DAN ERITROPOIETIN
Blok Darah & Sistem Limfatik (2014)
Obat untuk
eritropoesis normal
Hematinik
zat besi (Fe)
vitamin B12 (sianokobalamin)
asam folat.
riboflavin
Piridoksin
Kobal & tembaga
beberapa hormon
Anemia
Macrocytic
Anemia (MCV
>100)
Normocytic
Anemia (MCV
80-100)
High
reticulocyte
count
Macricytic
Anemia
(MCV <80)
Low
reticulocyte
count
30% Fe nonesensial
1. sebagai cadangan dalam btk feritin dan hemosiderin (25%)
2. parenkim jaringan 5 %
Farmakokinetik :
Absorpsi
di duodenum & jejunum
proksimal; makin ke distal
absorpsinya makin
berkurang.
2+ fero > mudah
diabsorpsi
Transportnya melalui sel
mukosa usus transport
aktif
Jk cadangan dalam tubuh tinggi - kebutuhan Fe rendah,
Fe diubah menjadi feritin.
cadangan rendah - kebutuhan meningkat Fe yang
baru diserap diangkut dari sel mukosa ke
sumsum tulang untuk eritropoesis
Eritropoesis >5 kali pada anemia berat atau hipoksia.
Absorpsi Fe
akan
menurun
Absorbsi Fe
lebih mudah
Farmakokinetik
: Distribusi
OBAT
Intoksikasi akut
Dewasa jarang terjadi
anak anak lebih sering terjadi k/ akibat menelan terlalu
banyak tablet FeSO4 yang mirip permen
terjadi setelah menelan Fe sebanyak 1 g.
Kelainan utama: pada saluran cerna, mulai dari iritasi, korosi, sampai terjadi
nekrosis.
Gejala yang seringkali : mual, muntah, diare, hemetemesis serta feses berwarna
hitam karena perdarahan pada saluran cerna, syok dan akhirnya kolaps
kardiovaskular dengan bahaya kematian.
Efek korosif sebabkan stenosis pilorus dan terbentuknya jaringan parut
berlebihan di kemudian hari.
Gejala keracunan di atas dapat timbul dalam waktu 30 menit atau setelah
beberapa jam meminum obat.
Terapi :
Pertama diusahakan agar pasien muntah,
kemudian diberikan susu atau telur yang dapat mengikat Fe sebagai kompleks protein Fe.
Bila obat diminum kurang dari 1 jam sebelumnya, bilasan lambung dengan menggunakan
larutan natrium bikarbonat 1%.
lebih dari satu jam, telah terjadi nekrosis bilasan lambung dapat menyebabkan perforasi.
Atasi keadaan syok dehidrasi dan asidosis harus diatasi.
Pemberian deferoksamin yang merupakan kelator (chelating agent) spesifik untuk besi, efektif
untuk mengatasi efek toksik sistemik maupun lokal.
sediaan, dosis
Sedian Oral.
bentuk fero paling mudah diabsorpsi :
fero sulfat, fero glukonat, dan fero fumarat tiga preparat ini
umumnya efektif dan tidak mahal.
garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, Fe sukar diabsorpsi
Untuk mengatasi defisiensi Fe dengan cepat dibutuhkan dosis 200400 mg selama 3-6 bulan
Sediaan Fe lepas lambat dan salut enterik, tetapi bioavailabilitasnya kurang
baik.
Dosis uji yang kecil dari Iron dextran perlu dilakukan sebelum
pemberian dosis penuh secara IM atau IV untuk antisipasi
risiko reaksi hipersensitivitas,
Preparat suntikan lainnya yaitu Iron-sucrose dan Iron sodium
gluconate.
anemia
megaloblastik
kurangnya asupan
terganggunya absorpsi
terganggunya utilisasi
meningkatnya kebutuhan
destruksi yang berkelebihan
ekskresi yang meningkat
Ciri-ciri
gangguan hematopoesis,
gangguan neurologi
kerusakan sel epitel, tu/epitel saluran cerna
debilitas umum
Kelainan
anemia megaloblastik
gangguan neurologik (k/ kerusakan sarung
mielin)
Vitamin B12
Farmakokinetik: Absorpsi
IM dan SK.
Sianokobalamin
diabsorpsi baik dan cepat
Kadar dalam plasma mencapai puncak (Tmax) = 1 jam setelah
suntikan IM.
Hidroksokobalamin dan koenzim B12
lebih lambat diabsorpsi, ikatannya dengan protein lebih kuat.
Vitamin B12
Farmakokinetik: Absorpsi
Absorpsi dengan perantaraan FIC sangat penting, dan
sebagian besar anemia megaloblastik disebabkan oleh
gangguan mekanisme ini.
ikatan protein - vitamin B12 dari makanan lepas membentuk
kompleks B12 FIC.
Kompleks ini masuk ke ileum dan di sini melekat pada reseptor khusus
di sel mukosa ileum untuk diabsorpsi.
jika sekresi FIC absorpsi vitamin B12
obat-obat kolinergik,
histamin,
ACTH,
kortikosteroid,
hormon tiroid,
Vitamin B12
Farmakokinetik: Distribusi
Vitamin B12
Farmakokinetik: Metabolisme dan ekskresi
Vitamin B12
sediaan dan posologi
Vitamin B12 diindikasikan:
defisiensi vitamin B12 misalnya anemia pernisiosa.
Dosis :
sebaiknya langsung disuntikkan 100 g
sianokobalamin dan asam folat 1-5 mg secara IM.
Selanjutnya 100 g sianokobalamin IM dan 1-2 mg
asam folat per oral diberikan selama 1-2 minggu.
Tindakan ini dilakukan untuk menghindari
kerusakan neurologik yang lebih berat.
Vitamin B12
sediaan dan posologi
Tablet untuk pemberian oral
pengobatan anemia pernisiosa secara oral kurang
berguna
larutan untuk suntikan.
Pasien yang kekurangan faktor intrinsik atau pasien dengan
gangguan ileum, pemberian oral kurang efektif
sebaiknya secara IM atau SK yang disuntikan dalam
3 jenis suntikan vitamin B12 yaitu
larutan sianokobalamin yang berkekuatan 10-1000 g/mL
larutan ekstrak hati dalam air
suntikan depot vitamin B12.
Vitamin B12
sediaan dan posologi
Terapi penunjang
100-200 g sebulan sekali sampai diperoleh remisi yang lengkap yaitu
jumlah eritrosit dalam darah 4,5 juta/mm3 dan morfologi normal.
Dilanjutkan 100 g 1x sebulan untuk mempertahankan remisi.
Asam Folat
Asam folat (asam
pteroilmonoglutamat,
PmGA)
pteridin,
asam para-aminobenzoat
asam glutamat.
gugus PABA dan gugus asam glutamat.
memiliki arti biologik
Folat terdapat dalam hampir setiap
jenis makanan dengan kadar tertinggi
dalam hati, ragi dan daun hijau yang
segar.
Folat mudah rusak dengan pengolahan
(pemasakan) makanan.
Asam Folat
Fungsi metabolik
PmGA merupakan prekursor inaktif dari beberapa koenzim
yang berfungsi pada transfer unit karbon tunggal (single
carbon unit).
Kebutuhan
Kebutuhan asam folat rata-rata per hari : 50 g dalam
bentuk PmGA,
Kebutuhan asam folat dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme dan laju malih sel (cell turn-over) setiap harinya.
metabolisme akibat penyakit infeksi, anemia hemolitik dan adanya
tumor ganas kebutuhan folat
Asam Folat
Defisiensi
merupakan komplikasi dari
a. gangguan di usus kecil
b. alkoholisme yang menyebabkan asupan makanan buruk
c. efek toksik alkohol pada sel hepar
d. anemia hemolitik yang menyebabkan laju malih eritrosit tinggi.
bbrp obat kadar folat dalam plasma dan menimbulkan anemia
megaloblastik :
metotreksat,
trimetoprim
fenitoin
antikonvulsan lain
kontrasepsi oral
Asam Folat
Defisiensi
Defisiensi folat gangguan pertumbuhan
Defisiensi asam folat
pembentukan nukleotida purin dan pirimidin terganggu
kegagalan sintesis DNA & hambatan mitosis sel.
Asam Folat
gejala klinik..
Paling menonjol adalah hematopoesis megaloblastik
(mirip anemia defisiensi vitamin B12).
glositis, diare dan penurunan berat badan.
Perbedaan klinik yang nyata antara defisiensi folat
dengan defisiensi vitamin B12
tidak terdapat kerusakan sarung mielin sehingga tidak ada
gangguan neurologik (insomnia, pelupa dll)
Defisiensi karena antagonis folat akan menimbulkan
kelainan fungsional dan morfologik pada epitel usus.
Asam Folat
farmakokinetik
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali, terutama di
1/3 bagian proksimal usus halus.
dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan energi,
pada kadar tinggi absorpsi berlangsung secara difusi.
Pada gangguan usus halus, absorpsi folat masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai PmGA.
2/3 dari asam folat yang terdapat dalam plasma darah terikat
pada protein yang tidak difiltrasi ginjal
Distribusi : merata ke semua sel jaringan dan terjadi penumpukkan dalam cairan serebrospinal.
Ekskresi : berlangsung melalui ginjal, dalam bentuk metabolit.
Pada orang dengan diet normal, folat diekskresi hanya
sedikit & akan diberikan folat dalam jumlah besar.
Asam Folat
Indikasi
Penggunaan folat yang rasional: U/ pencegahan dan pengobatan
defisiensi folat.
Harus diingat pemberian pada pasien anemia pernisiosa (def. B12) dapat
merugikan pasien, k/ folat dapat memperbaiki kelainan darah pada
anemia pernisiosa tanpa memperbaiki kelainan neurologik berakibat
pasien cacat seumur hidup.
Kebutuhan:
meningkat pada wanita hamil dan dapat menyebabkan defisiensi asam
folat bila kurang mendapatkan asupan asam folat dari makanannya.
Penting !! adanya hubungan kuat antara defisiensi asam folat pada ibu dengan
insidens defek neural tube, seperti spina bifida dan anensefalus, pada bayi
yang dilahirkan.
Asam Folat
Indikasi
Efek toksik pada manusia belum pernah dilaporkan
pada tikus, dosis tinggi dapat menyebabkan pengendapan kristal asam
folat dalam tubuli ginjal.
Asam Folat
Indikasi
Terapi awal
pada defisiensi folat tanpa komplikasi: dimulai dengan 0,5-1 mg
/hari, oral selama 10 hari.
Dengan komplikasi (kebutuhan folat meningkat & disertai dengan
supresi hematopoesis) : dosis asam folat perlu lebih besar.
Setelah perbaikan cukup memuaskan, dosis pemeliharaan 0,10,5 mg /hari.
gejala hemosiderosis
(iron overload disorder akumulasi hemosiderin ( Iron-storage complex)]
Kobal
merangsang pembentukan eritropoietin u/ ambilan Fe dalam sumsum
tulang,
kobal menyebabkan hipoksia intrasel sehingga dapat merangsang
pembentukan eritrosit.
Namun, kobal dosis besar akan menekan pembentukan eritrosit.
Kobal sering terdapat dalam campuran sediaan Fe, krn/ kobal dapat
meningkatkan absorpsi Fe melalui usus.
Penting !! ES kobal : menimbulkan efek toksik berupa erupsi kulit, struma,
angina, tinitus, tuli, payah jantung, sianosis, koma, malaise, anoreksia, mual
dan muntah
ERITROPOIETIN
ERITROPOIETIN
Farmakodinami...
berinteraksi dengan
reseptor
eritropoietin (pada
permukaan sel induk
SDM)
hipoksia jaringan,
anemia
menstimulasi proliferasi
dan diferensiasi eritroid
menginduksi
penglepasan retikulosit
dari sumsum tulang
Eritropoietin endogen diproduksi oleh
ginjal sumsum tulang untuk
memproduksi SDM lebih banyak
2. ERITROPOIETIN
farmakokinetik....
i.v masa paruh eritropoietin pada pasien
gagal ginjal kronik sektiar 4-13 jam.
Eritropoietin tidak dikeluarkan melalui
dialisis.
Darbopoietin alfa merupakan eritropoietin
bentuk glikosilasi memiliki masa paruh 2-3
kali eritropoietin.
2. ERITROPOIETIN
indikasi.........
Anemia pada pasien gagal ginjal kronik.
u/ meningkatkan kadar hematokrit dan
hemoglobin,
mengurangi/ menghindarkan kebutuhan
transfusi.
Pemberian SC lebih disenangi karena absorpsinya
lebih lambat dan jumlah yang dibutuhkan berkurang 2040%.
ERITROPOIETIN
indikasi.
Kegagalan respons
Adanya defisiensi besi, perlu pemberian preparat besi secara oral.
Pasien yang mendapat eritropoietin harus dimonitor ketat, dan dosis
perlu untuk menghindari kemungkinan infark miokard.
pasien anemia akibat gangguan primer atau sekunder pada sumsum
tulang kurang memberikan respons terhadap pemberian eritropoietin
Efek
samping
Selamat Belajar