Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

APENDISITIS AKUT

Identitas Pasien
Nama
:EWK
Jenis kelamin : Perempuan
Usia
: 25 tahun
Alamat
: Asrama
Agama
: Protestan
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk RS : 8 Mei 2013
Tanggal keluar RS : 13 Mei 2013

Subjective
KU

RPD

Objective
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran/GCS :
Compos mentis/E4 V5
M6
Vital Sign
Tekanan darah:
110/70mmHg
Nadi
: 64 kali/menit
Suhu
: 37.6 C
Pernafasan : 24
kali/menit

STATUS GENERALIS: dbn


STATUS LOKALIS:
Abdomen:
Inspeksi : Simetris,
protuberan
Auskultasi : Bising usus
terdengar di seluruh kuadran
abdomen
Palpasi : Teraba soefl, Tidak
terdapat ascites, Hepar dan
lien tidak teraba, Terdapat
nyeri tekan di daerah
inguinal dekstra, Psoas
sign positif, obturator sign
positif, rovsing sign
positif, nyeri lepas tekan

Assessment sementara
Observasi abdominal pain et causa
suspek apendisitis akut, dd:
gastroenteritis akut.

Planning
Diagnostik

Hasil lab tanggal 9 Mei


2013

Assessment
Apendisitis akut

Appendectomy

9 Mei 2013

Follow up

S : Nyeri perut kanan bawah (+), tapi tidak separah


kemarin.
Mual (-), muntah (-).
Nafsu makan masih menurun.
O : Vital sign:
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Suhu: 36.8C
Nadi: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Status lokalis: pada abdomen region inguinal
dekstra:
Hepar dan lien tidak teraba. Terdapat nyeri
tekan di daerah inguinal dekstra
Psoas sign positif, obturator sign positif, rovsing
sign positif, nyeri lepas tekan positif. Tidak

10 Mei 2013
Planning terapi:
Apendektomi
Planning preoperasi:
Rontgen thoraks
Persetujuan bedah
Konsul anestesi
Puasa
Planning post operasi:
Awasi keadaan umum dan vital
sign
Diet bubur
Infus RL 14 tpm
Ceftriakson 1x1
Antrain 2x1
Narfoz 2x1

11 Mei 2013
S : Nyeri perut kanan bawah pada bekas operasi.
Mual (-), muntah (-). Nafsu makan dan minum baik.
Belum bisa BAB, tapi bisa buang angin. BAK lancar.
O : Vital sign:
Tekanan darah: 120/90 mmHg
Suhu: 36.5C
Nadi: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
Status lokalis: pada abdomen regio inguinal
dekstra:
Nyeri (+)
Nyeri tekan (+)
Rembesan darah (-)
A : post op apendisitis hari I
P : Infus RL 14 tpm, Ceftriakson 1x1, Antrain 2x1,

Nyeri perut kanan


bawah pada bekas
operasi.
Mual (-), muntah (-).
Nafsu makan dan
minum baik.
Belum bisa BAB,
12 Mei
sudah 2 hari.
BAK lancar.

Nyeri perut kanan


bawah pada bekas
2013 operasi.
Mual (-), muntah (-).
Nafsu makan dan
minum baik.
Sudah bisa BAB, BAB
13 Mei 2013
sedikit nyeri.
BAK lancar.

TINJAUAN PUSTAKA

APENDIKS

Vaskularisasi Apendiks
Pendarahan apendiks berasal dari
arteri apendikularis (cabang arteri
ileokolika) yang merupakan arteri
tanpa kolateral.
Vena appendiks bermuara di vena
ileokolika yang melanjutkan diri ke
vena mesenterika superior.

Inervasi Apendiks
Persarafan parasimpatis berasal dari
cabang nervus vagus yang mengikuti
arteri mesenterica superior dan arteri
apendikularis, sedangkan persarafan
simpatis berasal dari nervus torakalis
X.

Fisiologi Apendiks
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan
oleh GALT (gut associated lymphoid
tissue) yang terdapat di sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks, ialah IgA.
Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi.
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per
hari. Lendir itu normalnya dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke
caecum.

Variasi Anatomi Posisi


Apendiks

APENDISITIS AKUT
Appendicitis merupakan peradangan
yang terjadi pada appendix
vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling
sering.

Epidemiologi
Laki-laki : perempuan = 3:2
Appendicitis dapat ditemukan pada
semua umur, hanya pada anak
kurang dari satu tahun jarang
dilaporkan. Insidensi tertinggi pada
kelompok umur 20-30 tahun, setelah
itu menurun.

Etiologi
Appendicitis disebabkan karena
adanya obstruksi pada lumen appendix
sehingga terjadi kongesti vaskuler,
iskemik, nekrosis, dan akibatnya
terjadi infeksi.
Penyebab obstruksi: fekalit, Hiperplasia
folikel lymphoid, Carcinoid atau tumor
lainnya, Benda asing (pin, biji-bijian),
Kadang parasit (E. histolitika)

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Tanda awal:
Nyeri mulai di epigastrium atau muscular umbilicus
disertai mual dan anoreksi

Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan


tanda rangsangan peritoneum muscular di titik
McBurney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muscular

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung


Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing sign)
Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg)
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti
nafas dalam, berjalan, batuk, mengejan.

Pemeriksaan Fisik

Rovsing
sign

Psoas sign

Blumbergs
sign
Whal sign
Obturator
sign

Defence
muscular
Dunphy sign

Alvarado Score
Ny. EWK:
8
Keterangan:
0-4 :
kemungkinan
Appendicitis
kecil
5-6 : bukan
diagnosis
Appendicitis
7-8 :
kemungkinan
besar
Appendicitis

Hubungan Patofisiologi dan


Manifestasi Apendisitis

Pemeriksaan Penunjang
Lab darah leukositosis
USG
CT-scan

Diagnosis Banding

Gastroenteritis akut
Ureterolitiasis
Pelvic inflammatory disease
Twisted ovarian cyst
Keganasan dari traktus
gastrointestinal dan saluran
reproduksi

Komplikasi

1.Appendicular infiltrat
2.Appendicular abscess
3.Perforasi
4.Peritonitis
5.Syok septik
6.Mesenterial pyemia dengan
AbscessHepar
7.Gangguan peristaltik
8.Ileus

Penatalaksanaan
Pilihan penatalaksanaan apendisitis:
Appendektomi cito (pada apendisitis akut, abses,
dan perforasi)
Appendektomi elektif (pada apendisitis kronik)
Konservatif kemudian operasi elektif (pada
apendisitis infiltrate).

Terapi konservatif:
Bed rest dengan posisi Fowler (posisi terlentang,
kepala ditinggikan 18-20 inci, kaki diberi bantal, dan
lutut ditekuk).
Diet cair, kompres dingin di daerah Mc Burney
Antibiotika yang massif: metronidazol
Monitor: infiltra, tanda-tanda peritonitis (perforasi),
suhu tiap 6 jam, LED, angka leukosit.

OPEN
APPENDECTOMY

LAPAROSCOPIC
APPENDECTOMY

Prognosis
Dengan diagnosis dan pembedahan
yang akurat, angka morbiditas dan
mortalitas sangat kecil.
Diagnosis yang tertunda
meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas.
Serangan berulang dapat terjadi jika
apendiks tidak diangkat.

Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat S dan De Jong Wim, 2005. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi kedua. Jakarta: EGC
Mansjoer Arif, dkk, 2009. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi ketiga. Jilid kedua. Jakarta: Media Aesculapius
Faiz Omar dan Moffat David. 2008. At a Glance
Anatomi. Jakarta: EMS
Reksoprodjo, Soelarto. 1995. Apendisitis Akut dan
Apendisitis Perforasi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.
Schwartz, Seymour. 2000. Intisari Prinsip-prinsip
Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai