Anda di halaman 1dari 39

BBLR+prematuritas murni

Rizka leonita fahmy

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan

masalah yang sangat komplek karena tidak


hanya menyebabkan tingginya angka
morbiditas dan mortalitas tetapi juga dapat
menyebabkan kecacatan atau gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan,
gangguan belajar, kemampuan intelektual
yang rendah dan sering terjadi gangguan
yang berkaitan dengan masalah perilaku.

Asia tenggara telah dilaporkan angka

kejadian BBLR berkisar 20-30% dari jumlah


kelahiran
Frekuensi BBLR di negara maju berkisar
antara 3,6-10,6%
negara berkembang berkisar antara 1043%.
(RISKESDAS 2011) 5,8% di Bali, tertinggi
27% di Papua.

BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama
: By. Ny. N W 1
Jenis kelamin
: perempuan
Umur
: 1 hari
Identitas keluarga
: Anak kandung
Alamat
: ampenan
Tanggal MRS
: 31 januari 2016
Tanggal pemeriksaan : 31 januari 2016

Anamnesis (Heteroanamnesis
ayah&ibu pasien-)
Keluhan utama : Kurang berat badan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi lahir normal, masuk ruang perawatan intensive

bayi RSUD Kota Mataram dengan keluhan kurang


berat badan. Bayi lahir kembar, cukup bulan dengan
berat badan lahir bayi pertama 2200 gram, panjang
badan 47cm dan bayi kedua dengan berat badan
lahir 1900 gram, panjang badan 44cm. Lahir dengan
langsung menangis, napas adekuat, bayi tidak
terlihat biru pada bibir & keempat anggota geraknya,
reflek hisap kuat, gerakan aktif. Bayi dilahirkan
normal ketuban jernih dan pecah saat persalinan,
timbul kontraksi hingga timbulnya persalinan.

Riwayat Kehamilan Ibu :


Ibu

pasien
mengaku
ini
adalah
kehamilannya yang kedua. Ibu pasien biasa
melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di
puskesmas dan diperiksa oleh bidan. Ibu
pasien tidak mengingat kapan hari pertama
haid terakhirnya. sebelum melahirkan, ibu
pasien mengeluh beberapa jam sebelum
tiba rumah sakit perut dirasakan mules.
Selama hamil, ibu pasien tidak pernah sakit
atau pun minum obat-obatan.

Riwayat Persalinan :
Bayi lahir kembar dengan kelahiran normal

BBL anak pertama 2200 gram dan 1900


gram untuk anak ke dua. Bayi lansung
menangis setelah lahir, selama proses
persalinan dikatakan tidak ada hal-hal yang
mempersulit proses kelahiran bayi.

Pemeriksaan

Fisik
Keadaan Umum :
baik
Ballard score
:
30 (36-37 minggu)
SpO2
: 97% (by.I)
95% (by.II)

Tanda Tanda Vital (by. I):


Suhu

: 36,7 oC

HR

: 140 x/menit

Respirasi : 38 x/menit

Tanda Tanda Vital (by. II):


Suhu

: 36,3 oC

HR

: 132 x/menit

Respirasi : 39 x/menit

Antropometri (by. I) :
A-S

: 7-9
Berat Badan : 2200
gram
Panjang Badan : 47
cm
Lingkar Kepala: 31
cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar lengan : 10
cm

Antropometri (by. I) :
A-S

: 7-9

Berat Badan

: 1900 gram

Panjang Badan : 44 cm
Lingkar Kepala: 29 cm
Lingkar dada : 27 cm
Lingkar lengan : 9 cm

STATUS GENERALIS (by.I dan II)


Kepala
Bentuk
kepala:normocepali
Muka
Mata : anemis (-/-),
ikterik (-/-)
Hidung : napas
cuping hidung (-/-),
rhinore (-/-)
Mulut : palatoschizis
(-), sianosis ()

pulmo
Inspeksi: dinding dada simetris,

retraksi dinding dada (-)


Palpasi: gerakan diding dada

simetris
Perkusi: sonor dikedua lapang paru
Auskultasi: vesikuler +/+, rh -/-, wh

-/-

Jantung
S1S2 tunggal
regular, mur mur
(-), gallop (-).
Abdomen
Kelainan congenital
(-) ,bising usus (+)

Ekstremitas
Akrar hangat, tidak ada edema dan

sianosis pada keempat ekstermitas

Diagnosis Kerja
BBLR gemeli dengan prematuritas murni

Rencana Terapi
Rawat Inkubator
Pemberian vitamin

K 1 mg
Cek GDS
Observasi asi/pasi
semau bayi
Observasi berat
badan perhari

VII. Hasil GDS:


By. I : 78mg/dl
By. I : 83mg/dl

Follow up

RESUME
Bayi lahir normal, masuk ruang perawatan intensive bayi RSUD

Kota Mataram dengan keluhan kurang berat badan. Bayi lahir


kembar, cukup bulan dengan berat badan lahir bayi pertama
2200 gram, panjang badan 47cm dan bayi kedua dengan berat
badan lahir 1900 gram, panjang badan 44cm. Lahir dengan
langsung menangis, napas adekuat, bayi tidak terlihat biru pada
bibir & keempat anggota geraknya, reflek hisap kuat, gerakan
aktif. Bayi dilahirkan normal ketuban jernih dan pecah saat
persalinan, timbul kontraksi hingga timbulnya persalinan.
Ibu pasien mengaku ini adalah kehamilannya yang kedua. Ibu
pasien biasa melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di
puskesmas dan diperiksa oleh bidan. Ibu pasien tidak mengingat
kapan hari pertama haid terakhirnya. sebelum melahirkan, ibu
pasien mengeluh beberapa jam sebelum tiba rumah sakit perut
dirasakan mules. Selama hamil, ibu pasien tidak pernah sakit
atau pun minum obat-obatan.

Dalam pemeriksaan tanda-tanda vital pada

kedua bayi dalam batas normal, reflek


hisap baik, menangis kuat, gerakan aktif,
anus ada dan tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan generalis semua dalam batas
normal pada kedua bayi.
Kemudian klinis pasien membaik, dan
toleransi minum oral baik, napas adekuat,
bayi tidak terlihat biru pada bibir &
keempat anggota geraknya, reflek hisap
kuat, gerakan aktif pasien diperbolehkan
pulang pada hari ke 2 observasi.

BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah

bayi dengan berat lahir kurang dari


2500 gram tanpa memandang masa
gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir.

Klasifikasi
A. Prematuritas murni
B. Dismaturitas

Prematuritas murni
Adalah masa gestasinya kurang dari 37

minggu dan berat badannya sesuai dengan


berat badan untuk masa gestasi itu atau
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan. Kelompok BBLR ini
sering mendapatkan penyulit dan
komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang.

Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan

kurang dari berat badan seharusnya untuk


masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya. Hal ini disebabkan oleh
terganggunya sirkulasi dan efisiensi
plasenta, kurang baiknya keadaan umum
ibu atau gizi ibu, atau hambatan
pertumbuhan dari bayinya sendiri.

Epidemiologi
Prevalensi BBLRdiperkirakan 15% dari

seluruh kelahiran di dunia lebih sering


terjadi di negara-negara berkembang
atau sosio-ekonomi rendah.
di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2500 gram.
di Indonesia kejadian 9%-30%

etiologi
Faktor ibu
Faktor Janin
Faktor Lingkungan

Faktor ibu
Komplikasi pada kehamilan : Komplikasi

yang tejadi pada kehamilan ibu seperti


perdarahan antepartum, pre-eklamsia
berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
Faktor kebiasaan ibu : Faktor kebiasaan ibu
juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu
pecandu alkohol dan ibu pengguna
narkotika.

Faktor Janin

Faktor Lingkungan

Prematur,

hidramion,
kehamilan
kembar/ganda
(gemeli), kelainan
kromosom.

Yang dapat berpengaruh antara lain;

tempat tinggal di daratan tinggi,


radiasi, sosio-ekonomi dan paparan
zat-zat racun.

Diagnosis
1). Anamnesis
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan Fisik
Berat badan
Tulang rawan telinga belum terbentuk.
Masih terdapat lanugo.
Refleks masih lemah.
Alat kelamin luar; perempuan: labium

mayus belum menutup labium minus; lakilaki: belum terjadi penurunan testis & kulit
testis rata.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara

lain
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia
fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas
darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi
baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas.
USG kepala terutama pada bayi dengan umur
kehamilan kurang lebih

Penatalaksanaan/ terapi
1 Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3

kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,


dan umur 4-6 minggu)

Pemberian minum bayi berat lahir rendah


(BBLR) menurut berat badan lahir dan
keadaan bayi adalah sebagai berikut :
Berat lahir 1750 2500 gram
Bayi Sehat
Biarkan bayi menyusu pada ibu semau

bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah


merasa letih dan malas minum, anjurkan
bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2
jam) bila perlu.
Pantau pemberian minum dan kenaikan
berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat
menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara
pemberian minum.

Bayi Sakit
Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan

cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.


Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah

bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi
menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh;
gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung.
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila
bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan
bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi
menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa
terbatuk atau tersedak

Berat lahir 1500-1749 gram


Bayi Sehat
Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang

dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan


cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam
paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa
lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan
cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk
atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun
ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

Bayi Sakit
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam

pertama
Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke2 dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3
jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum.
Lanjutkan pemberian minum menggunakan
cangkir/ sendok apabila kondisi bayi sudah stabil
dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau
tersedak

Berat lahir 1250-1499 gram


Bayi Sehat
Beri ASI peras melalui pipa lambung
Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh;

setiap 3 jam). Apabila bayi telah


mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum
Lanjutkan pemberian minum menggunakan
cangkir/ sendok.
Apabila bayi telah mendapatkan minum
baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

Bayi Sakit
Beri cairan intravena hanya selama 24 jam

pertama.
Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai
hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
intravena secara perlahan.
Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3
jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum
Lanjutkan pemberian minum menggunakan
cangkir/ sendok.

Berat lahir < 1250 gram (tidak


tergantung kondisi)
Berikan cairan intravena hanya selama 48

jam pertama
Berikan ASI melalui pipa lambung mulai
pada hari ke-3 dan kurangi pemberian
cairan intravena secara perlahan.
Berikan minum 12 kali dalam 24 jam
(setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum
Lanjutkan pemberian minum menggunakan
cangkir/ sendok.

Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8

kali lebih besar dari bayi normal.


Prognosis akan lebih buruk bila BB
makin rendah, angka kematian sering
disebabkan karena komplikasi neonatal
seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia,
perdarahan intrakranial, hipoglikemia.
Bila hidup akan dijumpai kerusakan
saraf, gangguan bicara, IQ rendah.

Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi

berat lahir rendah antara lain :


Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of Prematurity
Anemia

DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul Latief. 2006. Pedoman Diagnosis dan

Terapi Bagian/SMF Kesehatan Anak, edisi III. RSU


Dokter Sutomo. Surabaya
Kosim, Sholeh. 2008. Buku Ajar Neonatologi,
edisi pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta
Suraatmaja, Sudrajat, dr,SpA(K). Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. RSUP
Sanglah, Denpasar.
Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005.
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai