Anda di halaman 1dari 3

Tugas

: Essay 01

Mata Kuliah : Studio Perencanaan Wilayah


Dosen

: Dr. Ir. MurshalManaf, ST, MT

Perspektif Tentang Mata Kuliah Studio Perencanaan Wilayah


(Studi Kasus Kota Ambon)

DI SUSUN OLEH :
FAJRIN FADLI PATTY
45 11 042 005

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA 45 MAKASSAR
2015

Perspektif Tentang Mata Kuliah Studio Perencanaan Wilayah Pada Kota Ambon

Mata kuliah studio perencanaan wilayah merupakan mata kuliah yang mengajarkan
tentang proses perencanaan wilayah (Regional Planning Procces) suatu daerah
kota/kabupaten ataupun provinsi, yang mengarahkan kita untuk memahami perencanaan
wilayah suatu daerah itu direncanakan sesuai dengan aturan terkait dan proses proses
perencanaan yang professional dan proporsional. Dan ketika kita mendalami ilmu
perencanaan wilayah yang kemudian kita kaitkan dengan salah satu studi kasus daerah
misalnya Kota Ambon, maka yang menjadi pertanyaan yaitu bagaimana kondisi
perkembangan perencanaan wilayah sekarang Kota Ambon.
Terjadinya kerusuhan akibat konfli ksosial di Kota Ambon pada tahun 1999 dan
masih ada dampak konfliknya sampai diangkatnya gubernur defenitif Karel Albert Ralahalu
yaitu pada tahun 2003 telah mengakibatkan perubahan yang cukup besar terutama pada
kondisi perkembangan wilayah dan tata ruang kota ambon. Hal tersebut masih dapat dilihat
dari kerusakan pada fasilitas sosial, fasilitas umum dan prasarana serta sarana kota. Ruang
kota yang mewadahi aktifitas masyarakat telah banyak mengalami pergeseran fungsi pada
masa-masa recovery (pemulihan pasca konflik). Dampak dari konflik ini pemukim tidak ingin
kembali ketempat asal mereka yang semula, diakibatkan oleh trauma dengan konflik
tersebut. Pemukim yang tidak ingin kembali ketempat asal mereka oleh Pemerintah Kota
Ambon dilakukan relokasi ke permukiman yang baru. Kebijakan relokasi ke permukiman
baru ditempuh pemerintah kota selain untuk menata kawasan ini juga mencegah terjadinya
konflik baru dan menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Kebijakan tersebut
merupakan kebijakan yang patut diapresiasi karena pemeritah kota mempunyai kemauan
untuk menjadikan kota ambon yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan seperti
yang termaktub dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, BAB II tentang Azas
dan Tujuan, pasal 3 yang salah satu poinnya yaitu terwujudnya keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan, dan juga pada BAB IV telah diuraikan tentang
tugas dan wewenang pemerintah, provinsi dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan
penataan ruang, yang meliputi pengaturan, pembinaan dan pengawasaan.
Tetapi kebijakan itu merupakan salah satu kebijakan dari sekian banyak kebijakan
yang dilakukan pemerintah Kota Ambon dalam mewujudkan Kota Ambon yang Harmonis.
Karena untuk mewujudkan kota ambon yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
maka ada beberapa aspek yang harus dibenahi yaitu aspek fisik, social dan ekonomi. Kita
mencoba melihat kota ambon dari aspek fisik, kota ambon pasca konflik 1999 perubahan
fisik kotanya sangat mengalami perubahan yang signifikan yaitu yang tadinya kota ambon
sangat indah dan bagus dari aspek fisik kota sampai kota ambon dijuluki dengan slogan
Ambon Manise (Kota Cantik), tetapi karena kerusuhan maka mengalami perubahan yang
tidak bagus lagi misalnya gedung-gedung yang rusak akibat kebakaran pada saat
kerusuhan sering kita jumpai di bagian-bagian kota ambon tetapi seiring berjalan waktu
dengan upaya-upaya pemerintah Kota Ambon yang ingin membenahi Kota Ambon menjadi
bagus lagi maka segala kebijakan yang sifatnya baik untuk perkembangan Kota Ambon
direalisasikan. Hasilnya pada Tahun 2009 Kota Ambon diberikan penghargaan dengan
didirikannya monument gong perdamaian dunia yang ke-39 karena Kota Ambon Mampu
Menyelesaikan konflik yang bermuatan SARA. Dengan adanya monument itu maka
landmark Kota Ambon menjadi bertambah. Dan Masih Banyak Lagi Pembangunanpembangunan yang sifatnya ingin mengembangkan Kota Ambon dibangun sampai sekarang
misalnya pada tahun 2012 Kota Ambon ambon dipercayakan sebagai tuan rumah MTQ
tingkat nasional yang ke-24, maka dibangun lagi Islamic Centre dan gedung-gedung
serbaguna lainnya yang dipakai untuk perlombaan MTQ Tingkat Nasional.
Dari aspek sosial, Kota Ambon dari aspek social masih perlu terus dibenahi karena
perkembangan Kota Ambon dari aspek social masih kental sekali dengan isu-isu SARA,
hampir segala aspek pembangunan itu masih dilekatkan dengan pendekatakan suku, ras

dan Agama. Maka hampir semua pembangunan di Kota Ambon itu kesannya dibangun atas
kepentingan kelompok tertentu misalnya islmic centre dianggap hanya untuk kepentingan
agama islam padahal gedung itu merupakan gedung serbaguna setelah itu tidak lama lagi
ada pembangunan Kristen centre yang dianggap juga hanya untuk kepentingan agama
Kristen, fenomena-fenomena seperti ini merupakan implikasi dari konflik sosial 1999. jikalau
stigma masa lalu tidak dibenahi secara terus menerus dan berkelanjutan maka Kota Ambon
mengalami yang namanya krisis sosial.
Dari aspek Ekonomi, Sama Halnya juga dengan aspek fisik dan sosial, aspek
ekonomi juga mengalami perubahan yang sangat menurun pasca konflik sosial 1999,
kondisi perekonomian Kota Ambon mengalami krisis moneter atau krisis ekonomi karena
produktifitas setiap daerah mengalami penurunan serta impor dan ekspor juga mengalami
situasi yang stagnan. Maka pemerintah Kota Ambon melakukan upaya-upaya dengan
segala kebijakan yang mendukung berkembangnya perekonomian Kota Ambon. Hasilnya
pada tahun 2006 perekonomian Kota Ambon mengalami perkembangan dan sampai pada
tahun 2010 Kota Ambon dari semua kabupaten/kota di provinsi Maluku, PDRB/kapitanya
yang paling besar, yakni Rp. 4.913.427. Dengan Begitu perekonomian Kota Ambon sudah
mengalami perubahan yang sangat signifikan kenaikannya.
Maka dengan melihat kondisi perkembangan wilayah Kota Ambon Pasca Konflik
sosial 1999 dan dengan melihat kondisi fisik, social dan ekonomi. Saya dapat mengambil
hipotesa bahwa perkembangan wilayah Kota Ambon sudah mengalami perkembangan yang
cukup baik pasca konflik 1999, hanya dari aspek sosialnya yang perlu terus dibenahi,
pemerintah Kota Ambon harus terus mengagas kebijakan-kebijakan yang sifatnya toleransi
antar agama agar penyakit-penyakit sosial yang ada di Kota Ambon dapat di minimalisir
sampai minimal pembangunan-pembangunan yang ada di Kota Ambon tidak menjadi kesan
ke masyarakat Kota Ambon bahwa pembangunannya merupakan kepentingan kelompok
tertentu.

Sumber :
Attamimy HM, 2013; Djoko Santoso: Merajut Harmoni Di Bumi Raja-Raja; Aynat Publishing,
Yogyakarta.
Parera R. Arthur, Setijanti Purwanita, Purwadio Heru, 2010; Dampak Permukiman Baru
Pada Perkembangan Wilayah Sekitar Desa Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Diambil
Dari digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10261-Paper.pdf. (21 Maret 2015)
Ralahalu Albert Karel, 2012; Berlayar Dalam Ombak Berkarya Bagi Negeri: Pemikiran Anak
Negeri Untuk Maluku; Ralahalu Institut, Ambon.
Redaksi Sunar Grafika, 2008; Undang-Undang Penataan Ruang (UU RI No. 26 Tahun
2007); Sinar Grafika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai