Anda di halaman 1dari 34

PERDARAHAN

UTERUS
DISFUNGSIONAL
(PUD)
Irna Dwiyanti
Pembimbing: dr.
Djemi, Sp.OG

Status Ginekologi
Tgl Pemeriksaan : 20 september 2015
Ruangan
: Semangka RSD Madani
Jam
: 08.30 WITA

IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur
: 45 thn
Alamat
: Tondo
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Pendidikan : SD

Namasuami : Tn. J
Umur
: 47 thn
Alamat
: Tondo
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Pendidikan : SD

ANAMNESIS
PIII A0
Keluhan Utama : Perdarahan dari jalan lahir
RPS : Dialami sejak 1 bln yg lalu sebelum MRS.
Awalnya perdarahan yang terjadi berwarna merah
segar & kemudian berubah menjadi merah
kecoklatan dan kadang menggumpal. Darah yang
keluar cukup banyak, dalam 1 hari mengganti
pembalut sampai 4-5 kali. Nyeri perut kadangkadang, pusing kadang-kadang, mual(-) dan muntah
(-). BAK lancar dan BAB biasa.

Riwayat Menstruasi
Menarke saat usia 13 thn, haid teratur dengan siklus 30 hari, lama haid 7-8 hari. Nyeri saat
menstruasi kadang-kadang. Pasien mengalami gangg. menstruasi sejak 8 tahun terakhir
setelah menggunakan KB suntik tiap 3 bulan yang sudah dihentikan sejak 2 thn yang lalu.
Riwayat Obstetri:
Anak I (1990) lahir dirumah, dibantu bidan, perempuan, 25 thn, hidup
Anak II (1991) lahir dirumah, dibantu bidan, perempuan, 24 thn, hidup
Anak III (1994) lahir di puskesmas, ditolong bidan, 20 thn, hidup
Riwayat Kontrasepsi
Riwayat menggunakan KB suntik tiap 3 bulan sejak tahun 2005
Riwayat Penyakit Dahulu :
keluhan serupa sebelumnya (-). Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Penyakit gang.
Perdarahan (-).
Riwayat penyakit dalam keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa.

PEMERIKSAAN FISIK

KU : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB: 68 Kg
TB: 160 cm

Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
N
: 94 x/m
P
: 22 x/m
S
: 37 C

Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-),
pembesaran KGB (-), pem. Kel. tiroid (-).
Abdomen
Cembung, simetris ki & ka, distensi (-), Scar (-),
striae gravidarum (-), peristaltik normal, timpani, TFU
tidak teraba, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-).

Pemeriksaan Dalam (VT) :


Dinding vagina normal, inflamasi (-), massa (-)
Porsio tebal lunak
Nyeri goyang porsio (-)
Pembukaan (-)
Kavum douglasi DBN, massa (-), darah (-)
Lendir (+), pd sarung tangan, darah (+)
Inspekulo : Tidak dilakukan
RT
: Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: 20 september 2015
WBC : 8,8 x 109/l
HGB : 3,9 gr/dl
HCT : 14,5% (35-47)
PLT : 413 x 109/l (150-440)
BT: 330 (1-5 menit)
CT: 830 (4-10 menit)
HbSAg: non reaktif
Plano test (-)
USG Ginekologi (20 september 2015) : uterus antefleksi dan tidak ditemukan
adanya kelainan.

RESUME
Wanita umur 45 tahun MRS dengan keluhan perdarahan pervaginam
sejak 1 bln yang lalu. Darah berwarna merah kecoklatan, kadang
bergumpal dan cukup banyak, frek. mengganti pembalut 4-5x/ hari.
Pusing kadang-kadang. Perdarahan yang terjadi kadang-kadang disertai
nyeri perut. Pasien mengalami gangg. menstruasi sejak 8 tahun
terakhir setelah menggunakan KB suntik tiap 3 bulan yang sudah
dihentikan sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum sakit sedang, TD 130/90
mmHg, nadi 94 x/m, respirasi 22x/m, suhu 37 C. Status gynecologi
menunjukkan distensi (-), peristaltik normal, TFU tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan abdomen. Hasil laboratorium menunjukkan WBC : 8,8 x10 9/l,
HGB: 3,9 gr/dl, HCT: 14,5% (35-47), PLT: 413 x 10 9/l (150-440). Plano
test (-), USG uterus antefleksi dan tidak ditemukan adanya kelainan.

DIAGNOSIS
Perdarahan Uterus Disfungsional + Anemia
PENATALAKSANAAN
Tirah baring dan observasi perdarahan
IVFD RL 28 tetes/menit
Transfusi darah whole blood 2 kantong
Asam trakneksamat 3x500 mg tablet
Asam mefenamat 3x500 mg tablet

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis pasien MRS dengan perdarahan pervaginam sejak 1 bulan


yang lalu, pada pemeriksaan fisik TTV DBN, konjungtiva anemis (+/+), Pem. abdomen
tidak ditemukan adanya kelainan
Pem. penunjang ditemukan Hb (3,9 gr/dl), plano test (-) dan USG tidak ditemukan
adanya kelainan organik

Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD) + Anemia

PUD adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa adanya kelainan patologi
pada panggul, penyakit sistemik tertentu, atau kehamilan. Perdarahan uterus
disfungsional dapat terjadi pada siklus ovulasi ataupun anovulasi yang sebagian besar
disebabkan oleh gangguan fungsi mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisisovarium-endometrium

Klasifikasi PUD
Berdasarkan Anemia
PUD ringan (Hb 8 gr/dl)
PUD sedang (Hb 4-8 gr/dl)
PUD berat (< 4 gr/dl)
Berdasarkan Usia terjadinya
Permenarke (8-16 thn)
Masa Reproduksi 16- 35 thn)
Perimenopause (45-65 thn)

Pada Kasus
Diklasifikasikan kedalam PUD yang terjadi pada siklus yang
anovulatoar karena perdarahan yang terjadi tidak teratur dan
siklus haid memanjang.
Menurut jumlah perdarahannya pasien -- menoragia, karena pasien
mengalami perdarahan yang cukup banyak (>80 ml/hari) dng frek.
mengganti pembalut 4-5x/hari
Berdasarkan tingkat anemianya pasien termasuk PUD berat
karena pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan Hb (3,9 gr/dl)

Berdasarkan usia terjadinya pasien termasuk PUD pada masa


perimenopouse (45-65 tahun), dimana usia pasien 45 tahun.

Epidemiologi
PUD lebih sering terjadi pada siklus anovulatoar
Prevalensi tinggi ditemukan pada remaja dan
premenopause (masa permulaan dan masa akhir fungsi
ovarium)
Ditemukan :
>50% terjadi pada perimenopause,
30% pada usia remaja
20% pada wanita usia reproduksi.

Patofisiologi
Adanya siklus tidak berovulasi efek estrogen tidak terlawan (unopposed estrogen)
terhadap endometrium. Proliferasi endometrium terjadi secara berlebihan tidak
mendapat aliran darah yang cukup kemudian mengalami iskemia dan dilepaskan dari
stratum basal.

Memenuhi
Pada Kasus

KRITERIA DIAGNOSIS

Terjadinya perdarahan pervaginam yang tidak


normal (lamanya, frekuensinya, jumlahnya)
yang terjadi didalam maupun diluar siklus
haid.
Tidak ditemukan adanya kehamilan, kelainan
pada organ-organ genitalia (eksterna maupun
interna), maupun kelainan hematologi
(khususnya faktor pembekuan darah)
Usia terjadinya. Perimenarke, masa
reproduksi dan perimenopouse.

Singkirkan diagnosis banding

Pada kasus dilakukan pemeriksaan:


Darah lengkap, tes kehamilan urine, dan USG gynecologi

Gejala dan Tanda


Kasu
s

Perdarahan uterus disfungsional tipe anovulasi


Jumlah dan lamanya tidak dapat diduga
Datangnya tidak dapat diduga
Tidak terdapat kontraksi miometrium sehingga tidak terdapat rasa nyeri
Intervalnya tidak sesuai dengan siklus menstruasi

Perdarahan uterus disfungsional tipe ovulasi


Terdapat gejala sindrom premenstrual, yaitu mammae tegang dan
mungkin depresi.
Terdapat dismenore
Perdarahan yang terjadi tidak teratur
Jumlahnya bervariasi.

Penatalaksanaan
Bertujuan
Mengembalikan pertumbuhan dan perkembangan
endometrium abnormal yang menghasilkan keadaan
anovulasi.
Membuat haid yang teratur, siklus dan volume dan
jumlah yang normal.
Kedua cara tersebut tercapai dengan cara menghentikan
perdarahan dan mengatur haid supaya normal kembali.

Medikamentosa nonhormon
1. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)/ Anti
prostaglandin, contohnya; Fenamat (asam mefenamat)
NSAID menekan pembentukan siklooksigenase & akan
menurunkan kadar prostaglandin pd endometrium, dpt
memperbaiki hemostasis endometrium & mampu
menurunkan jumlah darah haid 20-50 %.
ES: keluhan gastrointestinal dan merupakan KI pada
perempuan dng ulkus peptikum.

2. Antifibrinolisis
Endometrium memiliki sistem fibrinolitik. Pada
perempuan dengan keluhan menoragia ditemukan
kadar activator plasminogen pada endometrium
yang lebih tinggi > normal.
Asam traneksamat bekerja menghambat
plasminogen secara reversible dan bila diberikan
saat haid mampu menurunkan jumlah perdarahan
40-50%.

Mengatur haid supaya normal kembali


Berdasarkan kondisi hemodinamiknya. Pada kasus
terjadi PUD dengan anemia berat istirahat,
Pasang infus, transfusi darah.
Bila hemodinamik stabil penanganan, perdarahan
telah berhenti Mengatur haid supaya normal
kembali (medikamentosa hormonal).

Mengatur haid setelah penghentian perdarahan tergantung pada dua hal


yaitu usia dan paritas.
Usia remaja
Kombinasi estrogen progesterone (pil kontrasepsi kombinasi)
Progestin siklik, misalnya MPA (medroksi progesterone asetat) dosis
10 mg/hari selama 14 hari, 14 hari berikutnya tanpa diberikan obat.
Kedua pengobatan diatas diulang selama 3 bulan
Usia reproduksi
Bila paritas multipara: berikan kontrasepsi hormone diatas
Bila infertilitas dan ingin hamil: berikan obat induksi ovulasi
Usia perimenopause
Berikan pil kontrasepsi kombinasi dosis rendah atau injeksi DMPA
(depo medroksi progesterone asetat)

Pasien dipulangkan setelah dirawat selama 5 hari


di RS, dengan kondisi hemodinamik telah stabil dan
keadaan umum membaik, serta dianjurkan agar
kontrol ke poliklinik untuk dilakukan penanganan
mengatur haid supaya normal kembali.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai