Anda di halaman 1dari 14

Journal Reading

Ghrena Amadea M. A.
1161050035

Sepsis: Dari Patofisiologi


sampai Perawatan Pasien
Individual

Sepsis telah menjadi suatu masalah kesehatan


yang besar, dimana terdapat lebih banyak pasien
meninggal di rumah sakit karena sepsis
dibandingkan komplikasi kanker payudara dan
kanker kolonrektal digabungkan.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, tapi salah satu penyebab yang paling
penting adalah ketidakpastian definisi dari sepsis
dan kurangnya pemahaman patofisiologi yang
terutama didasari pada ketidakseimbangan
dalam respons host-imun.

Pendahuluan

Salah satu tugas paling sulit dalam pengobatan


perawatan kritis adalah pengobatan infeksi serius
yang melibatkan disfungsi organ, secara umum
disebut juga sebagai sepsis, severe sepsis, atau
septik shock
Sepsis dikaitkan dengan populasi pasien yang
heterogen yang bervariasi dalam derajat
keparahan dan etiologi. Oleh sebab itu kriteria
diagnosis yang berlaku secara universal dan
algoritma pengobatan sulit untuk untuk
didefinisikan

Sepsis Is Not a Definitive


Disease

Sepsis syndrome tanda klasik:


Demam/hipoteria
Leukositosis/leukopenia

Tidak Spesifik

Takikardia
Hipotensi

Kesulitan dalam mendeskripsikan sepsis


berasal dari patofisiologinya

Epidemiologi

Terdapat peningkatan insidensi sepsis, dengan


kenaikan mortalitas sebanyak 20-50%
Berdasarkan data terbaru dari United states,
sepsis merupakan penyakit tunggal yang
merupakan alasan untuk rawat inap.
Di Australia dan New Zealand terdapat kenaikan
jumlah pasien dengan sepsis dalam 12 tahun
terakhir, dengan pengurangan jumlah mortalitas
yang sebelumnya >30% menjadi <20%
Di Eropa, terdapat 45-55% mortalitas

Patofisiologi

Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS)
and Immunoparalysis
Classical

sepsis syndrome
Dulu: ketidakseimbangan antara
proinflammatory dan anti
inflammatory

The Altered Immune Response


and Leukocyte Reprogamming
Pada

fase akhir, pasien sepsis dan


pasien dengan SIRS noninfeksius
(trauma, luka bakar, operasi besar),
antiinflammatory dapat melebihi
proinflammatory

Diagnostic Challenges

Mengenali pasien sepsis memerlukan 2 kunci


utama
Evaluasi fungsi organ vital dan derajat disfungsi organ

melalui tanda objektif seperti hipotensi, hipoperfusi,


gangguan status mental, ketidakseimbangan asam-basa,
hipoksemia, trombositopenia, disfungsi ginjal dan hepar.
Mencari etiologi dari critical illness karena infeksi atau
bukan

Conventional Markers of
Infection
Demam/hypothermia
Leukositosis/leukopenia
Tachypnoe
Sepsis-Syndrome
Tachycardia
Hipotensi

Nonspesifik

Mulai terapi dengan antibiotik secepatnya,


setidaknya satu jam setelah infeksi yang
menyebabkan hipotensi

The Role of Biomarkers

Procalcitonin (PCT)
Dapar dideteksi dalam serum sekitar 4-6 jam

setelah infeksi bakteri


Membedakan infeksi bakteri dengan inflamasi
lain atau etiologi lain dangan sensitivitas dan
spesifisitas yang lebih tinggi dibanding CRP

C reactive Protein (CRP)

Treatment: What the Future


Holds
Extracorporeal

Removal of Mediators

and Toxins
Clearance plasma melalui hemofiltrasi

dan plasma pheresis


Polymyxin

Memiliki kemampuan mengikat dan

menetralisir endotoksin

Cytosorb
CytoSorb adalah perangkat hemadsorption.

Cytosorb menghilangkan baik pro inflamasi dan


anti-inflamasi sitokin.

Anti-PD-1 immunotheraphy in Sepsis and


Tumor disease
Stem cells & Genetic Treatment

Anda mungkin juga menyukai