IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2011
DI ENAM KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN
SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH
DI DUA PROVINSI
ii
KATA PENGANTAR
Penyerapan anggaran yang baik dan sesuai rencana akan mempengaruhi
capaian pembangunan nasional yang baik pula. Sepanjang Tahun Anggaran 2009
hingga 2011 ditemui adanya kecenderungan penurunan penyerapan anggaran. Bila
kita perhatikan, dalam periode tersebut pada bulan yang sama terlihat pula
kecenderungan penyerapan yang semakin rendah. Kecenderungan yang terjadi
harus segera diperbaiki agar tidak menghambat pelaksanaan pembangunan.
Berkaitan dengan itu, Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan
mengupayakan langkah-langkah agar lambatnya penyerapan tidak terjadi di
tahun-tahun mendatang. Upaya tersebut diawali dengan Rapat Monitoring dan
Evaluasi Koordinasi Pelaksanaan Pembangunan Triwulan II Tahun Anggaran 2011
dengan 11 Kementerian/Lembaga (K/L) yang mempunyai alokasi anggaran di atas
Rp.10 triliun dan berlangsung pada tanggal 13 September 2011 di Bappenas.
Selanjutnya rapat koordinasi pengendalian pelaksanaan pembangunan terhadap
K/L yang sama dilangsungkan pula pada 7 Desember 2011 guna memantau
penyerapan Triwulan IV dan mengantisipasi permasalahan penyerapan di Tahun
Anggaran 2012. Kedua rapat koordinasi tersebut melibatkan Ditjen Perbendaharaan
Kementerian Keuangan dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (LKPP).
Sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi tersebut dilakukan kunjungan
lapang untuk memastikan permasalahan yang mengakibatkan lambatnya
penyerapan di K/L dan daerah serta upaya tindak lanjut yang telah dilakukan K/L dan
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di daerah. Hasil kunjungan lapang disusun
kembali dalam Laporan Identikasi Permasalahan Penyerapan Anggaran Tahun
2011 di Enam Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Dua
Provinsi.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam
penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di waktu mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sejak pelaksanaan Rapat Koordinasi hingga tersusunnya laporan ini.
Jakarta, Januari 2012
Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas
Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
i
iii
iv
v
vi
I
1.1
1.2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Pelaksanaan Kunjungan Lapang
1
4
II
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8
2.2.9
5
7
7
8
10
10
11
11
12
14
15
III
3.1
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
17
18
18
18
19
IV
KESIMPULAN
21
Lampiran-lampiran
iv
23
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Pagu dan Penyerapan Angaran Kementerian/Lembaga
Tabel 2. Pagu dan Penyerapan Angaran SKPD
6
18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
vi
2
3
3
foto
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sedangkan belanja lainnya masih di bawah 50%, yakni belanja barang 37%, belanja
modal 28%, bantuan sosial 40%. (Gambar 1)
Gambar 1
Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga
s.d. 8 Agustus 2011
Sumber: Paparan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan pada Rapat Monitoring dan Evaluasi
Koordinasi Pelaksanaan Pembangunan Triwulan II Tahun Anggaran 2011, di Bappenas, 13 September
2011
Tindak lanjut yang telah dilakukan terhadap arahan Presiden dan Ibu
Menteri PPN/Kepala Bappenas di atas berhasil mengidentikasi permasalahan yang
dihadapi terkait penyerapan anggaran sampai dengan Triwulan II TA 2011, dan
menyepakati usulan solusi, beserta rencana tindak lanjutnya. Namun kemudian
ketika pada Triwulan III TA 2011 penyerapan anggaran masih juga rendah, maka
diadakan rapat koordinasi pengendalian pelaksanaan pembangunan pada 7
Desember 2011 dengan K/L yang terlibat dalam pertemuan 13 September 2011.
Rendahnya penyerapan anggaran dan realisasi capaian hingga Triwulan III tahun
2011 disinyalir akibat lemahnya perencanaan dan pengadaan barang dan jasa.
Sampai dengan akhir Desember 2011 kondisi penyerapan anggaran K/L
adalah sebesar Rp473,36 triliun dari total Pagu DIPA K/L sebesar Rp548,46 triliun
atau sebesar 86,31% (Gambar 2). Bila dilihat menurut jenis belanja maka belanja
pegawai memiliki penyerapan anggaran yang paling besar yakni 95,99%, sedangkan
belanja lainnya, yakni belanja barang 79,33%, belanja modal 80,63%, bantuan sosial
86,64% (Gambar 3).
2
Gambar 2
Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga
s.d. 31 Desember 2011
13.69%
86.31%
Realisasi
Sisa Pagu
Sumber: Paparan Wakil Menteri PPN/ Kepala Bappenas pada Kick O Meeting Penyusunan Inpres
Percepatan Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional 2012, di Bappenas 25 Januari 2012 (diolah)
Gambar 3
Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga, Menurut Jenis Belanja
s.d. 31 Desember 2011
4.01%
Belanja Pegawai
Belanja Barang
20.67%
79.33%
95.99%
Realisasi
19.37%
Sisa Pagu
Belanja Modal
80.63%
Realisasi
Realisasi
13.36%
Sisa Pagu
Belanja Bansos
86.64%
Sisa Pagu
Realisasi
Sisa Pagu
Sumber: Paparan Wakil Menteri PPN/ Kepala Bappenas pada Kick O Meeting Penyusunan Inpres
Percepatan Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional 2012, di Bappenas 25 Januari 2012 (diolah)
foto
II.
Delapan permasalahan
penyerapan anggaran
Umum
K/L
Kementerian
Agama
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Perhubungan
Kementerian
Pertanian
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan
Jumlah Pagu
Rp.35,40 trilyun
Rp.16,95 trilyun
Rp.23,31 trilyun
Rp.16,70 trilyun
Rp.29,13 trilyun
Rp.68,15 trilyun
Penyerapan
88%
(per 28 Desember 2011)
75,52%
(per 30 Desember 2011)
85,022%
(per 4 Januari 2012)
88,80%
(per 30 Desember 2011)
84,630%
(per 2 Januari 2012)
80,15%
(per 5 Januari 2012)
Penyerapan anggaran 6
K/L di bawah 90%
Kelompok Permasalahan
Pemblokiran Anggaran
Pengembalian dana
penghematan,
pemberian dana
reward, dan APBN-P
yang cair pada akhir
tahun menyulitkan
pelaksanaan kegiatan
terlebih bila melalui
proses pelelangan dan
revisi DIPA
8
Esiensi/ penghematan
dapat mengakibatkan
rencana kegiatan yang
telah disusun tidak
tercapai dan tidak
efektif
Penambahan dana
seyogyanya diberikan
pada pertengahan dan
tidak di akhir tahun
anggaran
Pencairan di daerah
kepulauan dan wilayah
Timur tidak bisa
langsung karena jarak
KPPN jauh
10
Panitia lelang
menghadapi resiko
Pelelangan
Status kepemilikan
tanah yang belum jelas,
menghambat
pelaksanaan kegiatan
Lahan
12
Organisasi
Pegawai enggan
menjadi pejabat
pengadaan barang dan
jasa
Penyampaian data
pendukung penyerapan
anggaran cenderung
lambat
14
2.2.9
Dana pendamping di
daerah (PHLN) sering
kali belum tersedia
Permasalahan Lainnya
16
foto
III.
Umum
pada tahun 2011 sebesar Rp.25.177,5 juta dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.11.973,0 juta atau 47,6 %.
Tabel 2. Pagu dan Penyerapan Anggaran SKPD
No.
1.
2.
3.
3.2.
SKPD
Dinasu PU Cipta
Karya Provinsi
Sumatera Selatan
Dinas Kesehatan
Provinsi
Kalimantan Barat
Dinas Peternakan
dan Kesehatan
Hewan di
Kalimantan Barat
Pagu Anggaran
Penyerapan
Rp.397.917,6 juta
90,8%
Rp.38.516,9 juta
78,4%
Rp.25.177,5 juta
47,6 %
Permasalahan SKPD
3.2.1. Dinas PU Cipta Karya Provinsi Sumatera
Selatan
Eskalasi harga
menghambat kegiatan
yang dibiayai oleh
pinjaman luar negeri
18
Keterlambatan
penyelesaian dokumen
APBN-P menyulitkan
pelaksanaan kegiatan
karena terbatasnya
waktu pelaksanaan
Dana dibintang
(diblokir),
mengakibatkan
pelaksanaan terhambat
Penyampaian Juknis
dan Juklak oleh
Kementerian sebaiknya
dilakukan pada awal
pelaksanaan kegiatan
dimulai
20
Untuk
mengatasi
permasalahan-permasalahan
tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
mengusulkan dan mengupayakan beberapa hal
sebagai berikut: (1) Penghapusan tanda bintang
(pemblokiran) kiranya dapat dilakukan pada saat
pertengahan tahun anggaran, sehingga pemerintah
daerah dapat mempersiapkan pelaksanaan kegiatan
lebih baik; (2) Penyampaian Juknis dan Juklak oleh
kementerian sebaiknya dilakukan pada awal
pelaksanaan kegiatan dimulai; (3) Pelaksanaan
kegiatan di daerah sebaiknya disesuaikan dengan
kondisi daerah sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut tidak terkendala dengan kondisi yang ada;
(4) Diperlukan penambahan tenaga teknis pelaksana
kegiatan; serta (5) Melaksanakan revisi dokumen
anggaran yang disebabkan oleh adanya perbedaan
satuan output antara dokumen DIPA dengan Petunjuk
Teknis, yaitu satuan output dalam dokumen anggaran
adalah ekor sedangkan dalam petunjuk teknis
satuannya adalah kelompok. Berkenaan dengan hal
tersebut, Dinas telah melakukan konsolidasi dengan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat dan Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, bahwa
dokumen anggaran harus sesuai dengan petunjuk
teknis.
foto
IV.
KESIMPULAN
22
Lampiran
I.
II.
III.
IV.
V.
No.
1.
2.
3.
K/L
Kementerian Agama
Kementerian Dalam
Negeri
Kementerian
Perhubungan
Tanggal
Kunjungan
3 Januari 2012
3 Januari 2012
4 Januari 2012
4.
Kementerian Pertanian
5 Januari 2012
5.
Kementerian Kesehatan
5 Januari 2012
6.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
6 Januari 2012
Diterima oleh
Jabatan
Kepala Bagian IV
Nur Mahmudah
Anggaran
Kepala Bagian
Suharyono
Monitoring dan Evaluasi
Marta
Kepala Bagian
Hardisuwarno
Pelaksanaan Anggaran
Kepala Bagian Kebijakan
Suwandi
Program dan Wilayah
Kasubbag Evapor Bagian
Susiyo Luchito
APBN3
Kepala Bagian Sistem
Budi Purwaka
Informasi
Nama
23
SKPD
Dinasu PU Cipta Karya
Provinsi Sumatera
Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan di
Kalimantan Barat
1.
2.
3.
24
Tanggal Kunjungan
22 Desember 2011
Diterima oleh
Nama
Rina Anggraeni
17 Januari 2012
Herman
17 Januari 2012
Wahyudi
Jabatan
Kasubag Renevapor
Dinas PU Cipta
Karya
Kepala Sub Dinas
Kesehatan
Kepala Seksi
Perencanaan dan
Evaluasi
Lampiran III. Matriks Rekapitulasi Check List Permasalahan per K/L dan SKPD
Dinas Peternakan
dan Kesehatan
Hewan Prov. Kalbar
Dinas Kesehatan
Prov. Kalbar
Dinas PU Cipta
Karya Prov. Sumsel
POLRI
Kemen PU
Kemenkes
Kemenag
Kemendikbud
SKPD
Kemenhub
KESDM
Kementan
Kemenkeu
Kemenhan
Permasalahan Penyerapan
Anggaran Tahun 2011
Kemendagri
Kementerian/Lembaga
a) Pemblokiran anggaran:
Tidak lengkapnya data
pendukung
Eskalasi harga
Kesalahan aplikasi pada saat
*
penyusunan RKA-KL
b) Pengembalian dana
penghematan, pemberian dana
reward dan APBN-P yang keluar
pada akhir tahun
c) Dana kontrak multiyears yang
tidak bisa dialihkan ke kegiatan
dan TA berikutnya
d) Tagihan Satker: pencairan tidak
selalu langsung dilakukan
(ditumpuk & dilakukan 2 bulan
sekali).
e) Lelang
Sebagian besar pelaksana
lelang belum berani
melaksanakan lelang sebelum
anggaran turun.
Rumitnya persyaratan yang
diatur dalam Perpres 54 yang
menyebabkan gagal lelang
Pengaturan uang muka yang
lebih kecil sehingga
mempengaruhi penyerapan
anggaran.
Adanya persyaratan clearance
dari BPKP sebelum
pelelangan yang memakan
*
waktu lama
Belum tersedianya dana
untuk pelelangan tidak
mengikat untuk kegiatan
*
tahun berikutnya
b) Lahan, berkaitan dengan
readiness criteria sbb:
DED (Detail Engineering
Design)
Kesiapan lahan
Ketersediaan dana daerah
untuk program bersama
25
Dinas Peternakan
dan Kesehatan
Hewan Prov. Kalbar
Dinas Kesehatan
Prov. Kalbar
Dinas PU Cipta
Karya Prov. Sumsel
POLRI
Kemen PU
Kemenag
Kemenkes
Kemenhub
KESDM
Kementan
Kemenkeu
SKPD
Kemendikbud
c)
Kemenhan
Permasalahan Penyerapan
Anggaran Tahun 2011
Kemendagri
Kementerian/Lembaga
Terdapatnya instansi
pengelola pascakonstruksi
Output dan outcome yang
jelas
Organisasi
Adanya restrukturisasi
organisasi
Sulitnya mencari pejabat
pengadaan dan adanya pola
mutasi kepegawaian yang
tidak terstruktur
Sinergi pusat daerah
Kualitas SDM
Kesulitan dalam menetapkan
pengelola kegiatan karena
*
harus memiliki sertikat
d) Lambatnya pengumpulan data
e) Hambatan karena proses
pencairan anggaran berkaitan
*
dengan K/L lain.
f) Tidak adanya dana pendamping
dari daerah untuk program
*
bersama
*
g) Tidak siapnya dana PHLN
Keterangan.
*
Merupakan Permasalahan baru yang ditemukan pada saat melakukan kunjungan ke
Kementerian/Lembaga.
Merupakan Kementerian/Lembaga yang belum dikunjungi
26
Permasalahan
Lelang
Upaya mempercepat pelaksanaan kegiatan melalui
pelelangan sebelum anggaran turun tidak
dilakukan karena panitia lelang tidak berani ambil
resiko apabila terjadi kegiatan tidak disetujui atau
kegiatan tersebut mengalami pemblokiran.
Kualitas SDM
Rendahnya kualitas SDM menyebabkan seringnya
terjadi kesalahan di Satker dalam melakukan revisi
DIPA, terutama terkait dengan esiensi yang harus
dilakukan.
Peraturan bagi pengelola kegiatan harus memiliki
sertikat menyebabkan kesulitan dalam
menetapkan pengelola kegiatan.
Solusi/Tindak Lanjut
DIharapkan di waktu
mendatang tidak ada dana
yang turun di akhir tahun
anggaran. Apabila DIPA
turun di akhir tahun
anggaran sebaiknya
diberlakukan DIPA
luncuran agar kegiatan
dapat terlaksana.
Kegiatan dan
lokasi
Kegiatan
pembangunan sik
Diupayakan/mengurangi
adanya proses pelelangan
Untuk kegiatan
bersifat
sik/pembangunan.
Peningkatan pemahaman
melalui sosialisasi dan
pelatihan
Untuk itu akan diusulkan ke
LKPP agar dilakukan
perbaikan aturan terkait
dengan kepemilikan
sertikat bagi pengelola
kegiatan.
27
No
Permasalahan
Sertikasi Guru
Peraturan pencairan anggaran sertikasi guru yang
baru dapat dilakukan setelah ada Nomor Registrasi
Guru (NRG) telah menyebabkan rendahnya
penyerapan. Hal ini terjadi karena proses
memperoleh NRG yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebuadayaan
membutuhkan waktu yang cukup lama.
28
Solusi/Tindak Lanjut
Kegiatan dan
lokasi
Sertikasi Guru
Permasalahan
Proses Clearance
Persyaratan adanya proses clearance sebelum
pelelangan pembangunan gedung oleh
Kementerian PAN dan RB, BPKP, dan
kementerian PU yang memakan waktu cukup
lama merupakan salah satu hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan.
Kualitas SDM
Sering terjadi mutasi pegawai di daerah
termasuk pengelola kegiatan/panitia pengadaan
yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan
kegiatan.
Pemblokiran anggaran
Tidak lengkapnya dokumen pendukung
mengakibatkan terjadinya pemblokiran
anggaran. Untuk menghilangkan pemblokiran
setelah data dilengkapi memerlukan waktu yang
cukup lama.
Hal ini merupakan ketidak siapan Kemendagri
dalam mengajukan usulan kegiatan.
Solusi/Tindak Lanjut
Dilakukan percepatan
pelaksanaan sehingga
anggaran dapat terserap di
akhir tahun anggaran.
Kegiatan dan
lokasi
Kegiatan
pembangunan sik
PNPM
Diharapkan di masa
mendatang proses
clearance dapat dilakukan
sebelum tahun anggaran
dimulai.
PNPM
Lokasi:
Tapanuli Tengah,
Simalungun, Nias
Selatan, Nias
Barat, Minahasa
Selatan, Gowa,
Konawe, Muna,
Buton, Konawe
Selatan, Mamuju,
Seram aagian
Barat, dan P.
Morotai
Pembanguan IPDN
Lokasi:
Bukit Tinggi
Makassar
Menado
Rokan Ilir
Dilakukan penambahan
ujian sertikasi pengadaan
barang dan jasa bagi
pejabat dan staf.
Melengkapi dokumen yang
diperlukan dan mencermati
dan melengkapi dokumen
untuk kegiatan yang akan
datang
Tugas pembantuan
pasar desa di
Gunung Kidul, DIY
29
3. Kementerian Perhubungan
No
Permasalahan
Solusi/Tindak Lanjut
Kegiatan dan
lokasi
Memperbaiki dan
melengkapi dokumen yang
diperlukan, serta akan
melakukan penyusunan
RKAKL lebih teliti
Pembangunan
fasiitas pelabuhan
Tanjung wangi
Jawa Timur
(penyelesaian
dengan
memindahkan
lokasi kegiatan)
Makassar
Pembangunan
Kampus Akademi
Pelayaran
Pengadaan Lahan
Peti Kemas
Tanjung Priok
30
No
4
Permasalahan
Lelang
Pengaturan uang muka pada multiyears
contract yang lebih kecil mempengaruhi
penyerapan anggaran.
Adanya mekanisme penghematan anggaran
yang menyebabkan terlambatnya proses
pengadaan barang/jasa;
Belum tersedianya dana untuk pelelangan
tidak mengikat untuk kegiatan tahun
berikutnya
Tagihan Satker
Pencairan tidak selalu langsung dilakukan
(ditumpuk penagihannya pada akhir pekerjaan)
yang disebabkan keengganan dari pihak
kontraktor untuk melakukan penarikan tiap
bulannya.
Solusi/Tindak Lanjut
Diusulkan adanya
penyempurnaan Perpres
No. 54 Tahun 2010,
terkait uang muka
kontrak tahun jamak
Sebaiknya tidak perlu
adanya penghematan
Disiapkan anggaran pada
tahun sebelumnya
Kegiatan dan
lokasi
Pembangunan
JAATS (Peralatan
Navigasi Bandara
Soekarno Hatta)
31
4. Kementerian Pertanian
No
Permasalahan
Tagihan Satker:
Pencairan tidak selalu langsung dilakukan
(ditumpuk & dilakukan 2 bulan sekali). Hal ini
umumnya terjadi di daerah kepulauan dan Papua
akibat jarak KPPN yang cukup jauh dan
memerlukan biaya transportasi yang cukup
tinggi.
Dana Pendamping PHLN
Terdapat dana pendamping yang tidak dapat
diserap karena loan belum siap sehingga
dilakukan drop loan.
Lahan.
Terdapat status kepemilikan tanah yang belum
jelas dan diserobot sehingga menghambat
pelaksanaan kegiatan.
Perubahan kebijakan Bupati terpilih, yang semua
untuk cetak sawah dialihkan menjadi perkebunan
sawit.
32
Solusi/Tindak Lanjut
Kegiatan dan
lokasi
Melengkapi data
pendukung pada bulan Juli,
dan DIPA selesai pada bulan
September.
Sebaiknya tidak perlu
Penyelam
dilakukan perubahan pagu
atan dan Insentive
anggaran dalam DIPA agar
Sapi Betina
pelaksanaan kegiatan dapat
Produktif di
sesuai rencana
Kalimantan Barat
tidak bisa direvisi.
Pembang
unan RPH di Pareare tidak siap untuk
dilaksanakan
Pembang
unanlitbang
perkebunan di
Sulawesi Barat
tidak dapat
dilaksanakan
Perlu dicarikan cara khusus
untuk daerah kepulauan dan
daerah yang KPPN nya
terlalu jauh.
Diharapkan dalam
penyusunan pagu indikatif
mengunakan data yang
lebih akurat.
SMATD (proyek
teknolgi dan
pembangunan)
WISEM (sarana
dan prasarana
pertanian)
- Balai Diklat di
Manokwari dan
Sumatera Barat.
- Kabupaten
Asahan
No
6
Permasalahan
Kualitas SDM
Sering terjadi mutasi pegawai di daerah termasuk
pengelola kegiatan/panitia pengadaan yang
menyebabkan terhambatnya pelaksanaan
kegiatan.
Proses Clearance
Persyaratan adanya proses clearance sebelum
pelelangan pembangunan gedung oleh
Kementerian PAN dan RB, BPKP, dan
kementerian PU yang dilakukan setelah dana
dianggarkan dengan hasil tidak disetujuinya
pembangunan gedung dana tidak dapat diserap.
Solusi/Tindak Lanjut
Kegiatan dan
lokasi
Sebaiknya clearance
dilakukan sebelum
dianggarkan.
33
5. Kementerian Kesehatan
No
Permasalahan
Organisasi
Terdapat kegiatan yang tidak terlaksana akibat
dalam struktur organisasi yang baru tidak ada
tupoksi yang sesuai dengan kegiatan tersebut.
Lahan.
Terdapat lahan yang tidak dapat dibeli pada saat
kegiatan akan dilakukan.
34
Solusi/Tindak Lanjut
Melengkapi data
pendukung yang
diperlukan.
Kegiatan dan
lokasi
TP BOK
Penyerapan
rendah:
- Pontianak
(8,8%)
- Mentawai (0%)
- Banda Aceh
(20%)
- TP RS
- Pekan Baru
(15%)
Pembangunan
Kantor Kesehatan
Pelabuhan di Bali
Pembangunan
Kantor Litbang
Lokal di Garut
Permasalahan
Solusi/Tindak Lanjut
Melengkapi data-data
pendukung yang
diperlukan.
Untuk menghindari
pemblokiran secara tibatiba Kemendikbud akan
menuangkan hasil
kesepakatan penelaahan
dalam suatu Berita Acara.
Untuk mempercept
pelaksanaan dilakukan
persiapan setelah
penelaahan sehingga
pada saat DIPA turun
langsung dapat
dikerjakan.
Diusulkan DIPA turun
paling tidak pada Triwulan
III.
Kegiatan dan
lokasi
Hampir di seluruh
kegiatan.
35
36
Kegiatan Dana
Dekonsentrasi
Kegiatan Dana
Dekonsentrasi
Kegiatan Dana
Dekonsentrasi
Bantuan Bagi
Rumah Sakit Daerah
Kegiatan Dana
Dekonsentrasi
37
38
Penyelamatan
Sapi/Kerbau Betina
Produktif
Penyelamatan
Sapi/Kerbau Betina
Produktif
Penyelamatan
Sapi/Kerbau Betina
Produktif
Penyelamatan
Sapi/Kerbau Betina
Produktif
Penyelamatan
Sapi/Kerbau Betina
Produktif
Penyelamatan
Sapi/Kerbau Betina
Produktif