BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 TINJAUAN KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER
DAYA AIR DALAM UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2004
Dalam Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air, pengelolaan
sumberdaya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air, dan pengendalian daya rusak air. Konservasi sumber daya air meliputi upaya
memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air
agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Pendayagunaan
sumberdaya
air
meliputi
upaya
penatagunaan,
penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar
berhasil guna dan berdaya guna. Pengendalian daya rusak air meliputi upaya untuk
mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh daya rusak air. Pengelola sumberdaya air adalah institusi yang diberi
wewenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air. Sesuai dengan
pengertian ini, didalam pengelolaan sumberdaya air telah dikenalkan terminology
pengusahaan air, yang kemudian dijamin lewat pemberian hak guna usaha air.
Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air termasuk pada pemanfatan
potensi air baku untuk dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber Air Minum harus
mengacu kepada dasar hukum yang berlaku. Undang-undang No. 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air, didalamnya juga mengatur beberapa hal mengenai
penyediaan air baku. Dalam Pasal 34 Undang-Undang No. 7 Tahun 2004, dinyatakan
bahwa pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai ditujukan untuk
peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku
untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, pertahanan, pertambangan,
ketenagaan, perhubungan, dan untuk berbagai keperluan lainnya. Mengenai
pemenuhan kebutuhan air baku, lebih lanjut dijelaskan dalam pasal 40 Undang-
IV14
IV14
PEMERINTAH
NO.
16
TAHUN
2005
TENTANG
IV14
Unit Produksi
merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku
menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Unit produksi,
dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat
operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan
penampungan air minum.
c.
Unit Distribusi
IV14
Unit Pelayanan
terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran. Untuk
mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus
dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin keakurasiannya, meter air
wajib ditera secara berkala oleh instansi yang berwenang.
e.
Unit Pengelolaan
C.
IV14
Dari visi dan misi pemeritahan diatas kemudian dirumuskan dalam beberapa
tujuan-tujuan pembangunan dan sasaran yang akan dicapai diantaranya:
Tujuan : Meningkatkan wawasan dan kapasitas manusia;
Sasaran:
Promosi pendidikan.
IV14
Pelatihan keterampilan.
Pengendalian penyakit.
Pelayanan regional.
IV14
Dari visi, misi dan tujuan yang akan dicapai dalam Rencana Pembangunan jangka
menengah Kabupaten Bulukumba, kaitannya dengan pengelolaan dan pemanfaatan
potensi-potensi sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan Air Minum masyarakat
secara sehat dan berkelanjutan sebagai bagian dari substansi kegiatan Kajian Prospek
Air Minum Kabupaten Bulukumba tertuan dalam Tujuan : Meningkatkan wawasan
dan kapasitas manusia dengan sasaran Peningkatan layanan perumahan, permukiman,
sanitasi, dan Air Minum.
D.
wilayah Kabupaten Bulukumba yang maju, sejahtera dan mandiri, dalam rangka
memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan berbasis
agrobisnis, perikanan, pariwisata dan mitigasi bencana yang dilakukan secara terpadu
sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk
tercapainya kesejahteraan rakyat, yang mampu mewujudkan struktur tata ruang
IV14
Peningkatan sarana dan prasarana dasar ekonomi dan sosial perkotaan dan
perdesaan;
IV14
Penataan trayek angkutan darat terutama transportasi dalam kota, antra kota
dan desa sehingga tercipta sistem pergerakan yang optimal.
IV14
dan
peningkatan
kualitas
dan
kuantitas
hubungan
IV14
IV14
IV14
IV14
IV22
IV22
Topografi Wilayah
Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor
pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif
adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi
massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor
pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja
pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer).
Topografi (relief) adalah bentuk permukaan suatu satuan lahan yang dikelompokkan
atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitudo) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang Topografi secara
kualitatif adalah bentuk bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan
dalam satuan kelas lereng (% atau derajat), arah lerang, panjang lereng bentuk lereng.
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah
datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi
miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum
tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun,
pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah. Didaerah
beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan
terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval
pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan
dilereng pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning coklat. Di lereng
pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung
berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat
seperti grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali
bergabung membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan
bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.
Topografi mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah dengan 4 (empat) Cara :
1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
2. Kedalaman air tanah
3. Besarnya erosi yang dapat terjadi
IV22
lahan
umumnya
adalah
hutan,
Tegalan/Perkebunan
dan
permukiman.
Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran
rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran
tinggi hampir berimbang, yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai
sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai 49,72%. Penggunaan lahan umumnya
adalah permukiman, Perkebunan, dan Pertanian Tanaman Pangan, hutan dan
Penggunaan campuran
3.
Jenis tanah
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah latosol dan mediteran. Secara
spesifik terdiri atas tanah alluvial hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk
endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara.
Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang
sampai berbukit di wilayah bagian barat.
4.
Kondisi Geologi
IV22
IV22
IV22
IV22
IV22
Kondisi Klimatologi
Iklim disusun oleh unsur-unsur yang sama dengan penyusunan cuaca. Untuk mencari
harga rata-rata ini tergantung pada keadaan dan kebutuhan. Hanya perlu diketahui
untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga
normal. Yaitu haraga rata-rata selama sepuluh tahun, angka tiga puluh tahun
merupakan persetujuan internasional. Menurut Mohr sistem Koppen kurang berlaku di
Indonesia, karena mengenai hujan Mohr mengemukakan batasa-batasan baru untuk
menunjukkan adanya kekuatan periode kering terhadap tanah dan gambaran curah
hujan. Tiga derajat kebasahan bulan menurut Mohr ialah bulan basah, bulan lembab,
dan bulan kering (Wisnusubroto, 1986).
Keadaan Iklim di wilayah Kabupaten Bulukumba dikategorikan sebagai wilayah
beriklim lembab yang cenderung basah, hal ini dipengaruhi oleh keadaan iklim dalam
wilayah gunung Lompo Battang dan Gunung Bawakaraeng yang beriklim basah.
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 C 27,68 C.
Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman
perkebunan. Berdasarkan analisis Smith Ferguson (tipe iklim diukur menurut bulan
basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk
iklim lembap atau agak basah.
Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober Maret dan
musim rendengan antara April September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan
yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng,
stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari,
stasiun Bulobulo dan stasiun Herlang.
Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur
sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian
selatan curah hujannya rendah.
Hujan adalah nama yang diberikan untuk semua curahan cair yang bukan gerimis. Titik
hujan terkecil bergaris tengah 0,5 mm. ukuran tebesar mengalami perbatasan alami.
Titik yang bergaris tengah > 0,5mm tidak mantap dan terpecah menjadi titik kecil
ketika jatuh. Dalam awan yang mengalami gerakan ke atas melebihi kecepatan itu,
IV90
Tabel 4.2. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Bulukumba Setiap Bulannya
Sumber: Bulukumba Dalam Angka, 2013
B.
IV90
IV90
Danau
Kualitas air ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia yang terlarut dalam air.
Permasalahan kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah
manusia. Misalnya, pencemaran air akibat limbah industri, rumah tangga, pertanian,
buangan minyak, dan tingginya kadar muatan tersuspensi karena erosi. Kualitas air
IV90
Dari Hasil uji tersebut hasil uji tersebut dibuat kesimpulan tentang kualitas air
permukaan di wilayah kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
IV90
Keadaan Fisik Air Permukaan, yang bersumber dari mataair sungai di wilayah
Bulukumba pada umumnya masih memperlihatkan kondisi fisik yang jernih,
tidak berbau, dan tidak berasa. Temperatur air secara umum berkisar antara 23o
sampai 25o.
Kualitas kimia air permukaan yang bersumber dari mataair ditentukan oleh
kandungan unsur-unsur kimia yang terlarut di dalamnya.
- Dari sisi keasamannya pada umumnya termasuk tawar,
- pH berkisar antara 6.5 hingga 8.5.
- Kandungan TDS (Total Dissolved Solid) atau jumlah zat padat terlarut
diketahui paling kecil 0.02 mg/l dan tertinggi 1.4 mg/l , dengan
demikian masih termasuk dalam klasifikasi air tawar (fresh water)
karena masih mengandung TDS kurang dari 20 mg/liter.
- Kandungan Ca (Kalsium), untuk sampel CA7 kosong, sedangkan yang
lain ditemukan mengandung Ca, paling kecil 1,6 mg/l (pada CA5),
tertinggi 48 mg/l (pada sampel CA6).
- Kesadahan (CaCO3), terkecil 1,0 mg/l (pada CA7) dan terbesar 13.6
mg/l (pada CA6), semua sampel masih di bawah batas ambang (500
mg/l).
- Magnesium (Mg), dari sampel yang diuji semuanya mengandung Mg.
Terkecil adalah 1,4 mg/l (pada sampael CA4) dan terbesar 89,6 mg/l
(pada sampel CA1). Seharusnya kualitas untuk Air Minum kandungan
mg = 0.
- Natrium (Na), kesemua sampel mengandung Na, dari yang terkecil 4,9
mg/l (pada sampel CA5) dan terbesar 24,31 mg/l (pada sampel CA6).
Kesemua sampel masih berada jauh di bawah batas ambang (200 mg/l).
- Kalium (K), seharus untuk kualitas Air Minum tidak mengandung K,
ternyata semua sampel mengandung K , terkecil 2,7 mg/l (pada sampel
CA5), tertinggi 8 mg/l (pada CA1).
- Nitrat (N) dan Amonium (NH) untuk semua sampel yang diambil
adalah kosong (kandungannya=0), sudah sesuai dengan persyaratan
untuk air minum.
- Besi (Fe), semua sampel mengandung Fe, terkecil adalah 0,05 mg/l
(pada CA1) dan tertinggi 0,25 mg/l (pada CA7). Batas ambang
kandungan Fe adalah 0,3 mg/l.
- Nitrit sebagai N, semua sampel yang diuji tidak mengandung Nitrit,
nilai batas ambangnya adalah 3 mg/l.
IV90
Air tanah mengandung dua pengertian. Pertama air tanah yang terkandung dalam tanah
hingga batas kedalaman perakaran pada umumnya tanaman atau pada solum tanah dan
disebut sebagi kandungan lengas tanah atau soil moisture. Kedua, air tanah di bawah
permukaan bumi pada kedalaman lebih dari yang tersebut di atas, dan disebut sebagai
ground water. Biasa juga disebut sebagai air aquifer. Wilayah Kabupaten Bulukumba
IV90
Sumber mata air yang terdapat di wilayah studi mempunyai potensi yang berbeda dan
penyebaran tidak sama. Kapasitas sumber mata air sangat tergantung dari kondisi
hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi. Penyebaran sumber
mata air yang ada di masing-masing Kabupaten Bulukumba tidak merata dan sebagian
lagi potensi sumbernya kecil. Pemanfaatan sumber mata air eksisting pada umumnya
untuk penyediaan Air Minum dan juga digunakan untuk air irigasi.
Hampir sebagian besar elevasi sumber mata air berada jauh di bawah dan aliran mata
air menyatu dengan aliran permukaan sungai. Kondisi daerah aliran sungai (DAS)
dengan vegetasi yang baik dan masih berfungsi sebagai daerah resapan maka aliran
yang terjadi adalah aliran kontinyu pada sungai. Aliran mata air pada musim kemarau
pada kondisi ini sebagai aliran dasar (base flow).
Mata air ; dengan debit sangat besar (>50 liter/detik) hingga sedang (25 50 liter/
detik) terletak ke arah hulu Sungai Bialo dan Sungai Anyorang, mata air tersebut
dikontrol oleh ruang antar butir dari satuan breksi dan / atau kekar / rekahan pada
batuan beku. Sedangkan pada kawasan karst mata air keluar dari sungai bawah tanah
(vauclues) di Kelurahan Sapolohe, Kelurahan Tanah Beru, Desa Ara, Desa Lambana
dan Desa Bira, Kecamatan Bontobahari.
Mata air dengan debit sedang (25 50 liter/detik) hingga sangat kecil (<5 liter/detik)
menyebar di bagian barat laut Kecamatan Gantaran, Kindang, Rilau Ale, dan
Bulukumpa yang dikontrol oleh ruang antar butir dari satuan breksi Gunungapi
Lompobattang/atau kekar / rekahan pada batuan beku; demikian juga Kecamatan
Kajang dan Herlang yang dikontrol oleh kontak batupasir tufaan dengan tufa pasiran;
sedangkan di kawasan karst menyebar di Kecamatan Bontobahari dan Bontotiro yang
dikontrol oleh sungai bawah tanah.
Tabel 4.4. Lokasi Mata Air Berdasarkan Klasifikasi Debit
Kategori Mata Air
Mata Air Debit Besar
Debit
>50
Lokasi
-
IV90
Sungai Anyorang.
Kelurahan Sapolohe,
Kelurahan Tanah Beru, Desa
Liter/detik
Bontobahari
Kecamatan Gantaran,
Kindang, Rilau Ale, dan
Mata
Air
Sedang
Debit
25
50
Liter/detik
Bulukumpa.
Kecamatan Kajang dan
Herlang,
Kecamatan Bontobahari dan
Bontotiro
5.
Dahulu masyarakat dalam perkembangan dan peradaban selain mata air dan air sungai,
air hujan juga merupakan salah satu alternatif sumber air yang dapat dimanfaatkan
sebagai besar masyarakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Bulukumba. Akan
tetapi seiring dengan kamjuan zaman maka alternatif air hujan sudah mulai
ditinggalkan. Kondisi alam yang tidak menentu menjadikan air hujan menjadi air
alternatif jika sumber air lainnya berkurang, mengingat kondisi alam indonesia yang
tergantung air hujan.
Adapun potensi air hujan, secara umum relatif biasa, kecuali di wilayah daratan
Bulukumba yang mengalami relatif sedang. Potensi tersebut sejalan dengan tinggi
rendahnya potensi curah hujan wilayah di setiap kabupaten. Berdasarkan analisis peta
distribusi curah hujan pada bagian terdahulu, diketahui bahwa jumlah curah hujan yang
jatuh di atas daratan Kabupaten Bulukumba adalah sebesar 146,16 mm3 per tahun,
Jumlah tersebut merupakan hasil perkalian rata-rata curah hujan tahunan wilayah
dikalikan dengan luas wilayah. Data curah hujan yang didapat dari beberapa stasiun
penakar hujan merupakan curah hujan di suatu titik. Curah hujan yang digunakan untuk
analisis dengan metode rata-rata. Data curah hujan di Kabupaten Bulukumba
ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 4.5. Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Di Kabupaten Bulukumba
Bulan
Januari
Februari
Jumlah Hujan
(Hari)
13
15
170
192
IV90
17
13
15
10
13
6
2
5
7
13
223
139
262
138
212
32
20
44
85
237
C. ASPEK KEPENDUDUKAN
1.
Penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 tercatat sebanyak 398.531 jiwa
yang terdiri dari laki-laki 188.597 jiwa dan perempuan 212.393 jiwa. Penduduk
tersebut tersebar diseluruh desa/kelurahan dalam wilayah Kabupaten Bulukumba
dengan kepadatan 347 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Ujung Bulu
yaitu 3.381 jiwa/km2 dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Kindang
sekitar 202 jiwa/km2. Pada tahun 2013 berdasarkan hasil pengolahan data dari Biro
Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba jumlah penduduk yang tercatat sebanyak
386.239 jiwa Penduduk Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari laki-laki 183.737
jiwa dan perempuan 202.502 jiwa.
Tabel 4.6.Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
IV90
2.
Sumber:
Bulukumba
Dalam Angka Tahun 2013
D. ASPEK PRASARANA
1. Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Tersedianya jalan yang berkualitas akan meningkatkan usaha
IV90
2. Jaringan Listrik
IV90
Tabel 4.9 Kondisi Jaringan Listrik Terpasang dan Produksi PT. PLN
E. ASPEK PEREKONOMIAN
1.
IV90
Belanja tidak langsung diarahkan pada upaya pemenuhan belanja pegawai, belanja
bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, belanja bantuan Keuangan kepada
Provinsi/ Kabupaten/Kota dan emerintah Desa dan belanja tidak terduga. Rata-rata
IV90
Belanja Langsung
Komposisi belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa
dan belanja modal yaitu belanja yang diperuntukkan bagi pelaksanaan programprogram pembangunan dan mencerminkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
SKPD lingkup pemerintah Kabupaten Bulukumba. Tabel 3.2 diatas menunjukkan
rata-rata pertumbuhan realisasi belanja langsung dari 2007 s/d 2013 mengalami
pertumbuhan yang negative dengan rincian untuk belanja pegawai dengan rata-rata
pertumbuhan realisasi 6,94 persen, untuk belanja barang dan jasa dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 7,07 persen sedangkan pada belanja modal turun rata-rata 8,52
persen.
5.
Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu
sendiri dan alokasi dari pemerintah pusat sebagai hak pemerintah daerah yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah.
6.
Salah satu sumber pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dalam kurun waktu 2007-2010, PAD
mengalami kenaikan rata-rata 4,64 persen per tahun dan mengalami peningkatan
sangat signifikan tahun 2013 yang mencapai 30.3 %. Retribusi daerah masih
merupakan penyumbang terbesar terhadap PAD dengan kontribusi yang mencapai
rata-rata 49,75 persen selama periode 2007-2013 dan bertumbuh rata-rata 17,62
persen per tahun.
7.
Dana Perimbangan
Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan sangat tergantung dari
kebijakan pemerintah pusat. Dalam kurun waktu 2007-2010 konstribusi penerimaan
dana perimbangan terhadap penerimaan daerah selama lima tahun terakhir rat-rat
mencapai99,44%. Dengan konstribusi yang demikian besarnya penerimaan dari Dana
Perimbangan dalam rangka membiayai pengeluaran-pengeluaran daerah setiap
tahunnya.
IV90
IV90
Sedangkan
cabang-cabangnya
yang
merupakan
IV90
IV90
Kindang
luas
2,284
Hektar.
Air
danau
berada disisi barat danau dan juga terdapat rembesan rembesan mengalir
disekitarnya. Danau Kahaya terletak di Lereng Gunung Kahaya yang memiliki
panorama alam yang eksotis, sehingga dapat dikembangkan sebagai objek wisata
alam di Kabupaten Bulukumba. Namum keberadaan danau Kahaya dan sekitarnya,
terancam oleh kegiatan pembukaan lahan dan penebangan liar yang marak terjadi
dalam beberapa tahun ini. Luasan danau Kahaya terus menyusut oleh sedimentasi
lahan dan Debit airnya yang terus berukurang karena hilangnya fungsi resapan air
IV90
Sumber mata air yang terdapat di wilayah studi mempunyai potensi yang berbeda dan
penyebaran tidak sama. Kapasitas sumber mata air sangat tergantung dari kondisi
hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi. Penyebaran sumber
mata air yang ada di masing-masing Kabupaten Bulukumba tidak merata dan sebagian
lagi potensi sumbernya kecil. Pemanfaatan sumber mata air eksisting pada umumnya
untuk penyediaan air bersih dan juga digunakan untuk air irigasi.
Hampir sebagian besar elevasi sumber mata air berada jauh di bawah dan aliran mata
air menyatu dengan aliran permukaan sungai. Kondisi daerah aliran sungai (DAS)
dengan vegetasi yang baik dan masih berfungsi sebagai daerah resapan maka aliran
yang terjadi adalah aliran kontinyu pada sungai. Aliran mata air pada musim kemarau
pada kondisi ini sebagai aliran dasar (base flow).
Keberadaan mata air yang potensial dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber air
baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Kabupaten Bulukumba
tersebar di 4 (empat) Kecamatan. Yaitu di Kecamatan Bonto Tiro, Bonto Bahari,
Bulukumpa dan Herlang. Sebanyak 16 lokasi mata air yang tersebar di 4 (empat)
wilayah kecamatan tersebut, telah digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air
bersih, air irigasi dan juga sebagai objek wisata tirta. Terdapat 2 lokasi mata air yang
digunakan atau dikelola oleh PDAM Kabupaten Bulukumba sebagai sumber air baku
yaitu mata air Serre dan Hila-Hila. Secara lengkap tentang potensi mata air di
Kabupaten Bulukumba diuraikan dalam tabel berikut:
IV90
Terdapat 2 (dua) lokasi mata air yang memiliki debit yang cukup tinggi yaitu Mata air
Lotong-Lotong dengan debit 500 (l/dtk) dan mata air Hila-Hila dengan debit 461 )
L/dtk).
Dilihat dari potensi mata air yang telah digunakan dengan kapasitas atau debit yang
cukup tinggi, dengan dukungan tersebut untuk mensuplay air baku guna memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat cukup tersedia. Kendala sekarang yang dihadapi
adalah, keterbatasan dalam menyiapkan sarana produksi dan jaringan distribusi ke
IV90
IV90
a.
a.
Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman
air tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan
permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air dapat
IV90
IV90
Air tanah dalam, yaitu air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal, dan
berada di antara lapisan kedap air. Air ini merupakan akuifer bawah, banyak
dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota, untuk industri, perhotelan, dan
sebagainya.Berdasarkan
IV90
IV90
dipertahankan
kesetimbangan melalui proses pengambilan dan pengisian air hujan (presipitasi dan
infiltrasi) dengan meresapkan ke dalam pori-pori/rongga tanah atau batuan, serta
dilakukan upaya konservasi air.
Prinsip dasar konservasi air adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang
sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh
bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak
dibiarkan mengalir ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan
air kembali meresap ke dalam tanah (groundwater recharge) melalui pemanfaatan air
hujan dengan cara membuat kolam pengumpul air hujan, sumur resapan dangkal,
sumur resapan dalam dan lubang resapan biopori. Pemanfaatan air hujan dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain curah hujan, nilai kelulusan batuan (konduktivitas
hidrolik), luas tutupan bangunan, muka air tanah, dan lapisan akuifer. Agar dapat
terimplementasikan pada masyarakat atau pengelola bangunan maka diperlukan tata
cara pemanfaatan air hujan.
F. Air Karst
Berdasarkan tinjauan dan pendataan sumber air di lapangan, diketahui bahwa
keberadaan sumber-sumber tersebut relatif menyebar dan sebagian telah dieksploitasi
baik oleh instansi maupun secara perorangan. Daerah Karst yang memiliki potensi air
diwilayah Kabupaten Bulukumba meliputi: daerah karst kecamatan Bontobahari dan
kecamatan Bonto Tiro. Daerah Karst Kecamatan Bontobahari-Bontotiro memiliki
karakteristik yang cukup berbeda dengan daerah karst pada umumnya. Bentuk lahan
IV90
pemerintahan desa
setempat bersama masyarakat. Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur
gali dan sumur bor juga memanfaatkan mata air terdekat dari tempat tinggal.
Persentase jumlah penduduk yang telayani Pelayanan air bersih dari PDAM
kabupaten Bulukumba cakupannya baru mencapai 11.19% dari jumlah 400.990 jiwa
IV90
Sistem Perpipaan
Pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM kabupaten
sampai tahun 2013 telah melayani 7.405 pelanggan. Yang dilayani oleh 13 unit
pelayanan atau unit usaha yang dikelola oleh PDAM kabupaten Bulukumba.
Diantaranya Pelayanan Induk yang melayani Kawasan Perkotaan Bulukumba
mencakup 2 wilayah kecamatan yaitu Ujung Bulu dengan jumlah pelanggan terbesar
yaitu 3.981 sambungan. Unit Usaha lainnya tersebar dalam beberapa IKK dan AMP.
Lebih rinci tentang unit pelayanan atau unit usaha PDAM Kabupaten Bulukumba dan
jumlah pelanggan yan dilayani dalam tabel berikut.
Tabel 4.15. Unit Layanan dan Jumlah Pelanggan PDAM Bulukumba
IV90
Pelayanan air bersih sistem non perpipaan yang dimanfaatkan oleh penduduk di
Kabupaten Bulukumba untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya cukup tinggi
disbanding dengan sistem perpipaan. Tingginya angka jumlah penduduk yang tidak
sebanding dengan kemampuan pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyediaan
sarana dan prasarana air bersih serta pola penyebaran permukiman yang berkelompok
dan terpencar khususnya di daerah pedesaan menjadi salah satu alasan tingginya
sistem non perpipaan yang digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan sumber air bersih
yang digunakan sistem non perpipaan yang digunakan antara lain.: pemanfaatan
sumur gali baik secara individual masing-masing rumah tangga ataupun secara
berkelompok. Pemanfaatan sumur bor dan pemanfaatan mata air terdekat dari
lingkungan permukiman warga.
Bagi Masyarakat pedesaan pemanfaatan sumber-sumber air baku baik mata air, air
tanah, air permukaan dan air hujan menjadi pilihan utama karena terbatasnya layanan
jaringan pipa air bersih yang ada. Yang paling penting dari pemanfatan sistem non
perpipaan dalam penyediaan air bersih warga adalah menjaga kualitas dan kuantitas
sumber air baku yang digunakan sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
IV90
IV90
4.3
IV90
IV90
IV90
IV90
air
liter/hari/orang,
domestik
sedangkan
dan
di
nondomestik
perdesaan
untuk
sekitar
perkotaan
80
150-158
liter/hari/orang.
IV90
IV90
IV90
Air
Minum atau air minum dengan memanfaatkan sumber-sumber air baku yang
ada disekitar permukiman atau rumah-rumah cukup penting perannya dalam
pelayanan kebutuhan Air Minumnya.
2. Jumlah dan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Penduduk merupakan subyek sekaligus obyek dari setiap pelaksanaan
pembangunan, terutama dalam distribusi pelayanan fasilitas sosial
ekonomi. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk merupakan indikasi
utama untuk penyedian sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai
wadah dalam melaksanakan aktivitas sosial dan ekonomi, termasuk dalam
rangka perencanaan penyediaan kebutuhan Air Minum bagi penduduk.
Penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 tercatat sebanyak
400.990 jiwa yang terdiri dari laki-laki 188.597 jiwa dan perempuan
212.393 jiwa. Penduduk tersebut tersebar diseluruh desa/kelurahan dalam
wilayah Kabupaten Bulukumba dengan kepadatan 347 jiwa/km2.
Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Ujung Bulu yaitu 3.381 jiwa/km2
dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Kindang sekitar 202
IV90
kedepannya.
Tabel
berikut
sebagai
hasil
proyeksi
IV90
orang penduduk
menggunakan Air Minum sekitar 100 liter/perhari. Sehingga total kebutuhan Air
Minum pada tahun 2015 untuk semua jenis pelanggan diperkirakan sebesar
40.478. M3/hari sudah termasuk tingkat kehilangan air yaitu sekitar 20 %
(Standar Direktorat Jenderal Cipta Karya). sedangkan produksi air hingga saat ini
hanya mencapai 660 M3/hari. Untuk lebih jelasnya tentang proyeksi kebutuhan
Air Minum tiap kecamatan di Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.19 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bulukumba
IV90
Mata Air Lotong-Lotong , Mata Air Manyake dan Mata air Nana.
Kecamatan Bonto Tiro potensi air baku yang dapat dikembangkan untuk
melayani kebutuhan Air Minum masyarakat pada saat ini dan kebutuhan
dalam angka proyeksi beberapa tahun kedepannya adalah mata air Hila-Hila
yang dapat melayani Kelurahan Ekatiro, Desa Tritiro dan daerah sekitarnya.
Kecamatan Herlang, potensi sumber air yang dimanfaatkan sekarang ini
adalah air sumur dalam dengan kedalaman 70-120 meter, salah satunya
berada di Desa Gunturu. Untuk pengembangan dan pemenuhan kebutuhan Air
Minum masyarakat kedepan perlu mencari sumber air baku baik air tanah
dalam ataupun mata air.. Dapat juga dilakukan interkoneksi dengan jaringan
sekitarnya.
Kecamatan Gantarang dan Kindang. Selain Mata air Nana, air sungai juga
dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk melayani kebutuhan Air Minum
masyarakat. Salah satu sumber air baku yang kini digunakan dan potensial
dikembangkan untuk kebutuhan kedepannya adalah mata air Nana dengan
debit yang cukup besar dan lokasinya berada diketinggian sehingga dapat
didistribusikan secara gravitasi samapi di Kecamatan Ujung Bulua (kota
Bulukumba).
Kecamatan Rilau Ale, Umumnya masyarakat mengandalkan air sumur
sebagai sumber Air Minum. Untuk memenuhi kebutuhan Air Minum
IV90
IV90
Bulukumba, baik berupa sungai, danau, embung, mata air dan air tanah, estimasi
pertumbuhan penduduk dalam beberapa tahun kedepan dan kebutuhan Air Minum
yang juga terus meningkat. Dan pertimbangan kapasitas dan cakupan pelayanan
sistem penyediaan air minum
IV90
IV90
Gambar 4.6 Arahan Skema 1 Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kawasan Perkotaan Bulukumba dan Sekitarnya
IV90
Gambar 4.7 Arahan Skema 2 Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kawasan Perkotaan Bulukumba dan Sekitarnya
IV90
Untuk
Untuk Sistem
Sistem Penyediaan
Penyediaan Air
Air Minum
Minum di
di
Kawasan
Kawasan Perkotaan
Perkotaan Bulukumba
Bulukumba dan
dan
sekitarnya
sekitarnya diarahkan
diarahkan 33 (tiga)
(tiga) skema
skema
pengembangan
pengembangan penyediaan
penyediaan air
air minum,
minum,
yaitu:
yaitu:
Skema
Skema 2;
2; Menggunakan
Menggunakan Sumber
Sumber air
air
Baku
Mata
Air
Nana
Desa
Baku Mata Air Nana Desa Kindang
Kindang
Kec.
Kec. Kindang,
Kindang, Dengan
Dengan sistem
sistem
gravitasi
gravitasi air
air baku
baku dialirkan
dialirkan melalui
melalui
pipa
pipa transmisi
transmisi ke
ke IPA
IPA Baraba
Baraba dan
dan
IPA
IPA Bonto
Bonto Nyeleng
Nyeleng kemudian
kemudian
didistribusikan
didistribusikan melalui
melalui jaringan
jaringan
distribusi
distribusi Utama
Utama ke
ke jaringan
jaringan distribusi
distribusi
bagi
bagi selanjutnya
selanjutnya ke
ke Sambungan
Sambungan
Rumah
Rumah atau
atau Pelanggan.
Pelanggan. Cakupan
Cakupan
Wilayah
pelayanan
Wilayah pelayanan meliputi
meliputi :kec.
:kec.
Kindang,
Kindang, Gantarang,
Gantarang, dan
dan Kawasan
Kawasan
Perkotaan
Perkotaan Bulukumba
Bulukumba (Ujung
(Ujung Bulu
Bulu
dan
dan Ujung
Ujung Loe)
Loe)
Gambar 4.8 Arahan Skema 3 Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kawasan Perkotaan Bulukumba dan Sekitarnya
IV90
IPA 20 l/dtk)
70-120
mdpl
Diarahkan dapat
melayani 8000-10.000 jiwa
Gambar 4.9 Arahan Skema Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum SPAM IKK di Kabupaten Bulukumba
IV90
Gambar 4.10 Arahan Skema Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan di Kabupaten Bulukumba
IV90
SISTEM
PRASARANA
PENYEDIAAN
DAN
Aspek Teknis
Sistem non perpipaan yang ada umumnya berupa sumur, baik berupa sumur
gali maupun sumur bor, pemanfaatan sumur dalam diarahkan pada
pemanfaatan secara berkelompok pada lingkungan permukiman masyarakat,
sampai pada tersedianya jaringan Air Minum perpipaan
Aspek Pendanaan
Mengingat ketersediaan dana dari pemerintah maupun kemampuan
masyarakat dalam membiayai penyediaan sarana dan prasarana air minum
sangat terbatas, maka diperlukan dukungan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan air minum sehingga kesehatan masyarakat terkait dengan
konsumsi air minum bisa terpenuhi.
b.
Sistem Perpipaan
IV90
Aspek Teknis
Tingkat pelayanan rendah, hal ini disebabkan karena ketersediaan sarana dan
prasarana Air Minum yang masih terbatas, seperti kapasitas IPA yang
terbatas, biaya produksi dan distribusi yang tinggi , jauhnya sumber air baku
yang ada, tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
sehingga perlu mencari sumber air baku baru yang diperkirakan mampu
memenuhi tujuan tersebut. Operasional dan maintenance tidak sesuai standar,
sehingga banyak mengalami kendala disamping itu ketersediaan tenaga untuk
melayani operasionalisasi sistem perpipaan tersebut sangat kurang yang
menyebabkan pelayanan kepada pelanggan mengalami kendala.
Aspek Pendanaan
Terbatasnya alokasi dana APBD Kabupaten Bulukumba, bantuan dari
pemerintah dan pemerintah provinsi juga terbatas sehingga saat ini dana
untuk pengembangan dan pembangunan SPAM untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang belum terjangkau jaringan pipa dilakukan secara bertahap
dengan melihat skala prioritas, disamping itu untuk menyediaan prasarana
dan sarana memang memerlukan investasi yang cukup besar.
IV90
b.
IV90
Kebutuhan Air Minum untuk tempat praktek dokter adalah 300 liter/unit/hari.
d.
e.
f.
g.
IV90
100.000 s/d
20.000 s/d
Kota Metropolitn
> 150
1.000.000
Kota Besar
150 - 120
500.000
Kota Sedang
90 - 120
100.000
Kota Kecil
80 - 120
20 - 40
20 - 40
20 - 40
20 - 40
600 - 900
600 - 900
600
1000 - 5000
1000 - 5000
1500
0.2 - 0.8
0.2 - 0.8
0.2 - 0.8
0.1 - 0.3
0.1 - 0.3
0.1 - 0.3
20 - 30
20 - 30
20 - 30
20 - 30
20 - 30
1.15 - 1.25
1.15 - 1.25
1.15 - 1.25
1.15 - 1.25
1.15 - 1.25
* harian
* harian
* harian
* harian
* harian
1.75 - 2.0
1.75 - 2.0
1.75 - 2.0
1.75
1.75
* hari maks
* hari maks
* hari maks
*hari maks
*hari maks
100
100
100
100 - 200
200
10
10
10
10
10
24
24
24
24
24
15 - 25
15 - 25
15 - 25
15 - 25
15 - 25
Uraian
>1.000.000
< 20.000
Desa
60 - 80
20 - 40
(liter/org/hari)
Konsumsi unit non domestik
-
Distribusi (Meter)
Jam Operasi (jam)
Volume Reservoir (% Max
Day Demand)
SR : HU
50 : 50 s/d 80 : 20
50 : 50 s/d
80 : 20
70 : 30
70 : 30
90
90
70
80 : 20
Cakupan Pelayanan (%)
90
90
IV90
air
baku
antaralain:
Sungai
Bialo,
Balangtiyeng,
Bijawang
dan
IV90
PENGELOLAAN
AIR
MINUM
KABUPATEN
BULUKUMBA
Strategi pengembangan ditujukan untuk menciptakan sistem pelayanan Air
Minum/minum sebagai suatu kebutuhan dasar penduduk yang harus terpenuhi baik
kualitas maupun kontinuitas. Untuk mencapai maksud tersebut, upaya yang dilakukan
adalah mengoptimalkan potensi sumber air yang ada dan mencari alternatif sumbersumber air yang dapat dikelola dalam rangka pemenuhan kebutuhan Air
Minum/minum penduduk khususnya pada saat terjadi musim kemarau yang dapat
menurunkan debit air.
1.
Strategi Umum
b.
c.
d.
e.
2.
IV90
b.
c.
peningkatan
cakupan
pelayanan
serta
peningkatan
dukungan
Strategi pengembangan tata laksana sistem pengelolaan air minum, sebagai berikut:
a.
b.
Azas keseimbangan untuk berfungsinya pelayanan air minum secara efisien dan
efektif dengan melakukan pembenahan dengan melengkapi prasarana dan sarana
yang paling minimal;
c.
d.
Mengoptimalkan prosedur dan tata cara perizinan dalam pengelolaan sistem air
minum, meliputi; jenis perizinan yang harus ditempuh dan prosesnya, tata cara
pengajuan perizinan dan kelengkapannya serta waktu penyelesaian dan besaran
pembiayaan.
4.
Prinsip dasar pengawasan yang dilaksanakan oleh instansi yang memberikan izin
sebagai dasar pengawasan;
IV90
c.
d.
Penetapan sanksi bagi pelanggaran dan pemberian insentif bagi pemberi manfaat
yang diatur melalui peraturan daerah bagi setiap pelanggaran yang diduga akan
terjadi.
F. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Dalam pelaksanaan pelayanan air minum di Kabupaten Bulukumba, Gantarang
Kindang, Bulukumpa, Kajang, Herlang, Botobahari, Bontotiro, Rilau Ale, Ujung
Bulu, Ujung Loe, Bontotiro tiga hal pokok yang perlu mendapat perhatian dan
pengkajian lebih lanjut untuk mendukung kelancaran pelaksanaan, sebagai berikut:
a.
b.
c.
1.
b.
Pengambilan keputusan.
Perencanaan,
program-program pembangunan,
melibatkan banyak instansi dari berbagai bagian dan sektor. Kebijaksanaan satu
instansi sering menimbulkan dampak atas instansi lainnya. Atas dasar itu maka
penting sekali adanya komunikasi antar instansi tentang berbagai imformasi.
Mekanisme komunikasi antar instansi yang baik untuk memberi peringatan secara dini
kepada yang berkepentingan mengenai rencana-rencana instansi lainnya. Mekanisme
harus didasarkan pada informasi yang jelas mengenai program-program untuk dibahas
sebelum membuat suatu komitmen yang tegas.
Dalam bidang administrasi pelaksanaan, dikembangkan kearah suatu sistem
keterpaduan program pelaksanaan, yang efisien dan efektif. Hal ini berarti diperlukan
suatu pedoman sebagai landasan, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan di
lapangan, pengawasan, monitoring, dan pengendalian sampai pada tahap evaluasi
IV90
Pengelolaan Lingkungan
Perkembangan tidak sepenuhnya atas dasar potensi akan tetapi karena tuntutan
fungsi secara regional maupun lokal. Hal ini mengakibatkan terjadinya
kesenjangan antara kesempatan memenuhi tuntutan pembangunan dengan
perkembangan aspirasi masyarakat;
b.
Kemampuan
Pemda
dan
masyarakat
yang
terbatas
dalam
menunjang
Pelaksanaan
pembangunan
tanpa
memperhatikan
pemanfaatan
potensi
IV90
Masyarakat baik melalui jalur formal maupun non formal terus ditingkatkan
kesadaran akan hal dan tanggung jawabnya dan peran sertanya pada
pembangunan atas dasar kebersamaan kepentingan dan tujuan.
Pengambil keputusan dalam manajemen tipe ini adalah lembaga. Lembaga ini
memegang kekuasaan tertinggi dalam perumusan rencana, rancangan, operasi dan
pemeliharaan prasarana dan sarana serta pengelolaan pelayanannya Apabila ada
lembaga lain yang melakukan satu atau dua dari aspek-aspek tersebut. Lembaga ini
dapat berkonsultasi dapat pula tidak dengan para pelanggannya, dan hubungan dengan
mereka semata-mata bersifat komersil: pelanggan membayar uang sebagai biaya
penyambungan dan selanjutnya secara periodic diwajibkan membayar biaya
pelayanan. Contoh lembaga Tipe A ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum,
Perusahaan Daerah Kebersihan, di beberapa kota khususnya di provinsi Sulawesi
Selatan.
IV90
Karakteristik yang paling menonjol dari pengelolaan tipe ini adalah bahwa kekuasaan
tertinggi dalam pengambilan keputusan atas seluruh aspek yang menyangkut air
minum berada di tangan anggota masyarakat, mulai dari tahap awal identifikasi
kebutuhan pelayanan air minum, perencanaan tingkat pelayanan yang diinginkan,
perencanaan teknis, pelaksanaan pembangunan, hingga ke pengelolaan operasional.
Dalam waktu tertentu selama proses perkembangan mereka dapat memperoleh
fasilitasi dari pihak luar, misalnya informasi tentang berbagai alternatif teknologi dan
bantuan teknis (misalnya kontraktor, pengusaha, atau tenaga profesional), namum
keputusan terakhir tetap berada di tangan masyarakat itu sendiri.
H. STRATEGI KEBIJAKAN
Supaya tujuan pembangunan air minum dapat dicapai dengan baik diperlukan
perubahan kebijakan pembangunan air minum yang didasarkan kepada :
1.
IV90
3.
4.
IV90
6.
7.
IV90
9.
IV90
Tantangan Internal:
Selain isu strategis, penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Bulukumba
dihadapkan pada tantangan internal seperti:
a.
Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah
mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani
meskipun minat masyarakat untuk mendapatkan pelayan penyediaan air
minum cukup tinggi. Potensi peningkatan cakupan pelayanan air minum
antara lain melalui program-program peningkatan kinerja operasi unit
pengolahan air eksisting, optimalisasi kapasitas unit produksi yang belum
termanfaatkan dan penambahan jaringan perpipaan distribusi.
b.
c.
IV90
f.
Pemenuhan kebutuhan energi listrik dan bahan bakar yang handal dan sesuai
kebutuhan untuk mendukung penyelenggaraan SPAM di Kabupaten
Bulukumba, yang selama ini masih sangat terbatas dan menyebabkan
tingginya biaya operasional. Adanya tuntutan untuk lebih meningkatkan
pengarusutamaan jender dalam pembangunan air minum yang kini relatif
masih rendah.
h.
2.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi penyelenggara SPAM di Kabupaten
Bulukumba antara lain sebagai berikut:
a.
IV90
c.
b.
Jenis dan klarifikasi pelanggaran yang dapat dikenai sanksi, apa sanksinya
dan siapa yang memberikan sanksi; dan
c.
Review/kaji ulang
Review atau kaji ulang dilakukan secara berkala disesuaikan dengan
perkembangan yang terjadi:
IV90
IV90