Askep Gadar DM
Askep Gadar DM
seseorang
yang
disebabkan
oleh
karena
adanya
penyakit
kronis
yang
telah
terdiagnosis
Diabetes
Melitus,
Indonesia
pasien
penyakit
dalam.
Pada
tahun
2006
tahun
menderita
penyakit
diabetes.
1.Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan
ditularkan.
Anggota
keluarga
penderita
DM
memiliki
yang
merupakan
respons
adalah
alloxan,
pyrinuron
(rodentisida),
dan
Insulin
yang
adalah
hormon
bertanggungjawab
yang
dalam
dilepaskan
oleh
mempertahankan
5. Klasifikasi
1.I DDM ( Insulin Dependent Diabetes Millitus )
Sangat tergantung pada insulin. Disebabkan
oleh
karena faktor genetik dan juga dipicu oleh pola hidup yang tidak
sehat.
3.Gestational Diabetes
Disebabkan oleh gangguan hormonal pada wanita hamil.
Diabetes melitus ( gestational diabetes mellitus, GDM) juga
melibatkan
suatu
kombinasi
dari
kemampuan
reaksi
dan
Melitus
penderita.
6. Komplikasi
Komplikasi dari diabetes ada beberapa yaitu :
1. Jangka pendek:
Hipoglikemia
Ketoasidosis diabetik
Sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik
2. Jangka panjang
Retinopati
Nefropati
Neuropati : polineuropati sensori(neuropati perifer), neuropati
cranial, dan neuropati otonom
7. Gejala Klinis
Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai
berikut :
Pada tahap awal sering ditemukan
a. Poliuri (banyak kencing)
Hal
ini
disebabkan
meningkat sampai
oleh
karena
melampaui
daya
kadar
glukosa
darah
makanan
tersebut
hanyaakan
berada
sampai
pada
pembuluh darah.
d.Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi
glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari
bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh
terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di
jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun
banyak makan akan tetap kurus
e.Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa
sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin.
Akibat
terdapat
penimbunan
sarbitol
dari
lensa,
sehingga
dengan
kardiovaskular
dan
dengan
sebagai
metode
patokan
enzimatik n DM
penyaring
Belum
Pasti DM
DM
dan
diagnosis DM (mg/dl)
Kadar glukosa darah sewaktu:
Plasma vena
<11
110
Darah kapiler
0
<90
199
90 199
- >20
0
>20
0
<11
110
Darah kapiler
0
<90
125
90 109
- >12
6
>11
0
untuk
membatasi
makanannya. Tetapi
cara terbaik untuk
jumlah
menurunkan
lemak
kadar
jenuh
dalam
kolesterol
adalah
cukup.
Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari),
meskipun
beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat
hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah
dengan
baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.
Terapi Sulih Insulin
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin
sehingga
harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat
dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam
lambung
sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).
Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam
penelitian. Pada
saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan
baik
karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah
dalam
penentuan dosisnya.
Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak,
biasanya di
lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat
kecil agar
tidak terasa terlalu nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki
kecepatan
dan lama kerja yang berbeda:
1.Insulin kerja cepat
Contohnya adalah
insulin regular,
yang bekerja paling sebentar.
Insulin ini sering kali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu
20
menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja
selama
6-8 jam. Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita
yang
menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disuntikkan
15-20
insulin
suspensi
sengyang
telah
dikembangkan.
Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36
jam.
Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulanbulan
sehingga bisa dibawa kemana-mana.
Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:
terbakar,
diikuti
kemerahan,
gatal
dan
pembengkakan di
sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.
Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak
(sehingga
kulit tampak berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga
kulit
berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa dicegah dengan cara
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Diagnosa medis
Elektrolit:
Pemeriksaan mikroalbumin
Mendeteksi komplikasi pada ginjal dan kardiovaskular
Nefropati Diabetik
Nefropati diabetic ditandai dengan kerusakan
glomerolus ginjal yang berfungsi sebagai alat penyaring.
Kepala
Bentuk simetris, warna rambut hitam, persebaran rambut
merata, kebersihan cukup, benjolan tidak ada, nyeri tekan
tidak ada.
Muka
Bentuk simetris, agak pucat, edema tidak ada, nyeri tidak ada.
Mata
Konjungtiva anemis, reflek pupil ishokor, benjolan tidak ada,
nyeri tekan tidak ada.
Hidung
Bentuk simetris, secret tidak ada
Telinga
Serumen tidak ada, bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada.
Leher
Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, distensi vena jugularis
tidak ada.
Thorak
Bentuk dada simetris, suara nafas wheezing dan krekel tidak
ada, retraksi otot dada tidak ada
Abdomen
Bentuk simetris, lesi tidak ada, peristaltic usus 8 x/menit,
pembesaran hati tidak ada, nyeri lepas dan nyeri tekan tidak
ada, asites tidak ada.
Ekstermitas
Edema tidak ada, sianosis tidak ada, pergerakan terkoordinir
tetapi lemah.
2. Diagnosa
a.Kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari
hiperglikemia).
b.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan
ketidakcukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan
glokosa
oleh
jaringan
mengakibatkan
peningkatan
metabolisme
protein/lemak)
c.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energy
metabolic
d.Ansietas
berhubungan
dengan
kurang
informasi
tentang
penyakit
diabetes melitus
3. Rencana Tindakan
1.Kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari
hiperglikemia).
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24
jam diharapkan cairan/elektrolit dan keseimbangan asam
basa dapat terpenuhi.
Kriteria hasil: tekanan darah stabil, nadi perifer dapat diraba,
turgor
kulit, haluaran urine tepat secara individu
Tindakan/ intervensi
Mandiri
Rasional
Mandiri
normal
salin
dengan
atau
dektrosa.
Albumin, plasma, atau dekstran
hidrasi/volume
sirkulasi.
9.kekurangan
cairan
elektrolit dapat
mengubah
motilitas
lambungdan
secara
potensial
2.pasang
atau
pertahankan
dan
akan
menimbulkan
kekurangan
kateter urine
cairan
dan
agar tetap terpasang.
elektrolit.
3.pantau
pemeriksaan
10.pemberian
cairan
untuk
laboratorium
perbaikan
seperti Hematokrit (Ht),
yang cepat sangat berpotensi
BUN/Kreatinin,
osmolaritas
menimbulkan beban cairan
darah,
Kolaborasi
Natrium, Kalium.
1.tipe dan jumlah dari cairan
4.berikan kalium atau elektrolit
tergantung
yang
pada derajat kekurangan
lain melalui IV dan/atau melalui
cairan dan
oral
respons
pasien
secara
sesuai indikasi.
individual,
5.berikan bikarbonat bila pH
plasma ekspander (pengganti)
kurang
kadang
dari 7,0
dibutuhkan jika kekurangan
6.pasang selang NGT dan
tersebut
lakukan
mengancam kehidupan atau
penghisapan sesuai dengan
tekanan
indikasi.
darah
sudah
tidak
dapat
kembali
normal dengan
usaha-usaha
rehidrasi
yang telah dilakukan.
2.memberikan
pengukuran
yang
tepat/akurat
terhadap
pengukuran
haluaran urine terutama jika
neuropati
otonom
menimbulkan
gangguan
kantung kemih (retensi urine/
inkontenensia)
3.mengkaji tingkat hidrasi.
4.kalium harus ditambahkan
pada IV
(segera aliran urine adekuat)
untuk
mencegah hipokalemia.
5.diberikan dengan hati-hati
untuk
membantu
mempebaiki
asidosis pada
adanya hipotensi atau syok.
6.menekompresi lambung dan
dapat
menghilangkan muntah.
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan
ketidakcukupan insulin,
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24
jam
diharapkan intake nutrisi adekuat.
Kriteria hasil: berat badan pasien seimbang dan tidak lemah
Tindakan/ intervensi
Rasional
Mandiri
Mandiri
1.Timbang berat badan setiap 1.mengkaji
pemasukan
hari atau
makanan yang
sesuai dengan indikasi
Adekuat
2.Tentukan program diet dan 2.mengidentifikasi kekurangan
pola
dan
makan pasien dan bandingkan penyimpangan dari kebutuhan
terapeutik.
dengan
3.hiperglikemia dan gangguan
makanan
yang
dapat
keseimbangan
cairan
dan
dihabiskan
elektrolit
pasien.
dapat
menurunkan
3.Auskultasi bising usus, catat
motilitas/fungsi
adanya
lambung (distensi atau ileus
nyeri abdomen/perut kembung,
paralitik)
asites,
4.pemberian makanan melalui
mual, muntah
oral akan
4.Berikan makanan cair yang
lebih baik jika pasien sadar an
mengandung
nutrien
dan
fungsi
elektrolit
gastrointestinal baik.
dengan segera
5.jika makanan yang disukai
5.Identifiikasi makanan yang
pasien
disukai
dapat
dimasukkan
dalam
oleh pasien
6.Observasi
tanda-tanda perencanaan
makan, kerjasama ini dapat
hipoglikemia.
diupayakan setelah pulang.
Seperti
perubahan
tingkat
6.karena
metabolisme
kesadaran,
karbohidrat
kulit lembab/dingin, denyut
mulai terjadi (gula darah akan
nadi
berkurang dan sementara
cepat , lapar peka rangsang,
tetap
cemas,
diberikan
insulin
maka
sakit
kepala,
pusing,
Hipoglikemi
sempoyongan.
dapat terjadi. Jika pasien dalam
Kolaborasi
keadaan koma, hipoglikemia
1.lakukan pemeriksaan gula
mungkin
darah
akan
terjadi
tanpa
dengan menggunakan finger
memperlihatkan
stick.
perubahan tingkat kesadaran.
2.pantau
pemeriksaan Kolaborasi
1.analisa
di
tempat
tidur
laboratorium,
seperti glukosa darah, aseton, terhadap gula
darah
lebih
akurat
pH, dan
HCO
menunjukkan
keadaan
saat
dilakukan
3.berikan pengobatan insulin
pemeriksaan).
secara
2.gula darah menurun perlahan
teratur dengan metode IV
dengan
secara
penggantian cairan dan terapi
intermiten atau secara kontinyu
insulin
terkontrol.
3.insulin
reguler
memiliki
awitan cepat
dan karenanya dengan cepat
4.berikan
larutan
glukosa,
misalnya
dekstrosa dan setengah salin
normal.
5.lakukan
konsultasi
pula
dapat
membantu
memindahkan
glukosa kedalam sel.
dengan 4.larutan glukosa ditambahkan
ahli diet.
setelah
6.berikan diet kira-kira 60%
insulin dan cairan mebawa gula
karbohidrat, 20% protein dan
darah
20%
kira0kira 250 mgg/dl.
lemak dalam penataan
5.sangat barmanfaat dalam
makan/pemberian makanan
perhitungan
tambahan.
dan penyesuaian diet untuk
7.berikan obat metaklopramid
memenuhi
(reglan);
kebutuhan nutrisis pasien.
tetrasiklin.
6.kompleks karbohidrat (seperti
jagung,
wortel,
brokoli,
buncis,
gandum, dll)
menurunkan kadar glukosa/
kebutuhan insulin, menurunkan
kadar
kolesterol
darah
meningkatkan
rasa kenyang.
7.dapat
bermanfaat
mengatasi
gejala
yang
dan
dalam
berhubungan
dengan
neuropati otonom yang
mempengaruhi saluran cerna,
yang
selanjutnya
meningkatkan
pemasukan
melalui oral dan absorps zat
makanan
berhubungan
dengan
kurang
informasi
tentang
penyakit diabetes
melitus
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ...
menit diharapkan ansietas pasien berkurang/ hilang
Kriteria Hasil : Pasien tidak cemas lagi/ cemas pasien berkurang,
pasien
tidak bertanya tanya tentang penyakitnya, ekspresi
wajah tidak sedih
TINDAKAN / INTERVENSI
Mandiri
1.Kaji tingkat ansietas
2.Pantau respon fisik,
3.Jelaskan tindakan/ prosedur
yang
akan dilakukan
4.Tinggal bersama pasien,
mempertahankan sikap tenang
RASIONAL
Mandiri
1.Untuk mengetahui
kecemasan
pasien.
2.Untuk
tingkat
meningkatkan
pengeluaran penyekat
dan adenergik pada
daerah
5.Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
psien reseptor
3.Memberikan informasi akurat
yang dapat
menurunkan
kesalahan
interpretasi yang
dapat berperan pada
reaksi
ansietas dan
ketakutan
4.Menegaskan
pasien
pada
atau orang
terdekat
bahwa
walaupun
perasaan pasien
diluar kontroltapi
lingkungan
tetap aman
5.Menambah
kepercayaan
pasien dan
menurunkan
kesalahan
persepsi/ inetrpretasi
informasi
4. Evaluasi
Diagnosa
Kekurangan
Evaluasi
cairan S : klien sudah tidak mengeluh
berhubungan dengan
diuresis
osmotik
tidak
(dari nyaman karena terlalu sering
hiperglikemia).
kencing
(poliuria).
O : tekanan darah (100-120/80100)mmHg
Urin normal
A : masalah teratasi.
P : Hentikan tindakan
Perubahan nutrisi kurang dari S : klien sudah tidak merasa
kebutuhan
lemah lagi
tubuh berhubungan dengan
O : BB seimbang
ketidakcukupan
insulin A : masalah teratasi, tujuan
(penurunan
ambilan
dan
glokosa oleh
jaringan
tercapai
penggunaan P : Hentikan tindakan
mengakibatkan
peningkatan
metabolisme protein/lemak)
Intoleran
aktivitas S: pasien mengatakan dapat
berhubungan dengan
penurunan metabolik
melakukan
aktivitas sendiri
O: TTV normal, pasien terlihat
bersemangat
A: tujuan tercapai, masalah
teratasi
P: Pertahankan kondisi
Ansietas berhubungan dengan S: Pasien mengatakan sudah
kurang
informasi
tentang
mengerti
penyakit dengan
diabetes
mellitus
penjelasan
diberikan dan
sudah
tau
yang
penyakit
dan
perawatannya
O: Pasien tampak mengangguk
saat diberi
penjelasan dan saat ditanya
pasien bisa
menjawab
A: Tujuan tercapai,
teratasi
P : Pertahankan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002.
Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2
. Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn. 2000.
Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C., dkk. 1997.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 9
. Jakarta:
EGC
Price, A. Sylvia. 1995.
Patofisiologi Edisi 4.
Jakarta: EGC
Reeves, Charlene J., dkk. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah
masalah
. Jakarta: Salemba
Medika
Robbins. 1999.
Dasar Patologi Penyakite Edisi 5.
Jakarta : EGC
http://www.scribd.com/dayu-anjani-gembul-3429/d/52856085udah-jadi-DM-di-MS
25.03.2012 11.29