1.
Definisi
Analgesik: senyawa yang pada dosis terapetik meringankan atau menekan rasa nyeri tanpa memiliki kerja anastesi
umum. analgesik berasal dari kata Yunani an- (tanpa
dan -algia (nyeri
.
2.
Patogenesis
Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya
gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga
sesungguhnya rasa nyeri berguna sebgai alarm bahwa ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak
sengaja menginjak pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada kakinya dan
segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang merupakan pertanda ini dirasakan sangat
menggangu apalagi bila berlangsung dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.
a.
Penyebab timbulnya rasa nyeri :
Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi ( kalor/listrik ) yang
dapat menimbulkan kerusakankerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri.
Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, prostaglandin-prostaglandin, ion-ion
kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor- reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan
jaringan, lalu
dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat ( SSP ) melalui sumsum
tulang
belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar ( rangsangan sebagai nyeri ).
Nyeri permukaan: sumbernya adalah luka luar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan termal, yang hanya
permukaan kulit saja.
Nyeri somatis dalam: biasanya bersumber dari luka/iritasi dari dalam tubuh, seperti karena injeksi atau dari
ischemia
Nyeri viseral: nyeri ini berasal dari organ-organ besar dalam tubuh, seperti hati, paru-paru, usus, dll
Acute pain of visceral origin is most often associated with inflammation.
2. Nyeri kronis: nyeri ini berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang kadang sumbernya tidak diketahui. Nyeri
kronis sering diasosiasikan dengan penyakit kanker dan arthritis. Salah satu tipe nyeri akut adalah neuropathic
pain yang disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. Suatu kelainan akan mengganggu sinyal
saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam
atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya hipersensitivitas terhadap sentuhan). Beberapa sumber yang dapat
menyebabkan nyeri neuropati ini adalah herpes zoster, dan phantom limb pain, dimana seseorang yang lengan
atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan atau tungkai yang sudah tidak ada.
Chronic pain is often associated with diseases such as cancer and arthritis.
c.
Pemberantasan rasa nyeri
}
Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh analgetika perifer atau anestetika
lokal.
}
Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh anestetika lokal.
}
Blokade pusat nyeri pada SSP dengan analgetika sentral ( narkotika ) atau anestetika umum.
PENGGOLONGAN ANALGETIK
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :
}
1. Analgesik nonopioid, dan
}
2. Analgesik opioid.
Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
1.
Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX
berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis
ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka
dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2
inhibitors.
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan
hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu
lama dan dosis besar.
2.
Analgesik
medullary effect
Miosis
Antitussive effect
Hypothalamic effect
GI effect
Depresi pernafasan
Hipotensi
dll
Atas dasar kerjanya pada reseptor opioid, analgetik opioid dibagi menjadi:
1.
2.
3.
4.
Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin, butorfanol
Meperidin dan Fentanil adalah yang paling luas digunakan diantara opioid sintetik yang ada ,mempunyai efek
antimuskarinik.subgrup fentanil yang sekarang terdiri dari sufentanil dan alventanil.
d. Morfinan
Levorfanol adalah preparat analgesik opioid sintetik yang kerjanya mirip dengan morfin namun manfaatnya tidak
menguntungkan dari morfin.
2.
Agonis Ringan sampai sedang
a. Fenantren
Kodein,Oksikodoa,dihidrokodein, dan hidrokodon,semuanya mempunyai efikasi yang kurang dibanding morfin,atau efek sampingnya membatasi dosis maksimum yang dapat
diberikan untuk memperoleh efek analgesik yang sebanding dengan morfin,penggunaan dengan kombinasi dalam
formulasi-formulasi yang mengandung aspirin atau asetaminofen dan obat-obat lain.
b. Fenilheptilamin
Propoksifen aktivitas analgesiknya rendah,misalnya 120 mg propoksifen = 60 mg kodein
c. Fenilpiperidin
Difenoksilat dan metabolitnya,difenoksin digunakan sebagai obat diare dan tidak untuk analgesik,digunakan
sebagai kombinasi dengan atropin.
Loperamid adalah turunan fenilpiperidin yang digunakan untuk mengontrol diare.Potensi disalahgunakan rendah
karena kemampuannya rendah untuk masuk ke dalam otak.
3.
Mixed Opioid AgonistAntagonists or Partial Agonists
a. Fenantren
Nalbufin adalah agonis kuat reseptor kapa dan antagonis reseptor mu.
pada dosis tinggi terjadi depresi pernafasan
Buprenorfin adalah turunan fenantren yang kuat dan bekerja lama dan
merupakan suatu agonis parsial reseptor mu.Penggunaan klinik lebih banyak
menyerupai nalbufin,mendetoksifikasi dan mempertahankan penderita
penyalahgunaan heroin.
b. Morfinan
Butorfanol efek analgesik ekivalen dengan nalbufin dan buprenorfin,
tetapi menghasilkan efek sedasi pada dosis ekivalen ,merupakan suatu agonis
reseptor kapa.
c. Benzomorfan
Pentazosin adalah agonis reseptor kapa dengan sifat-sifat antagonis
reseptor mu yang lemah.Obat ini merupakan preparat campuran agonis-antagonis
yang tertua.
Dezosin adalah senyawa yang struktur kimianya berhubungan dengan
pentazosin, mempunyai aktivitas yang kuat terhadap reseptor mu dan kurang
bereaksi dengan reseptor kappa,mempunyai efikasi yang ekivalen dengan morfin.
4.
Antagonis Opioid
Nalokson dan Naltrekson merupakan turunan morfin dengan gugusan
pengganti pada posisi N,mempunyai afinitas tinggi untuk berikatan dengan reseptor mu,dan afinitasnya kurang
berikatan dengan reseptor lain.Penggunan
utama nalokson adalah untuk pengubatan keracunan akut
opioid,masa kerja
nalokson relatif singkat, Sedangkan naltrekson masa kerjanya panjang,untuk
program pengobatan penderita pecandu .individu yang mengalami depresi akut
akibat kelebihan dosis suatu
opioid ,antagonis akan efektif menormalkan pernapasan,tingkat kesadaran, ukuran pupil aktivitas usus,dan lainlain.
5.
Drugs Used Predominantly as Antitussives
Analgesic opioid adalah obat yang paling efektif dari semua analgesic yang ada untuk menekan batuk.Efek ini
dicapai pada dosis dibawah dari dosis yang diperlukan untuk menghasilkan efek analgesik. Contoh obatnya
adalah Dekstrometrofan,Kodein, Levopropoksifen.
masi
Analgesik, antiinflamasi
Analgesik
adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan
rasa
nyaman
pada
orang
yang
menderita.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena
mikroorganisme (non infeksi).
Gejala inflamasi
Inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu.
Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi
leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya
terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, Prostaglandin dan
PAF.
Penanganan inflamasi
Pages:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ...
Sort by:
Range:
Product
1 .. 10
Default
CETALGIN T
Harga Per Satuan Terkecil : Rp950.00
BELI
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
CETALGIN-T
KOMPOSISI :
Na Metamizol
Vitamin B1
Vitamin B6
Vitamin B12
Kafein
500 mg
60 mg
15 mg
15 mg
50mg
INDIKASI :
Sakit kepala, neuralgia, sakit pinggang, rasa sakit/nyeri yang berkaitan dengan penyakit
lainnya.
KONTRA INDIKASI :
Kelainan perdarahan, porfiria.
PERHATIAN :
Interaksi obat :
Klorpromazin.
EFEK SAMPING :
KEMASAN :
Kaplet 10 x 10 biji.
DOSIS
Dewasa
Anak berusia 8-12 tahun
PENYAJIAN :
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
PABRIK: Soho
ABDIFLAM
CODE: C29
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
ABDIFLAM
Indikasi:
sakit pasca traumatik inflamatori, inflamasi dan bentuk degeneratif rematik, rematik non
artikular.
Dosis:
Dewasa: awal: sehari100-150 mg dalam dosis terbagi 2-3x;
Anak 14th: 75-100 mg sehari dalam dosis bagi 2-3x.
Kemasan:
5 x 10 tablet 50 mg.
AFI RHEUMA
CODE: C1
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
CARA PEMAKAIAN:
Dewasa 2-3 kali sehari 1 kapsul, sesudah makan atau diminum dengan susu, seyogyanya
sesuai petunjuk dokter.
EFEK SAMPING:
- Iritasi gastrointestinal (mual, muntah, rasa terbakar pada lambung).
- Retensi : Cairan, edema, rash.
- Gangguan hematologi yang serius (leukopenia, agranulositopenia, aplastik-anemia).
- Alergi
INTERAKSI OBAT:
Jangan diberikan bersama - sama dengan : Kumarinantikoagulan, insulin, fenitoin, oral
hipoglikemik.
PERINGATAN DAN PERHATIAN:
- Tidak dianjurkan untuk lebih dari 7 hari pemakaian/keadaan kronik, terutama pada
dengan baik.
- Jangan diberikan bersama - sama dengan obat - obat yang mempunyai toksisitas serupa.
KEMASAN :
Box isi 10 blister @ 12 kapsul
Reg. No. DKL 8901700901 A1
Simpanlah obat ini ditempat yang sejuk dan kering
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Allogon 500 mg
Harga Per Satuan Terkecil : Rp700.00
BELI
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu.
Komposisi
Mefenamic acid/Asam mefenamat
INDIKASI
Nyeri ringan, sedang sampai berat seperti sakit kepala, nyeri otot, artralgia (nyeri sendi),
sakit gigi, osteoartitis rematoid, gout, nyeri saat haid, nyeri setelah operasi, nyeri setelah
terjadi patah tulang, nyeri setelah melahirkan, neuralgia (nyeri pada saraf), dan nyeri pada
organ-organ dalam perut.
KONTRA INDIKASI
Gastritis, ulkus lambung, dan anemia hemolitik.
PERHATIAN
Kehamilan, dehidrasi, epilepsi, asma.
Interaksi obat :
antikoagulan oral.
EFEK SAMPING
Gangguan & perdarahan saluran pencernaan, ulkus peptikum, sakit kepala, gugup, insomnia
(sulit tidur), biduran/kaligata, kemerahan pada kulit, pembengkakan wajah.
KEMASAN
Kaplet 500 mg x 2 x 10 butir.
DOSIS
Dewasa
Anak-anak
Nyeri saat
haid
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
PABRIK
Konimex.
ANALSIK
CODE: C2
500 mg
Diazepam
2 mg
FARMAKOLOGI
ANALSIK adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam.
Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai
antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa nyeri dan spasme organ visceral.
INDIKASi :
Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik dan nyeri setelah
operasi dimana di -perlukan kombinasi dengan tranquilizer.
KONTRA INDIKASI :
-
Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat badan di' bawah 5 kg, wanita hamil dan
menyusui.
EFEK SAMPING :
-
PERHATIAN :
-
Selama minum obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin.
Tidak digunakan untuk mengobati sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tidak untuk
mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.
INTERAKSI OBAT :
Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang mendepresi SSP atau alkohol dapat
meningkatkan efek Diazepam.
DOSIS :
1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap 6-8 jam, maksimum 4 kaplet
sehari.
KEMASAN
Dusisi 10 strip @ 10 kaplet. No. Reg.: DPL8822208609A1.
PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25- 30C).
Dibuat oleh :
PT SANBE FARMA
Bandung - Indonesia
ANALSPEC 500 Mg
CODE: C3
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu.
ANALSPEC 500 Mg
500mg
Diazepam
2 mg
FARMAKOLOGI
ANALSIK adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam.
Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai
antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa nyeri dan spasme organ visceral.
INDIKASI :
Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik dan nyeri setelah
KONTRA INDIKASI :
-
Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat badan di' bawah 5 kg, wanita hamil dan
menyusui.
EFEK SAMPING :
-
PERHATIAN :
-
Selama minum obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin.
Tidak digunakan untuk mengobati sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tidak untuk
mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.
INTERAKSI OBAT :
Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang mendepresi SSP atau alkohol dapat
meningkatkan efek Diazepam.
DOSIS :
1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap 6-8 jam, maksimum 4 kaplet
sehari.
KEMASAN
Dusisi 10 strip @ 10 kaplet. No. Reg.: DPL8822208609A1.
PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25- 30C).
Dibuat oleh :
PT SANBE FARMA
Bandung - Indonesia
CODE: C4
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu.
Komposisi :
-
Posologi :
Dewasa dan anak - anak diatas 14 tahun :
-
Anastan forte
: Awal 1 kaplet (500 mg) kemudian Vi kaplet (250 mg) tiap 6 jam.
Indikasi :
Sebagai obat untuk meringankan rasa sakit seperti pada sakit gigi, sakit kepaia; nyeri
sesudah operasi dan dysmenorrhoea primer.
Hati - hati pada penderita yang mendapat bronkospasma, aiergik rinrtis atau
urticaria karena obat non steroid anti inflamasi yang lain, karena kemungkinan
terjadi" cross sensitivity".
Efek samping :
-
Dapat timbul diare biasa hingga berat, terjadi tukak lambung dan pendarahan.
Juga dapat timbul kantuk, nausea dezziness, nervous dan sakit kepala.
Kontra indikasi :
-
Obat kontra indikasi bagi penderita sakit tukak lambung atau inflamasi pada saluran
cerna.
Juga pada penderita gangguan fungsi ginjal atau pernah menderita sakit ginjal atau
hati.
Penderita asma.
Enteraksi obat :
-
Mempengaruhi test urine, sehingga billirubin urine positif dan protein uria positif.
Cara penyimpanan :
Disimpan di tempat tertutup dan diluar pengaruh cahaya.
Kemasan :
Anastan forte
Anastan forte
DKL 9207802304 A1
CODE: C5
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
Komposisi
Indikasi :
Untuk menghilangkan rasa sakit, terutama kolik dan
sakit setelah operasi.
Efek Samping :
Gejala kepekaan yang manifestasinya kelainan pada kulit. Pada penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan agranulositosis.
Kontra indikasi :
-
Pada penderita yang alergi terhadap derivat pirazolon. Kasus porfiria hati (amat
jarang) dan defisiensi bawaan glukosa-6-fosfat-dehidrogenase.
Cara Penyimpanan :
Simpan pada suhu 25 - 30C (kondisi penyimpanan,
normal).
ANTRAIN 1 Gr Injeksi
CODE: C6
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
ANTRAIN
TABLET - INJEKSI
KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung :
Metamizole Na 500 mg
ANTRAINI Injeksi
Tiap ml mengandung:
Metamizole Na 500 mg
INDIKASI :
Untuk meringankan rasa sakit,terutama nyeri kolik operasi.
KONTRA INDIKASI :
-
Bayi di bawah 3 buian atau dengan berat badan kurang dari 5 kg.
EFEK SAMPING :
Agranulositosis.
PERINGATAN / PERHATIAN :
-
Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati
rematik,lumbago,sakit punggung,bursitis,sindroma bahu lengan.
Pada pemakaian jangka lama dapat menimbulkan sindrom neuropathy yang akan
berangsur hilang bila pengobatan dihentikan.
INTERAKSI OBAT :
Bila Metamizole Na diberikan bersamaan dengan Chlorpromazine dapat mengakibatkan
hipotermia.
ATURAN PAKAI :
Dewasa:
Tablet : 1 tablet jika sakit timbul, berikutnya 1 tablet tiap 6-8 jam,maksimum 4
tablet sehari.
Injeksi : 500 mg jika sakit timbul, berikutnya 500 mg tiap 6-8 jam,
KEMASAN :
ANTRAIN* Tablet
Kotak berisi 10 strip @ 10 tablet Reg.No.:DKL7617611210A1
ANTRAIN* Injeksi
Kotak berisi 5 ampul @ 2 ml netto Reg. No.: DKL0117616843A1
Diproduksi Oleh :
PT. Interbat
Jl. H.R.M. Mangundiprojo no. 1
Buduran, Sidoarjo-61252 Jawa Timur, Indonesia
ARGESID 500mg
Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,150.00
BELI
Harga Tersebut diatas Tidak Mengikat, Sewaktu-Waktu Dapat Berubah Tanpa Pemberitahuan
Terlebih Dahulu
ARGESID
Asam Mefenamat
KOMPOSISI :
ARGESID 250
Farmakologi :
Asam Mefenamat merupakan anti inflamasi non-steroid, bekerja dengan cara menghambat
sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase
sehingga mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi.
Indikasi :
untuk meredakan rasa sakit seperti sakit gigi, sakit kepala, dismenore, meredakan rasa
nyeri seperti nyeri otot, nyeri sesudah operasi, nyeri saat melahirkan, nyeri karena trauma.
Kontra indikasi :
Efek samping :
Gangguan saluran cerna seperti iritasi lambung, kolik, usus, mual, muntah, diare, pusing,
sakit kepala, vertigo, dispepsia, ruam makulo papular. Pada penggunaan terus-menerus
dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan hemolitik
anemia.
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan dan lebih dari 7 hari, kecuali atas
petunjuk dokter. Keamanan penggunaan pada anak-anak di bawah 14 tahun belum
diketahui.
Interaksi Obat :
Dosis :
Dewasa dan anak-anak di atas 14 tahun:
Dosis awal 500mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Kemasan:
ARGESID 250.
Box 10 Strip @10 Kapsul.
No. Reg.: DKL0033201I301A1
ARGESID 500
Box 10 Strip @10 Kaplet
No. Reg.: DKL0033201109A1