Anda di halaman 1dari 44

Anestesi pada pasien

Aritmia
Pembimbing:
dr Gandha,SpAn
Renaldi Surya Pramudyatama
Ririn Purba
Anna Rinanta Ginting
Kepaniteraan klinik Anestesiologi

Cardiovascular

complications account for


25-50% of deaths following noncardiac
surgery
Perioperative MI, pulmonary edema, CHF,
arrhythmias, thromboembolism

Faktor

risiko terbesar pada komplikasi


kardiovaskular perioperatif
MCI
Evidence of CHF


Predictor intermediate : angina kelas 1-2, MI

(Q patologis), Diabetes, prior heart failure


Kapasitas fungsional yang rendah
Prosedur operasi berisiko tinggi

Perlukah tes lanjut

SA node

Sumber impuls normal/


alamiah , 60 100 / menit

AV node

Bisa mengeluarkan
impuls 40-50x/menit

Berkas His
Serabut Purkinje
Ventrikel

Bisa mengeluarkan impuls


30 x/menit

CAUSE OF CARDIAC ARRHYTHMIAS :


Disturbances in automaticity : bertambah cepat
atau bertambah lambatnya suatu daerah otomatisitas.
Misal di sinus node, AV node, abnormal beats/
depolarisasi atrium, AV junction, ventrikel, VT, dll.
Disturbances in conduction : konduksi terlalu
cepat (WPW) atau terlalu lambat (blok AV).
Combinations of altered automaticity and
conduction.

Reseptor

Class

Drugs

Na K channel

IA

Procainamide, quinidine, amiodarone

Na channel

IB

Lidocaine, Fenitoin

Beta adrenoreceptor

II

Esmolol, Amiodarone

K channel

III

Sotalol, amiodarone

Ca channel

IV

Verapamil, diltiazem, amiodarone

Reseptor

Class

Drugs

Na K channel

IA

Procainamide,

quinidine,

amiodarone
Na channel

IB

Lidocaine, Fenitoin

Beta adrenoreceptor

II

Esmolol, Amiodarone

K channel

III

Sotalol, amiodarone

Ca channel

IV

Verapamil, diltiazem, amiodarone

TAKIKARDIA

PASIEN
TIDAK
STABIL

- TENTUKAN TAKIKARDIA SEBAGAI PENYEBAB


KELUHAN DAN GEJALA SERIUS
- KARDIOVERSI SEGERA

PASIEN
STABIL

NILAI

Paroxysmal Supraventricular
Tachycardia
-due to re-entry mechanism
-narrow QRS complex
-regular
-retrograde atrial depolarization
-P wave ?

PSVT

Vagal

Manuver
Verapamil 5mg
Adenosin 3 mg

QRS SEMPIT

Atrial Flutter :
-The result of a re-entry circuit within
the atria
-Irregular / regular QRS rate
-Narrow QRS complex
-Rapid P waves (300x/min), sawtooth

Atrial Fibrillation :
-from multiple area of re-entry within atria
-or from multiple ectopic foci
-irregular, narrow QRS complex
-very rapid atrial electrical activity
(400-700 x/min).
-no uniform atrial depolarization

TERAPI

PASIEN TAK STABIL


KONTROL FREKUENSI
UBAH MENJADI IRAMA SINUS
ANTIKOAGULAN

FIBRILASI ATRIUM /
ATRIAL FLUTTER

VENTRIKEL EXTRA SYSTOLE

SR

VES

Sinus Rhythm with VES, R on T

Benigna
Faktor

presipitasi
Kriteria Maligna:
Antiaritmia
Beta

bloker

kelas 1 (kecuali PJK)

Ventricular Tachycardia

Cetusan

impuls dari ventrikel


Setelah nodus AV
Serangan

akut VT : amiodarone, Lidocaine,


Procainamide
Kardioversi (syarat TD sistol 100mmHg)
Pasien

memiliki risiko rendah atau risiko tinggi

Antiaritmia
ICD

Wide QRS

VF / VT tanpa pulse pertama sekali lakukan


Defibrilasi dengan 360 J (DC) / lakukan cardiac
thumb
Setelah itu lakukan resusitasi dengan Algoritme
tatalaksana pasien VF / VT tanpa Pulse
Jika ditemukan dalam keadaan asistole lakukan
resusitasi jantung paru

Pada

VT dengan Pulse atau A. Fibrilasi, A.


Flutter dengan gejala klinik hemodinamik
stabil dilakukan kardioversi
- VT : mulai dari 120 j
- A. Fibrilasi dan A Flutter : mulai dari 100
j

First-degree AV block
Rhythm : Regular
Rate : Usually normal
P wave : Sinus P wave present; one P wave to each QRS
PR : Prolonged ( greater than 0.20 seconds )
QRS
: Normal

Second -degree AV block, Mobitz I

Rhythm : Irregular
Rate : Usually slow but can be normal
P wave : Sinus P wave present;
some not followed by QRS complexes
PR : Progressively lengthens
QRS
: Normal

Second-degree AV block, Mobitz II


Rhythm : Regular usually;
can be irreguler if conduction ratios vary
Rate : Usually slow
P wave : Two, three, or four P waves before each QRS
PR : PR interval of beat with QRS is constant;
PR interval may be normal or prolonged
QRS
: Normal if block in His bundle;
wide if block involves bundle branches

hird-degree AV block

hythm : Regular
ate : 40 60 if block in His bundle;
30 40 if block involves bundle branches
wave : Sinus P wave present; bear no relationship to QRS;
can be found hidden in QRS complexes and T waves
R : Varies greatly
QRS : Normal if block in His bundle;
wide if block involves bundle branches

Third-degree AV
block

Pengobatan

: pacu jantung temporer


Atropin 0,5mg

Aritmia yang terjadi


intraoperatif

Contohnya SVT dapat terjadi


pada saat operasi

Etiology :
asidosis, hipotensi, elektrolit imbalance,
iskemik
Pasien dengan narrow takikardi dan
hipotensi :
DC cardioversion
Adenosine 6mg
If haemodinamic stable : Ventricular rate
control
Why?
Class 2 or 4

Amiodarone
Analog

hormon Tiroid
Efektif untuk segala jenis Aritmia
Tidak inotropik negatif
Efek samping banyak
IV 150 mg/ampuls Loading dose 5mg/Kg,
100-400 mg (maintanance)

Penanganan

Preoperatif

Penilaian

preoperatif pasien dengan aritmia


mencakup14 :

Ada

tidaknya aritmia yang diderita dan jenis


aritmia yang muncul
Pendekatan medikal yang digunakan untuk
mengatasi aritmia yang timbul selama ini
Penilaian status gizi dan status volume cairan
pasien
Ada tidaknya gangguan penyerta lainnya

Preoperatif pada fibrilasi atrium


Pastikan

pertama

Fibrilasi

kapan terjadinya serangan

atrium dibedakan menjadi 3 :


fibrilasi atrium paroksismal
fibrilasi atrium persistent
fibrilasi atrium permanen

Pemeriksaan
Ekg

ditemukannya tanda-tanda fibrilasi


atrium

Pemeriksaan

AGD ditemukan
hipomagnesemia dan hipokalemia

Medikasi pre-operatif
1. Kontrol irama sinus dengan amiodarone
2.Tingkat pengendalian dengan beta bloker,
calcium channel blocker, digoksin. Obatobatan ini menekan konduksi di AV node
dan dapat menyebabkan bradikardi
3. Antikoagulan
Antikoagulan
oral
efektif
untuk
pencegahan sekunder stroke pada AF
dengan pengurangan lebih dari 60%

Penanganan

Intraoperatif
Penanganan intraoperatif umum meliputi:

Pemberian

ventilasi dan oksigenisasi yang

adekuat
Pemantauan pembiusan
Pengukuran PaO2, PaCO2, asam basa,
elektrolit dan temperatur yang optimum
Reevaluasi riwayat penyakit
Persiapan obat obatan anti aritmia
Persiapan

Penanganan intraoperatif pasien dengan bradikardia :

Penanganan

intraoperatif pasien dengan takikardi :

Penanganan Postoperatif
Pasien

diharapkan sadar segera sesudah


operasi
Pantau tanda-tanda vital di ruang
pemulihan
Persiapkan defibrilator
Persiapkan obat-obatan anti-arritmia

Kesimpulan
Secara

umum aritmia dibagi menjadi dua garis besar yaitu


bradiaritmia dan takikaritmia
Bradiaritmia dibagi menjadi sinus bradikardia dan berbagai
tipe blok jantung
takiaritmia dibagi menjadi sinus takikardia, atrial prematur
beat, atrial takikardia, atrial flutter, atrial fibrilasi, ventrikular
ekstrasistole, ventrikular takikardia, ventrikular fibrilasi dan
torsades de pointes.
Selain itu juga terdapat henti jantung berupa ventrikular
asistole dan PEA

Penilaian preoperatif pasien dengan aritmia mencakup ada tidaknya aritmia yang
diderita dan jenis aritmia yang muncul, riwayat obat yang digunakan untuk
mengatasi aritmia yang timbul selama ini, penilaian status gizi dan status volume
cairan pasien dan ada tidaknya gangguan penyerta lainnya.

Penanganan intraoperatif meliputi pemberian ventilasi dan oksigenisasi


yang adekuat, pemantauan pembiusan, pengukuran PaO 2, PaCO2, asam
basa, elektrolit dan temperatur yang optimum, reevaluasi riwayat penyakit,
persiapan obat obatan anti aritmia, persiapan obat obatan anti iskemia
dan persiapan pacing dan DC shock.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai