Anda di halaman 1dari 35

Laporan kasus

CARSINOMA MAMMAE
Oleh
Enki Hendrawan
Pembimbing
dr. Adi rizka, SpB
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT BEDAH FK UNIMAL
RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA
2015

Identitas Pasien
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Usia
Pekerjaan
Status Perkawinan
Alamat
Tanggal Periksa

: Ny. N
: Bakthya / 14 Maret 1979
: 36 tahun
: IRT
: Menikah
: Ds. Glumpang paying
kec. Bakthya
: 28 september 2015

Anamnesa
Keluhan utama: Benjolan pada payudara kiri..
Riwayat Penyakit Sekarang:

Terdapat benjolan pada payudara kiri, pasien pertama kali


menyadarinya 2 bulan yang lalu saat mandi. Pasien
mengeluhkan nyeri di tempat tersebut 1 minggu sebelum
timbulnya benjolan. Ketika dipegang massa terasa keras,
bisa digerak-gerakan, ukurannya sebesar telur ayam,
pasien merasa nyeri, terdapat kulit memerah, mengkilap
dan kulit seerti kulit jeruk, pada puting tidak keluar
cairan, darah, ataupun nanah. Pasien tidak merasakan
adanya benjolan diketiak, maupun dilokasi lain.Tidak ada
sesak, tidak ada nyeri tulang, BAB lancar, BAK lancar.

Riwayat Menstruasi

Pasien pertama kali mengalami menstruasi pada


usia 12 tahun. Haid pasien teratur.
Riwayat Melahirkan
Pasien mengalami kehamilan sebanyak 7 kali.
Riwayat Menyusui
Semua anak pasien diberikan ASI ekslusif sampai
usia 6 bulan.
Riwayat Penggunan KB
Pasien menggunakan KB hormonal sejak 6 bulan
yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga: -

Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum :
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 97 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,40 C

Status Generalis
Kepala

: Normochepale
Mata
: Refleks pupil +/+ isokhor,
konjungtiva anemis -/ Hidung
: septum deviasi (-), secret (-), rhinorage
(-)
Telinga
: secret (-), nyeri tekan tragus (-)
Leher
: KGB di leher tidak ada
pembesaran, kelenjar thyroid tidak membesar

Thorax
Inspeksi : bentuk normal, kedua hemithorax
bergerak simetris, massa
e.r
mamme sinistra inferior.
Palpasi : focal fremitus simetris sinistradextra, , ada nyeri tekan
Perkusi : seluruh lapang thorax sonor
Auskultasi
:vesikular (+/+) normal, Ronkhi
(-/-), Wheezing (-/-), BJ I dan
II murni
regular, Murmur (-), gallops (-)

Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen (-), luka bekas
operasi (-)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
spleenomegali (-)
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
Auskultasi
: Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
Atas
: akral hangat, edema (-/-)
Bawah : akral hangat, edema (-/-)

Pemeriksaan Status Lokalis


Pemeriksaan Payudara
Inspeksi : Terdapat benjolan ukuran sebesar
telur ayam, kulit merah, mengkilap dan
gambaran kulit jeruk. pada papilla mammae
tertarik, tampak lesi pada kulit sekitar
mammae.
Palpasi : Massa et region mammae sinistra
inferior, berbentuk bulat, ukuran D = 5 cm,
konsistensi keras, mobile (+), terfiksir (-), nyeri
(+), KGB axilaris (-), KGB supraklavikularis (-)

Laboratorium
22-09-2015
HEMATOLOGI KLINIK
Pemeriksaan
Hb
LED
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW
Trombosit
Bleeding time
Cloting time
27-09-2015
Hb

Hasil
9.4 g%
3.4
8.4
28.9
84
27.3
32.5
12.6
254
2.30
8

Nilai Normal
12-16
<20
3,8-5,8 x 103/mm3
4-11
37-47
76-96
27-32
30-35
11-15
150-450
<5
5-11

11.8 g%

12-16

Resume
Pasien datang ke IGD dengan keluhan adanya

benjolan pada payudara. Pasien menyadari adanya


benjolan 2 bulan yang lalu ketika mandi. Benjolan
keras, dapat digerakan, berukuran sebesar telur
ayam, terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik, tampak
massa dan lesi pada kulit sekitar mammae, saat
palpasi massa teraba pada regio mammae sinistra
inferior, berbatas tegas, permukaan rata, konsistensi
kerasl, berbentuk bulat, berukuran 5 cm, mobile,
dan nyeri.

Diagnosa kerja
Suspect Ca Mammae T4N0M0
Penatalaksanaan
Dilakukan Operasi Modified Radical Mastectomy
(29-09-2015)
Operator : dr. Adi Rizka, Sp. B
Anastesi : General Anastesi

Laporan Operasi
1.Penderita dalam general anaesthesia,
2.Desinfeksi lapangan operasi dengan povidone iodine
dan alkohol. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai
dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril
dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi
dengan doek steril
3.Dilakukan insisi dimana garis insisi paling tidak berjarak
2 cm dari tepi tumor.
4. Mastektomi dimulai dari bagian medialmenuju lateral
sambil merawat perdarahan, terutama cabang pembuluh
darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat sampai
pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak
jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan
serratus anterior (mastektomi simpel).

5.Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB

aksila Level I (lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m.


Pektoralis minor) dan level III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi
jangan lebih tinggi pada daerahvasa aksilaris, karena dapat
mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan
mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis
longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural
selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila
terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)
6.Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
7.Evaluasi ulang sumber perdarahan
8.Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14)
diletakkan dibawah vasa aksilaris, sedang drain yang lebih kecil
(no.12) diarahkan ke medial.
9.Luka operasi ditutup lapis demi lapis

Definisi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah

kehilangan
pengendalian
dan
mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu,
kanker
payudara
(Carcinoma
mammae)
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchyma.

Insidens
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker

payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai


jenis kanker yang paling banyak ditemui pada
wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru
kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175.000 di Amerika Serikat,namun data yang
terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa
kanker payudara menduduki ranking pertama di
antara kanker lainnya pada wanita.

Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel

yang memancing sel menjadi ganas.

b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan

berubah menjadi ganas.

Faktor predisposisi
Beberapa faktor risiko yang memegang peranan penting
di dalam proses kejadian kanker payudara (Gani, 1995) :
a. Anggota keluarga, kakak atau adik menderita
karsinoma payudara.
b. Sebelumnya pernah menderita karsinoma pada salah
satu payudara.
c. Penderita tumor jinak payudara.
d. Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun.
e. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
f. Obesitas
g. Alkohol

Gejala klinis
Kanker payudara awal biasanya asimtomatis.
Biasanya pasien datang dengan keluhan:
Tonjolan pada dada, atau di ketiak terasa
keras, tedak beraturan bentuknya, tidak nyeri
Payudaraa dan puting mengalami perubahan
ukuran, bentuk, atau rasa ketika diraba
(kemerahan, dipling, peant dorange)
Keluar discharge pada puting (darah, bening,
kuning, hijau, pus)

DIAGNOSIS
Inspeksi

inspeksi pada payudara wanita Simetri, ukuran dan bentuk


payudara dinilai, adanya edema (peau dorange), retraksi
papilla mammae, eritema.
Palpasi
Sebagai bagian dari pemeriksaan fisik, payudara dipalpasi
secara hati-hati. Pemeriksaan pasien dalam posisi
berbaring merupakan posisi yang terbaik. palpasi secara
lembut dari sisi ipsilateral, memeriksa seluruh kuadran
payudara dari sternum bagian lateral sampai m.
Latissimus dorsi, dan dari clavicula inferior sampai rectus
bagian atas. Secara sistematis mencari pembesaran KGB

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Pada penyakit yang terlokalisasi tidak didapatkan kelainan hasil

pemeriksaan laboratorium. Kenaikan kadar alkali fosfatase serum


dapat menujukkan adanya metastasis pada hepar. Pada
keganasan yang lanjut dapat terjadi hiperkalemia. Pemeriksaan
laboratorium lain meliputi:
Kadar CEA (Carcino Embryonic Antigen)
MCA (Mucinoid-like Carcino Antigen)
CA 15-3 (Carbohydrat Antigen), Antigen dari globulus lemak susu
BRCA1 pada kromosom 17q (tahun 1990 oleh Mary Claire Kingdidukung ole The Breast Cancer Linkage Consortium) dari BRCA2
dari kromosom 13.
Gen AM (ataxia-telangiectasia) : ditemukan gen ini pada pasien
bias sebagai predisposisi timbulnya Ca mammae

Radiologi
X-foto thorax

dapat membantu mengetahui adanya keganasan dan


mendeteksi adanya metastase ke paru-paru
Mammografi
Dapat membantu menegakkan diagnosis apakah lesi
tersebut ganas atau tidak. Dengan mammografi
dapat melihat massa yang kecil sekalipun yang
secara palpasi tidak teraba, jadi sangat baik untuk
diagnosis dini dan screening

KLASIFIKASI
A. Carcinoma In Situ
Pada kanker payudara in situ tidak mengenai

stroma sekitar, sel kanker hanya mengenai


ductus dan aleveolar. Karena dapat terjadi
penjalaran, akurasi diagnosis tentang
karsinoma in situ perlu dilakukan analisis
mikrosopoik mulitple. Karsinoma in situ dibagi
menjadi dua, yaitu lobular carsinoma in situ
(LCIS) dan ductal carcinoma in situ, selain itu
karsinoma in situ diketahui dapat berkembang
menjadi kanker invasif

Lobular

Carcinoma In Situ (LCIS)

Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) berasal

dari ductus lobular terminal dan hanya


berkembang pada payudara wanita. LCIS
dikarakteristik dengan distensi dan distorsi
ductus lobular terminal oleh sel kanker,
dimana membesar namun dengan ratio
sitoplasmik dan nukleus yang normal. Ciri
khas dari kanker ini adalah sitoplasma
berlendir globulus

Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)


DCIS merupakan faktor risiko paling tinggi
berkembang menjadi kanker invasiv. Secara
histologis, DCIS dikarakteristik sebagai proliferasi
epitel, menghasilkan pertumbuhan papilla dari
ductus lumina. Pada awal perkembangan, sel kanker
tidak menunjukkan pleomorphism, mitosis, atau
atipia, yang memungkinkan sulitnya membedakan
antara DCIS dengan hiperplasia jinak mammae. Selsel mempunyai sifat mikroskopik keganasan, tetapi
tidak menginvasi membrane basalis epitel duktus.

Carcinoma Mammae Invasive


Secara umum kanker memiliki prognosis yang

buruk. Foote dan Stewart membagi klasifikasi


carcinoma mammae invasive
I.

Paget's disease of the nipple

II.

a. Invasive ductal carcinoma


b. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST)
c. Medullary carcinoma 4%
d. Papillary carcinoma 2%
e. Tubular carcinoma 2%

III.

Invasive lobular carcinoma 10%

IV.

Rare cancers (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)

Klasifikasi Stadium TNM (PERABOI,2003)


T = ukuran primer tumor.

Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama.


Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.
To : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ.
Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.
Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.
Tis(Pagets) : Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.
Catatan: Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran
tumornya.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau kurang.
T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.
T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.

T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.


T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm

sampai 5 cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.

T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada

atau
kulit.
T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
T4b : Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit
yang terbatas pada 1 payudara.
T4c : Mencakup kedua hal di atas.
T4d : Metastasis karsinomatosa.
N = kelenjar getah bening regional.
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : keterlibatan kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : keterlibatan kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau
adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa
adanya metastasis ke kgb aksila.

N2a : keterlibatan pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau

melekat ke struktur lain.


N2b : keterlibatan hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara
klinis dan tidak terdapat keterlibatan pada kgb aksila.
N3 : keterlibatan pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis kgb aksila atau klinis terdapat keterlibatan pada kgb aksila;
atau keterlibatan pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
keterlibatan s pada kgb aksila/mamaria interna.
N3a : keterlibatan ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b : keterlibatan e kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c : keterlibatan kgb supraklavikula.
Catatan: Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik
atau secara imaging (di luar limfoscintigrafi).
M = metastasis jauh.
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh.
.

Angka

harapan

STAGE
0

TNM
Tis, N0, M0

tahun (%)
100

T1, N0, M0

100

IIA

T0, N1, M0

92

T1, N1, M0
T2, N0, M0
IIB

T2, N1, M0

81

T3, N0, M0
IIIA

T0, N2, M0

67

T1, N2, M0
T2, N2, M0
T3, N1, M0
T3, N2, M0
IIIB

T4, N0, M0

54

T4, N1, M0
T4, N2, M0
IIIC

Semua T, N3, M0

[]

hidup

PENATALAKSANAAN
a. Terapi bedah/Mastektomi
Pola operasi yang sering dipakai adalah (Wan Desen, 2008):
1) Mastektomi radikal modifikasi
2) Mastektomi total
b. Radiasi
Diberikan secara teratur selama beberapa minggu setelah dilakukan
lumpectomy atau partial mastectomy dengan tujuan untuk membunuh
sel tumor yang tersisa yang terdapat di dekat area tumor.Radiasi
dilakukan tergantung dari besar tumor, jumlah KGB axilla yang terkena.
Kadang terapi radiasi diberikan sebelum tindakan bedah untuk
menyusutkan ukuran tumor yang besar sehingga mudah untuk diangkat

c. Kemoterapi

Kemoterapi dan obat penghambat hormon


seringkali diberikan segera setelah
pembedahan dan dilanjutkan selama
beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini
menunda kembalinya kanker dan
memperpanjang angka harapan hidup
penderita. Biasanya diberikan kombinasi
CMF (Cyclophosphamide, Methotrexate,
Fluorouracil).

Prognosis
Prognosis kanker payudara tergantung dari :
Besarnya tumor primer.
Banyaknya/besarnya kelenjar axilla yang positf.
Fiksasi ke dasar dari tumor primer.
Tipe histologis tumor/invasi ke pembuluh darah.
Tingkatan tumor anaplastik.
Umur/keadaan menstruasi.
Kehamilan.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Disentri
    Disentri
    Dokumen29 halaman
    Disentri
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Anestesi
    Lapkas Anestesi
    Dokumen33 halaman
    Lapkas Anestesi
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Gizi
    Lapkas Gizi
    Dokumen25 halaman
    Lapkas Gizi
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Ga
    Lapkas Ga
    Dokumen30 halaman
    Lapkas Ga
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Color
    Laporan Kasus Color
    Dokumen41 halaman
    Laporan Kasus Color
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen3 halaman
    Anak
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Puisi Habibie
    Puisi Habibie
    Dokumen1 halaman
    Puisi Habibie
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Absens I
    Absens I
    Dokumen1 halaman
    Absens I
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Umum Pada Sinusitis
    Anestesi Umum Pada Sinusitis
    Dokumen31 halaman
    Anestesi Umum Pada Sinusitis
    Enki Hendrawan
    100% (1)
  • COVER Makalah PD
    COVER Makalah PD
    Dokumen1 halaman
    COVER Makalah PD
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Prom Kes
    Prom Kes
    Dokumen13 halaman
    Prom Kes
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Anestesi
    Lapkas Anestesi
    Dokumen33 halaman
    Lapkas Anestesi
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Status Neurologi
    Status Neurologi
    Dokumen15 halaman
    Status Neurologi
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Ga
    Lapkas Ga
    Dokumen30 halaman
    Lapkas Ga
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Tumor Parotis
    Tumor Parotis
    Dokumen28 halaman
    Tumor Parotis
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustak1
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Appendiksitis
    Appendiksitis
    Dokumen24 halaman
    Appendiksitis
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Dapus 1
    Dapus 1
    Dokumen2 halaman
    Dapus 1
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Referat Apendisitis
    Referat Apendisitis
    Dokumen28 halaman
    Referat Apendisitis
    Safitri Qamila
    Belum ada peringkat
  • COVER Makalah PD
    COVER Makalah PD
    Dokumen1 halaman
    COVER Makalah PD
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Cikuguya
    Pendahuluan Cikuguya
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan Cikuguya
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Bab II Cikugunya
    Bab II Cikugunya
    Dokumen17 halaman
    Bab II Cikugunya
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat
  • Anemia Aplastik
    Anemia Aplastik
    Dokumen27 halaman
    Anemia Aplastik
    Faisal M
    96% (24)
  • Arthritis Gout
    Arthritis Gout
    Dokumen18 halaman
    Arthritis Gout
    Asairul Hidayat
    100% (2)
  • Pendahuluan Cikuguya
    Pendahuluan Cikuguya
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan Cikuguya
    Enki Hendrawan
    Belum ada peringkat