Anda di halaman 1dari 34

KEWASPADAAN ISOLASI

Lili Agustina
Pelatihan Dasar Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi,
PERSI BANTEN, 20 22 April 2015

Pendahuluan

Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian


dari program PPI
Bertujuan untuk memutus mata rantai
infeksi.
Pasien

Lingkungan

Pasien

Petugas,
pengunjung

SEJARAH KEWASPADAAN
ISOLASI
Tahun

Teknik Isolasi

Perlakuan

1877

Early Isolation Precaution

Memisahkan pasien infeksi


dan non infeksi

1890-1960

Early Isolation Precaution

Pemisahan pasien sesuai jenis


infeksi dan tindakan aseptik
Sistem kubikel, aseptik, cuci
tangan, gaun, disinfeksi alat
RS infeksi ditutup kecuali RS TB
RS TB ditutup, ps TB dirawat di
RSU di Isolasi
3

Tahun Teknik Isolasi

Perlakuan

1985 1988

Universal Precaution Epidemik HIV petugas kesehatan, waspada


terhadap darah dan cairan tubuh
(semenVagina, peritonial, perikardial
sinovial, amniotic, cerebrospinal, bukan
feces, urine, muntah, sputum, sekret
hidung keringat), tangani dengan
menggunakan sarung tangan, gaun,
masker, pelindung mata.
Setelah melepas sarung tangan harus cuci
tangan

1987

Body Substance
Isolation (BSI) di
Seatle, Washington,
San Diego, California

Waspada terhadap darah, feses, urine


sputum, saliva, wound drainage, cairan
tubuh lainnya, permukaan tubuh yang
basah dan lembab, gunakan sarung
tangan, setelah melepas tidak perlu cuci
tangan
4
RSPB 2015

Tahun

Teknik Isolasi Perlakuan

1990-1996

Isolation
Precaution

Kewaspadaan Standar ditujukan kepada semua


pasien tanpa memandang apakah infeksi atau
tidak, waspada terhadap darah dan cairan tubuh,
sekresi, ekskresi, kecuali keringat, gunakan APD
jika tindakan memungkinkan terkena darah atau
cairan, sekresi, ekskresi
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi Airborne,
droplet, kontak, ditujukan pada pasien yang yang
sudah terinfeksi atau di duga infeksi
Kewaspadaan Standar meliputi Kebersihan
tangan, Penggunaan APD, Peralatan perawatan
pasien, Pengendalian lingkungan, Penanganan
limbah, Penempatan pasien
Penanganan linen, Kesehatan karyawan
5

Tahun

Teknik Isolasi

Perlakuan

2007

Isolation
Precaution

Kewaspadaan Standar ditambah

Etika batuk/Kebersihan pernapasan

Penyuntikan yang aman

Praktek lumbal punksi

Hospital Acquired Infection (HAI)


menjadi Healthcare Associated
Infections ( HAIs)

Cuci tangan menjadi kebersihan


tangan
6

KEWASPADAAN ISOLASI
1.

Kewaspadaan Standar (lapis pertama):

Merupakan gabungan dari Universal Precaution dan Body


Substain Isolation
Waspada terhadap darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekskresi kecuali keringat
Ditujukan kepada semua pasien tanpa memandang infeksi
atau tidak infeksi
2. Kewaspadaan Transmisi (lapis kedua):

Merupakan kewaspadaan tambahan


Ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga
infeksi

RSPB 2015

KEWASPADAAN
BERDASARKAN PENULARAN

Airborne/Udara

Kontak

Droplet/Percikan

TBC, Morbili,
varicella

MRSA, VRE, GE

Avian Influensa, H1N1

Herpes Simplex

Meningococcus

Masker N95/
Respiratorik

Sarung tangan,
Gaun

Masker bedah,
pelindung mata dan
wajah

1. PENULARAN MELALUI UDARA


Disebabkan karena menghirup partikel
kecil yang mengandung agen infeksi
(Partikel kecil < 5m mengandung
mikroba melayang/menetap di udara
beberapa jam, ditransfer sebagai
aerosol melalui aliran udara dalam
ruangan /jarak lebih jauh dari 2 m :

Mycobacterium tuberculosis/ Pulmonary TB


Chicken Pox/Varicella
Measles.
SARS
Aspergillus sp,
Tindakan yang menimbulkan aerosol
10

Tindakan yg menimbulkan aerosol

Risiko transmisi infeksi meningkat

Pada pasien AI, SARS atau patogen baru penyebab ISPA mis:
Intubasi, resusitasi cardiopulmoner, bronkoskopi, pembedahan dengan
peralatan kecepatan tinggi, otopsi

Batasi Petugas, yang terlibat harusmemakai APD -respirator partikulat

WHO ARD guideline, Okt 2007

Proteksi saluran Pernafasan

Masker bedah/medik pasien


Respirator partikulat / N95 petugas
Fit test
Fit check

Kewaspadaan transmisi udara/airborne


Penempatan pasien :
Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor
Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per jam
Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA
(high efficiency particulate air) yang menyaring udara
ruangan yang dibuang keluar.
Pintu harus selalu tertutup rapat.
Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort) dengan
pasien infeksi yang sama
Jika tidak ada tekanan negatif, buka jendela lebar, ventilasi
udara keluar bebas dari lalu lintas orang
2-13

2. PENULARAN
MELALUI DROPPLET
Penularan terjadi ketika:
Tangan HCW terkontaminasi
dengan cairan dropplet pernafasan
berpindah ke permukaan mukosa
yang rentan seperti mata
Saat dropplet dari pernafasan
dikeluarkan melalui batuk, bersin
atau berbicara dan kemudian
kontak dengan mukosa lain seperti
mata, hidung dan mulut, secara
langsung mengenai atau tak
langsung melalui tangan yang
terkontaminasi.

Rubella
Pertussis
SARS
Influenza.
Norovirus
Meningitis

14

Proteksi Transmisi Droplet


APD
Masker bedah/medik4 ply
Bila perlu sarung tangan dan gaun
Batasi gerak pasien keluar ruang rawat
Ruang terpisah,TT berjarak antar pasien 1m atau
kohorting
Cuci tangan tiap selesai melepas APD
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan
masker pada pasien saat proses pemindahan

Droplet besar-cepat jatuh!


Droplet kecil - melayang disekitar dan
pelahan berkurang
.crystallize membentuk suatu
bahan infeksius dg nucleus didalamnya
1.0 micron droplet nuclei akan jatuh
setelah jarak 3 m dalam 24 jam!

3. PENULARAN
MELALUI KONTAK
Transmisi dapat terjadi
ketika :
Tangan atau pakaian HCWs
yang terkontaminasi
Peralatan perawatan pasien
yang dipakai bersama dg
pasien lain.
Kontak langsung atau tak
langsung dengan
sekresi/ekskresi. Pasien yang
menular : >>>>>

Luka terbuka dan menghasilkan purulen


seperti multi-resistant organism
Kontaminasi melalui Faecal pasien yang
carriers VRE, Clostridium difficile.
Peralatan perwatan pasien yang
terkontaminasi dipakai bersama2 dg
pasien lain tanpa dibersihkan dan
didesinfesi/sterilisasi diantara
penggunaannya.
Pasien dengan infeksi kulit yang sangat
menular seperti dermatitis exfoliatif,
17
scabies.

Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen infeksius:


1. Penempatan pasien :

1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan pasien yang


terinfeksi agen infeksi sama

Kohorting untuk management KLB MDRo termasuk


MRSA,VRE,ESBL
2. Alat Pelindung Diri:

Sarung tangan:

Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien,
permukaan lingkungan atau peralatan pasien (diare,
inkontinensia, kolonostomi, slang drainase). Lepaskan gaun
sebelum meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak
menyentuh lagi permukaan tercemar dlm ruangan

18

PERSYARATAN

Kamar Tersendiri dengan

KEWASPADAAN BERDASARKAN PENULARAN*


KEWASPADAAN

KEWASPADAAN AIRBORNE

KEWASPADAAN DROPLET

KEWASPADAAN KONTAK

STANDAR

Misalnya Tb paru, Cacar air

Misalnya Influenza, RSV,

Misalnya MROs, C. difficile,

(Varicella), Campak (Rubeola),

Norovirus, Pertusis (Batuk

Gastroenteritis, infeksi kulit.

SARS.

Rejan), Meningococcus.

Tidak diperlukan

Kamar Mandi

Ya (atau kohor dengan patogen Ya (atau kohor dengan patogen Ya (atau kohor dengan patogen
yang sama setelah diskusi

yang sama setelah diskusi

yang sama setelah diskusi

dengan Pencegahan dan

dengan PPI). Signage Kamar /

dengan PPI).

Pengendalian Infeksi PPI).

Pintu tertutup

Signage Kamar / Pintu tertutup

Negative Pressure

Tidak diperlukan

Ventilated Room (NPVR)

Ya jika tersedia (jika tidak

Tidak diperlukan

Tidak diperlukan

tersedia diskusikan transfer ke


fasilitas dengan NPVR)

Sarung Tangan

Ya jika diantisipasi terjadi

Ya jika diantisipasi terjadi

Ya jika diantisipasi terjadi

Ya; untuk semua kontak dengan

kontak dengan darah /

kontak dengan darah / cairan

kontak dengan darah / cairan

Pasien, peralatan yang

cairan tubuh

tubuh

tubuh

berhubungan dan permukaan


lingkungan sekitarnya

Gaun / apron impermeable

Ya jika ada kemungkinan

Ya jika ada kemungkinan terjadi Ya jika ada kemungkinan terjadi Ya; jika ada kemungkinan

(lengan panjang, sekali

terjadi cipratan

cipratan

cipratan

pakai)

pakaian HCW kontak dengan


Pasien dan permukaan

HICMR Pty Ltd


Healthcare IC Management Resources

lingkungan sekitarnya

19

Ruang Isolasi

Tipe 1 - Class S -Shared Room


Tipe 2 - Single room, no bathroom
Tipe 3 - Class P -Patient Protection Isolation
Tipe 4 - Class S - Standard isolation Room
Tipe 5 - NPVR - Respiratory Isolation Room

TYPE 1 - Shared room no bathroom


Secara umum tidak digunakan untuk tujuan pengendalian
infeksi kecuali pasien dengan jenis infeksi yang sama ( kohort)
22

TYPE 2- Single room no bathroom


Secara umum tidak digunakan untuk tujuan pengendalian
infeksi kecuali pasien dengan jenis infeksi yang sama (
dalam penggunaan kamar mandi ).

23

TYPE 3 Class P- Protective Isolation


Satu kamar dengan kamar mandi, dirancang dengan tekanan positif,
diperuntukan untuk pasien yang beresiko terpapar mikroorganisme
dilingkungan seperti pasien dengan transplantasi sumsum tulang, pasien
immunokompromise
24

TYPE 4 Class S- Standard Isolation


Satu kamar dengan kamar mandi sendiri, digunakan untuk
pasien yang penularannya melalui kontak atau droplet.
25

Type 5 NPVR - (Respiratory Isolation)


Satu kamar dengan ante room dan kamar mandi sendiri, dibuat
bertekanan negative, digunakan untuk pasien yang dapat menularkan
melalui udara seperti tuberculosis, varicella, measles, SARS
26

Design Kamar Isolasi


Tipe 5 NPVR
Harus ada sistem komunikasi elektronik untuk memfasilitasi
komunikasi antara pasien dan perawat.
Sistem ventilasi harus terdiri dari:
- sebuah filter HEPA depan pintu, (dengan pengukur diferensial) harus
dipasang pada titik ruang exhaust.
- Exhaust grille harus dipasang tinggi di dinding jauh dari pasien.
- Tekanan udara harus terus dipantau melalui sistem elektronik.
- Pengukur harus di lokasi yang menonjol di luar ruangan di mana
perawat dapat menvisualisasikan.
- Sistem alarm harus di tempat
-

Sebuah AC khusus (handler udara) dan sistem ventilasi / exhaust. Air harus
dibuang langsung ke luar gedung
Suplay udara dari exhaust flow untuk pembuangan udara harus lebih besar
27
minimal 10% dari pintu yang terbuka atau tertutup

Lanjutan
Pertukaran udara harus lebih besar dari atau sama dengan 12 x per jam atau
145 liter per detik.
Idealnya ini harus di pasang di atap gedung untuk mencegah masuknya
kembali udara.
Atau udara disirkulasikan kembali harus diarahkan melalui filter HEPA.
Di depan ada akses HEPA filter dengan pengukur diferensial.
Exhaust grille harus dipasang tinggi di dinding jauh dari pasien
Tekanan dalam ruangan harus terus dipantau melalui sistem elektronik.
Pengukur tekanan harus di lokasi yang menonjol di luar ruangan di mana
perawat dapat menvisualisasikan.
Sistem alarm harus ada, untuk menunjukkan bila kipas tidak berfungsi, untuk
mencakup asupan udara atau jika ada kegagalan aliran sistem pembuangan
udara.
28

NPVR MAINTENANCE PROGRAM


Program pemeliharaan terjadwal dengan
interval tidak lebih dari 13 minggu untuk
memeriksa dan memastikan kinerja NPVRs.
Berikut ini yg dinilai:
Tingkat pertukaran udara.
Supply & exhaust dari jumlah udara.
Fungsi HEPA filters.
Supply air diffuser or registers, return /
exhaust air grilles & ductwork.
Pengukur tekanan udara & alarm.
Supply & exhaust fans & dampers.
Room seals & door closer.
Clinical hand basin & pipa.

Semua kegiatan harus terdokumentasi


29

HICMR Pty Ltd


Healthcare IC Management Resources

30

Signed Ruang Isolasi

31

Lanjutan

32

Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan kunci


memutus mata rantai infeksi
Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan
berdasarkan Transmisi
Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan
lapis kedua /tambahan dari kewaspadaan standar
diterapkan pada pasien yang terinfeksi atau diduga
infeksi
Pasien yang diduga atau didiagnosa penyakit yg
dapat menularkan, harus ditempatkan di ruang
sesuai kategori transmisi.

Anda mungkin juga menyukai