Anda di halaman 1dari 8

Analisis Hadis Tanduk Setan : Najd Bukan Iraq

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya, yang akan membahas lebih rinci bahwa
tempat yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah Najd bukan Iraq. Tulisan ini juga akan
membahas lebih rinci mengenai hadis Iraq yang sering dijadikan hujjah oleh salafiyun.




Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada
kami Ibnu Wahb yang berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim
bin Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata dan Beliau
menghadap kearah timur fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini,
dari arah munculnya tanduk setan [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Hadis ini juga diriwayatkan dalam Shahih Bukhari 4/181 no 3511 dan Sunan Tirmidzi 4/530 no
2268 dengan jalan dari Ibnu Syihab Az Zuhri dari Salim dari ayahnya secara marfu. Az Zuhri
memiliki mutabaah yaitu Hanzalah bin Abi Sufyan sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih
Muslim 4/2228 no 2905 dan Musnad Ahmad 2/40 no 2980 dengan jalan dari Ishaq bin Sulaiman
dari Hanzalah dari Salim dari ayahnya secara marfu.
Kemudian Az Zuhri juga memiliki mutabaah dari Fudhail bin Ghazwan dari Salim dari ayahnya
secara marfu sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Abu Yala 9/383 no 5511 dengan
sanad yang shahih. Dan dari Ikrimah bin Ammar dari Salim dari ayahnya Ibnu Umar secara
marfu sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim 4/2228 no 2905. Dan dari Umar bin
Muhammad bin Zaid Al Madini dari Salim dari ayahnya secara marfu sebagaimana yang
disebutkan dalam Musnad Abdu bin Humaid 1/241 no 739 dengan sanad yang shahih. Az Zuhri,
Ikrimah bin Ammar, Hanzalah, Fudhail dan Umar bin Muhammad semuanya meriwayatkan dari
Salim dari Ibnu Umar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan lafaz bahwa fitnah
tersebut datang dari Timur.
Salim bin Abdullah bin Umar memiliki mutabaaah dari Nafi dan Abdullah bin Dinar.
Diriwayatkan dari Nafi dari Ibnu Umar secara marfu sebagaimana yang disebutkan dalam
Shahih Muslim 4/2228 no 2905, Musnad Ahmad 2/18 no 4679 dan Musnad Ahmad 2/91 no
5659.




Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said yang berkata menceritakan kepada kami
Laits. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh yang berkata telah
mengabarkan kepada kami Laits dari Nafi dari Ibnu Umar yang mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dan Beliau menghadap ke Timur seraya bersabda dari sini fitnah,
dari sini fitnah dari arah munculnya tanduk setan[Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Diriwayatkan dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar secara marfu sebagaimana yang
disebutkan dalam Al Muwatta 2/975 no 1757, Musnad Ahmad 2/73 no 5428, Shahih Ibnu Hibban
15/24 no 6648 dan Shahih Bukhari 4/123 no 3279

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari
Abdullah bin Umar radiallahu anhuma yang berkata aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam mengisyaratkan tangannya ke timur dan berkata fitnah akan datang dari sini, fitnah
akan datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan [Shahih Bukhari 4/123 no 3279]
Sebagaimana yang terlihat Salim bin Abdullah, Nafi dan Abdullah bin Dinar semuanya
meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan lafaz
bahwa fitnah tersebut datang dari timur dari arah munculnya tanduk setan. Secara zahir jelas
arah yang dimaksud adalah tepat arah timur Madinah yaitu arah matahari terbit karena dari arah
itulah munculnya tanduk setan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda

[Rasulullah shallallahu alaihi wasallam] bersabda kerjakanlah shalat shubuh kemudian


tahanlah dari mengerjakan shalat hingga matahari terbit sampai tinggi karena matahari terbit
diantara dua tanduk setan. [Shahih Muslim 1/569 no 832]
Hal ini juga selaras dengan hadis shahih yang menyebutkan kalau Nabi shallallahu alaihi
wasallam menghadap kearah matahari terbit seraya mengucapkan fitnah datang dari
sini. Hadis tersebut telah diriwayatkan dengan jalan yang shahih dari Uqbah bin Abi Shahba
dari Salim dari ayahnya secara marfu sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Ahmad
2/72 no 5410




Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang
berkata telah menceritakan kepada kami Abu Said mawla bani hasyim yang berkata telah
menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba yang berkata telah menceritakan kepada
kami Salim dari Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit
seraya bersabda fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk
setan [Musnad Ahmad 2/72 no 5410]
Hadis ini sanadnya shahih. Telah diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat [terpercaya]. Abu
Said mawla bani hasyim adalah Abdurrahman bin Abdullah bin Ubaid Al Bashri. Ahmad bin
Hanbal, Ibnu Main, Ath Thabrani, Al Baghawi, Daruquthni dan Ibnu Syahin menyatakan tsiqat [At
Tahdzib juz 6 no 429]. Adz Dzahabi menyatakan ia seorang yang hafizh dan tsiqat [Al Kasyf no
3238]. Uqbah bin Abi Shahba telah dinyatakan Ahmad bin Hanbal sebagai seorang syaikh yang
shalih. Ibnu Main menyatakan ia tsiqat dan Abu Hatim berkata tempat kejujuran [Al Jarh Wat
Tadil 6/312 no 1738]. Hadis ini dengan jelas menyebutkan kalau arah yang dimaksud adalah
arah timur yaitu arah matahari terbit.
.
.
.
Hadis Dengan Lafaz Najd
Kemudian telah disebutkan dengan sanad yang shahih dari Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam kalau tempat yang dimaksud adalah Najd. Diriwayatkan dari Husain bin Hasan dari
Ibnu Aun dari Nafi dari Ibnu Umar secara marfu [Shahih Bukhari 2/33 no 1037] dan dari Azhar
bin Sad dari Ibnu Aun dari Nafi dari Ibnu Umar secara marfu [Shahih Bukhari 9/54 no 7094]




Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan
kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Aun dari
Nafi dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu alaihi wasallam] bersabda Ya Allah berilah
keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami. Para sahabat berkata dan
juga Najd kami?. Beliau bersabda disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah
muncul tanduk setan[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Hadis ini menjelaskan kalau tempat munculnya fitnah yang dimaksud adalah Najd dan Najd
memang terletak tepat di timur Madinah pada arah matahari terbit dari Madinah. Najd yang
dimaksud dalam hadis ini adalah Najd yang memang sudah ada pada zaman Nabi shallallahu
alaihi wasallam. Disebutkan dalam salah satu hadis shahih bahwa Yamamah termasuk Najd dan
penduduknya dari bani hanifah termasuk penduduk Najd.




Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Laits
dari Said bin Abi Said yang mendengar Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam mengutus pasukan berkuda ke Najd kemudian pasukan ini datang dengan membawa
seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk
Yamamah kemudian diikat di salang satu tiang masjid, demikian secara ringkas. [Shahih Sunan
Nasai Syaikh Al Albani no 712]
Salafy merasa sangat keberatan kalau Najd yang dimaksud dalam hadis tanduk setan tersebut
adalah Najd yang terletak tepat di timur Madinah. Salafy melakukan pembelaan dengan
mencatut hadis-hadis yang menunjukkan bahwa tempat yang dimaksud adalah Iraq. Secara
zahir, Iraq tidak terletak di arah timur Madinah. Iraq tidak terletak di arah matahari terbit dari
Madinah. Dari Madinah, Iraq terletak di arah timur laut yang lebih dekat ke utara. Jadi dari segi
matan sudah jelas hadis Iraq bermatan mungkar karena bertentangan dengan dalil shahih dan
fakta yang ada.
Salafy berapologi kalau Iraq juga termasuk timur Madinah karena pada zaman dulu orang arab
tidak mengenal arah timur laut yang ada pada zaman dulu hanya arah timur dan barat.
Pernyataan ini jelas tidak bisa dijadikan hujjah karena telah disebutkan dalam dalil yang shahih
bahwa arah timur yang dimaksud adalah arah matahari terbit dan telah disebutkan dalam dalil
shahih bahwa arah munculnya tanduk setan adalah pada arah matahari terbit. Arah matahari
terbit adalah tepat di arah timur dan Iraq tidak terletak di arah ini dari Madinah.
Selain itu tidak jarang salafy mencatut para ulama seperti Al Khattabi, Al Kirmany dan Syaikh
Mahmud Syukri Al Alusy. Kami katakan pendapat ulama tidak menjadi hujjah jika bertentangan
dengan dalil yang shahih. Ditambah lagi terdapat ulama yang justru menyatakan bahwa arah
timur yang dimaksud terletak tepat di timur Madinah, Ibnu Hibban setelah mengutip hadis tanduk
setan tersebut menyebutkan kalau timur yang dimaksud adalah timur madinah yaitu bahrain
tempat keluarnya Musailamah yang pertama kali membuat bidah di dalam islam dengan
mengaku sebagai Nabi [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648]. Tidak diragukan lagi tempat
keluarnya Musailamah ini adalah Najd dan ia sendiri termasuk penduduk Najd.
.

.
.
Hadis Dengan Lafaz Iraq
Selain memiliki matan yang mungkar, hadis-hadis yang dijadikan hujjah oleh salafy tersebut
tidaklah shahih dan mengandung illat [cacat] pada sanadnya. Berikut adalah hadis-hadis yang
dijadikan hujjah oleh salafy.



!

Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al-Mamariy yang berkata telah menceritakan
kepada kami Ismaail bin Masud yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin
Abdillah bin Aun dari ayahnya, dari Naafi dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallaahu alaihi wa
sallam bersabda Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan pada
Yamaan kami. Beliau [shallallaahu alaihi wa sallam ] mengatakannya beberapa kali. Ketika
beliau mengatakan yang ketiga kali atau yang keempat, para shahabat berkata Wahai
Rasulullah, dan juga Iraq kami?. Beliau bersabda Sesungguhnya di sana terdapat
kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan [Mujam Al Kabiir Ath
Thabrani 12/384 no 13422].
Hadis ini tidak shahih. Hadis ini mengandung illat [cacat] Ubaidillah bin Abdullah bin Aun
dalam periwayatan dari Ibnu Aun telah menyelisihi para perawi tsiqat yaitu Husain bin Hasan [At
Taqrib 1/214] dan Azhar bin Sad [At Taqrib 1/74]. Kedua perawi tsiqat ini menyebutkan lafaz
Najd sedangkan Ubaidillah bin Abdullah bin Aun menyebutkan lafaz Iraq. Ubaidillah bukan
seorang yang tsiqat, Bukhari berkata dikenal hadisnya [Tarikh Al Kabir juz 5 no 1247], Abu
Hatim berkata shalih al hadits [Al Jarh Wat Tadil 5/322 no 1531] dimana perkataan shalih al
hadits dari Abu Hatim berarti hadisnya dapat dijadikan itibar tetapi tidak bisa dijadikan hujjah.
Jika perawi seperti Ubadilillah ini menyelisihi perawi yang tsiqat maka hadisnya tidak dapat
dijadikan hujjah dan mesti ditolak.
Pernyataan bahwa hadis Ubadilillah tidak bertentangan melainkan menafsirkan hadis Najd
sehingga Najd yang dimaksud adalah Iraq merupakan pernyataan yang bathil. Najd adalah Najd
sedangkan Iraq adalah Iraq. Najd yang dimaksud dalam hadis tanduk setan adalah nama suatu
negeri yang memang sudah ada di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam, oleh karena itu para
sahabat menyebutnya Najd kami. Lihat saja matan hadisnya yang dengan jelas
menyebutkan Negeri Syam dan Yaman kemudian sahabat bertanya bagaimana dengan Najd
kami, jadi Najd disini adalah nama suatu negeri. Pada zaman itu tidak ada yang menyebut Iraq
sebagai Najd bahkan telah terbukti dengan dalil shahih bahwa Najd dan Iraq adalah dua tempat
yang berbeda. Jadi menyatakan Najd adalah Iraq jelas tidak berdasar sama sekali.






Telah menceritakan kepada kami Ali bin Said yang berkata telah menceritkankepada kami
Hammaad bin Ismaaiil bin Ulayyah yang berkata telah menceritakan kepada kami ayahku yang
berkata telah mencertakan kepada kami Ziyaad bin Bayaan yangberkata telah menceritakan

kepada kami Saalim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya yang berkata Nabi shallallaahu alaihi
wa sallam pernah shalat shubuh, kemudian berdoa, lalu menghadap kepada orang-orang.
Beliau bersabda Ya Allah berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami berikanlah
keberkatan kepada kami pada mudd dan shaa kami. Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada
kami pada Syaam kami dan Yaman kami. Seorang laki-laki berkata dan Iraq, wahai
Rasulullah ?. Beliau diam, lalu bersabda Ya Allah berikanlah keberkatan kepada kami pada
Madinah kami berikanlah keberkatan kepada kami pada mudd dan shaa kami. Ya Allah,
berikanlah keberkatan kepada kami pada tanah Haram kami, dan berikanlah keberkatan kepada
kami pada Syaam kami dan Yaman kami. Seorang laki-laki berkata dan Iraq, wahai
Rasulullah ?. Beliau bersabda dari sana akan muncul tanduk setan dan bermunculan
fitnah [Mujam
Al
Awsath
Ath
Thabraani
4/245
no
4098].
Hadis ini tidak shahih. Hadis ini juga mengandung illat [cacat]. Ziyaad bin Bayaan dikatakan
oleh Adz Dzahabi tidak shahih hadisnya. Bukhari berkata dalam sanad hadisnya perlu diteliti
kembali [Al Mizan juz 2 no 2927] ia telah dimasukkan Adz Dzahabi dalam kitabnya Mughni Ad
Dhuafa no 2222 Al Uqaili juga memasukkannya ke dalam Adh Dhuafa Al Kabir 2/75-76 no 522.
Perawi dengan kedudukan seperti ini tidak bisa dijadikan hujjah apalagi jika ia meriwayatkan
kabar yang menyelisihi kabar shahih kalau daerah yang dimaksud adalah Najd bukan Iraq
sebagaimana yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Nafi.



.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziiz Ar Ramliy yang berkata telah
menceritakan kepada kami Dhamrah bin Rabiah dari Ibnu Syaudzab dari Taubah Al Anbariy dari
Salim dari Ibnu Umar yang berkata Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda Ya Allah
berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami, pada shaa kami, pada mudd kami,
pada Yaman kami, dan pada Syaam kami. Seorang laki-laki berkata Wahai Rasulullah, dan
pada Iraaq kami ?. Beliau menjawab di sana terdapat kegoncangan dan fitnah dan di sana
pula akan muncul tanduk setan [ Marifah Wal Tarikh Yaqub Al Fasawiy 2/746-747]
Pada tulisan sebelumnya kami menganggap tidak ada masalah pada sanad hadis ini kecuali
Taubah Al Anbary yang dikenal tsiqat tetapi dinyatakan mungkar al hadits oleh Al Azdy. Setelah
kami teliti kembali ternyata hadis ini juga mengandung illat [cacat]yaitu Ibnu Syaudzab tidak
mendengar hadis ini dari Taubah Al Anbary, ia melakukan tadlis yaitu menghilangkan nama
gurunya yang meriwayatkan dari Taubah Al Anbary.
Hadis dengan matan seperti di atas diriwayatkan juga dari Walid bin Mazyad Al Udzriy Al
Bayruuti dari Abdullah bin Syaudzaab dari Abdullah bin Qasim, Mathr, Katsir Abu Sahl dari
Taubah Al Anbary dari Salim dari ayahnya secara marfu sebagaimana yang disebutkan oleh Al
Fasawi dalam Marifat Wal Tarikh 2/747, Ath Thabrani dalam Musnad Asy Syamiyyin 2/246 no
1276, Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq 1/130-131 dan Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliya 6/133.



Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abbas bin Walid bin Mazyad Al Bayruutiy yang
berkata telah menceritakan kepadaku ayahku yang berkata telah menceritakan kepadaku
Abdullah bin Syawdzab yang berkata telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Qasim, Mathr
Al Waraaq dan Katsir Abu Sahl dari Taubah Al Anbariy dari Salim bin Abdullah bin Umar dari
ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Ya Allah berikanlah
keberkatan kepada Mekkah kami, dan berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami,
pada shaa kami, pada mudd kami, pada Yaman kami, dan pada Syaam kami. Seorang laki-laki
berkata Wahai Rasulullah, dan pada Iraaq kami ?. Beliau menjawab di sana terdapat
kegoncangan dan fitnah dan di sana pula akan muncul tanduk setan [Musnad Asy Syamiyyin
Thabrani
2/246
no
1276]
Dengan mengumpulkan semua hadis riwayat Ibnu Syaudzab maka diketahui kalauIbnu
Syaudzab terbukti melakukan tadlis. Riwayatnya dari Taubah Al Anbary dengan an anah
ternyata ia dengar dari Syaikhnya Abdullah bin Qasim, Mathr dan Katsir Abu Sahl. Ada sedikit
perbedaan lafaz antara riwayat Ibnu Syawdzab dari Taubah Al Anbary dan riwayat Ibnu
Syawdzab dari ketiga syaikhnya dari Taubah Al Anbary yaitu pada riwayat dimana Ibnu
Syawdzab menyebutkan mendengar langsung dari Syaikhnya terdapat lafaz ya Allah berilah
keberkatan pada Mekkah kami sedangkan pada riwayat an an ah Ibnu Syaudzab dari Taubah
Al Anbary tidak terdapat lafaz tersebut.
Illat atau cacat yang ada pada riwayat Ibnu Syawdzab adalah tidak diketahui dari syaikhnya
yang mana lafaz Iraq tersebut berasal. Disini terdapat kemungkinan

Ibnu Syawdzab mendengar langsung dari ketiga Syaikhnya yaitu Abdullah bin Qasim,
Mathr dan Katsir Abu Sahl dimana ketiganya memang menyebutkan lafaz Iraq.

Ibnu Syawdzab mendengar langsung dari ketiga syaikhnya dimana lafaz Iraq tersebut
hanya berasal dari salah satu Syaikhnya sehingga disini Ibnu Syawdzab
menggabungkan sanad hadis tersebut dan matan hadis yang berlafaz Iraq berasal dari
salah satu syaikhnya.

Terdapat kemungkinan kalau riwayat Ibnu Syawdzab dengan lafaz Iraq ini berasal dari Mathar
bin Thahman Al Warraq dan disebutkan Ibnu Hajar kalau ia seorang yang shaduq tetapi banyak
melakukan kesalahan [At Taqrib 2/187]. Abu Nuaim ketika membawakan riwayat Ibnu Syawdzab
dari Taubah Al Anbary, ia berkata


Begitulah riwayat Dhamrah dari Ibnu Syawdzab dari Taubah dan telah meriwayatkan Walid bin
Mazyad dari Ibnu Syawdzab dari Mathr dari Tawbah [Hilyatul Auliya 6/133]
Setelah itu Abu Nuaim mengutip riwayat Ibnu Syawdzab dari ketiga syaikhnya di atas. Jadi
kemungkinan besar lafaz Iraq pada hadis ini berasal dari Mathr bin Thahman. Dan telah
ditunjukkan bahwa riwayat yang tsabit sanadnya adalah riwayat shahih dari Nafi dengan lafaz
Najd. Oleh karena itu matan hadis ini mungkar lafaz yang benar hadis ini adalah Najd dan lafaz

Iraq kemungkinan berasal dari kesalahan perawinya yaitu Mathr bin Thahman syaikhnya Ibnu
Syawdzab.
.
.
.
Peringatan Salim Terhadap Penduduk Iraq
Ada hadis lain yang dijadikan hujjah salafy untuk menyatakan kalau tempat tanduk setan yang
dimaksud adalah Iraq yaitu hadis Salim bin Abdullah bin Umar berikut

) (



}
[ 40 / / 20 ] {
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Umar bin Abaan, Waashil bin Abdul Alaa, dan
Ahmad bin Umar Al Wakiiiy [dan lafaznya adalah lafaz Ibnu Abaan] ketiganya berkata telah
menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari ayahnya yang berkata Aku mendengar Saalim bin
Abdillah bin Umar berkata Wahai penduduk Iraaq, aku tidak bertanya tentang masalah kecil
dan aku tidak mendorong kalian untuk masalah besar. Aku pernah mendengar ayahku, Abdullah
bin Umar berkata Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda
Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke arah timur dari arah
munculya dua tanduk setan. Kalian saling menebas leher satu sama lain. Musaa hanya
membunuh orang yang ia bunuh yang berasal dari keluarga Firaun itu karena tidak sengaja.
Lalu Allah azza wa jalla berfirman padanya Dan kamu pernah membunuh seorang manusia,
lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa
cobaan. [Thaahaa: 40]. Berkata Ahmad bin Umar dalam riwayatnya dari Salim tanpa
mengatakan aku mendengar[Shahih Muslim 4/2228 no 2905].
Jika dilihat baik-baik tidak ada penunjukkan bahwa timur yang dimaksud oleh Nabi shallallahu
alaihi wasallam adalah Iraq. Disini Salim bin Abdullah bin Umar mengingatkan penduduk Iraq
bahwa terdapat hadis Nabi akan ada fitnah yang datang dari arah timur. Oleh karena itu Salim
memberi peringatan kepada penduduk Iraq agar mereka tidak menjadi fitnah yang dimaksud
dalam hadis tersebut. Telah lazim kalau mengingatkan seseorang bukan berarti menuduh orang
tersebut. Lagipula perkataan seorang tabiin tidaklah menjadi hujjah jika telah jelas dalil shahih
dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Bisa jadi Salim tidak mengetahui hadis shahih dari
Ibnu Umar kalau tempat yang dimaksud adalah Najd sebagaimana yang telah diriwayatkan dari
Nafi.
Hadis ini juga menjadi bukti kelemahan hadis Ibnu Syawdzab dari Taubah Al Anbary.
Perhatikanlah hadis riwayat Muslim tersebut ia menggabungkan sanad hadis dimana ia
mengambil hadis tersebut dari ketiga syaikhnya yaitu Abdullah bin Umar bin Aban, Washil bin
Abdul Ala dan Ahmad bin Umar. kemudian meriwayatkan dengan satu matan yang ada
lafaz wahai penduduk Iraq. Lafaz ini berasal dari Abdullah bin Umar bin Aban sedangkan pada
riwayat Washil bin Abdul Ala tidak ada lafaz tersebut.


{ } :
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul Ala Al Kufiy yang berkata telah menceritakan
kepada kami Ibnu Fudhail dari ayahnya dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia
menunjukkan tangannya ke arah timur dari arah munculya dua tanduk setan. Kalian saling
menebas leher satu sama lain. Musaa hanya membunuh orang yang ia bunuh yang berasal dari
keluarga Firaun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah azza wa jalla berfirman padanya Dan kamu
pernah membunuh seorang manusia, lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami
telah mencobamu dengan beberapa cobaan. [Musnad Abu Yala 9/383 no 5511 dishahihkan
oleh Husain Salim Asad]
Jadi perkara perawi menggabungkan sanad para syaikh-nya dengan mengambil satu matan saja
dari salah satu syaikh-nya adalah perkara yang maruf dalam ilmu hadis. Jika semua syaikh-nya
itu perawi yang tsiqat tsabit maka tidak ada masalah tetapi jika salah satu syaikh-nya dhaif atau
banyak melakukan kesalahan maka lafaz matan tersebut mengandung kemungkinan dhaif.
Inilah illat [cacat] yang ada pada riwayat Ibnu Syawdzab.
Selain itu bukti kalau hadis dengan lafaz Iraq [riwayat Ibnu Syawdzab] tidak tsabit sampai ke
Salim bin Abdullah dapat dilihat dalam hadis Muslim di atas dimana ketika Salim mengingatkan
penduduk Iraq, ia malah membawakan hadis tanduk setan dengan lafaz timur. Kalau memang
terdapat hadis tanduk setan dengan lafaz Iraq maka mengapa pada saat itu Salim bin Abdullah
bin Umar tidak menyebutkan hadis itu, ia malah menyebutkan hadis tanduk setan dengan lafaz
timur. Bukankah sangat cocok kalau mau mengingatkan penduduk Iraq dengan hadis yang
memang mengandung lafaz Iraq?. Jadi Salim sendiri tidak mengetahui adanya hadis tanduk
setan dengan lafaz Iraq sehingga ketika ia mengingatkan penduduk Iraq, ia malah mengutip
hadis tanduk setan dengan lafaz timur.
.
.
.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka tempat yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam sebagai tempat munculnya atau datangnya fitnah adalah Najd di sebelah timur
Madinah. Hadis Najd telah diriwayatkan dengan sanad yang shahih lagi tsabit sedangkan hadis
Iraq diriwayatkan dengan sanad yang tidak shahih dan mengandung illat [cacat]. Dengan
menerapkan metode tarjih maka Hadis Najd lebih layak dijadikan pegangan sedangkan hadis
Iraq tertolak dan matannya dinilai mungkar. Salam Damai

Anda mungkin juga menyukai