Pengenalan Pengukuran Produksi Minyak Standard
Pengenalan Pengukuran Produksi Minyak Standard
Minyak dan gas bumi merupakan suatu komoditi strategis yang diperdagangkan secara
luas di dunia Internasional. Bagi Indonesia sebagai negara penghasil minyak dan gas
bumi, selain sebagai sumber energi dan BBM dalam negeri, minyak dan gas
merupakan komoditi ekspor dan sumber penerimaan devisa untuk menunjang
pembangunan nasional.
Oleh karena itu pengelolaan minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam yang tak
terbarukan, harus dilakukan se-efisien mungkin, disamping itu pencarian sumber
cadangan baru tetap harus diusahakan. Berkaitan dengan hal itu, perlu diingat bahwa
cadangan minyak dan gas bumi secara alamiah akan mengalami penurunan, dan akan
berdampak kepada kebijakan pengelolaan lapangan lapangan minyak yang ada.
Pada era tahun 1970, Lapangan Rantau pernah mencatat sejarah sebagai Lapangan
besar dengan hasil puncaknya rata-rata 5500 m3 minyak bumi/hari. Dengan
berjalannya waktu, dan sudah merupakan proses alamiah, produksi lapangan Rantau
saat ini berkisar di 410 m3/hari.
Pencarian sumber-sumber baru masih tetap dilakukan, walaupun tidak selalu
memberikan hasil yang memuaskan. Sistem pemboran juga dirubah dari konvensional
(lurus) menjadi berarah (directional) bahkan sampai pada posisi horizontal.
Selain operasi pemboran, juga dilakukan usaha perekahan terhadap sumur - sumur
yang masih menunjukkan potensi produksi yang menguntungkan (salah satunya
SBL-04).
Juga dilakukan perubahan pengangkatan produksi terhadap beberapa sumur yang
sebelumnya menggunakan metode gas lift, dirubah dengan menggunakan metode
pompa bawah tanah (electric submersible pump) yang sudah dilakukan di P-270,
P-385, KSB-44, KSB-51 dan KSB-52.
Jika dilihat dari pemaparan diatas, usaha - usaha yang sudah dilakukan di Lapangan
Rantau untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produksi sudah dimulai sejak
lama. Terlihat dari adanya usaha untuk mempertahankan produksi di Struktur Rantau
(daerah Tanjung Sementok) dengan didirikannya Secondary Recovery (Sec Rec) yang
dikelola oleh Japex dari tahun 1983 sampai 1994.
Usaha ini sampai sekarang masih berlanjut, bahkan akan ditingkatkan dengan
melakukan studi reservoir pada lapisan-lapisan lainnya. Usaha-usaha ini tentu saja
harus memperhitungkan segi keekonomian yang akan berdampak pada baiaya
cost/barrel lapangan
|1
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
Bab II
STASIUN PUSAT PENGUMPULAN PRODUKSI
Hasil produksi minyak gross dari sumur ditampung sementara di Stasiun Pengumpul
(SP). Ada 8 lokasi stasiun pengumpul aktif, masing-masing adalah:
Tangki No.1
Tangki No.2
Tangki No.3
Tangki No.4
Tangki No.5
Tangki No.6
kapasitas
kapasitas
kapasitas
kapasitas
kapasitas
kapasitas
4975 m3
3020 m3
2904 m3
637 m3
637 m3
5740 m3
Hasil produksi ini akan dikirim ke Kilang Pangkalan Berandan, dengan menggunakan
jalur pipa 6" sepanjang 67 km.
Air yang terbawa saat pengiriman dari SP ke PPP harus dibebaskan (drain) sehingga
benar-benar hanya minyak bersih yang siap dikirim ke Kilang Pangkalan Berandan.
Banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebelum produksi minyak lapangan dikirim ke
Kilang Pangkalan Berandan. Hal ini sudah merupakan kesepakatan bersama antara
Pertamina DOH NAD-Sumbagut dengan Pertamina Hilir Pangkalan Berandan, dan
tertuang dalam S.O.P (Standard Operating Procedure) Minyak Mentah.
Diantaranya, Basic Sediment & Water (BS&W), kandungan air (water content),
kandungan garam (salt content), serta pengukuran volume minyak dengan
menggunakan tabel-tabel yang dipersyaratkan American Petroleum Institute (API)
|2
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
Bab III
PROSEDUR PENGUKURAN MINYAK DI PPP
3.1
Peralatan Ukur
Dalam pelaksanaan perhitungan, peralatan ukur yang digunakan merupakan
peralatan yang sudah standard digunakan dalam dunia perminyakan,
diantaranya :
1)
2)
dalam
tangki,
bersamaan
pada
saat
|3
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
3)
Bottle Sampling :
Untuk pengambilan sample minyak dari tangki
4)
Gelas Ukur :
Digunakan untuk mengukur jumlah sample minyak yang akan dianalisa
|4
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
6) Centrifuge :
Digunakan untuk memutar sample minyak di dalam Cone Shaped
Centrifuge, dengan perputaran tertentu. Hasil yang didapat adalah Basic
Sedimen & Water (BS&W) yang merupakan unsur-unsur ikutan di dalam
minyak (bisa berupa air, Lumpur, wax dll).
7) Thermometer
Untuk pengukuran sample minyak pada saat melakukan analisa di Lab.
8) Hydrometer:
Hydrometer digunakan untuk membaca secara langsung Specific Gravity
(SG) minyak yang dianalisa. Bentuknya seperti thermometer suhu, namun
alat ini akan mengapung bila dicelupkan kedalam minyak.
3.2. Pengukuran Tinggi Cairan
Pengukuran tinggi cairan dilakukan pada setiap ada pergerakan / perubahan isi
dari tangki diantaranya :
(a)
(b)
(c)
(d)
Angka Stock
Angka Produksi
Angka Pengeluaran
Angka Perpindahan Antar Tangki
a. Angka Stock
Angka Stock adalah angka saat pengukuran tinggi awal/akhir cairan dalam
tangki yang dilakukan pada jam 00:00,(awal) dan 24:00 (akhir) dinyatakan
|5
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
sebagai stock awal/akhir pada tanggal berjalan. Tinggi cairan ini dikonversikan
ke bentuk liter dengan menggunakan tabel yang dikeluarkan oleh Dinas
Metrologi. Volume ini yang akan menjadi angka patokan untuk
penambahan/pengurangan volume tangki yang akan diperhitungkan pada hari
itu. Pengukuran menggunakan measuring tape (meteran) yang sudah
direkomendasikan untuk perminyakan. Angka ini sudah merupakan angka
yang diakui secara perdagangan.
Untuk mendapatkan angka standard ini dilakukan tahapan seperti diagram
dibawah ini:
Ukur tinggi
cairan dalam
tanki
Gunakan table
konversi volume
Lakukan koneksi
terhadap muai
tanki
Hitung angka
konversi ke suhu
15oC
Didapat angka
volume standard
15oC
Semua angka hasil pengukuran di catat di dalam Tank Ticket berwarna biru,
bersama dengan hasil analisa lab. Tank Ticket ini selanjutnya diserahkan ke
Fungsi Keuangan.
Contoh perhitungan :
1. Menghitung Koreksi Volume terhadap muai tangki No.4
Tinggi Cairan : 71,5 cm (0 m, 71 cm, 5 mm)
Hasil pengukuran suhu : 28C
Volume yang didapat menggunakan Tabel Volume Tangki No.4 =
45.621 liter
Koreksi muai tangki terhadap Volume dengan rumus :
1 + (t - 29C) dimana suhu standard adalah 29C
= koefisien muai tangki =0,0000348
t = temperatur tangki
= 1 + 0,0000348 (28C-29C)
= 0,9999652
Volume tangki yang dikoreksi :
= 45.621 x 0,9999652
= 45.619 liter
|6
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
2. Menghitungan angka volume minyak standard 15C
Dalam perhitungan ini, hanya mengkalkulasi volume minyak saja.
Tabel-tabel yang
Institute = API)
digunakan
(menggunakan
American
SG Observed
menggunakan tabel 23
SG 60F
SG 60F
menggunakan tabel 21
Density 15C
Density 15C
menggunakan tabel 54
liter 15C
Petroleum
Temperatur C/F
= 29 / 84,2
SG Observed
= 0,7950
SG 60F
= 0,8044
SG 60F didapat dengan menggunakan tabel 23 pada suhu
84,2F dan SG Observed untuk 0,7950
Density 15C
= 0,8041
b. Angka Produksi
Angka ini merupakan selisih dari angka stock awal tangki, dengan saat
dilakukannya pengukuran pada volume tangki yang sedang menampung hasil
pemompaan produksi SP. Untuk pengukuran rutin biasa dilakukan 4 jam
sekali, dan angka yang didapat adalah angka pengamatan, sampai saat
pengukuran di tutup (closing time) pada pukul 24:00 menggunakan angka
standard 15C.
Angka hasil pengukuran produksi dicatat dalam Tank Ticket warna hijau,
bersama dengan hasil analisa Lab.
|7
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
c. Angka Pengeluaran
Pengeluaran cairan dari dalam tangki dapat dibagi menjadi :
Drain (astap) :
Pengeluaran cairan (air) berupa pembuangan air formasi yang terikut
produksi, dan dibuang ke oil catcher.
|8
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
dalam minyak). Pemakaian demulsifier sudah diatur dosisnya, untuk PPP Rantau
menggunakan 6,5 ppm. Demulsifier disuntikkan kedalam aliran minyak yang
dipompakan dari SP melalui manifold yang akan masuk ke tangki.
3.4. Tabel Log Sheet
Tabel log-sheet berguna untuk menghitung pergerakan cairan dalam tangki
selama 24 jam. Setiap 1 tangki mempunyai 1 log-sheet. Dengan menggunakan
tabel ini akan dengan mudah menghitung volume minyak sesuai perhitungan
perdagangan minyak yang dipersyaratkan. Tabel ini juga sangat berguna untuk
melihat aktifitas operasi PPP.
3.5. Tabel Volume Tangki
Tabel volume tangki ini dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan , Direktorat Metrologi. Tabel tangki berlaku selama 6 (enam) tahun,
dan harus diperbarui setelah masa berlaku habis.
Semua angka tabel volume tangki harus di serahkan ke Fungsi Keuangan dan
akan dimasukkan ke dalam sistem QAS minyak menjadi angka perhitungan di
sistem on line.
|9
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
| 10
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
| 11
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
| 12
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
Bab - IV
SISTEM ADMINISTRASI ARUS MINYAK DAN GAS
a. Distrik-1 meliputi:
Rantau (SP-I, SP-V)
Tanjung Seumeuntoh (SP-VII, SP-VIII, HPCS)
b. Distrik-II meliputi:
Kuala Simpang Barat (SP-XII, SP-XIlI)
Serang Jaya (SP-X, SP-XV)
Ada 2 lembar formulir laporan yang harus diisi oleh petugas SP masing-masing
Distrik setiap harinya, masing-masing adalah:
| 13
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
4.1.2. Formulir Laporan Produksi Test Sumur Individu masing- masing SP
Dalam formulir ini-dilaporkan hasil test masing-masing sumur dari setiap
SP yang di test. Prosedur test sumur dilakukan sesuai kebutuhan, dan
dikarenakan terbatasnya fasilitas test di SP-SP, biasanya test sumur tidak
dilakukan secara terus menerus 24 jam, namun hasil test sumur akan tetap
dikonversikan ke produksi selama 1 hari.
Bila terjadi hambatan I gangguan pada saat sumur diproduksikan, maka hasil
produksi harus dikoreksi sesuai dengan Iamanya hambatan / gangguan.
Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam laporan ini:
nomor sumur
potensi sumur
status sumur
lama test / uji
3
hasil test (gin) hari sebelumnya (m )
3
hasil test (g/n) hari ini (m )
kadar air (persen)
2
tekanan casing (kg/cm )
2
tekanan tubing (kg/cm )
2
tekanan flow line (kg/cm )
2
tekanan separator (kg/cm )
3
jumlah gas yang masuk dalam Mm (bila sumur sembur buatan atau gas lift,
bila sembur alam tidak ada penggunaan gas)
3
jumlah gas yang keluar (Mm )
3
jumlah gas yang dihasilkan (Mm ), merupakan selisih dari jumlah gas yang
keluar dikurangi jumlah gas yang masuk, dikenal dengan "own gas" dari hasil
test hari sebelumnya dan test saat ini, dapat diketahui berapa kenaikan /
penurunan dari suatu sumur.
Pada halaman berikut ini, dilampirkan dua jenis formulir Laporan Harlan Produksi.
| 14
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
| 15
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
| 16
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
4.2. On Line System
Semua perhitungan minyak dan gas yang dilakukan oleh Sub Fungsi Operasi
Produksi dan sudah menjadi Laporan Harian Produksi, akan dijadikan data
masukan ke dalam sistem komputer terpadu. Data keluaran dari komputer akan
menjadi suatu laporan yang dapat digunakan oleh semua fungsi terkait.
Data yang dimasukkan meliputi:
produksi per SP
produksi per struktur
produksi sumur per lifting system
jumlah sumur existing
jumlah sumur baru/kupl
status sumur
kumulatif produksi yang sudah dicapai sejak dibukanya sumur
dll
Dari data-data ini, fungsi EPT dapat memperkirakan cadangan yang ada pada
struktur-strukturi lapisan di Lapangan Rantau. Dengan mengacu data-data
produksi ini, dapat diambil kebijakan / keputusan yang secara bisnis akan
memperoleh nilai keekonomian.
Misalnya, untuk membuka satu sumur baru pada suatu lapisan existing dengan
mengacu data produksi, akan dapat diperkirakan sisa cadangan dari lapisan
tersebut. Dari perkiraan data cadangan yang ada, akan dapat diambil keputusan
apakah membuka sumur baru dapat menghasilkan keuntungan.
| 17
PENGENALAN PENGUKURAN
PRODUKSI MINYAK STANDARD DAN
SISTEM PELAPORAN
Selain fungsi EPT, fungsi Iainnya yakni Keuangan akan mengacu hasil produksi
berdasarkan hasil dari keluaran QAS PPP. Dari data ini, Fungsi Keuangan
khususnya Akuntansi Minyak, dapat menghitung berapa besar pemasukan arus
dana dari hasil penjualan minyak ke Kilang Pangkalan Berandan. Selain itu, data
ini bermanfaat untuk menghitung biaya operasi pengangkatan produksi setiap
barrelnya secara nyata.
| 18