut. Dimana fluida yang
mengalir di dalam tube dengan temperature tinggi akan memberikan sebagian
kalornya kepada fluida di dalam shell yang temperaturnya lebih rendah, dapat
juga terjadi sebaliknya
DAFTAR ISI