Anda di halaman 1dari 15

PROSES KEHAMILAN pada WANITA

Asriana Timang
102014081
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : (021) 5666952
Email: asriana.timang31@gmail.com

Abtrak
Kehamilan dapat terjadi ketika ovum yang matang dibuahi oleh sel sperma. Penyatuan kedua gamet
jantan dan betina inilah yang akan menyebabkan terjadinya fertilisasi dan membentuk zigot/embrio.
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan awal dari organisme baik fungsional
maupun struktural. Dengan mempelajari embriologi kita dapat mengetahui asal-usul terbentuknya zigot
serta tahap-tahap pembentukan organ-organ serta sistem sirkulasi yang ada pada tubuh. Kehamilan
dimulai dengan fertilisasi, pembelahan zigot, implantasi, gastrulasi sehingga terbentuk derivat-derivat
(eksoderm, mesoderm, dan endoderm) yang nantinya akan membentuk organ-organ.
Kata kunci: fertilisasi, pembelahan zigot, implantasi, gastrulasi

Abstrac
Pregnancy can occur when a mature ovum is fertilized by a sperm. The unification of both male and
female gametes is what will lead to fertilization and form a zygote / embryo. Embryology is the branch of
science that studies the early development of organisms both functionally and structurally. By studying
embryology we can know the origin of the formation of the zygote and the stages of the formation of
organs and circulatory systems that exist in the body. Pregnancy begins with fertilization, the zygote
cleavage, implantation, gastrulation forming derivatives (eksoderm, mesoderm, and endoderm) which
will form the organs.
Key words: fertilization, zygote cleavage, implantation, gastrulation

Pendahuluan
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan
menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi
embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar
lawan jenis, meskipun tidak semua hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan. Pembuahan hanya
dapat terjadi ketika wanita sedang berada dalam masa subur. Pada masa itu, seorang wanita akan
melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap untuk dibuahi. Dalam keadaan normal, seorang pria
akan mengeluarkan jutaan sperma saat melakukan persetubuhan. Dari berjuta-juta sel sperma tersebut,
hanya satu yang akan berhasil membenamkan diri dalam dinding sel telur yang sudah masak, dan
menyatukan dua inti sel.
Fertilisasi (Pembuahan)
Apabila sel telur atau sel spermatozoa telah dilepaskan, maka hidupnya tidak dapat dipertahankan
dalam waktu lama, kecuali apabila terjadipersatuan antar sel-sel telur dan sel spermatozoa yang disebut
fertilisasi atau pembuahan. Apabila terjadi fertilisasi sel telur, peristiwa ini akan memicu perubahan
istirahat sel raksasa tadi jadi aktif membelah berulang kali dengan kecepatan tinggi tanpa diikuti oleh
pertumbuhan anak-anak selnya sampai terjadinya embrio yang terdiri dari sejumlah sel-sel yang
ukurannya jauh lebih kecil (pembelahan tanpa fase pertumbuhan sel). 1
Proses fertilisasi mencakup tiga tahapan, yaitu penembusan korona radiata, penembusan zona
pelusida, dan penyatuan inti sel telur dan spermatozoa. Pada tahapan penembusan korona radiata,
spermatozoa yang telah mencapai ampula dan siap untuk membuahi pada akhirnya hanya akan ada satu
spermatozoa yang berhasil melakukan pembuahan. Pada saat mendekati sel telur dan mencoba menembus
korona radiata semua spermatozoa akan mengerahkan kemampuannya agar behasil menembus korona
radiata. Dengan akrosom yang telah terbuka, spermatozoa akan berusaha untuk menembus korona radiata,

kemudian setelah beberapa spermatozoa telah berhasil menembus korona radiata, terjadi lagi penembusan
pada zona pelusida.
Zona pelusida merupakan sebuah lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein
yang membungkus oosit sekunder. Fungsi dari zona pelusida itu sendiri adalah untuk mempertahankan
pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom. Pada tahap penembusan zona pelusida ini
spermatozoa mulai bersaing untuk menembus zona pelusida. Beberapa spermatozoa menempel pada
reseptor di zona ini dan melepas enzim-enzim akrosom sehingga menyebabkan sperma dapat menembus
zona pelusida.
Tahapan yang ketiga adalah penyatuan inti sel telur dan spermatozoa, pada saat spermatozoa
menempel dengan membran sel telur, membran kedua sel ini akan menyatu, sehingga tidak ada lagi
penghalang antara inti sel telur dan inti spermatozoa. Setelah penyatuan ini, kepala dan ekor dari
spermatozoa akan masuk ke dalam sitoplasma sel telur, sementara membran sel sperma akan tertinggal
karena telah menyatu dengan membran sel telur. Saat telah dekat dengan inti sel telur, ekor sperma akan
mulai dilepaskan dan kedua inti sel tersebut akhirnya menyatu sehingga akhirnya menghasilkan
organisme baru yang disebut zigot.2
Penebusan ovum oleh sperma dan penggabungan kedua inti menjadi zigot menandakan mulainya
individu baru (secara seksual).
Ada 2 komponen yang berperan dalam proses fertilisasi yaitu ovum dan sperma.3

Ovum terdiri dari: inti, sitoplasma, dan dinding.


Sperma terdiri dari: kepala, leher, dan ekor.

Ovulasi
3

Ovulasi adalah suatu proses dimana ovum lepas dari folikel yang dipengaruhi oleh kinerja
hormonal. Pada saat inilah, wanita sedang mengalami masa subur. Ovulasi sebenarnya diawali dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan ovum yang disebut Oogenesis. Mekanisme kinerja ovulasi
dipengaruhi sistem hipofisis diencephalon dengan hipotalamus sebagai pusat sentral tertinggi dan pusat
pengatur utama. Pada awalnya, hipotalamus membentuk faktor pelepasan yang mengatur sekresi hormon
gonadotropin. Hormon gonadotropin ini menstimulasi Follicle Stimulate Hormone (FSH) dan hormon
luteinisasi (LH). FSH berfungsi untuk menstimulasi perkembangan folikel primer hingga matang.
Di dalam sel folikel terdapat oosit/sel telur yang nantinya akan dilepaskan. Selain itu, sel folikel
juga menghasilkan hormon estrogen. LH berfungsi sebagai perangsang bagi ovum untuk keluar dari sel
folikel, biasa terjadi pada hari ke 14 atau pertengahan bulan. Sel folikel yang ditinggalkan, bila terjadi
pembuahan korpus tersebut akan bertahan dan berubah menjadi korpus graviditatis yang nantinya akan
menjadi kelenjar endokrin untuk sementara sampai janin dapat membentuk hormonnya sendiri. 4
Ovum
Pada sitoplasma ada bagian yang aktif yang terdiri dari organel-organel sel yang terdiri dari mitokondria,
lisosom, golgi dan bagian yang pasif adalah yolk atau kunir.3
Berdasarkan cara pembelahannya:3
1. Total, ovum membelah menyeluruh disebut Ovum Holoblastik hasil pembelahan menghasilkan
blastomer yang:
a. Equal: ukuran blastomer-blastomer kira-kira sama besar terdapat pada ovum
isolesital,misalnya pada amphioxus.
b. Unequal: kunir yang berkumpul pada vegetal pole mengahambat mitosis, sehingga
blastomernya tidak sama besar ukurannya dan lebih sedikit jumlahnya. Terdapat pada
ovum telolesital, misalnya pada amphibian dan ikan derajat rendah.
2. Partial, pembelahan hanya pada daerah protoplasma, disebut Ovum Meroblastik.
a. Discoidal: Ovum sangat telolesital, mitosis hanya pada animal pole, misalnya pada
reptile.
4

b. Superficial: Ovum sentrolesital, mitosis hanya pada sitoplasma perifer, misalnya pada
anthropoda.

Gambar 1. Fertilisasi 5
Pembelahan dan Perkembangan Zigot
A. Cleavage
Pembelahan atau cleavage disebut juga segmentasi, terjadi setelah pembuahan. Zigot membelah berulang
kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan bisa meliputiseluruh
bagian, dapat pula hanyapada sebagian kecil zigot. Pada umumnya pembelahan terjadi secara mitosis.
Proses pada sel yang bersifat membentuk sel baru, yaitu sel-sel individual yang banyak disebut cleavage
atau pembelahan sel yang spesifik. Sel telur yang telah dibuahi mengalami pembelahan menjadi sel-sel
yang lebih kecil yaitu blastomer. Sampai stadium delapan sel, sel-sel ini berkumpul secara longgar
membentuk gumpalan. Namun, setelah pembelahan ke tiga, blastomer memaksimalkan kontak satu sama
lain, membentuk suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses ini, pemadatan memisahkan
sel-sel bagian dalam yang berkomunikasi secara ekstensif melalui taut celah (gap junction) dari sel-sel
luar. Sekitar tiga hari setelah pembuahan, sel-sel mudigah kembali membelah untuk membentuk morula
16 sel (buah murbei). Sel dibagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner cell mass), dan sel5

sel disekitarnya membentuk massa sel luar. Massa sel dalam menghasilkan jaringan mudigah yang
sebenarnya, dan massa sel luar (auter cell mass) membentuk trofoblas yang kemudia berkembang
menjadi plasenta.1
B. Tipe Cleavage
Cleavage adalah proses pembelahan zigot (pembelahan mitosis) pada proses ini dihasilkan sel-sel baru
yang mempunyai ukuran yang lebih kecil dari sel-sel semula, akhir dari cleavage tidak akan terjadi
pertambahan volume sel. Sel-sel baru yang terbentuk disebut blastomer. Cleavage tergantung dari
distribusi yolk atau disebut juga deutoplasma, sehingga setiap jenis spesies mempunyai tipe cleavage
masing-masing.1
Implantasi
Pada permukaan endoterium, sel-sel trofoblas dari blastokista akan mengeluarkan enzim. Enzim
ini akan menyebabkan stratum kompaktum akan mengalami erosi dan ditempat tersebut akan terjadi
invasi, lalu sel-sel trofoblas akan mengadakan proliferasi membentuk sel-sel superfisial. Sel superfisial ini
tidak mempunyai batas yang jelas yang disebut sel-sel sinsitio trofoblas.
Sedangkan sel trofoblas yang mula-mula berbatasan dengan rongga blastosul disebut sel
sitotrofoblas. Sinsitio trofoblas makin lama meluas membentuk lapisan korion dan juga bersifat sebagai
kelenjar endokrin dengan mengahsilkan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Tes kehamilan
akan positif jika blastokista sudah membentuk korion biasanya pada kehamilan kurang lebih 3 minggu (1
minggu terlambat menstruasi). Saat sekarang ini tes sudah dapat dilakukan pada kurang lebih 2 minggu
setelah fertilisasi.1
Pembentukan Plasenta (Plasentasi)
Pada perkembangan lebih lanjut sinsitio trofoblas membentuk suatu ruang yang disebut ruang
intra villi. Sedangkan sito trofoblas akan membentuk massa sel pada tempat-tempat tertentu dan
6

merupakan tonjolan-tonjolan (jonjot-jonjot) yang akan diisi oleh mesoderm embrio. Jonjot yang dibentuk
oleh sel-sel sito trofoblas dan sel-sel mesoderm embrio ini disebut vili chorialis.
Vili chorialis akan diisi oleh pembuluh-pembuluh darah dari embrio sedangkan pada ruang inter
vili akan bermuara pembuluh-pembuluh darah yang berasal dari endoterium yang disebut pembuluh darah
maternal, pembuluh darah ini membawa bahan-bahan yang diperlukan embrio adalah nutrient, oksigen
dan bahan makanan.
Pada vili chorialis sebelum terisi pembuluh darah maka sel-sel maternal yang ada diruang inter
vili akan dihancurkan oleh suatu enzim yang akan diabsorbsi oleh trofoblas dan selanjutnya diangkut ke
embrio, cara ini disebut nutrisi histotropik.
Bila vili chorialis telah berisi pembuluh darah, maka vili chorialis dapat mengadakan difusi
sehingga darah dari ruang intra vili dapat mengalir ke janin, dan mekanisme ini disebut nutrisi
hemotropik. Nutrisi hemotropik akan dipertahankan sampai janin lahir.1
Sementara itu semenjak dimulainya kehamilan, endoterium dibawah pengaruh hormon
progesterone akan mengadakan penebalan, dan selanjutnya disebut sebagai jaringan desidua ini ada 3
macam yaitu:1
1. Jaringan desidua yang tidak ditempati embrio disebut desidua parietalis
2. Desidua yang menutupi korion dan terletak diantara koriondan cavum uteri disebut desidua
kapsularis
3. Desidua yang terletak diantara korion dan miometrium disebut desidua basalis.
Vili Chorialis yang letaknya berhungan dengan desidua basalis akan berkembang lebih lanjut
menjadi korion frondosum. Korion frondosum akan mengadakan interaksi dan membentuk suatu organ
khusus yaitu plasenta. Pada berbagai organisme tipe plasenta tidak sama, pada manusia plasenta dibentuk
oleh fusi atau gabungan dari ujung allantois yang mencapai korion dan disebut dengan chorionic plate
atau plasenta pars fetalis.

Sedangakan desidua basalis membentuk plasenta pars materal. Allantois yang bermodifikasi
menjadi plasenta kemudian disebut sebagai organ umbilical. Tangkai allantois lalu akan bermodifikasi
menjadi penghubung antara plasenta dengan fetus, yang kemudian dikenal dengan korda umbilikalis
demikian juga dengan pembuluh-pembuluh darah pada allantois akan berubah menjadi arteri dan vena
umbilikalis.1

Gambar 2. Reaksi Desisua pada Endoterium5


Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Setelah melewati masi fertilisasi, implantasi dan pembentukan plasenta, embrio masi akan terus
mengalami perkembangan. Ada beberapa tahap yang masih harus dilewati oleh embrio agar tumbuh
dengan sempurna. Tahapan-tahapan tersebut adalah gastrulasi, derivate ectoderm, derivate mesoderm dan
derivate endoderm.
Gastrulasi
Gastrulasi merupakan suatu proses yang dinamis, mengakibatkan migrasinya sel-sel secara
terintegrasi yang dilakukan dengan berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Proses gastrulasi
terjadi pada minggu ke-3 dari embriogenesis dan merupakan awal dari proses morphogenesis yaitu
perkembangan embrio dalam bentuk dan struktur dari berbagai organ dan bagian tubuh. Migrasi sel-sel
atau lapisan sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk:
8

a.
b.
c.
d.

Menempatkan area perspektif endoderm ke dalam


Membungkus embrio dengan perspektif ektoderm
Menempakan mesoderm diatara endoderm dan ektoderm
Membentuk arkenteron, bakal saluran pencernaan primitive

Proses gastrulasi ini berfungsi untuk mengubah sel-sel dari tahap blastokist menjadi sel-sel yang
terdiri dari tiga lapisan germinal primer. Tiga lapisan tersebut terdiri dari ectoderm, mesoderm dan
endoderm. Pembentukan ketiga lapisan tersebut diawali dari pembentukan primitive streak dengan cara
berproliferasi/pembanyakan sel dan migrasi pada sel-sel pada permukaan epiblas. Hal tersebut juga akan
memicu terbentuknya primitive node dan primitive pit. Sel-sel epiblas bermigrasi ke primitive streak
dengan pola pergerakan invaginasi (lapisan bagian sel luar masuk atau melipat ke dalam) dan
menggantikan sel hipoblas. Pergerakan invaginasi dipengaruhi oleh Fibroblast Growth Factor 8 (FGF8)
yang diregulasi oleh Brachyury expression. Bagian ini nantinya akan menjadi lapisan endoderm. Sel-sel
yang masih berada di epiblas akan menjadi lapisan ectoderm. Diantara lapisan ectoderm dan endoderm
akan terbentuk suatu membran yang kemudian dinamakan dengan mesoderm. Ketiga lapisan ini akan
mengalami perkembangan masing-masing membentuk organ, sistem organ dan fisiologi tubuh. Pada
tahap akhir, sel-sel yang bermigrasi ke daerah cephalic akan membentuk nerve cord dan notochord yang
sangat penting untuk menginduksi otak bagian depan.

Derivate Ectoderm
Lapisan ectoderm adalah lapisan terluar dari embrio. Lapisan ini akan berkembang membentuk sistem
saraf (otak dan spinal chord), indera khusus (hidung, telinga dan mata), kulit (jaringan epidermis) dan
beberapa kelenjar endokrin (kelenjar pituitary). Pada awalnya lapisan ectoderm akan berdiferensiasi
menjadi tiga yaitu: ectodermal luar (epidermis), krista syaraf (Neural Crest cells) dan buluh syaraf
(Neural tube).7

a. Ectodermal luar akan membentuk jaringan kulit, rambut, kuku, kelenjar sebaceous, epitelium
mulut, lensa dan kornea pada mata.
b. Krista saraf dan buluh saraf merupakan perkembangan dari sistem saraf yang diawali dengan
proses neurulasi. Neurulasi terjadi pada akhir minggu ke-3
Skema proses Neurulasi
Induksi notokorda pada ectoderm:
Penebalan

Lempeng

Lipatan

Alur

Buluh

Proses Neurulasi dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu neurulasi primer dan neurulasi
sekunder.
A. Neurulasi primer sel-sel disekitar keeping neural menginduksi keping neural untuk
berproliferasi, invaginasi dan membentuk bumbung neural. Terjadi pada derah bagian anterior
disebut juga cranial. Ada empat tahapan yang terjadi yaitu:
1. Transformasi bagian sentral dari ectoderm embrionik menjadi keping neural yang menebal
2.
3.
4.
B.

(differensiasi lempeng saraf)


Pembentukkan dan pemanjangan keping neural (Pembentukan lipatan saraf/neural fold)
Pembentukan alur saraf
Penutupan alur saraf sehingga membentuk buluh saraf (neural tube)
Nerulasi Sekunder Terjadi pada daerah di atas neuropor posterior, daerah lumbar dan ekor
disebut juga caudal. Diawali dengan pembentukan sumsum, kavitasi sumsum membentuk buluh
syaraf.
Neural tube setelah terbentuk tidak langsung tertutup sepenuhnya. Bagian cranial akan menutup

terlebih dahulu (pada hari ke-25). Setelah tiga hari barulah bagian caudal akan menutup (pada hari ke28). Neural tube yang sudah tertutup akan berdifferensiasi menjadi beberapa bagian yaitu: otak
bagian depan (Proencephalon), otak bagian tengah (Mesencephalon) dan otak bagian belakang
(Rhombencephalon), medula spinalis yang mengalami perlekukan. 7
Derivate Mesoderm
10

Sudah dijelaskan bahwa lapisan mesoderm berada di antara ektoderm dan endoderm. Pada
perkembangan selanjutnya, lapisan mesoderm ini akan membentuk beberapa jaringan penyambung,
beberapa organ vital seperti jantung, ginjal, organ-organ reproduksi, pembuluh darah, tulang, dll. Lapisan
mesoderm terbagi menjadi tiga daerah yaitu paraxial, intermediate dan lateral. Perkembangan lapisan ini
diawali dengan proliferasi dan penebalan sel-sel yang berada di lapisan mesoderm yang membentuk suatu
kolum paraxial mesoderm berbentuk longitudinal. Pada bagian intermediate, sel-sel di daerah ini menipis
membentuk suatu layer yang disebut lateral mesoderm. Nantinya pada perkembagan selanjutnya, bagian
intermediate ini akan berdiferensiasi menjadi nephorotomes.
Pada minggu ke-3 akhir, lapisan mesoderm paraxial akan berdifferiensiasi menjadi segmensegmen yang disebut dengan somit. Segmen-segmen tersebut berada di neural tube yang sedang
berkembang. Somit ini juga yang digunakan untuk menghitung umur suatu embrio. Pertama kali muncul,
somit berada di daerah calon oksipital yang kemudian akan berkembang terus secara anteriorposterior.
Somit akan berdiferensiasi sebagai pembentuk Sclerotome dan

Myotome yaitu pembangun tubuh

(komponen tulang dan otot) dan dermatome (dermis bagian belakang).


Pada bagian lateral mesoderm terdapat extraembyonic mesoderm sehingga lapisannya terbagi
menjadi dua bagian yaitu somatic atau parietal mesoderm yang melapisi amnion dan splanchnic atau
visceral mesoderm layer yang melapisi yolk sac.8
Somatic/parietal membentuk membrane mesothelial/serous. Serous ini nantinya akan
membentuk Peritoneal, Pleura, Pericardium dan cairan serosa, dermis bagian depan, tulang dan
jaringan penyambung anggota tubuh.
Visceral/splanchnic bersama dengan endoderm membentuk dinding sel cerna dan juga
membentuk serosa yang melapisi organ.
Lapisan Mesoderm salah satunya juga membentuk pembuluh darah. Ada dua cara dalam pembentukan
pembuluh darah yaitu: vasculogenesis dan angiogenesis.

11

Vasculogenesis

Sel mesenkim yang terbentuk sewaktu proses gastrulasi akan berdiferensiasi menjadi prekusor endothelial
yang disebut dengan angioblas. Dengan dibantu faktor Fibroblast Growth Factor 2 (FGF2), maka
angioblas beragregasi membentuk pulau-pulau darah/blood islands. Selanjutnya, ditengah-tengah pulaupulau darah, muncul sebuah ruangan kosong. Angioblas akan menipis untuk membentuk sel endothelial
yang nantinya sel tersebut akan mengatur posisinya di ruang kosong tersebut dan membentuk semacam
jaringan endothelial. Jaringan endothelial ini yang nantinya akan berkembang menjadi kapiler darah. 8
Angiogenesis
Merupakan proses dimana vessel tumbuh dan saling berdekatan dengan sel endotel sehingga bergabung
membentuk suatu jaringan.8

Derivat Endoderm
Endoderm merupakan lapisan yang membentuk organ-organ bagian dalam pencernaan seperti
intestine, beberapa organ kelenjar seperti parenkim thyroid, parathyroid, liver, pancreas, tonsi, thymus,
epitel yang melapisi urethra dan unrinary bladder. Lapisan endoderm adalah lapisan dimana tract
gastrointestinal tumbuh dan berkembang. Lapisan inilah yang melapisi permukaan ventral dari embrio
dan yolk sac. Lapisan endoderm diawali dengan terjadinya lateral body fold. Dengan bertambah
panjangnya embrio, maka terjadi lipatan di daerah cephalic dan caudal ke arah ventral. Pelipatan ini
mengakibatkan amnion ikut tertarik ke dalam sehingga bagian ventral dari body wall tertutup sempurna
kecuali daerah umbilical. Iniliah yang dinamakan lateral body fold. 9
Setelah terjadi pembentukan lateral body fold, terbentuk gut tube yang dibagi menjadi tiga bagian
yaitu: Fore gut, Mid gut dan Hind gut.9

12

Fore gut, bagian ini masih terhubung dengan membrane ektoderm-endoderm yang disebut
dengan membran oropharyngeal. Membrane oropharyngeal ini memisahkan stomadeum
(primitive oral cavity) dengan pharynx.
Mid gut, bagian ini masih berhubungan dengan yolk sac. Bagian ini sangat lebar tetapi seiring
perkembangan embrio, daerah ini akan menjadi sempit dan panjang.
Hind gut, berada di daerah caudal dan tertutup oleh membran ectodermal-endodermal yang
disebut dengan membrane kloakal. Membrane kloakal ini memisahkan daerah upper anal canal
dengan daerah lower part proctodeum.

Ga
mbar 3. Pembentukan Derivat
Kesimpulan
Proses kehamilan dan tumbuh kembang janin diawali dengan terjadinya fertilisasi dan diikuiti dengan
pembelahan sel, implantasi, serta proses gastrulasi, yaitu proses pembentukan 3 lapisan germinal
(ektoderm, mesoderm, endoderm) yang nantinya akan berkembang menjadi berbagai jaringan dan
organ dalam sistem tubuh dewasa. Proses tumbuh adalah proses pembentukan jaringan tubuh, organorgan dalam, kulit, tulang, otot, saraf, otak, dll. Selajutnya embrio akan mengalami perkembangan
dengan penambahan volume seluruh tubuh dan pematangan fungsi-fungsi organ. Seluruh proses
memakan waktu yang lama yaitu sekitar 9 bulan hingga janin siap dilahirkan.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Priastini R, Hartono B, Dewajanthi AM, Winarsi, Sumadikarya IK, William, et al. Dasar biologi
sel 2. Jakarta: UKRIDA;2015.h.210
2. Fried GH, Hademenos GJ. Schaums outlines: Biologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2011.h.105-8.
3. Syahrum H.Mohamad, Kamaludin, Tjokronegoro Arjatmo. Reproduksi dan Embriologi. Jakarta;
1994.h.63-66
4. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarmi EW. Biologi 2. Jakarta: Erlangga;2009.h.296.
5. www.google.co.id. Gambar Anatomi Fertilisasi. Diunduh pada Hari Jumat, 8 Agustus 2015.
6. Kurkchubasche, A.G. Embryology and Development. Introduction to Fetal Medicine. Tersedia:
http://med.brown.edu/pedisurg/Fetal/Seminar/SyllabusPages/3Embryology.pdf.
7. Maqbul, I. Turunan Ektoderm. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/125628903/turunanektoderm.
8. Khan, M. Mesodermal Derivatives. Tersedia:
http://www.ksums.net/files/Archive/1st/427/Embryology/1est%20semester/7.Mesoderm
%20Derivatives.ppt.
14

9. Sadler, T.W. 2011. Langmans Medical Embryology 12th edition. Publishers: Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins.

15

Anda mungkin juga menyukai