Anda di halaman 1dari 32

Analgetic dan obat-obatnya

1.
Definisi
Analgesik: senyawa yang pada dosis terapetik meringankan atau menekan rasa nyeri tanpa memiliki kerja anastesi
umum. analgesik berasal dari kata Yunani an- (tanpa
dan -algia (nyeri
.
2.
Patogenesis
Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya
gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga
sesungguhnya rasa nyeri berguna sebgai alarm bahwa ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak
sengaja menginjak pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada kakinya dan
segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang merupakan pertanda ini dirasakan sangat
menggangu apalagi bila berlangsung dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.
a.
Penyebab timbulnya rasa nyeri :
Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi ( kalor/listrik ) yang
dapat menimbulkan kerusakankerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri.
Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, prostaglandin-prostaglandin, ion-ion
kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor- reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan
jaringan, lalu
dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat ( SSP ) melalui sumsum
tulang
belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar ( rangsangan sebagai nyeri ).

Gambar 1: Mekanisme Nyeri dan Jalurnya


b.
Penggolongan Nyeri
}
Umumnya nyeri digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Nyeri akut : nyeri yang tidak berlangsung lama. Berdasarkan sumber nyeri, umumnya nyeri ini dibagi menjadi
3:

Nyeri permukaan: sumbernya adalah luka luar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan termal, yang hanya
permukaan kulit saja.

Nyeri somatis dalam: biasanya bersumber dari luka/iritasi dari dalam tubuh, seperti karena injeksi atau dari
ischemia

Nyeri viseral: nyeri ini berasal dari organ-organ besar dalam tubuh, seperti hati, paru-paru, usus, dll
Acute pain of visceral origin is most often associated with inflammation.

2. Nyeri kronis: nyeri ini berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang kadang sumbernya tidak diketahui. Nyeri
kronis sering diasosiasikan dengan penyakit kanker dan arthritis. Salah satu tipe nyeri akut adalah neuropathic
pain yang disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. Suatu kelainan akan mengganggu sinyal
saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam
atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya hipersensitivitas terhadap sentuhan). Beberapa sumber yang dapat
menyebabkan nyeri neuropati ini adalah herpes zoster, dan phantom limb pain, dimana seseorang yang lengan
atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan atau tungkai yang sudah tidak ada.
Chronic pain is often associated with diseases such as cancer and arthritis.
c.
Pemberantasan rasa nyeri
}
Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh analgetika perifer atau anestetika
lokal.
}
Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh anestetika lokal.
}
Blokade pusat nyeri pada SSP dengan analgetika sentral ( narkotika ) atau anestetika umum.
PENGGOLONGAN ANALGETIK
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :
}
1. Analgesik nonopioid, dan
}
2. Analgesik opioid.
Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
1.
Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX
berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis
ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka
dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2
inhibitors.
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan
hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu
lama dan dosis besar.

Gambar 2.1 : Origin and effects of prostaglandins

Gambar 2.2 : Penghambatan oleh obat-obat Analgesik Nonopioid


Obat- obat Nonopioid Analgesics ( Generic name )
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib ,Diclofenac ,Etodolac ,Fenoprofen ,Flurbiprofen Ibuprofen ,Indomethacin
,Ketoprofen ,Ketorolac ,Meclofenamate ,Mefanamic acid Nabumetone ,Naproxen ,Oxaprozin ,Oxyphenbutazone
,Phenylbutazone ,Piroxicam Rofecoxib ,Sulindac ,Tolmetin.
Deskripsi Obat Analgesik Non-opioid
a.
Salicylates
Contoh Obatnya : Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat
enzim siklooksigenase secara
ireversibel, pada dosis yang tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan
prostaglandin maupun
tromboksan A2 , pada dosis yang biasa efek sampingnya
adalah gangguan
lambung( intoleransi ).Efek ini dapat diperkecil dengan
penyangga yang cocok ( minum aspirin bersama
makanan yang diikuti oleh
segelas air atau antasid).
b.
p-Aminophenol Derivatives
Contoh Obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari
fenasetin. Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer
dan tidak memiliki efek antiinflamasi yang bermakna.Obat ini berguna untuk
nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri
kepala,mialgia,nyeri pasca persalinan dan
keadaan lain.efek samping kadang-kadang timbul peningkatan ringan
enzim hati.
Pada dosis besar dapat menimbulkan pusing,mudah terangsang, dan disorientasi.
c.
Indoles and Related Compounds
Contoh Obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada aspirin, merupakan obat penghambat
prostaglandin terkuat. Efek
samping menimbulkan efek terhadap saluran cerna seperti nyeri
abdomen,diare, pendarahan saluran cerna,dan pankreatitis.serta
menimbulkan nyeri kepala, dan jarang
terjadi kelainan hati.
d.
Fenamates
Contoh Obatnya : Meclofenamate (Meclomen) ,merupakan turunan
asam fenamat ,mempunyai waktu paruh
pendek,efek samping yang serupa
dengan obat-obat AINS baru yang lain dan tak ada keuntungan lain yang
melebihinya.obat ini meningkatkan efek antikoagulan oral. dikontraindikasikan
pada kehamilan.
e.
Arylpropionic Acid Derivatives
Contoh Obatnya : Ibuprofen (Advil),Tersedia bebas dalam dosis rendah
dengan berbagai nama dagang.obat ini
dikontraindikasikan pada mereka yang
menderita polip hidung ,angioedema, dan reaktivitas bronkospastik
terhadap
aspirin.Efek samping,gejala saluran cerna.
f.
Pyrazolone Derivatives
Contoh Obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan
artristis rmatoid,dan berbagai kelainan otot rangka.obat ini mempunya efek antiinflamasi yang kuat. tetapi memiliki efek samping yang serius seperti
agranulositosis, anemia
aplastik,anemia hemolitik,dan nekrosis tubulus ginjal.
g.
Oxicam Derivatives
Contoh Obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur
baru.waktu paruhnya panjang untuk
pengobatan artristis rmatoid,dan berbagai
kelainan otot rangka.efek sampingnya meliputi tinitus ,nyeri
kepala,dan rash.
h.
Acetic Acid Derivatives
Contoh Obatnya : Diclofenac (Voltaren),obat ini adalah penghambat
siklooksigenase yang kuat dengan efek
antiinflamasi,analgetik, dan antipiretik. waktu parunya pendek. dianjurkan untuk pengobatan artristis
rmatoid,dan
berbagai kelainan otot rangka.efek sampingnya distres saluran cerna, perdarahan
saluran
cerna,dan tukak lambung.
i.
Miscellaneous Agents

Contoh Obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu


paruh yang panjang.obat ini memiliki
beberapa keuntungan dan resiko yang
berkaitan dengan obat AINS lain.
2.
Analgetik opioid
Analgetik opiad merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti opium/morfin. Sifat dari analgesik opiad
yaitu menimbulkan adiksi: habituasi dan ketergantungan fisik. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk
mendapatkan analgesik ideal:
1.

Potensi analgesik yg sama kuat dengan morfin

2.

Tanpa bahaya adiksi

Obat yang berasal dari opium-morfin


Senyawa semisintetik morfin
Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin
Analgetik opiad mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik kerja yang terletak di susunan
syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi kesadaran dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia)..
Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.
Tubuh sebenarnya memiliki sistem penghambat nyeri tubuh sendiri (endogen), terutama dalam batang otak dan
sumsum tulang belakang yang mempersulit penerusan impuls nyeri. Dengan sistem ini dapat dimengerti mengapa
nyeri dalam situasi tertekan, misalnya luka pada kecelakaan lalu lintas mula-mula tidak terasa dan baru disadari
beberapa saat kemudian. Senyawa-senyawa yang dikeluarkan oleh sistem endogen ini disebut opioid endogen.
Beberapa senyawa yang termasuk dalam penghambat nyeri endogen antara lain: enkefalin, endorfin, dan dinorfin.
Opioid endogen ini berhubungan dengan beberapa fungsi penting tubuh seperti fluktuasi hormonal, produksi
analgesia, termoregulasi, mediasi stress dan kegelisahan, dan pengembangan toleransi dan ketergantungan opioid.
Opioid endogen mengatur homeostatis, mengaplifikasi sinyal dari permukaan tubuk ke otak, dan bertindak juga
sebagai neuromodulator dari respon tubuh terhadap rangsang eksternal.
Baik opioid endogen dan analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid, berbeda dengan analgesik nonopioid yang
target aksinya pada enzim.
Ada beberapa jenis Reseptor opioid yang telah diketahui dan diteliti, yaitu reseptor opioid , , , , . (dan yang
terbaru ditemukan adalah N/OFQ receptor, initially called the opioid-receptor-like 1 (ORL-1) receptor or orphan
opioid receptor dan e-receptor, namum belum jelas fungsinya).
Reseptor memediasi efek analgesik dan euforia dari opioid, dan ketergantungan fisik dari opioid. Sedangkan
reseptor 2 memediasi efek depresan pernafasan.
Reseptor yang sekurangnya memiliki 2 subtipe berperan dalam memediasi efek analgesik dan berhubungan
dengan toleransi terhadap opioid. reseptor telah diketahui dan berperan dalam efek analgesik, miosis, sedatif,
dan diuresis. Reseptor opioid ini tersebar dalam otak dan sumsum tulang belakang. Reseptor dan reseptor
menunjukan selektifitas untuk ekekfalin dan dinorfin, sedangkan reseptor selektif untuk opioid analgesic.
Mekanisme umumnya :
Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel, selain itu
mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion K +ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya
kadar ion kalsium dalam sel adalah terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida
penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat.
Efek-efek yang ditimbulkan dari perangsangan reseptor opioid diantaranya:

Analgesik

medullary effect

Miosis

immune function and Histamine

Antitussive effect

Hypothalamic effect

GI effect

Efek samping yang dapat terjadi:

Toleransi dan ketergantungan

Depresi pernafasan

Hipotensi

dll

Atas dasar kerjanya pada reseptor opioid, analgetik opioid dibagi menjadi:
1.

Agonis opioid menyerupai morfin (pd reseptor , ). Contoh: Morfin, fentanil

2.

Antagonis opioid. Contoh: Nalokson

3.

Menurunkan ambang nyeri pd pasien yg ambang nyerinya tinggi

4.

Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin, butorfanol

Obat-obat Opioid Analgesics ( Generic name )


Alfentanil ,Benzonatate ,Buprenorphine ,Butorphanol ,Codeine ,Dextromethorphan
Dezocine ,Difenoxin ,Dihydrocodeine ,Diphenoxylate ,Fentanyl ,Heroin Hydrocodone ,Hydromorphone ,LAAM,
Levopropoxyphene ,Levorphanol Loperamide ,Meperidine,
Methadone ,Morphine ,Nalbuphine ,Nalmefene ,Naloxone ,Naltrexone, Noscapine Oxycodone, Oxymorphone,
Pentazocine ,Propoxyphene ,Sufentanil
Deskripsi Obat Analgesik opioid
1. Agonis Kuat
a. Fenantren
Morfin, Hidromorfin ,dan oksimorfon merupakan agonis kuat yang bermanfaat dalam pengobatan nyeri
hebat. Heroin adalah agonis yang kuat dan bekerja cepat .
b. Fenilheptilamin
Metadon mempunyai profil sama dengan morfin tetapi masa kerjanya sedikit lebih panjang. Dalam keadaan nyeri
akut,potensi analgesik dan efikasinya paling tidak sebanding dengan morfin
Levometadil asetat merupakan Turunan Metadon yang mempunyai waktu paruh lebih panjang daripada metadon
c. Fenilpiperidin

Meperidin dan Fentanil adalah yang paling luas digunakan diantara opioid sintetik yang ada ,mempunyai efek
antimuskarinik.subgrup fentanil yang sekarang terdiri dari sufentanil dan alventanil.
d. Morfinan
Levorfanol adalah preparat analgesik opioid sintetik yang kerjanya mirip dengan morfin namun manfaatnya tidak
menguntungkan dari morfin.
2.
Agonis Ringan sampai sedang
a. Fenantren
Kodein,Oksikodoa,dihidrokodein, dan hidrokodon,semuanya mempunyai efikasi yang kurang dibanding morfin,atau efek sampingnya membatasi dosis maksimum yang dapat
diberikan untuk memperoleh efek analgesik yang sebanding dengan morfin,penggunaan dengan kombinasi dalam
formulasi-formulasi yang mengandung aspirin atau asetaminofen dan obat-obat lain.
b. Fenilheptilamin
Propoksifen aktivitas analgesiknya rendah,misalnya 120 mg propoksifen = 60 mg kodein
c. Fenilpiperidin
Difenoksilat dan metabolitnya,difenoksin digunakan sebagai obat diare dan tidak untuk analgesik,digunakan
sebagai kombinasi dengan atropin.
Loperamid adalah turunan fenilpiperidin yang digunakan untuk mengontrol diare.Potensi disalahgunakan rendah
karena kemampuannya rendah untuk masuk ke dalam otak.
3.
Mixed Opioid AgonistAntagonists or Partial Agonists
a. Fenantren
Nalbufin adalah agonis kuat reseptor kapa dan antagonis reseptor mu.
pada dosis tinggi terjadi depresi pernafasan
Buprenorfin adalah turunan fenantren yang kuat dan bekerja lama dan
merupakan suatu agonis parsial reseptor mu.Penggunaan klinik lebih banyak
menyerupai nalbufin,mendetoksifikasi dan mempertahankan penderita
penyalahgunaan heroin.
b. Morfinan
Butorfanol efek analgesik ekivalen dengan nalbufin dan buprenorfin,
tetapi menghasilkan efek sedasi pada dosis ekivalen ,merupakan suatu agonis
reseptor kapa.
c. Benzomorfan
Pentazosin adalah agonis reseptor kapa dengan sifat-sifat antagonis
reseptor mu yang lemah.Obat ini merupakan preparat campuran agonis-antagonis
yang tertua.
Dezosin adalah senyawa yang struktur kimianya berhubungan dengan
pentazosin, mempunyai aktivitas yang kuat terhadap reseptor mu dan kurang
bereaksi dengan reseptor kappa,mempunyai efikasi yang ekivalen dengan morfin.
4.
Antagonis Opioid
Nalokson dan Naltrekson merupakan turunan morfin dengan gugusan
pengganti pada posisi N,mempunyai afinitas tinggi untuk berikatan dengan reseptor mu,dan afinitasnya kurang
berikatan dengan reseptor lain.Penggunan
utama nalokson adalah untuk pengubatan keracunan akut
opioid,masa kerja
nalokson relatif singkat, Sedangkan naltrekson masa kerjanya panjang,untuk
program pengobatan penderita pecandu .individu yang mengalami depresi akut
akibat kelebihan dosis suatu
opioid ,antagonis akan efektif menormalkan pernapasan,tingkat kesadaran, ukuran pupil aktivitas usus,dan lainlain.
5.
Drugs Used Predominantly as Antitussives

Analgesic opioid adalah obat yang paling efektif dari semua analgesic yang ada untuk menekan batuk.Efek ini
dicapai pada dosis dibawah dari dosis yang diperlukan untuk menghasilkan efek analgesik. Contoh obatnya
adalah Dekstrometrofan,Kodein, Levopropoksifen.
masi
Analgesik, antiinflamasi

Analgesik

adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan
rasa
nyaman
pada
orang
yang
menderita.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena
mikroorganisme (non infeksi).
Gejala inflamasi

Inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu.
Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi
leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya
terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, Prostaglandin dan
PAF.

Penanganan inflamasi

Derivat Asam Salisilat Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat

Derivat Asam Propionat As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen,


Ketoprofen, Naproksen

Derivat.As.Fenamat As.Mefenamat, Meklofenamat

Derivat As.Fenilasetat Diklofenak, Fenklofenak

Derivat Oksikam Piroksikam, Tenoksikam

Der.As.Asetat inden/indol Indometasin, Sulindak, Tolmetin

Deriva Pirazolon Azapropazon, Fenilbutazon, Oksifenbutazon

Pages:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ...

Sort by:

Range:

Product

1 .. 10

Harga Per Satuan Terkecil

Default

Tambahkan Ke Keranjang Belanja

CETALGIN T
Harga Per Satuan Terkecil : Rp950.00
BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
CETALGIN-T

KOMPOSISI :

Na Metamizol
Vitamin B1
Vitamin B6
Vitamin B12
Kafein

500 mg
60 mg
15 mg
15 mg
50mg

INDIKASI :
Sakit kepala, neuralgia, sakit pinggang, rasa sakit/nyeri yang berkaitan dengan penyakit
lainnya.

KONTRA INDIKASI :
Kelainan perdarahan, porfiria.

PERHATIAN :

Hipersensitif terhadap Aspirin.

Interaksi obat :
Klorpromazin.

EFEK SAMPING :

Reaksi alergi, agranulositosis, perdarahan lambung-usus.

KEMASAN :
Kaplet 10 x 10 biji.

DOSIS
Dewasa
Anak berusia 8-12 tahun

3 kali sehari 1 kaplet.


1-2 kali sehari &frac12-1 kaplet.

PENYAJIAN :
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

PABRIK: Soho

ABDIFLAM

CODE: C29

Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,400.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu

ABDIFLAM

Natrium diklofenak 25 mg; 50 mg.

Indikasi:
sakit pasca traumatik inflamatori, inflamasi dan bentuk degeneratif rematik, rematik non
artikular.

Dosis:
Dewasa: awal: sehari100-150 mg dalam dosis terbagi 2-3x;
Anak 14th: 75-100 mg sehari dalam dosis bagi 2-3x.

Kemasan:

5 x 10 tablet 50 mg.

AFI RHEUMA

CODE: C1

Harga Per Satuan Terkecil : Rp2,300.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu

AFI RHEUMA KAPSUL


KOMOSISI :
Tiap kapsul mengandung :
4 butil 1,2 difenilpirazolidina 3,5 dion ................... 100 mg
CARA KERJA OBAT :
Sebagai anti radang dan analgetik
INDIKASI :
Ankylosing spondylitis, acute gouty arthritis, active rheumatoid arthritis.
KONTRA INDIKASI BAGI :
- Penderita dengan tukak lambung (peptic ulcer).

- Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, hati, jantung.


- Penderita dengan tekanan darah tinggi.
- Penderita yang alergi terhadap obat ini.
- Anak - anak dibawah usia 14 tahun.
- Penderita dengan riwayat diskrasia darah.

CARA PEMAKAIAN:
Dewasa 2-3 kali sehari 1 kapsul, sesudah makan atau diminum dengan susu, seyogyanya
sesuai petunjuk dokter.
EFEK SAMPING:
- Iritasi gastrointestinal (mual, muntah, rasa terbakar pada lambung).
- Retensi : Cairan, edema, rash.
- Gangguan hematologi yang serius (leukopenia, agranulositopenia, aplastik-anemia).
- Alergi

INTERAKSI OBAT:
Jangan diberikan bersama - sama dengan : Kumarinantikoagulan, insulin, fenitoin, oral
hipoglikemik.
PERINGATAN DAN PERHATIAN:
- Tidak dianjurkan untuk lebih dari 7 hari pemakaian/keadaan kronik, terutama pada

pasien usia lanjut.


- Pada penggunaan 7 hari dan pasien usia Ianjut, perlu dilakukan kontrol hematologik.
- Hentikan pengobatan dan segera ke dokter, bila timbul gejala sebagai berikut : demam,

sakit leher, stomatitis dan gangguan pada mata.


- Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui memerlukan pertimbangan untung rugi

dengan baik.
- Jangan diberikan bersama - sama dengan obat - obat yang mempunyai toksisitas serupa.

- Tidak boleh untuk pencegahan.

KEMASAN :
Box isi 10 blister @ 12 kapsul
Reg. No. DKL 8901700901 A1
Simpanlah obat ini ditempat yang sejuk dan kering
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Allogon 500 mg
Harga Per Satuan Terkecil : Rp700.00
BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu.

ALLOGON 500 mg.

Komposisi
Mefenamic acid/Asam mefenamat

INDIKASI
Nyeri ringan, sedang sampai berat seperti sakit kepala, nyeri otot, artralgia (nyeri sendi),
sakit gigi, osteoartitis rematoid, gout, nyeri saat haid, nyeri setelah operasi, nyeri setelah

terjadi patah tulang, nyeri setelah melahirkan, neuralgia (nyeri pada saraf), dan nyeri pada
organ-organ dalam perut.

KONTRA INDIKASI
Gastritis, ulkus lambung, dan anemia hemolitik.

PERHATIAN
Kehamilan, dehidrasi, epilepsi, asma.

Interaksi obat :
antikoagulan oral.

EFEK SAMPING

Gangguan & perdarahan saluran pencernaan, ulkus peptikum, sakit kepala, gugup, insomnia
(sulit tidur), biduran/kaligata, kemerahan pada kulit, pembengkakan wajah.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL


C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau
penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya
keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.

KEMASAN
Kaplet 500 mg x 2 x 10 butir.

DOSIS
Dewasa

: 250-500 mg tiap 6 jam sekali.

Anak-anak

: 6,5 mg/kg berat badan tiap 6-8 jam sekali.

Nyeri saat
haid

: diawali dengan 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6 jam.

PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

PABRIK
Konimex.

ANALSIK

CODE: C2

Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,700.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa


Pemberitahuan Terlebih Dahulu.
ANALSIK

Tiap kaptet mengandung :


Metampiron

500 mg

Diazepam

2 mg

FARMAKOLOGI
ANALSIK adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam.
Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai
antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa nyeri dan spasme organ visceral.

INDIKASi :
Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik dan nyeri setelah
operasi dimana di -perlukan kombinasi dengan tranquilizer.

KONTRA INDIKASI :
-

Pada penderita yang hipersensitif terhadap Metampiron dan Diazepam.

Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat badan di' bawah 5 kg, wanita hamil dan
menyusui.

Penderita dengan tekanan darah lebih rendah dari 100 mmHg.

Glaukoma sudut sempit, keadaan psikosis akut.

EFEK SAMPING :
-

Dapat menimbulkan agranulositosis.

Reaksi hipersensitivitas, reaksi pada kulit,ngantuk,pusing,lelah yang berlebihan.

Konstipasi, depresi, diplopia, hipotensi, jaundice, perubahan libido, mual, tremor,


retensi urin, vertigo.

PERHATIAN :
-

Hindari penggunaan jangka lama karena menimbulkan kelemahan otot dan


ketergantungan fisik dan psikis.

Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan


darah/kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal. Karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi hati dan hitung darah pada peng-gunaan jangka lama untuk
pengobatan nyeri akut.

Walaupun jarang menimbulkan agranulositosis, sebaik-nya tidak digunakan untuk

jangka pahjang, karena dapat berakibat fatal.


-

Selama minum obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin.

Tidak digunakan untuk mengobati sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tidak untuk
mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.

Hati-hati penggunaan pada penderita depresiberat atau yang mempunyai


kecenderungan melakukan bunuh diri.

Hentikan pengobatan jikaterjadi reaksi-reaksi paradoksial seperti keadaan-keaaaan


hipereksitasi akut, ansietas,halusinasi dan gangguan tidur.

INTERAKSI OBAT :
Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang mendepresi SSP atau alkohol dapat
meningkatkan efek Diazepam.

DOSIS :
1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap 6-8 jam, maksimum 4 kaplet
sehari.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

KEMASAN
Dusisi 10 strip @ 10 kaplet. No. Reg.: DPL8822208609A1.

PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25- 30C).

Dibuat oleh :
PT SANBE FARMA
Bandung - Indonesia

ANALSPEC 500 Mg

CODE: C3

Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,250.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu.

ANALSPEC 500 Mg

Tiap kaptet mengandung :


Metampiron

500mg

Diazepam

2 mg

FARMAKOLOGI
ANALSIK adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam.
Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai
antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa nyeri dan spasme organ visceral.

INDIKASI :
Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik dan nyeri setelah

operasi dimana di -perlukan kombinasi dengan tranquilizer.

KONTRA INDIKASI :
-

Pada penderita yang hipersensitif terhadap Metampiron dan Diazepam.

Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat badan di' bawah 5 kg, wanita hamil dan
menyusui.

Penderita dengan tekanan darah lebih rendah dari 100 mmHg.

Glaukoma sudut sempit, keadaan psikosis akut.

EFEK SAMPING :
-

Dapat menimbulkan agranulositosis.

Reaksi hipersensitivitas, reaksi pada kulit,ngantuk,pusing,lelah yang berlebihan.

Konstipasi, depresi, diplopia, hipotensi, jaundice, perubahan libido, mual, tremor,


retensi urin, vertigo.

PERHATIAN :
-

Hindari penggunaan jangka lama karena menimbulkan kelemahan otot dan


ketergantungan fisik dan psikis.

Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan


darah/kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal. Karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi hati dan hitung darah pada peng-gunaan jangka lama untuk
pengobatan nyeri akut.

Walaupun jarang menimbulkan agranulositosis, sebaik-nya tidak digunakan untuk


jangka pahjang, karena dapat berakibat fatal.

Selama minum obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin.

Tidak digunakan untuk mengobati sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tidak untuk
mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.

Hati-hati penggunaan pada penderita depresiberat atau yang mempunyai


kecenderungan melakukan bunuh diri.

Hentikan pengobatan jikaterjadi reaksi-reaksi paradoksial seperti keadaan-keaaaan


hipereksitasi akut, ansietas,halusinasi dan gangguan tidur.

INTERAKSI OBAT :
Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang mendepresi SSP atau alkohol dapat
meningkatkan efek Diazepam.

DOSIS :
1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap 6-8 jam, maksimum 4 kaplet
sehari.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

KEMASAN
Dusisi 10 strip @ 10 kaplet. No. Reg.: DPL8822208609A1.

PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25- 30C).

Dibuat oleh :
PT SANBE FARMA
Bandung - Indonesia

ANASTAN FORTE 500 Mg

CODE: C4

Harga Per Satuan Terkecil : Rp250.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu.

ANASTAN FORTE 500 Mg

(Mefenamic Acid) 500 mg


Anastan adalah obat yang mengandung Acidum Mefenamicum, berkhasiat analgesic dan
anti inflamasi.

Komposisi :
-

Tiap kaplet mengandung Acidum Mefenamicum 500 mg (Anastan Forte).

Tiap kapsul mengandung Acidum Mefenamicum 250 mg.

Posologi :
Dewasa dan anak - anak diatas 14 tahun :
-

Anastan forte

: Awal 1 kaplet (500 mg) kemudian Vi kaplet (250 mg) tiap 6 jam.

Indikasi :
Sebagai obat untuk meringankan rasa sakit seperti pada sakit gigi, sakit kepaia; nyeri
sesudah operasi dan dysmenorrhoea primer.

Peringatan dan Perhatian :


-

Dalam pengooatan, bila cfiare maka pengobatan dihentikan.

Digunakart tidak lebih dari 7 hari.

Hati - hati pada penderita yang mendapat bronkospasma, aiergik rinrtis atau
urticaria karena obat non steroid anti inflamasi yang lain, karena kemungkinan
terjadi" cross sensitivity".

Keamanan penggunaan pada anak - anak dibawah 14 tahun belum diketahui


dengan pasti.

Efek samping :
-

Dapat timbul diare biasa hingga berat, terjadi tukak lambung dan pendarahan.

Dapat timbul asma, anemia, albuminiea dan kencing darah.

Dapat timbul agranucytosis, thrombocytopenia.

Juga dapat timbul kantuk, nausea dezziness, nervous dan sakit kepala.

Kontra indikasi :
-

Obat kontra indikasi bagi penderita sakit tukak lambung atau inflamasi pada saluran
cerna.

Juga pada penderita gangguan fungsi ginjal atau pernah menderita sakit ginjal atau
hati.

Penderita asma.

Wanita mengandung atau sedang menyusui.

Enteraksi obat :
-

Dengan obat anti coagulant, mengurangi kerja obat anti coagulant.

Mempengaruhi test darah, sehingga hemoiytic anemia coombs positif.

Mempengaruhi test urine, sehingga billirubin urine positif dan protein uria positif.

Cara penyimpanan :
Disimpan di tempat tertutup dan diluar pengaruh cahaya.

Kemasan :
Anastan forte

Dos isi 10 strip @ 10 kaplet.

Harus dengan resep dokter


No. Reg.

Anastan forte

DKL 9207802304 A1

ANTALGIN 500 GENERIK INF

CODE: C5

Harga Per Satuan Terkecil : Rp150.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu

ANTALGIN 500 GENERIK INF

Komposisi

Tiap tablet mengandung antalgin 500 mg.

Cara Kerja Obat :


Antalgin adalah derivat metansulfonat dan amidopirina yang bekerja terhadap susunan saraf
pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengatur
suhu tubuh. Tiga efek utama adalah sebagai analgesik, antipiretik dananti-inflamasi.
Antalgin mudah larut dalam air dan mudah diabsorpsi ke dalam jaringan tubuh.

Indikasi :
Untuk menghilangkan rasa sakit, terutama kolik dan
sakit setelah operasi.

Dosis dan Cara Penggunaan :


Melalui mulut (per oral).
Dewasa : sehari 3 kali 1 tablet.

Peringatan dan Perhatian :


-

Karena dapat menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka sebaiknya


tidak digunakan terus-menerus dalam jangka panjang.

Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah /


kelainan darah.

Efek Samping :

Gejala kepekaan yang manifestasinya kelainan pada kulit. Pada penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan agranulositosis.

Kontra indikasi :
-

Pada penderita yang alergi terhadap derivat pirazolon. Kasus porfiria hati (amat
jarang) dan defisiensi bawaan glukosa-6-fosfat-dehidrogenase.

Penderita yang hipersensitif.

Bayi 3 bulan pertama atau dengan berat badandibawah 5 kg.

WanitahamilteTutama^B bulan pertamanaTT6 minggu terakhir.

Penderita dengan tekanan darah <100 mmHg.

Cara Penyimpanan :
Simpan pada suhu 25 - 30C (kondisi penyimpanan,
normal).

Kemasan dan Nomor Registrasi


Antalgin 500 mg, kotak 10 blister @ 10 tablet
No. Reg.: GKL9420906010A1
Antalgin 500 mg, botol 1000 tablet
No.Reg.:GKL9420906010A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


INDO FARMA BEKASI - INDONESIA

ANTRAIN 1 Gr Injeksi

CODE: C6

Harga Per Satuan Terkecil : Rp10,200.00


BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu

ANTRAIN
TABLET - INJEKSI

KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung :
Metamizole Na 500 mg

ANTRAINI Injeksi
Tiap ml mengandung:
Metamizole Na 500 mg

CARA KERJA OBAT :


Metamizole Na adalah derivat metansulfonat dari aminopirin yang mempunyai khasiat
analgesik. Mekanisme kerjanya adalah menghambat transmisi rasa sakit ke susunan saraf
pusat dan perifer. Metamizole Na bekerja sebagai analgesik, diabsorpsi dari saluran
pencernaan mempunyai waktu paruh 1-4 jam.

INDIKASI :
Untuk meringankan rasa sakit,terutama nyeri kolik operasi.

KONTRA INDIKASI :
-

Penderita hipersensitif terhadap Metamizole Na.

Wanita hamil dan menyusui.

Penderita dengan tekanan darah sistolik < 100 mmHg.

Bayi di bawah 3 buian atau dengan berat badan kurang dari 5 kg.

EFEK SAMPING :

Reaksi hipersensitivitas: reaksi pada kulitmisal kemerahan.

Agranulositosis.

PERINGATAN / PERHATIAN :
-

Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati
rematik,lumbago,sakit punggung,bursitis,sindroma bahu lengan.

Karena dapat menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka sebaiknya


tidak digunakan dalam jangka panjang.

Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan


darah/kelainan darah. gangguan fungsi hati atau ginjal. Karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi hati dan darah pada penggunaan yang lebih lama dari
penggunaan untuk mengatasi rasa sakit akut.

Pada pemakaian jangka lama dapat menimbulkan sindrom neuropathy yang akan
berangsur hilang bila pengobatan dihentikan.

INTERAKSI OBAT :
Bila Metamizole Na diberikan bersamaan dengan Chlorpromazine dapat mengakibatkan
hipotermia.

ATURAN PAKAI :
Dewasa:

Tablet : 1 tablet jika sakit timbul, berikutnya 1 tablet tiap 6-8 jam,maksimum 4
tablet sehari.

Injeksi : 500 mg jika sakit timbul, berikutnya 500 mg tiap 6-8 jam,

maksimum 3 kali sehari, diberikan secara injeksi I.M. atau I.V.

KEMASAN :
ANTRAIN* Tablet
Kotak berisi 10 strip @ 10 tablet Reg.No.:DKL7617611210A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN DI BAWAH 30C TERLINDUNG DARI CAHAYA

ANTRAIN* Injeksi
Kotak berisi 5 ampul @ 2 ml netto Reg. No.: DKL0117616843A1

JAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK - ANAK


HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN DI BAWAH 30C TERLINDUNG DARI CAHAYA


JANGAN DISIMPAN DALAM LEMARI PEMBEKU

Diproduksi Oleh :
PT. Interbat
Jl. H.R.M. Mangundiprojo no. 1
Buduran, Sidoarjo-61252 Jawa Timur, Indonesia

ARGESID 500mg
Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,150.00
BELI

Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu

ARGESID
Asam Mefenamat

KOMPOSISI :
ARGESID 250

Tiap kapsul mengandung Asam Mefenamat 250 mg.


ARGESID 500

Tiap Kaplet salut selaput mengandung Asam Mefenamat 500 mg

Farmakologi :

Asam Mefenamat merupakan anti inflamasi non-steroid, bekerja dengan cara menghambat
sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase
sehingga mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi.

Indikasi :
untuk meredakan rasa sakit seperti sakit gigi, sakit kepala, dismenore, meredakan rasa
nyeri seperti nyeri otot, nyeri sesudah operasi, nyeri saat melahirkan, nyeri karena trauma.

Kontra indikasi :

Tukak lambung, radang gangguan ginjal, hipersensitif usus.

Efek samping :

Gangguan saluran cerna seperti iritasi lambung, kolik, usus, mual, muntah, diare, pusing,
sakit kepala, vertigo, dispepsia, ruam makulo papular. Pada penggunaan terus-menerus
dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan hemolitik
anemia.

Peringatan dan Perhatian:


-

Tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil dan menyusui.

Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan dan lebih dari 7 hari, kecuali atas
petunjuk dokter. Keamanan penggunaan pada anak-anak di bawah 14 tahun belum
diketahui.

Hati-hati pemberian pada penderita bronkhospasme, alergik rinitis, urtikaria atau


mendapat pengobatan antiinflamasi non-steroid lainnya, karena dapat terjadi
sensitivitas silang.

Interaksi Obat :

Obat-obatan antikoagulan oral seperti warfarin, asetosal.

Dosis :
Dewasa dan anak-anak di atas 14 tahun:
Dosis awal 500mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.

Kemasan:
ARGESID 250.
Box 10 Strip @10 Kapsul.
No. Reg.: DKL0033201I301A1

ARGESID 500
Box 10 Strip @10 Kaplet
No. Reg.: DKL0033201109A1

( Simpan di tempat sejuk (15-25)C dan kering )


HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PROMED
PT. PROMEDRAHARDJO FARMASIINDUSTRI
Sukabumi - Indonesia

Anda mungkin juga menyukai