Anda di halaman 1dari 15

UJI PROFIL FITOKIMIA PADA BUAH NAGA PUTIH

(Hyloereus undatus)
oleh
Yosia Handoko1, Shirly Gunawan2

ABSTRACT
Dragon fruit is come from Mexico , USA . and be cultivated at the Asian like
Taiwan, Vietnam, Phillipine, and Malaysia. This fruit can be used such as
antioxidant, anti cancer and the others. Data from phytochemical of white dragon
fruit was very few. This study aims to obtain data phytochemical profile of white
dragon fruit. In this study, phytochemical profile test done twice. The test is done
on fresh ingredients and dry ingredients (extracts) that have been through a
maceration method and evaporation. From the test results of phytochemical that
has been done shows that white dragon fruit contains alkaloids, phenolics, steroids
and terpenoids. The next step will need quantitative research.
Key words: dragon fruit, Hylocereus
phenolics, steroids and terpenoids.

undatus,

alcaloids,

ABSTRAK
Buah naga yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan,saat ini juga dibudidayakan di negara-negara
Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah naga
dapat digunakan sebagai antioksidan serta anti kanker. Saat ini
data mengenai penelitian profil fitokimia pada buah naga putih
masih minim, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil uji profil
fitokimia buah naga putih. Pada penelitian uji profil fitokimia ini
dilakukan 2 kali uji yaitu uji pada bahan segar dan bahan ekstrak
yang sudah melalui metode maserasi dan evaporasi dengan
menggunakan pelarut metanol teknis. Dari hasil uji fitokimia
yang dilakukan bahwa buah naga mengandung senyawa fenolik,
alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid. Saran untuk penelitian
selanjutnya adalah perlu dilakukan uji kuantitatif lebih lanjut.
Kata kunci: Hylocereus undatus , buah naga putih , uji fitokimia,
fenolik, alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid.

FK Universitas
Tarumanagara
(dr.shirly
Gunawan,
SpFK)
PENDAHULUAN
Buah

naga

pitaya)
dari

(Inggris:

adalah

buah

beberapa

jenis

dari

marga

kaktus

Hylocereus

dan

Selenicereus. Buah ini


berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah dan
Amerika

Selatan,saat

ini juga dibudidayakan


di negara-negara Asia
seperti

Taiwan,

Vietnam, Filipina, dan


Malaysia.
Selain

rasanya

yang
Correspondence to :
1. Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Tarumanagara
(Yosia
Handoko)
2. Dosen Bagian
Farmakologi

manis

menyegarkan,

buah

naga

akan

kaya

manfaat

buah

ini,

namun karena asalnya


dari jenis buah kaktus
dipercaya buah naga
mengandung

vitamin

C,

karoten,

beta

kalsium,

dan

karbohidrat. Buah naga


mengandung serat yang
tinggi sebagai pengikat
zat

karsinogen

penyebab kanker dan


memperlancar

proses

pencernaan.Secara
umum,pakar
sependapat

dan

mengakui buah naga


kaya dengan potasium,
ferum, protein, serat,
sodium

dan

kalsium

yang

baik

untuk

kesehatan

berbanding

buah-buahan lain yang


diimport.

manfaat. Banyak orang


percaya buah ini dapat

Hasil ekstrak dari bauh

menurunkan kolesterol

naga ini, mungkin akan

dan penyeimbang gula

bermanfaat

darah.

kesehatan,

penelitian

Belum

ada

tentang

bagi

dankesegaran

tubuh

karena
manis.Tiap zat yang terkandung di

Pemanas,

tabung

reaksi,

penjepit

dalamnya akan dijelaskan fungsi dan

tabung reaksi, lumpang, corong pisah,

cara kerjanya masing-masing.

corong, gelas kimia, neraca, metanol,

Buah naga merupakan salah satu

kloroform , kloroform amoniak, NaOH

produk holtikultura yang termasuk

10%,

Etanol,

metanol,

aseton,

komoditas internasional. Buah naga

diklorometana, H2SO4 2 N, pereaksi

merah dan putih mengandung berbagai

mayer, pereaksi dragendorff, pereaksi

zat gizi , kandungan gizi yang ada

shinoda,

pereaksi

dalam 100 gam buah naga masak segar

Burchard,

HCl,

adalah 0.229 g protein; 0,61 g lemak ;

anhidrida.

6,3 g kalsium; 36,1 mg fosfor; 11,5

Cara kerja

karbohidrat; 0,28 m vitamin B1;0,045

Determinasi Tumbuhan

mg vitamin B2; 0,43 g vitamin B3; 9

Untuk

mg vitamin C dan 83 g air 1.

tumbuhan, dilakukan identifikasi jenis

Liebermannamil

mengetahui

alkohol,

nama

jenis

dan deskripsi morfologi tumbuhan di


Jika di lihat dari tampilan luarnya,
tidak terdapat perbedaan antara buah

laboratorium Herbarium Bogoriense,


Bogor

naga putih dengan buah naga lainya.


Varietas ini mrupakan jenis buah naga

Uji Fitokimia Sampel Tumbuhan

asli seperti pada negara asalnya yaitu

Pemeriksaan

meksiko. Jika dikonsumsi akan terasa

fitokimia untuk mengetahui kandungan

sedikit masam karena mengandung

senyawa

vitamin C , manfaat buah naga putih

pengujian dilakukan terhadap golongan

juga mengandung zat besi, karbohidrat,

senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,

serat, protein nabati, vitamin B1 dan

tanin, steroid dan triterpenoid.

vitamin B2 dan masih banyak lagi

Pengujian Golongan alkaloid

kandungan lainya2..

Sampel segar kurang leibih 4 gram

BAHAN DAN METODE

ditumbuk

Alat dan bahan

lumpang porselen. Ditambahkan 20 ml

kualitatif

dari

sampel

sampai

halus

atau

uji

tumbuhan,

dengan

kloroform, digerus dan ditambahkan

kloroform

amoniak,

digerus

lagi

lagi,

dikocok,

didiamkan

sampai

kemudan disaring. Filtrat ditambahkan

terbentuk dua lapisan larutan. Larutan

asam sulfat 2 N sebanyak 10 tetes,

sebelah atas atau larutan eter diambil

dikocok dan didiamkan sampai batas

dan pindahkan ke dalam 2 tabung

kedua

lapisan

Lapisan

reaksi, kemudian tambahkan etanol ke

bagian

atas

kemudian

dalam salah satu tabung sedangkan

kelihatan.
diambil,

dipindahkan pada tiga tabung reaksi.

tabung

Selanjutnya

masing-masing

pembandingnya. Selanjutnya dilakukan

tabung reaksi ditambahkan pereaksi

uji dengan pereaksi Shinoda, yaitu

Dragendorff, Mayer, dan pada tabung

logam magnesium dalam asam klorida

ketiga tambahkan aquades 1-2 tetes

pekat, apabila terbentuk larutan merah

sebagai

menunjukan adanya flavonoid. Hasil

kepada

kontrolnya.

Jika

sampel

mengandung alkaloid akan terbentuk

yang

lain

sebagai

dari pengujian ini adalah negatif (-).

berturut-turut endapan jingga dan putih


atau

berwarna

kuning/kemerahan.

Pengujian Golongan Saponin

Hasil dari pengujian alkaloid ini

Sampel

dengan pereaksi Dragendorf bernilai

dihaluskan kemudian

positif (+), dan dengan pereaksi mayer

dalam tabung reaksi. Tambahkan 5 ml

bernilai positif (+).

air

Pengujian Golongan Flavonoid

ditunjukkan dengan terbentuknya buih

Sampel segar sebanyak kurang lebih 4

yang stabil. Hasil dari pengujian ini

gr dihaluskan, dimasukan ke dalam

adalah negatif (-).

tabung reaksi dan diekstraksi dengan

Pengujian Golongan Tanin / Fenolik

eter. Ekstrak disaring dan ditambahkan


2ml natrium hidroksida 10% kemudian
dikocok 1-2 menit, jika ada flavon
hidrokuinon,

warna

lapisan

basa

berubah menjadi kuning, merah atau


oranye. Larutan sebelah bawah yang
berupa

natrium

fenolat

diambil,

ditambahkan asam klorida 2N dan


kemudian ditambahkan 2-3 ml eter

lalu

segar

sebanyak

dikocok.

50

mg

masukan ke
Uji

positif

Sampel

segar

sebanyak

50

mg

1%.Adanya

fenolik

ditunjukkan

dilarutkan dengan 10 ml metanol, lalu

dengan terbentuknya warna biru atau

haluskan

biru ungu/ungu tua.

dan

saring.

Kemudian

masukan ke dalam 2 tabung pereaksi.

Uji Fitokimia Ekstrak Tumbuhan

Pada tabung 1 beri 1-3 tetes pereaksi

Pengumpulan dan Pengolahan

FeCl3 1%. Uji positif ditunjukkan oleh

Sampel

terbentuknya warna hijau, biru atau

Buah naga putih segar

ungu. Sedangkan tabung 2 sebagai

dihaluskan

kontrol. Hasil dari pengujian ini adalah

ditimbang seberat 1kg selanjutnya

negatif (-).

ditampung dengan beker glass.

dengan

yang telah

blender

dan

Pengujian Golongan Steroid dan


Triterpenoid

Proses Maserasi

Sampel segar dihaluskan kemudian

Buah naga yang telah dihaluskan

tambahkan 10 ml kloroform kemudian

dan ditimbang seberat 1kg diekstraksi

haluskan lagi, disaring dan masukan ke

maserasi (perendaman) selama 3 hari

dalam

dengan pelarut metanol teknis dan

lubang

plat

tetes

dikeringkan

selama

3-5

Selanjutnya

ditambahkan

dan

menit

beberapa

setiap harinya dilakukan pengadukan


sampai

hari

ke-4,

tetes pereaksi Liebermann-Burchard,

ditampung.

yaitu asam asetat anhidridat kemudian

sebanyak

diaduk. Setelah itu tambahkan dengan

penampungan akan dievaporasi dengan

asam sulfat pekat dan amati perubahan

alat rotary evaporator.

warna

yang

terjadi.

Proses

kemudian

ini

kali

dilakukan
lalu

Apabila

mengandung steroid akan ditunjukkan


dengan terbentuknya hijau/merah ,
sedangkan

adanya

triterpenoid

ditunjukkan

dengan

terbentuknya

warna merah atau ungu. Hasil dari


pengujian ini adalah positif (+).
Pengujian Golongan Fenolik/Tanin
Ekstrak

sampel

sebanyak

ml

ditambahkan etanol dan larutan FeCl

Proses evaporasi
Uji Fitokimia Ekstrak

hasil

Fitokimia

merupakan

metabolit

senyawa

sekunder

yang

dengan terbentuknya warna biru atau


biru ungu/ungu tua.

terkandung dalam suatu bahan

Pengujian Golongan Flavonoid

alam.

Ekstrak

Uji

fitokimia

biasanya

meliputi

uji

adanya

alkaloid,

steroid,

triterpenoid,

fenolik,

flavonoid dan saponin terhadap


ekstrak kering hasil evaporasi.

sampel

sebanyak

ml

ditambahkan 1 ml eter kemudian


kocok, diamkan dan ambil lapisan atas
(eter) pindahkan ke tabung reaksi lain
dan tambahkan NaOH 1N dan kocok.
Tambahkan 1 ml HCl pekat sampai
warna hilang kemudian tambahkan eter
dan keringkan. Pindahkan lagi ke
tabung lain dan ditambah 1 ml amil
alkohol, kocok dan tambahkan sedikit
bubuk magnesium dan HCl pekat. Bila

bahan untuk uji fitokimia

ada Flavonoid maka akan berwarna


merah kuning atau jingga pada lapisan

Pengujian Golongan Alkaloid


Ekstrak

sampel

kloroform

amil alkohol.

ditambahkan

dan

amoniak

2ml
tetes,

kemudian dikocok , ambil lapisan


bawah

(CHCl3),

kemudian

ditambahkan 1 ml H2SO4 2 N, dikocok


dan didiamkan hingga terbentuk 2
lapisan.

Lapisan

bagian

atas

direaksikan dengan pereaksi Mayer /


Dragendorf. Jika sampel mengandung
alkaloid

akan

terbentuk

endapan

putih/jingga.
Pengujian Golongan Fenolik
Ekstrak

sampel

sebanyak

Adanya

fenolik

Triterpenoid
Ekstrak sampel ditambahkan 1 ml
kloroform kemudian kocok dan ambil
lapisan bawah (CHCl3), kemudian
diteteskan

pada

plat

tetes

lalu

keringkan. Selanjutnya ditambahkan 23 tetes anhidrida asetat. Adanya steroid


ditunjukan dengan terbentuknya warna
hijau-biru.

Sedangkan

adanya

triterpenoid

ditunjukkan

dengan

terbentuknya warna merah-ungu, dan


1

ml

ditambahkan etanol dan larutan FeCl3


1%.

Pengujian Golongan Steroid dan

ditunjukkan

bila terdapat keduanya akan terbentuk


warna

merah-biru-ungu

terbentuk cincin di tengahnya

dengan

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Fitokimia Sampel Segar


Dari uji fitokimia yang dilakukan pada sampel segar buah naga putih didapatkan
hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil uji fitokimia Tanaman Segar
Uji Golongan

Tanaman Segar

Keterangan

Alkaloid
Fenolik
Flavonoid

+
-

Terbentuk sedikit endapan putih


Tidak terbentuk warna ungu
Tidak terbentuk warna kuning

Saponin
Steroid

Tidak terbentuk buih


Terbentuk sedikit warna

hijau/merah
Terbentuk sedikit warna merah

Terpenoid

Gambar 4.1 Hasil Pengujian Golongan Senyawa Alkaloid pada Tanaman Segar.

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Golongan Senyawa Fenolik pada Tanaman Segar.

Gambar 4.3 Hasil Pengujian Golongan Senyawa Steroid dan Terpenoid pada Tanaman
Segar.

Hasil Uji Fitokimia Sampel Ekstrak


Berdasarkan hasil uji fitokimia pada sampel buah naga putih yang segar,
pelarut yang cocok untuk proses maserasinya adalah metanol teknis. Kemudian
dilakukan proses evaporasi untuk mendapatkan ekstrak murni dari buah naga putih
ini. Hasil ujifitokimia tanaman ekstrak dapat diilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil uji fitokimia sampel ekstrak
Uji Golongan

Tanaman
Ekstrak

Alkaloid
Fenolik
Flavonoid

++
++
+

Steroid
Terpenoid

+
+

Keterangan
Terbentuk endapan putih
Terbentuk warna ungu
Terbentuk sedikit warna merah
kuning
Terbentuk warna hijau/merah
Terbentuk warna merah

Gambar 4.4. Hasil Pengujian Golongan Alkaoid (Mayer) pada Tanaman Ekstrak.

Gambar 4.5. Hasil Pengujian Golongan Alkaloid (Mayer dan Dragendorff) pada
Tanaman Ekstrak.

Gambar 4.6. Hasil Pengujian Gologan Fenolik pada Tanaman Ekstrak.

Gambar 4.7. Hasil Pengujian Golongan Steroid dan Terpenoid pada Tanaman Ekstrak.

Gambar 4.8. Hasil Pengujian Golongan Flavonoid pada Tanaman Ekstrak.


Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga
kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan
penyeimbang gula darah. Secara umum, pakar sependapat dan mengakui buah naga

kaya dengan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk
kesehatan berbanding buah-buahan lain yang diimport.
Pada penelitian uji fitokimia buah naga putih segar yang dilakukan telah
terdeteksi golongan alkaloid, steroid, dan terpenoid sebanyak positif 1 (+). Serta tanin,
fenolik, saponin, dan flavonoid negatif (-). Namun setelah dilakukannya proses
maserasi , lalu proses evaporasi, dan uji fitokimia pada buah ekstrak terdeteksi
golongan steroid (+), flavonoid (+), terpenoid (+), serta alkaloid, dan fenolik (++).
Hal ini sejalan dengan teori dimana setelah dilakukan proses ekstraksi dengan
pelarut yang sesuai akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengujian pada bahan yang segar. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metanol. Metanol merupakan pelarut yang bersifat polar, Pelarut polar memiliki
tingkat kepolaran yang tinggi , dan cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang
polar dari tanaman, Pelarut polar cenderung memiliki sifat universal karena bisa
digunakan untuk menyaring senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah.
Metode ekstraksi yang dilakukan adalah metode ekstraksi dingin. Proses ini
dilakukan terhadap simplisia atau sampel yang tidak tahan panas, misalnya adalah
proses maserasi. Dengan proses maserasi ini cairan pelarut masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Kemudian isi kandungan sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dengan larutan di luar. Larutan yang
konsentrasi nya lebih tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa ini akan berulang sampai tercapai
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dengan yang di dalam sel.3
Ekstraksi pelarut pada sampel kering dapat melibatkan dua proses, yaitu kontak
sampel dengan pelarut sehingga terjadi pembengkakan dan hidrasi serta transfer
massa komponen terlarut dari sampel ke pelarut.4 Penggunaan pelarut yang berbeda
tingkat kepolaran mempengaruhi jenis senyawa yang terekstrak. Hal ini lah yang
menjadi dasar mengapa didapatkan hasil yg berbeda antara uji bahan segar dengan uji
bahan kering misalnya pada fenolik yang tadinya - menjadi ++.
Kemudian perlu dilakukan lagi proses evaporasi dengan menggunakan rotary
evaporator. Prinsip utama alat ini adalah dengan menggunakan penurunan tekanan
sehngga pelarut dapat menguap pada suhu di bawah titik didihnya dan terpisah dari
sumbernya dengan pemanasan secara vakum.

Dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu berupa dua kali uji fitokimia yaitu
uji fitokimia tumbuhan segar dan uji fitokimia tumbuhan ekstrak, dan juga sudah
melalui proses maserasi dan proses evaporasi di duga buah naga putih ini memiliki
sifat antioksidan oleh karena adanya senyawa fenolik yang dimilikinya, serta diduga
adanya sifat analgesik karena adanya senyawa alkaloid yang dimilikinya.
Alkaloid adalah senyawa yang bersifat basa atau alkali disebabkan oleh adanya
senyawa nitrogen (N) dan memiliki lingkaran heterosiklik dan dalam dosis kecil
memiliki efek farmakologis bagi hewan maupun manusia.Contohnya : morfin sebagai
pereda rasa sakit , reserpin sebagai obat penenang, atropin sebagai antispasmodik,
kokain sebagai anastesi lokal, dan analgesik.5
Sedangkan senyawa fenolik

merupakan senyawa yang mengandung anti

oksidan terbesar pada tanaman, maka dapat bermanfaat sebagai anti-oksidan,


mengendalikan peradangan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan
sirkulasi darah, dan juga memiliki anti-aging .. Tetapi dari semua manfaat yang ada di
senyawa ini yang memiliki sifat paling menonjol adalah sifat anti oksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang memiliki sifat memperlambat atau mencegah
proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas merupakan
senyawa yang bersifat oksidatif (mudah mengoksidasi) karena memiliki elektron yang
tidak berpasangan sehingga bentuk yang tidak stabil. Karena bentuk yang tidak stabil
ini, senyawa radikal bebas akan merebut elektron dari senyawa lain seperti asam
lemak tidak jenuh pada membran sel (lipid), protein atau asam nukleat (dapat
menyebabkan mutasi gen) yang pada akhirnya dapat menyebabkan timbulnya
penyakit-penyakit degeneratif pada manusia. Oleh karena itu, untuk dapat meredam
kereaktifan senyawa radikal bebas tersebut, diperlukan senyawa antioksidan, seperti
pada senyawa fenolik pada buah naga putih yang berfungsi untuk dapat mendonorkan
H+ kepada senyawa radikal bebas sehingga senyawa menjadi stabil.6
Hal serupa juga dikemukakan oleh Evi Umayah U. dan Moch. Amrun H yang
melakukan penelitian yang berjudul Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga
(Hylocereus undatus (Haw).Britt.&Rose). Beliau melakukan penelitian ini dengan
metode eksperimental laboratoris in vitro yang bertujuan untuk menguji aktivitas
antiradikal bebas DPPH sebagai kapasitas antioksidan ekstrak air dan ekstrak metanol
buah naga dari daerah Rembangan-Jember. Sebagai variabel tergantung adalah

peredaman radikal bebas DPPH dan sebagai variabel bebas adalah ekstrak air dan
ekstrak metanol dalam berbagai konsentrasi. Penelitian beliau mengungkapkan bahwa
kandungan vitamin C lebih mudah larut ke dalam air dibandingkan dalam metanol.
Sedangkan pada ekstrak metanol kandungan senyawa fenolik lebih mudah terpartisi
ke dalam metanol daripada dalam air. Dari penelitian beliau disimpulkan bahwa
kandungan senyawa fenolik pada buah naga putih merupakan senyawa utama yang
berperan sebagai antioksidan.7

DAFTAR PUSTAKA
1. Syazidatina s. Analisis Kadar Glukosa pada Buah Naga Daging Merah
(Hylocereus polyrhizus) dan Daging Putih (Hylocereus undatus).Semarang
:digilib unimus.[updated 2013 january 17;cited 2014 june 30]. Available
from:http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-sellasyazi-6967
2. Artikelmanfaatbuahnaga.com [internet][updated 2013 april 4;cited 2014 june
18]. Available from: http://artikelmanfaatbuahnaga.com/2013/04/manfaatbuah-naga-putih.html
3. ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/Metoda_ekstraksi.pdf [internet] [cited 2014
june 30] Available from :http:// .
ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/Metoda_ekstraksi.pdf
4. Zhang, H.F. Yang, X.A. Zhao, L.D. dan Wang, Y., (2009), Ultrasonicassisted extraction of epimedin C from fresh leaves of Epimedium and
extraction mechanism, Innovative Food Science and Emerging
Technologies, 1.
5. Setiana A et al. Pembentukan senyawa alkaloid.2011[cited 2014 june 30]
Available from :http://www.slideshare.net/dharma281276/makalahalkaloiddanterpenoid#
6. Kochar,S.P and B.Rossel.1990. Detection estimation and evaluation of
antioxidants in food system:Hudon,B.J.F,(ed). Food Antioxidants.Elsivier
applied Science,London.
7. Evi Umayah U, Moch. Amrun H. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose) Jurnal ILMU DASAR ed 8,
2007 : 83-90.

Anda mungkin juga menyukai