Anda di halaman 1dari 29

Memahami kode rekening,

Kebijakan Teknis dan Evaluasi


Penyusunan RKA SKPD 2016
Disampaikan oleh
Nurul Mukminin
Kasubid Pendapatan dan Pembiayaan
Bidang Anggaran BPKAD Lamongan

Evaluasi RKA SKPD 2016


No

SKPD

Keterangan

Dinas Pendidikan

Masih ada yg belum terinput

Dinas Kesehatan

Masih ada yg belum terinput

Dinas Cipta Karya

Masih ada yg belum terinput

Badan Kesatuan Bangsa


dan Politik

Item belanja belum


diuraikan

Dinas Sosial, tenaga


Kerja dan Transmigrasi

BANYAK yg belum terinput

Kecamatan Mantup

BANYAK yg belum terinput

Kecamatan Ngimbang

BANYAK yg belum terinput

Sekretariat Daerah

Bagian Kesmas BANYAK


yang belum diinput

Dinas Perhubungan

Pendapatan belum di input

Kesalahan yang banyak terjadi pada


penyusunan RKA SKPD

Item belanja tidak dijabarkan sehingga tidak menunjukkan kinerja kegiatan


yang akan dilaksanakan
Masih banyak item belanja yang menggunakan perhitungan paket (cetak
buku langsung menggunakan nominal uangnya saja, jumlah buku tidak
tercantum)
Belum memahami kode rekening sehingga antara rencana pelaksanaan
kegiatan dengan kode rekening yang di pasang tidak sesuai
Kompleksitas pelaksanaan kegiatan dengan kode rekening yang tersedia
dirasa belum mencukupi
Tidak mengetahui output yang dihasilkan karena belum menganalisa
kegiatan yang akan dilaksanakan
Tidak menggunakan standar harga
Ada unsur penganggu di SKPD, sehingga RKA yang diinput nilainya iubah
oleh oknum yang tidak bertanggungjawab

Contoh 1

Contoh 2

Contoh 3

Memahami kode
rekening
dan kebijakan
penyusunan APBD 2016

Belanja Daerah dalam peruntukkannya harus


dijabarkan ke dalam kode rekening kode
rekening
Setiap kode rekening mengandung kebijakan
yang memiliki fungsi, dan peruntukkan
masing masing
Untuk merancangan kegiatan, penempatan
rekening / akun dapat mengambarkan
bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan
Untuk itu dalam merancang RKA harus
cermat dan memahami setiap kode rekening /
akun

Struktur basic akun standar


1. Aset
2. Kewajiban
3. Equitas Dana
4. Pendapatan
5. Belanja
6. Pembiayaan

Belanja Tidak Langsung


Aparatur
Belanja Pegawai

Masyarakat / Pihak
Ketiga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Bantuan Kepada Pemerintah
Desa
Subsidi

Belanja Langsung

Belanja Pegawai

Honorarium PNS

Honorarium Non PNS

Honorarium Panitia
Pelaksana Kegiatan

Honorarium Pegawai Honorer


/ Tidak Tetap

Honorarium Tim
Pengadaan Barang
dan Jasa

Lembur Non PNS

Honorarium Tim
Kesekretariatan / Tim
Lapangan, dll
Lembur PNS

Uang Yang diberikan kepada


Masyarakat / Pihak Ketiga

Belanja Langsung

Belanja Barang dan


Jasa
Hibah Barang yang
diserahkan kepada
masyarakat/pihak ketiga
Belanja Sosial Barang yang
diserahkan kepada
masyarakat / Pihak Ketiga

Belanja Pakai Habis


Belanja Bahan
Material
Belanja jasa Kantor
Belanja Cetak dan
Penggandaan

Transportasi dan Akomodasi

Belanja Makanan dan


Minuman, dll

Belanja Pihak Ketiga (Upah


Kerja, Konsultan)

Belanja Perjalanan
Dinas

Informasi :
Kode Rekening Tambahan (Permendagri Nomor
39 Tahun 2012)
Hibah yang diberikan berupa Barang / Jasa

5.2.2.23

Belanja hibah barang atau jasa

5.2.2.23.01 Belanja hibah barang atau jasa yang diserahkan kepada masayarakat
Bantuan Sosial yang berikan berupa Barang

5.2.2.27

Belanja Bantuan Sosial Barang

5.2.2.27.01 Belanja Sosial Barang yang diserahkan kepada masyarakat / pihak


ketiga
Barang / Jasa selain Hibah dan Bantuan Sosial

5.2.2.28

Barang / Jasa selain hibah dan bantuan sosial

5.2.2.28.01 Belanja Barang Untuk diserahkan kepada masyarakat / pihak ketiga


selain
hibah dan bantuan sosial

Tambahan Penghasilan PNS


Tambahan Penghasilan PNS adalah merupakan tambahan uang
kesejahteraan yang diberikan kepada para PNS dan Non PNS (melalui
Keputusan Bupati) sesuai dengan pekerjaan dan jabatan yang
ditentukan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Uraian

Tunjangan kesejahteraan

Eselon IIa

1.000.000,00

Eselon IIb

800.000,00

Eselon IIIa

450.000,00

Eselon IIIb

350.000,00

Eselon IVa

300.000,00

Eselon IVb

275.000,00

Staf

200.000,00

Tenaga Kontrak

190.000,00

Gaji dan Tunjangan


Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai
Negeri Sipil Daerah (PNSD) disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Namun
untuk
penyederhanaan
perhitungannya,
tidak
didasarkan pada besarnya gaji setiap PNS pada SKPD,
tetapi di perhitungkan dari realisasi gaji PNS pada bulan
Oktober 2015 atau realisasi gaji dimana jumlah pegawai
pada SKPD yang bersangkutan sudah tidak mengalami
perubahan lagi, termasuk didalamnya untuk asuransi
kesehatan dan asuransi keselamatan kerja dan
kematian.
Kebijakan untuk gaji PNS pada Tahun 2016 harus
memperhitungkan pemberian gaji ke 13 dan pemberian
THR. Realisasi Gaji PNS bulan Oktober x 14 bulan
x 2,5 %

Belanja Hibah dan Bantuan


Sosial
Yang berhak menerima hibah adalah badan, lembaga dan organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia yang meliputi :
Badan dan lembaga kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, sukarela dan
sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang undangan ;
Badan dan lembaga kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, sukarela dan
sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang
diterbitkan oleh Menteri Dalam negeri, Gubernur atau Bupati ;
Organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indinesia adalah
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum perkumpulan yang
telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementrian Hukum
dan hak Asasi Manusia sesuai Ketentuan Peraturan Perundang
Undangan.
Untuk penganggarannya, belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan
sepanjang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari
kepala SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi masing masing.

Honorarium Panitia Pelaksanaan


Kegiatan

Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke


dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium
dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan Non
PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD
dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala
daerah.
Pencantuman kode rekening untuk pelaksanaan kegiatan
harus dilakukan secara terpisah. Untuk Honorarium
pelaksana kegiatan yang berstatus PNS masuk kode
rekening 5.2.1.01 Honorarium PNS. Sedangkan untuk Non
PNS baik yang ditetapkan oleh Bupati dan Kepala SKPD
masuk dalam kode rekening 5.2.1.02 Honorarium non
PNS.

Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa

Honorarium diberikan kepada pegawai negeri


yang diangkat oleh Pengguna/Kuasa Pengguna
Barang/Jasa untuk melaksankan pemilihan
penyedia Barang/Jasa melalui pengadaan
langsung
untuk
paket
pengadaan
barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) untuk pengadaan paket jasa
konsultasi yang paling tinggi Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah).

Kegiatan Rapat dan Sejenisnya

Kegiatan ini meliputi pertemuan / rapat koordinasi / rapat


pimpinan / rapat kerja / rapat teknis / konsinyering / fokus group
discussion / sosialisasi / bimbingan teknis / lokakarya / workshop /
seminar / simposium dan sarasehan.
Apabila rapat tersebut dilaksanakan tidak menggunakan asset
Pemerintah Kabupaten Lamongan, harus memenuhi salah satu
kriteria berikut :
Tidak tersedia ruang rapat kantor milik sendiri / instansi
pemerintah di wilayah tersebut dan tidak tersedia sarana dan
prasarana yang memadai.
Lokasi tempat penyelenggaraan pertemuan sulit dijangkau
oleh peserta baik sarana transportasi maupun waktu
perjalanan.
Peserta rapat dapat diberikan uang saku pengganti yang
disesuaikan dengan anggarannya dan urgensi yang besarnya
dialokasikan pada Belanja transportasi dan akomodasi yang
ditentukan didalam Standar Analisa Belanja.

Belanja Perjalanan
Dinas
Perjalanan dinas penganggarannya harus
memperhatikan Tingkat Perjalanan Dinas yang
dibagi menjadi 4 Tingkat, yakni :
Tingkat A untuk Bupati, Wakil Bupati dan
DPRD
Tingkat B untuk
III/Golongan IV

PNS

Eselon

II

dan

Tingkat C untuk Eselon IV / Golongan III


Tingkat D untuk PNS Golongan II, Golongan I
dan Pegawai Non PNS

Lanjutan Perjalanan Dinas ......


Uang Harian yang meliputi uang makan, uang saku dan
transport lokal yang bersifat lumpsum
Biaya Transport dihitung dari tempat kedudukan sampai
tempat tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk
biaya ke terminal bus / stasiun / bandara / pelabuhan
keberangkatan. Retribusi yang dipungut diterminal bus /
stasiun / bandara / pelabuhan keberangkatan dan
kepulangan termasuk boarding pass untuk alat
transportasi udara yang perhitungannya bersifat riil (at
cost).
Biaya Penginapan yang bersifat riil (at cost)
Uang Representasi (Bupati / Wakil Bupati, Pejabat Eselon
II dan DPRD) yang bersifat lumpsum.

Lanjutan Perjalanan Dinas

Perjalanan dinas dalam daerah


Perjalanan dinas dalam daerah adalah perjalanan dalam rangka dinas secara
perseorangan ataupun secara bersama sama dalam wilayah Kabupaten
Lamongan diluar ibukota Kabupaten.
Perjalanan dinas dalam daerah hanya memperoleh Uang Harian sesuai dengan
Tingkat Perjalanan Dinas. Besaran uang harian harus disesuaikan dengan
Standar Analisa Belanja
Perjalanan dinas luar daerah
Perjalanan dinas luar daerah adalah perjalanan dalam rangka dinas secara
perseorangan ataupun secara bersama sama keluar wilayah Kabupaten
Lamongan dalam wilayah NKRI.
Perjalanan dinas luar daerah dalam pelaksanaanya memperoleh pembiayaan
berupa Uang Harian, Biaya Transport, Biaya Penginapan dan Uang Representasi
(khusus untuk Bupati, DPRD dan Eselon II) yang besarannya disesuaikan dengan
Tingkat Perjalanan Dinas dengan mengacu pada Standar Analisa Belanja.

Belanja Uang Yang Diberikan


kepada masyarakat
Penganggaran uang untuk diberikan kepada
pihak
ketiga/masyarakat
hanya
diperkenankan dalam rangka pemberian
hadiah
pada
kegiatan
yang
bersifat
perlombaan atau penghargaan atas suatu
prestasi.
Alokasi
belanja
tersebut
dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan
Jasa sesuai kode rekening berkenaan.

Belanja
Pemeliharaan
Suatu pengeluaran pemeliharaan akan diperlukan sebagai belanja modal
(dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi kriteria di bawah ini :
Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara
Bertambah ekonomis / efesien
Bertambah masa manfaat
Bertambah volume
Bertambah kapasitas produksinya
Nilai rupiah pengeluaran belanja pemeliharaan tersebut melebihi batasan
minimal jumlah biaya yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Batas
minimal nilai kapitalisasi biaya pemeliharaan adalah sebesar Rp.
30.000.000,00.
Sedangkan jika biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tidak memenuhi
kedua kriteria diatas maka biaya pemeliharaan diakui sebagai beban
pemerintah dan tidak mempengaruhi nilai aset tetap. Misalnya biaya
pemeliharaan gedung dan bangunan memenuhi kriteria a namun biaya
pemeliharaan tersebut tidak melebihi batas minimal biaya pemeliharaan

Belanja Transportasi dan


Akomodasi
Bagi SKPD yang melakukan kegiatan dengan
melibatkan masyarakat dapat diberikan
berupa Belanja Transportasi dan Akomodasi
seperti kegiatan pelatihan dan bimbingan
teknis
dengan
melibatkan
masyarakat.
Besarnya biaya disesuaikan dengan besarnya
kegiatan dengan mengacu pada SAB Tahun
2016.

Belanja Modal
Penganggaran
belanja
modal
digunakan
untuk
pengeluaran
yang
dilakukan
dalam
rangka
pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya (aset
tak berwujud) jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
Berwujud
Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal
Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan serta tidak untuk dijual
Biaya perolehan aset sama dengan atau melebihi
batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah
ditetapkan.

Lanjutan Belanja Modal.


Uraian

Nilai
Kapitalisasi

Peralatan dan Mesin


a. Alat Besar

3.000.000,00

b. Alat Alat Angkutan

1.000.000,00

c. Alat Alat Bengkel

250.000,00

d. Alat Alat Pertanian/Peternakan

250.000,00

e. Alat Alat Kantor dan Rumah Tangga

500.000,00

f. Alat Alat Studio dan Komunikasi

250.000,00

g. Alat Alat Kedokteran

250.000,00

h. Alat Alat Laboratorium

500.000,00

i. Alat Alat Keamanan

250.000,00

Lanjutan Belanja Modal.

Uraian

Nilai Kapitalisasi

Gedung dan Bangunan


a. Bangunan Gedung
b. Bangunan Monumen

30.000.000,00
500.000,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan


a. Bangunan Air
b. Instalasi

20.000.000,00
1.000.000,00

Aset Tetap Lainnya


a. Hewan Ternak dan Tumbuhan

1.000.000,00

Lanjutan Belanja Modal.


Belanja modal berupa tanah, jalan irigasi dan jaringan tidak ada nilai
satuan minimum kapitalisasi, jadi berapapun nilainya akan
dikapitalisasi.
Biaya perolehan yang harus diatribusikan secara langsung dengan
belanja modal adalah sebagai berikut :
Biaya persiapan tempat
Biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat
Biaya pemasangan
Biaya profesional seperti arsitek dan insiyur
Biaya konstruksi
Biaya pengujian aset untuk menguji apakah aset telah
berfungsi dengan benar
Biaya Kepanitiaan
Biaya Feasibility Studi (FS) dan Detailed Engineering Design
(DED)

Anda mungkin juga menyukai