Anda di halaman 1dari 38

Laporan kasus

Rizka leonita fahmy

pendahuluan
1.1. Latar belakang
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
keadaan saluran nafas yang sangat peka terhadap
berbagai rangsangan, baik dari dalam maupun luar
tubuh. Akibat dari kepekaan yang berlebihan ini
terjadilah penyempitan saluran nafas secara
menyeluruh.
Kejadian Asma hampir meningkat diseluruh dunia, baik
negara maju maupun negara berkembang termasuk
Indonesia.
9juta anak Amerika Serikat <18 tahun menderita asma
4 juta mangalami sekurang-kurangnya sekali serangan
asma setiap tahun.

(WHO)300 juta orang didunia >> penyakit

asma
225 ribu meninggal pada tahun 2005.
Di Indonesia penelitian pada anak sekolah
usia 13-14 tahun dengan menggunakan
kuesioner International Study on Asthma
and Alergies in Children (ISAAC) pada tahun
1995 menunjukkan bahwa prevalensi
penyakit asma masih 2,1% meningkat
tahun 2003 menjadi 5,2 %

LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Identitas penderita :
Nama
: An. N.F
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 9 tahun
Alamat
: Kr. Pule
Pekerjaan
: Pelajar
Tanggal MRS
: 13 Januari 2016 Pukul
20.00 WITA

Anamnesa
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang melalui IGD RSUD Kota Mataram dengan keluhan

sesak, sesak mulai dirasakan sejak pukul 09.00 WITA. Sesak yang
dirasakan pasien terutama saat udara dingin menjelang subuh
tiba dan ketika terpapar debu, dalam sebulan pasien mengalami
sesak sebanyak 2-3x sehingga membatasi aktivitas, pasien masih
mampu menjawab atau berbicara membentuk kalimat walaupun
dalam keadaan sesak. Sesak pada pasien disertai dengan batuk
dan dahak sehingga ketika bernafas terdengar suara ngik ngik.
Awalnya, pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak pertama
kali pukul 09.00 kemudian diberikan terapi uap, lalu membaik dan
diperbolehkan pulang, pada sore harinya sekitar pukul 17.00
WITA pasien sesak kembali dan datang ke IGD RSUD Kota
Mataram kemudian diberikan uap kembali namun keadaan tidak
membaik. Riwayat demam disangkal oleh keluarga pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu pasien mengatakan anaknya sering mengalami


gejala serupa dalam sebulan mengalami sesak
sebanyak 2-3x, namun dapat membaik jika di uap.
Riwayat batuk lama disangkal oleh keluarga pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengaku bahwa Kakek pasien mempunyai
riwayat Asma sejak kecil.
Lingkungan Rumah
Lingkungan bersih, tidak terlalu ramai, tidak kotor,
rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan cukup,
tidak lembab dan tidak menggunakan tempat tidur
atau bantal terbuat dari kapuk.

Riwayat Kehamilan dan

Persalinan
Riwayat antenatal :
Ibu pasien hamil anak
ke 2, rutin
memeriksakan
kehamilan ke
puskesmas setiap bulan
selama hamil. Selama
hamil ibu mendapat pil
penambah darah dan
suntikan TT sebanyak 2
kali.

Riwayat Natal :
Spontan/tidak spontan

: Spontan

Langsung menangis : langsung

menangis
Berat badan lahir

: 2800 gr

Panjang badan lahir : 50cm


Lingkar kepala

: Ibu tidak tahu

Penolong
Tempat

: Bidan
: puskesmas

Riwayat Imunisasi :

Imunisasi Dasar
Lengkap
BCG
: 1 kali
Polio
: 4 kali
Hepatitis B
:
2kali
DPT
: 4 kali
Campak
:2
kali

Makanan
0 - 6 bulan

: ASI, jadwal sesuai kemauan anak. Lama


menyusu 10 15 menit.
6 bulan 18 bulan : ASI + 6x/hari. Lama menyusu 15 menit.
Bubur saring dengan kuning telur yang dihaluskan, satu
mangkuk kecil 3x sehari.
18 bulan 2 tahun
: ASI (-) Bubur nasi dengan lauk pauk,
piring kecil 3x sehari.
2 tahun 4tahun : Makanan keluarga (Nasi + telur+sayur)
3 kali sehari sebanyak 1 sendok nasi tiap kali makan
4 tahun 7 tahun
: Makanan keluarga (nasi + ikan +
sayur) 3 kali sehari sebanyak piring tiap makan.
7 tahun sekarang: Makanan keluarga (nasi, sayur, ikan,
kadang
dengan buah) - 1 piring besar 3x sehari.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Komposmentis
GCS : 4 5- 6
2. Pengukuran
Tanda vital :
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 116 x/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,8 C
Respirasi : 30 x/menit
Berat badan : 24 kg

Kulit :
Sianosis : Tidak
ada
Turgor : Baik, cepat
kembali
Kelembaban: Cukup
Pucat : Tidak ada
Kepala :
Bentuk:
Normochepal

Mata :

Konjungtiva: Tidak anemis


Sklera : Tidak ikterik Produksi air
mata: Cukup
Pupil :
Diameter: 3 mm/ 3mm
Simetris

: Isokor

Telinga :
Bentuk : Simetris
Sekret : Tidak ada
Perdarahan : Tidak
ada
Hidung :
Pernafasan cuping
hidung : Tidak ada
Epistaksis: Tidak ada
Sekret : Tidak ada

Toraks :

a. Dinding dada/paru
Inspeksi :
Bentuk: simetris
Retraksi : ada
Palpasi :
remitus fokal : simetris
normal
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas
Dasar : vesikuler
Suara Tambahan :
wheezing pada kedua
lapang paru

Jantung ;

S1S2 tunggal (+),reguler (+)


Murmur (-), Galop (-)

Abdomen :

Inspeksi :
Bentuk : datar
Palpasi : distensi tidak ada, hepar tidak
teraba.Ginjal, lien, massa tidak teraba.
Nyeri tekan epigastrium tidak ada, nyeri
tekan hipokondrium tidak ada.
Perkusi : timpani
Asites : tidak ada
Auskultasi : bising usus positif normal

Ekstremitas

:
Umum : akral hangat, tidak edema dan
tidak ada sianosis di keempat ekstremitas.

RESUME
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun berat badan 24 kg,

datang melalui IGD RSUD Kota Mataram dengan keluhan


sesak, sesak mulai dirasakan sejak pukul 09.00 WITA.
Sesak yang dirasakan pasien terutama saat udara dingin
saat menjelang subuh tiba, dalam sebulan pasien
mengalami sesak sebanyak 2x sehingga mengganggu
aktivitas, Sesak pada pasien disertai dengan batuk dan
dahak sehingga saat pasien bernafas terdengar suara ngik
ngik. Awalnya, pasien dating ke IGD dengan keluhan sesak
pertama kali pukul 09.00 tersebut dan dilakukan terapi
uap, kemudian membaik dan diperbolehkan pulang, dan
pada sore harinya sekitar pukul 17.00 WITA pasien sesak
kembali dan datang ke IGD RSUD Kota Mataram kemudian
diberikan uap kembali namun keadaan tidak membaik.
Riwayat demam disangkal oleh keluarga pasien.

Ibu pasien mengatakan anaknya sering

mengalami gejala serupa dalam sebulan


mengalami sesak sebanyak 2-3x, namun
dapat membaik jika di uap. Riwayat batuk
lama disangkal oleh keluarga pasien.
Namun Kakek pasien mempunyai riwayat
Asma sejak kecil.
Denyut jantung 116 x/menit, pernafasan 30
x/menit, suhu 36,8oC , saturasi oksigen
98%. Keadaan umum baik kesadaran
kompos mentis, pada pemeriksaan kepala,
mata, thorax, jantung, abdomen dan
ekstremitas tidak terdapat kelainan. Namun

DIAGNOSA BANDING
ASMA BRONKIAL
BRONKIOLITIS
PNEUMONIA
TUBERKULOSIS PARU

RENCANA DAN SARAN PEMERIKSAAN


Darah Lengkap
Foto thorax
Mantoux test
Pemeriksaan spirometri

Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (13/01/2016)
HGB :11,6
WBC : 18, 03
EO
BASO
PLT

: 2.9
: 0,4
: 397

DIAGNOSA KERJA
ASMA BRONKIAL
RENCANA TERAPI
O2 2 LPM
IVFD D5 NS
CEFOTAXIME 3X300MG
DEXAMETASONE 3X 1/2A
SALBUTAMOL 3X1
AMBROXOL 3X1

Follow up

PROGNOSIS

Quo ad vitam
: Dubia ad bonam

Quo ad functionam
: Dubia ad
bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad


bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut GINA:
Asma adalah gangguan inflamasi kronis
saluran nafas dengan banyak sel berperan,
khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit
T. Pada orang yang rentan inflamasi
tersebut menyebabkan episode mengi
berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan,
dan batuk, khususnya pada malam atau
dini hari.

Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA)

asma adalah mengi berulang dan/atau


batuk
persisten
dengan
karakteristik
sebagai berikut: timbul secara episodik,
cenderung pada malam hari/dini hari
(nokturnal),
musiman,
adanya
faktor
pencetus diantaranya aktivitas fisis, dan
bersifat reversibel baik secara spontan
maupun dengan pengobatan, serta adanya
riwayat asma atau atopi lain pada
pasien/keluarganya.

Faktor resiko
Jenis kelamin
Riwayat atopi
Lingkungan
Asap rokok
Outdoor air pollution

Klasifikasi

TATALAKSANA
Asma Episodik Jarang
Asma episodik jarang cukup diobati dengan
bronkodilator beta-agonis hirupan kerja
pendek. Bila obat hirupan tidak ada/tidak
dapat digunakan maka beta-agonis
diberikan peroral.

Asma Episodik Sering


Jika

penggunaan beta-agonis hirupan


sudah lebih dari 3x perminggu dan gejala
masih tetap ada.
Diganti
dengan
pemberian
antiinflamasi
Antiinflamasi lini pertama yang digunakan
adalah kromoglikat, dengan dosis minimal
10 mg 3-4 kali perhari. Obat ini diberikan
selama 6-8 minggu, kemudian dievaluasi
hasilnya.

Asma persisten
Jika setelah 6-8 minggu kromoglikat gagal

mengendalikan gejala, dan beta-agonis


hirupan tetap diperlukan >3x tiap minggu
maka berarti asmanya termasuk berat.
Sebagai obat pengendali pilihan berikutnya
adalah obat steroid hirupan.
<12 tahun budenoside 200-400 ug/hari
budesonid (100-200 ug/hari flutikason)
>12 tahun 400-600 ug/hari budesonid
(200-300 ug/hari flutikason)
ditambah dengan LABA (Long Acting -2
Agonist) atau ditambahkan Theophylline.

Tatalaksana di rumah
Untuk serangan ringan dapat digunakan

obat oral golongan beta 2 agonis atau


teofilin. Bila tersedia, lebih baik digunakan
obat inhalasi karena onsetnya lebih cepat.
Bila dalam waktu 30 menit setelah inhalasi
tidak ada perbaikan atau bahkan terjadi
perburukan harus segera dibawa ke rumah
sakit.

Prognosis
Pada umumnya bila segera di tangani dan

adekuat, prognosis asma adalah baik.Mortalitas


akibat asma sedikit nilainnya.Gambaran yang
paling akhir menunjukkan kurang dari 5000
kematian setiap tahun dari populasi berisiko
yang berjumlah kira-kira 10 juta. Informasi
mengenai perjalanan klinis asma mengatakan
bahwa prognosis baik ditemukan pada 50
sampai 80 persen pasien, khususnya pasien
yang penyakitnya ringan timbul pada masa
kanak-kanak.

sekian

Anda mungkin juga menyukai