Anda di halaman 1dari 3

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro

BOKS 1.1. PERAN SEKTOR PERTAMBANGAN


DALAM PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN
Kalimantan Selatan merupakan daerah yang terkenal kaya akan sumberdaya alam
khususnya tambang, seperti batubara dan bijih besi. Dengan komoditi unggulan tersebut,
sektor pertambangan menjadi salah satu leading sector dalam perekonomian Kalimantan
Selatan. Sektor ini memberikan kontribusi terbesar kedua dalam menopang perekonomian
Kalimantan Selatan. Potensi SDA batubara Kalimantan Selatan yang cukup besar tersebar
hampir di seluruh kabupaten, yaitu kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, HST,
HSU, HSS, Tapin, dan Tabalong. Kalimantan Selatan merupakan penyumbang batubara
terbesar, yaitu mencapai sepertiga dari kebutuhan batubara secara keseluruhan. Usaha
pemanfaatan SDA batubara di Kalimantan dilakukan secara legal oleh beberapa
perusahaan yang terdiri dari perusahaan pemegang izin PKP2B (Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara) dan izin KP (Kuasa Pertambangan). Namun, banyak
pula usaha penambangan yang dilakukan secara illegal (PETI-Pertambangan Illegal). Jumlah
produksi penambangan liar di Kalimantan Selatan bahkan mampu memenuhi 25%
kebutuhan pasar Asia Pasifik.
Sektor pertambangan merupakan sektor usaha yang memiliki karakteristik usaha
yang padat modal, padat teknologi, berisiko tinggi, tidak dapat diperbarui, dan memiliki
dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Pada triwulan II-2007,
pangsa sektor pertambangan dalam perekonomian Kalimantan Selatan mencapai 20,99%
dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5,04% (yoy). Produksi batubara yang
tercermin dalam ekspor batubara masih menunjukkan tren yang meningkat seiring dengan
tingginya permintaan luar negeri. Volume ekspor selama Januari-Juni 2007 mencapai
46.794 juta ton dengan nilai US$1,43 miliar, meningkat 28,85% dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 36.317 juta ton dengan nilai US$ 1,06 miliar.

EKSPOR BATUBARA PERIODE JANUARI - JUNI

Miliar US$

80,000,000

Volume

70,000,000

2.00

Nilai

1.60

45,000,000

Volume

40,000,000

Nilai

1.40
1.20

1.50

50,000,000
40,000,000

1.00

30,000,000

Nilai

35,000,000
Volum e

60,000,000

Miliar US$

50,000,000

2.50

90,000,000

Volum e

Ton

30,000,000

1.00

25,000,000

0.80

20,000,000

0.60

Nilai

PERKEMBANGAN EKSPOR BATUBARA KALIMANTAN SELATAN


Ton

15,000,000

20,000,000

0.50

10,000,000
0

0.00
2000

2001

2002

2003

2004

2005

0.40

10,000,000

2006

0.20

5,000,000
0

0.00
2006

2007

Berdasarkan analisis korelasi, sektor pertambangan dan perekonomian di


Kalimantan Selatan mempunyai korelasi yang positif dengan angka korelasi mencapai
0,976. Secara triwulanan, pola pergerakan seasonal sektor pertambangan bergerak searah
dengan pertumbuhan sektor pertambangan. Dalam grafik terlihat bahwa pola
pertumbuhan triwulanan sektor pertambangan mengalami kecenderungan melambat

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2007

31

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro

dalam beberapa kurun waktu terakhir. Demikian pula pertumbuhan tahunan (y-o-y) sektor
pertambangan mulai menunjukkan tren yang melambat meskipun ekspor batubara
Kalimantan Selatan masih relatif tinggi.

Melambatnya pertumbuhan sektor pertambangan diikuti pula dengan


melambatnya pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada sektor pertambangan. Pada

Grafik Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Pertumbuhan


Ekonomi
10.0%
8.0%

9.00%

pertumbuhan ekonomi (qtq)

pertumbuhan sektor pertambangan (qtq)

8.00%

6.0%

7.00%

4.0%

6.00%

2.0%

5.00%

0.0%

4.00%

-2.0%

3.00%

-4.0%

2.00%

Pertumbuhan sektor pertambangan (yoy)

-6.0%

1.00%

Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

-8.0%
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
04
04
04
04
05
05
05
05
06
06
06
06
07
07

0.00%
Trw I Trw II Trw III Trw Trw I Trw II Trw III Trw Trw I Trw II Trw III Trw Trw I Trw II
04
04
04 IV 04 05
05
05 IV 05 06
06
06 IV 06 07
07

triwulan II-2007, kredit perbankan untuk sektor pertambangan mencapai Rp645,80 miliar,
tumbuh melambat sebesar 11,30% (y-o-y) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 11,63% (y-o-y) dan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai
24,29% (y-o-y). Melambatnya pertumbuhan sektor tersebut terkait dengan beberapa
permasalahan yang dihadapi sektor pertambangan antara lain adalah :

Ketidakpastian hukum dan berusaha :


tumpang
tindih
kepentingan,
sumbangan pihak ketiga, pungutan
liar dan kegiatan peti.
Belum
sinkronnya
implementasi
otonomi daerah (banyaknya perda
yang tidak sesuai dengan peraturan di
atasnya)

Juta Rp

PERKEMBANGAN KREDIT SEKTOR PERTAMBANGAN


KALIMANTAN SELATAN

700,000

35%

600,000

30%
25%

500,000

20%

400,000

15%

300,000

10%
5%

200,000

0%

Nominal kredit
Pertumbuhan - yoy (%)
Pertumbuhan - qtq (%)

100,000
IV

II

III

IV

-5%
-10%
I

II

III

IV

II

Meningkatnya tuntutan
lahan (hak ulayat)

Pemakaian jalan negara untuk angkutan batubara, sehingga menimbulkan berbagai


dampak negatif seperti kerusakan jalan dan jembatan, polusi udara.

ganti

rugi

2004

2005

2006

2007

Terlepas dari berbagai permasalahan yang ada, sektor pertambangan di Kalimantan Selatan
masih memiliki peluang untuk berkembang, antara lain :

Posisi geologi dan geografis yang menguntungkan

Potensi sumberdaya batubara

Biaya produksi relatif rendah dan tenaga kerja yang tersedia relatif banyak

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2007

32

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro

Kebutuhan batubara dari negara-negara di asia karena berkurangnya pasokan dari


negara industri tambang lainnya karena ditutupnya tambang-tambang di negara
tersebut

Peningkatan jumlah negara-negara asia yang beralih menjadi pemain dan investor di
bidang pertambangan mineral dan batubara

Selain peluang di atas, untuk lebih mengoptimalkan kinerja dan memperpanjang umur
sektor pertambangan terkait dengan keterbatasan SDA khususnya batubara yang tidak
dapat diperbaharui maka akan dilakukan penganekaragaman bahan baku dalam produk
pertambangan sehingga nantinya yang dipasarkan adalah berupa produk seperti energi
dan bukan batubara. Namun demikian, perlu dimaklumi bahwa pola pertumbuhan sektor
pertambangan tidak selalu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Meskipun berkorelasi
positif, namun hasil analisis Kausalitas Granger tidak menunjukkan adanya hubungan
kausalitas antara sektor pertambangan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini barangkali
menjawab pertanyaan yang sering dikemukakan oleh berbagai kalangan selama ini
mengenai hasil pertambangan yang melimpah ruah, tetapi belum tercermin pada
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.
(Dirangkum dari berbagi sumber : Dinas Pertambangan Kalimantan Selatan, Walhi)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2007

33

Anda mungkin juga menyukai