Pembimbing:
Dr. FX Widiarso, Sp.OG
Disusun Oleh :
Mathyas Thanama
11-2014-120
STATUS OBSTETRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat
SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS
Nama
: Mathyas Thanama
NIM
: 11.2014.120
Dr pembimbing / penguji
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. S
Umur : 36 tahun
Status perkawinan : P1A0
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jambean Kidul, RT 03 RW 03,
Margorejo, Pati
pukul 11.40
Nama suami
: Tn. S
Umur
: 40 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis tanggal 8 Desember 2015 Pukul 18.00 WIB
Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien wanita 36 tahun, datang ke RSMR dengan keluhan nyeri perut yang
hilang timbul pada perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan
bersifat tumpul dan tidak menjalar baik ke pinggang maupun ke punggung. Pasien tidak
mengeluhkan adanya mual muntah, demam, gangguan BAK maupun BAB. Pasien juga
mengaku tidak ada gangguan menstruasi dengan riwayat menstruasi yang teratur. Tidak
ada lendir maupun darah yang keluar melalui jalan lahir.
2
Riwayat Haid
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: 30 hari
Lama
: 7 hari
Dismenorrhea
: (-)
Leukorrhea
: (-)
Menopause
: (-)
HPHT
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, saat usia 24 tahun dan sudah menikah selama 12 tahun
Riwayat KB
KB Suntik (tahun lupa)
Riwayat Kehamilan Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Hamil
ke
Usia
kehamilan
Jenis
persalinan
Penyulit
Penolong
Jenis
kelamin
BB/TB
lahir
Umur
(tahun)
40 minggu
Partus
spontan
Dokter
SpOG
Laki-laki
3000 gr
10
Os mengaku pernah dikuret karena miom 10 bulan yang lalu dan pernah operasi
kista 3 tahun SMRS
Os tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, jantung, kencing manis, asma
maupun alergi.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit darah tinggi, jantung,
kencing manis, asma maupun alergi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,5oC
Mata
Telinga
Hidung
Mulut/gigi
Leher
Jantung
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
:
: Perut tidak tampak membuncit
: Timpani
Palpasi
Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 7 Desember 2015
Darah rutin
4
Hemoglobin
12,7 g/dL
Leukosit
8,80
Hematokrit
37,50 %
Trombosit
354.000
Golongan darah/Rh
O/+
Waktu perdarahan/BT 2,00 menit
Waktu pembekuan/CT 5,30 menit
GDS
101
Ureum
13,0
L
Creatinin
0,70
Natrium
141,7
Kalium
3,46
Clorida
107,5
Calsium
8,9
HbsAg
HIV
-
Ringkasan/Resume
Keluhan
Pasien wanita 36 tahun, PIA0, dengan keluhan nyeri perut yang hilang timbul
pada perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan bersifat tumpul
dan tidak menjalar baik ke pinggang maupun ke punggung. Pasien tidak mengeluhkan
adanya mual muntah, demam, gangguan BAK maupun BAB. Pasien juga mengaku
tidak ada gangguan menstruasi dengan riwayat menstruasi yang teratur. Tidak ada lendir
maupun darah yang keluar melalui jalan lahir. Pasien mengaku pernah OP kista 4 tahun
SMRS dan kuret miom 10 bulan SMRS
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,5oC
5
Tinggi Badan
: 148 cm
Berat Badan
: 63 kg
Mata
: CA -/- SI -/-
Thorax
Abdomen
Extremitas
: edema - / -
Leukorea
: (-)
:
: Perut tidak tampak membuncit
: Timpani
Palpasi
Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
PENATALAKSANAAN
- IVFD RL/D5% 20 tetes/menit + Adona 1 amp
Follow Up
Tanggal 7 Desember 2015
S : nyeri perut bagian bawah
O : KU : baik
TD : 130 / 70 mmHg
kesadaran: CM
RR: 20 x/menit
6
HR : 80 x/menit
T : 36C
Puasa 6 jam
Fosen Enema
X foto thorax
EKG
Puasa
Diagnosis
PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra a/i kista cokelat ovarium
bilateral
Kesadaran
Nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 36oC
Mata
: SI -/-, CA-/-
Cor
Pulmo
: CM
A : PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra a/i kista cokelat
ovarium bilateral
P :Non Medika Mentosa
Puasa
Medika Mentosa
-
Infus RL 30 tpm
8
Rycef 2x1 gr
Tradyl (Tramadol) 3x1 amp IV
Alinamin F 2 x 1 IV
Vitamin C 1x1
Kaltropen sup 2x1
Follow Up
10 Desember 2015
S : Nyeri luka bekas op berkurang, flatus (+)
O:
Kesadaran
Nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Mata
: SI -/-, CA-/-
Cor
Pulmo
Abdomen
: BU +, supel
Edema (-)
: CM
A : PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra H-2 a/i kista cokelat
ovarium bilateral
P :Non Medika Mentosa
Alinamin stop
9
DC aff
Mobilisasi duduk
Medika Mentosa
-
Infus RL 30 tpm
Rycef 2x1 gr
Tradyl (Tramadol) 3x1 amp IV
Alinamin F 2 x 1 IV
Vitamin C 1x1
Kaltropen sup 2x1
Follow Up
11 Desember 2015
S : Nyeri luka bekas op berkurang
O:
Kesadaran
Nadi
: 85x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,6oC
Mata
: SI -/-, CA-/-
Cor
Pulmo
Abdomen
: BU +, supel
Ekstremitas
: CM
10
A : PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra H-3 a/i kista cokelat
ovarium dextra
P :Non Medika Mentosa
Infus aff
Pulang
Medika Mentosa
Cefspan 2x1
Kaltofren 2x1
Zegavit 1x1
Hasil PA
(10-12-2015) Salphingitis kronik & kista endometriosis
KISTA OVARIUM
I. PENDAHULUAN
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian kista terbentuk karena
11
perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel
telur dari ovarium. Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang
berisi cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut juga kista fungsional karena
terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu
ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu (setelah
1-3 bulan). Kebanyakan kista tidak berbahaya tetapi beberapa menyebabkan berbagai
masalah seperti pecah, perdarahan, sakit atau sampai mengalami pembedahan. Kista
ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.1
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang
bersifat non neoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang
dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan
histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih
kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung
dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal
yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas
tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan
solid.2
II. ISI
Anatomi Ovarium
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan
mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan.
Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4
cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Gamba
r 1. Anatomi Ovarium
12
Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk
13
sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung
estrogen dan siap untuk berovulasi.
Folikel de Graff yang matang terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada
ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum
dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk
dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan
masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat
dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan
sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus
rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning, dan korpus
rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein dengan
banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya.
Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan
ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik,
sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus
albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar,
sehingga mempunyai diameter 2.5 cm pada kehamilan 4 bulan.3,4
Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch)
yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,
14
nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang
berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium. Kista
ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista
ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada
yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang
menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanitayang mulai
menopause.3
Epidemiologi
Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab
kematian oleh karena keganasan ginekologi.Angka kejadian tertinggi ditemukan di
negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,4 per 100.000).
Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relative tinggi bila dibandingkan dengan
angka kejadian di Asia dan Afrika. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan
ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000
populasi).
Di Indonesia sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh
masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan serta penyakit system
reproduksi misalnya kista ovarium. Insiden di Indonesia kista ovarium ditemukan
2,39%-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sebagai gambaran di RSU
Dharmais, ditemukan penderita kista ovarium sebanyak 30 kasus setiap tahun. Studi
epidemiologi menyatakan beberapa factor resiko, melahirkan pertama kali diatas usia 35
tahun, dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kehamilan pertama terjadi
pada usia 25 tahun.4
Patogenesis
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofise dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap
hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de
Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
15
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada
saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. 3
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang
tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali.3
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan
serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi
cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai
mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah
pelvis.
Pada
neoplasia
tropoblastik
gestasional
(hydatidiform
mole
dan
Pembesaran perut
Pendarahan (jarang)
Bila dilihat secara histologi, kista folikuler dilapisi oleh lapisan dalam
berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan yang
terdapat didalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi
sehingga menyebabkan pembesaran dari kista folikuler. Bisa didapati satu kista atau
beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di permukaan ovarii sebagai
gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang jernih dan sering
kali mengandung estrogen. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam
rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Sebagian besar kista folikel
lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan dapat menghilang
spontan. 7
dan
menjadi
korpus
albikans.
Kadang-kadang
korpus
luteum
diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan berisi
cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah memberikan gejala-gejala yang
berarti. 7
e. Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang
disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil
sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut dapat keluar
sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat menyebabkan
perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir
dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut
abdomen. 7
f. Kista Stein Leventhal
Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,
amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami
hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30
tahun. Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya
menebal. 7
Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya
pada wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya
dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan. 7
Kista ovarium yang neoplastik atau proliferative
a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista
jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel
kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai)
dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan
tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan. 7
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin
berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen
20
tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat
karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). 7
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran
makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan
pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan
mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang
rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena
tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk
epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel
bulu getar, seperti epitel tuba. 7
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya
yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista
adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. 7
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik
digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara
kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh
karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat
berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma
serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi
pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,
meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically
benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma
ovarium yang ganas (clinically malignant). 7
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,
berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu
23
diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan
tindakan selanjutnya pada waktu operasi. 7
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini,
yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii. 7
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana strukturstruktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista
dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur
melalui proses partenogenesis. 7
Angka Kejadian tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium
yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25%
dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun
kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran
yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram. 7
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai
berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan
masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum
perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar
3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di
Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun. 7
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain
padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,
biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada
umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. 7
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.
Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,
24
serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel
saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga
kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur
dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan
akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak
jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat
menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu
elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan
menyebabkan terjadinya tumor yang khas. 7
Kista coklat (Kista Endometriosis)
Kista endometriosis adalah kista yang tumbuh di permukaan ovarium atau
menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah. Kista ini disebut
sebagai kista coklat karena terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga
gelap. Kista ini bisa berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari
buah anggur. 7
Penyebab kista coklat
Penyebab kista coklat hingga kini tidak diketahui secara pasti, di duga akibat
dari proses peradangan atau inflamasi. Selain itu di duga disebabkan karena ketidak
seimbangan hormon. Kista coklat dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat
menyebabkan perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya. 7
Klinik
Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat pertumbuhan,
aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut. 7
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya
tumor atau posisinya di dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang
tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung
kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang
lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-kadang hanya
25
menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor
dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai.Pada tumor yang besar
dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lain.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor
itu sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga
berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan
gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi
sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat
dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm
atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya.
Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada
kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada
kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena
sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
jarang bersifat total.Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini
menimbulkan rasa sakit.Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan.Karena
vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor
dengan akibat pembesaran tumor dan terjadilah pembesaran di dalamnya.
Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam
tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista
dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder. Bila putaran
tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang
membuat sirkulasi baru pada tumor tersebut.Tumor mungkin melepaskan diri
dari uterus dan menjadi tumor parasite atau tumor pengembara.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman
pathogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai
akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada
26
waktu persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri
akibat robekan dan iritasi peritoneum segera mengurang.Tetapi, kalau terjadi
robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan
implantasi sel-sel kista pada peritoneum.Sel-sel tersebut mengeluarkan
cairan musin yang mengisi rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama
pseudomiksoma peritonei.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti
kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista
dermoid.Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi,
perlu
dilakukan
kemungkinan
pemeriksaan
perubahan
mikroskopik
keganasan.Adanya
yang
asites
seksama
dalam
terhadap
hal
ini
atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai
pemeriksaan tambahan. 7
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa
menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang
sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites,
akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya
dapat
diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka
perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejalagejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya
tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.7
Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat membantu
mengidentifikasi karakteristik kista ovarium.
2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat
untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya
tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon
sigmoid.
3. Pengukuran serum CA-125
Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125,
CA-125 diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah
massa ini jinak atau ganas.
4. Laparoskopi
28
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan
laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit
contoh kista untuk pemeriksaan PA.
Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,
kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak
jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga
perlu diambil sikap untuk menunggu selama 1-3 bulan, jika selama waktu observasi
dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkan untuk pengobatan operatif. 7
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah,
dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang
tidak seberapa radikal. 7
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya : Torsi, ruptur,
perdarahan, menjadi keganasan : potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas
sudah dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas,
akan tetapi dalam persentase yang relative sedikit. 7
29
Daftar Pustaka
1. Benson R,
Penerbit EGC.
2. Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan
ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset
Bandung.
3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.
4. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. p. 346-65.
5. Prawirohardjo Sarwono.2009. Tumor Jinak Alat Genital. Ilmu Kandungan.Edisi
ketujuh. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
6. Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital.
In : Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan.
Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
7. Sutoto, M.S.J.
1994.
Tumor
Jinak
pada
Alat-alat
Genital,
Ilmu
30