Sindrom Lennox-Gastaut
Teguh Wijayanto, Nurhayati Masloman
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado
Abstrak: Sindrom Lennox-Gastaut (SLG) merupakan salah satu sindrom epilepsi yang terdiri
dari kumpulan gejala berupa epilepsi yang sangat sukar diatasi dengan obat-obatan dan
bermanifestasi pada usia 1-8 tahun. Gambaran klinis kejang yang paling sering adalah bangkitan
kejang tonik-aksial, atonik, dan bangkitan kejang absans atipik, serta retardasi mental. EEG
interiktal berupa paku ombak lambat < 3 Hz dan EEG iktal 10-13 Hz. Kejadian sindrom ini
sangat kecil, yaitu 0,5/ 100.000 per tahun. Laki-laki lebih sering dijumpai dibanding perempuan
dengan rasio 20:14. Penyebab SLG bersifat multifaktor mencakup faktor idiopatik, genetik,
cacat otak struktural, dan gangguan metabolisme otak. Tatalaksana SLG meliputi pemakaian
obat antiepilepsi konvensional maupun generasi terbaru dengan hasil yang masih belum
memuaskan. Tatalaksana bedah menunjukkan manfaat yang menjanjikan. Diperlukan penemuan
obat yang lebih poten untuk kasus yang tidak memungkinkan dilakukan pembedahan.
Kata kunci: SLG, EEG, obat antiepilepsi, diet ketogenik, terapi bedah
Sindroma Lennox-Gastaut
Teguh Wijayanto, Nurhayati Masloman
Department of Child Health, Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi, Manado
36
Sindrom Lennox-Gastaut
Pendahuluan
Bangkitan kejang merupakan suatu masalah neurologis
yang paling sering dijumpai pada anak, dan sekitar 20%
merupakan kasus epilepsi. Dalam 5 tahun pertama kehidupan,
kasus baru epilepsi biasanya bermanifestasi sebagai
bangkitan kejang umum dan sindrom Lennox-Gastaut (SLG)
merupakan salah satu di antaranya.1 Oleh karena sukar
mengatasi sindrom tersebut, SLG dikelompokkan sebagai
salah satu bentuk intractable epilepsy.2 SLG tercakup kirakira pada 1-2% kasus epilepsi anak dan kurang dari 50%
kasus muncul sebelum usia 2 tahun.1,2
Diagnosis dan tatalaksana SLG tidak mudah.
Beaumanoir3 melaporkan terjadinya kesalahan diagnosis
hingga 37% kasus dari 103 penderita yang diduga mengidap
SLG setelah perawatan selama 10 tahun. Hingga sekarang
belum didapatkan obat antiepilepsi yang benar-benar efektif
untuk mengatasi sindrom itu. Separuh penderita mula-mula
memberi respons yang baik, namun beberapa bulan kemudian
terjadi penurunan keampuhan obat antiepilepsi yang
diberikan 1,2,4 Prognosis SLG pada umumnya kurang
memuaskan. Intervensi bedah merupakan salah satu alternatif
yang menjanjikan di masa sekarang dan mendatang untuk
mengatasi kasus yang tergolong intractable epilepsy.5-7
Berdasarkan publikasi yang ada, Tissot pada tahun 1770
merupakan orang yang pertama kali dianggap berupaya
mendeskripsikan suatu sindrom klinis yang mungkin adalah
Sindroma Lennox - Gastaut.5 Lennox dan Davies8 pada tahun
1950, serta Gibbs9 pada tahun 1971 memberi istilah SLG
sebagai bentuk lain bangkitan kejang absans. Gastaut, Rojer
dan Soulayrol10 memberinya nama epilepsi berat masa anak
dengan berbagai bentuk tipe bangkitan kejang yang sangat
sering muncul dan gambaran EEG berupa paku ombak difus
2 Hz.
Batasan Sindrom Lennox-Gastaut (SLG)
Liga Anti Epilepsi Internasional (LAEI) memperluas
definisi SLG dengan menambah tipe bangkitan kejang lain
berupa mioklonik. Dengan demikian SLG merupakan sindrom
klinis yang bermanifestasi pada anak usia 1-8 tahun,
utamanya usia prasekolah. Tipe bangkitan kejang yang
terbanyak adalah tonik-aksial, atonik dan absans. Tipe
bangkitan kejang lain adalah mioklonik, tonik-klonik umum
atau parsial. Frekuensi bangkitan kejang maupun status
epileptikus berlangsung sering. Latar belakang EEG
menunjukkan pola abnormal berupa paku ombak lambat (POL)
< 3 Hz dan abnormalitas yang ada kadang multifokal. Saat
tidur akan muncul letupan atau ritme yang cepat 10 Hz.
Umumnya pada SLG dijumpai retardasi mental.11
Epidemiologi
Kejadian SLG sangat kecil, yaitu 0,5/100.000 pertahun
pada anak kurang dari 10 tahun, atau kira-kira hampir 1% di
antara epilepsi anak.3 Hauser memperoleh angka sebesar 12%. Prevalensinya berkisar antara 5-10%. Rasio jumlah
pengidap SLG laki-laki terhadap perempuan adalah 20:14.1
Etiologi
Faktor Genetik
Disfungsi imunologis dicurigai berkaitan erat dengan
timbulnya SLG. Smeraldi et al,12 mendapatkan peningkatan
frekuensi antigen HLA-7 pada 22 penderita SLG berbeda
secara bermakna dibanding kontrol, demikian pula orang tua
mereka terhadap kontrol. Oleh karena peningkatan antigen
tersebut pada penderita SLG hanya ditemukan pada proporsi
45% dan patogenesisnya belum dapat dijelaskan, maka
pengaruh faktor genetik masih menjadi perdebatan.
Cacat Otak Struktural
Gastaut dan Gastaut13 dengan computerized transverse
axial tomography (CTAT) melaporkan 20% kasus, yaitu 81
dari 401 penderita epilepsi yang lolos dari pencarian faktor
penyebab dengan deteksi konvensional ternyata mempunyai
lesi organik. Secara keseluruhan mereka mampu menemukan
55% lesi organik penyebab epilepsi. Pada penelitian itu dari
42 kasus SLG, 25 (60%) di antaranya memiliki lesi organik
seperti atrofi otak difus dan lesi fokal termasuk tumor.
Yaqub14 dengan cara sama pada peme-riksaannya terhadap
21 pengidap SLG mendapatkan 3 (14%) anak diantaranya
memiliki atrofi korteks difus, 2 (9%) anak hemiatrofi korteks
dan 2 (9%) anak menderita kalsifikasi intrakranial.
Dengan memadukan pemakaian EEG dan magnetic resonance immaging (MRI), Velasco et al,15 memperoleh bahwa
dari 7 pengidap SLG terdapat 4 (57%) diantaranya bersifat
simtomatik dan 3 lainnya idiopatik. Pada keempat penderita
simtomatik terdeteksi 2 kasus infark serebri, 1 displasi
kortikal, dan 1 sisanya sklerosis tuberosum.
Gangguan Metabolisme Otak
Chugani et al,16 dengan 2-deoxy-(18F)-D glukosa
positron emission (FDG-PET) berhasil mengungkap pola
metabolik berdasarkan tingkat pemakaian glukosa oleh otak
pada 15 pengidap SLG seperti berikut ini:
1. Hipometabolisme fokal unilateral pada 2 (13%) anak.
2. Hipometabolisme difus unilateral pada 3 (20%) anak.
3. Hipometabolisme difus bilateral pada 8 (53%) anak.
4. Normal.
Dihubungkan dengan hasil pemeriksaan CTAT terlihat
bahwa terdapatnya cacat struktural otak tidak selalu diikuti
hipometabolisme. Dari ketigabelas anak dengan hipometabolisme otak, terdapat 5 anak tanpa lesi organik. Tidak
ditemukan korelasi yang jelas antara pola metabolik di atas
dengan kelainan EEG yang biasa muncul pada SLG. Selama
pelaksanaan FDG-PET, hanya 7 anak menunjukkan kelainan
EEG
Patofisiologi
Belum terdapat model hewan atau model patofisiologi
untuk SLG. Keterkaitan otak bagian depan dan usia timbulnya
penyakit dipengaruhi maturasi bagian itu. Beberapa nilai
karakteristik berikut perlu untuk dipertim-bangkan:4,16
37
Sindrom Lennox-Gastaut
1. Keberadaan SLG terkait erat dengan lobus frontalis otak
dengan aktivitas POL dominan di lobus tersebut.
2. Dijumpai adanya sinkronisasi kedua lobus frontalis
namun bukan akibat sinkronisasi bilateral secara sekunder
dari satu fokus tunggal.
3. Terdapat sejumlah kasus SLG sebagai kesinambungan
sindrom West.
4. Pada sindrom West yang mengalami perbaikan umumnya tidak ditemukan lesi otak, dan bila ada minimal di
bagian posterior.
Gambaran Klinis dan EEG
Tipe bangkitan kejang
Yaqub14 pada pengamatannya terhadap 21 penderita
SLG mendapatkan, bahwa semua (100%) penderita
mengalami bangkitan kejang absans atipik, 18 (81%)
bangkitan kejang tonik, dan 4 (21%) atonik-mioklonik.
38
Status Epileptikus
Sekitar 54-97% pengidap SLG dilaporkan mengalami satu
atau beberapa kali episode status epileptikus (SE) yang terdiri
atas bangkitan kejang absans, tonik atau campuran. Pada
Sindrom Lennox-Gastaut
seri itu 94% penderita memperlihatkan komponen tonik selama
SE yang dicerminkan oleh irama EEG 10 Hz, identik dengan
ciri-ciri sewaktu tidur. SE tonik tersebut dapat dipresipitasi
kemunculannya oleh pemberian benzodiazepin intravena.
Awal munculnya SE absans biasanya tersembunyi dan
mungkin terabaikan untuk beberapa jam atau hari, terlebih
pada penderita retardasi mental.4,17
Diagnosis Banding
Letak kesulitan diagnosis SLG adalah dalam hal tipe
bangkitan kejang dan ciri karakteristik EEG. Sebagai contoh
Tabel 1. Diagnosis Banding SLG
Diagnosis Banding
Contoh Kelainan
Temuan Klinis
2.
3.
4.
5.
Bangkitan tonik
paroksismal, EEG
normal
Kelainan nonproSindrom Angelman
Drop attack,
gresif
absans atipik,
sesekali muncul
spikes disertai
bangkitan tonikklonik
Kelainan progresif
a. Kelainan metabolismeRetardasi mental
Jansky-Bielschowsky (RM), absans atipik, bangkitan tonikklonik, spikes
b. Subacute Schlerosing Bangkitan absans
Panencephalitis
atipik, drop attack
akibat klonus otot
periodik.
Bangkitan Umum
a. Kalsifikasi oksipital Bangkitan kejang
Sekunder
dan penyakit celiac parsial dengan
atau tanpa menjadi umum secara
sekunder, kadangkala tonik, EEG
interiktal: menunkkan POL oksipital unilateral atau
bilateral.
b. Enselopati pascaRM, bangkitan
radiasi
umum kompleks,
parsial/atonik
POL, kalsifikasi
subkorteks
c. Epilepsi pascatrauma POL-paku majemuk lobus frontal/
temporal
d. Epilepsi lobus temporal
e. Epilepsi area motorik Kontraksi tonik
tambahan
umum, gelombang
lambat ritmis,
EEG normal atau
gelombang paku di
sebuah fokus
frontal
f. Epilepsi lesi frontal Sinkroni bilateral
bilateral/ unilateral sekunder
Sindrom epilepsi
a. Epilepsi multifokal Riwayat Sindrom
multifokal dan umum
berat
West (+), sklerosis
tuberosum
b. Epilepsi mioklonik Tahun I kehidupan
ensefalopati nongangguan kesadaprogresif
ran, episode
status mioklonik,
POL
c. Sindrom bangkitan
RM, mioklonus
absans mioklonik
ritmis anggota
gerak atas, spikes
3 Hz 5-20
d. Sindrom West awitan Umur 1-2 tahun,
lambat
EEG interiktal
tersinkronisasi
39
Sindrom Lennox-Gastaut
adalah drop attack yang dapat disebabkan oleh bangkitan
kejang tonik, mioklonik, atau atonik (absans atonik). Pada
Tabel 1 tertera diagnosis banding SLG.3,4,14,18
Tatalaksana
Obat Anti epilepsi (OAE)
SLG bukanlah kelainan yang bersifat homogen, maka
pendekatannya bersifat individual. Efek OAE pada tiap tipe
bangkitan kejang tidaklah menentu untuk satu gangguan
dengan beberapa tipe bangkitan kejang. Carbamazepine
(CBZ) mungkin dapat mengurangi bangkitan kejang tonik
tetapi sebaliknya meningkatkan aktivitas paku ombak dan
bangkitan kejang absans. Phenytoin (PHT) intravena sangat
bermanfaat secara praktis untuk pengobatan SE. Ethosuximide (ESM) mampu mengurangi bangkitan kejang absans
tetapi pada sisi lain bisa memprovokasi munculnya bangkitan
kejang. Valproic Acid (VPA) memiliki aktivitas sedang
terhadap absans atipik dan bangkitan kejang tonik.
Benzodiazepin (BZDs) memiliki spektrum aktivitas yang luas,
tetapi dengan mudah kehilangan keampuhannya. Kadang
terjadi kasus SE yang dipicu oleh pemberian BZDs secara
intravena. Toleransi terhadap OAE mendorong penambahan
dosis yang pada gilirannya malah meningkatkan terjadinya
efek samping.4,17
Steroid mungkin bermanfaat pada periode terjadi
perburukan SLG atau saat SE. Sayangnya pengobatan
dengan cara itu memerlukan waktu 1-6 minggu untuk
memperoleh pengaruh yang diharapkan. Akibat efek samping
kumulatifnya terhadap tekanan darah, berat badan, serta
pertumbuhan, maka pemberian steroid tidak dapat diberikan
lebih dari beberapa bulan.4,19 Pada Tabel 2 disajikan profil
beberapa OAE non-konvensional yang sudah diujicoba pada
SLG:7,20-22
Tatalaksana Diet
Diet ketogenik merupakan salah satu alternatif tatalaksana epilepsi dan telah diperkenalkan sejak tahun 1921.
Dosis Rumatan
Keuntungan
15 - 45 mg per kg/hari
Efektif, non-sedatif
1- 15 mg/kg/hari
Kerugian
Anemia aplastik,
gagal hati
Berdayaguna, efek,
Rash, kadang
samping terkait dosis
serius, lebih
dengan insidens yang
sering bila diperrendah
gunakan bersama asam valproat
Efektif, efek samping
Hilangan berat
terkait dosis yang rendah badan, batu
ginjal (jarang),
gangguan kognitif-perilaku
Bangkitan refraker
Bangkitan yang Intractable atau
untuk mengganti obat yang tidak
dapat ditolerir efek sampingnya
40
Sindrom Lennox-Gastaut
keberhasilan tindakan ini atas intractable epilepsy yang
ditunjukkan oleh adanya perbaikan bangkitan kejang,
perilaku dan adaptasi social, dan dilukiskan oleh Vries et al5
berdasarkan laporan dari beberapa klinik dan ahli bedah
seperti Tabel 3.
Tabel 3. Operasi pada Penderita Epilepsi Anak-Anak
Series
Falconer
Rasmusen
Vaernet
Green
Mayo Clinic
Toronto
Kasus Total
Jumlah
Kontrol
Keberhasilan
(%)
40
72
33
32
50
41
31
53
27
26
39
30
77
73
82
81
78
75
268
206
77
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Total
14.
15.
Penutup
Sindrom Lennox-Gastaut merupakan epilepsi berat yang
sangat sukar diatasi dengan OAE dan merupakan sindrom
yang terkait erat dengan umur, terdiri atas bangkitan kejang
tonik, absans atipik, dan status epileptikus yang sangat
sering, paku ombak lambat, serta paku majemuk 10-Hz dalam
gelombang lambat tidur. SLG disebabkan oleh berbagai
macam bentuk lesi otak atau sebagai kesinambungan Sindrom
West serta sangat sulit dibedakan dengan sindrom epilepsi
berat lainnya, terutama epilepsi umum sekunder dan epilepsi
genetis seperti mioklonik astatik. Pada SLG dapat ditemukan
gangguan mental tanpa tendensi sembuh spontan. Sindrom
ini tidak banyak, namun demikian tetap diperlukan perhatian
secara lebih seksama. Meskipun tindakan bedah memberi
harapan, untuk kasus yang tidak memenuhi syarat
pembedahan diperlukan upaya penemuan OAE spesifik
untuk peningkatan kualitas hidup penderitanya.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Daftar Pustaka
23.
1.
24.
2.
3.
4.
5.
Hauser W.A. The prevalence and incidence of convulsive disorders in children. Epilepsia 1994;35[Suppl]:S1-6.
Holmes GL. New directions in medical treatment of epilepsy.
American Academy of Neurology 1996;144:13-42.
Beaumanoir. The Lennox - Gastaut Syndrome : a personal study.
Electroencephalogr Clin Neurophysiol 1982;35 [Suppl]:85-99.
Dulac O, NGuyen T. The Lennox-Gastaut Syndrome. Epilepsia
1993:34[suppl 7]:S7-17.
Vries JK, Crumrine PK, Dasheiff RM. Epilepsy Surgery in Childhood. Dalam : McLaurin RL, Schut L, Venes JL, Epstein F. Pediatric Neurosurgery, 2nd ed. Philadelphia: WB Saunders;1989.p.53546.
25.
Smith KA, Detwiler PW, Porter RW. Surgical treatment of Intractable Epilepsy. Barrow Neurological Institute 1999; 15(1):2735.
Benbadis SR. Tatum WO. Advances in the treatment of epilepsy.
Am Fam Physician 2001;64(1):91-8.
Lennox WG, Davis JP. Clinical correlates of the fast and slow
spike wave electroencephalogram. Pediatrics 1950:5:636-44.
Gibbs FA. Petit mal variant revisited. Epilepsia 1971;12:89-96.
Gastaut H, Roger J, Soulayrol R. Childhood epileptic encephalopathy with diffuse slow spike maves (otherwise known as petit
mal variant) or Lennox Syndrome. Epilepsia 1966;7:139-79.
Commission on classification and terminology of the International League Againts Epilepsy. Proposal for revised classification of HL-A antigens and haplotypes in patients and first-degree relatives. Epilepsia 1975;17:325-36.
Smeraldi E., Smeraldi RS, Cazzullo CL, Cazzullo AG, Fabio G,
Canges R. Immunogenetics of the Lennox-Gastaut Syndrome :
Frequency of HL-A antigens and haplotypes in patients and firstdegree relatives. Epilepsia 1975:16:699-703.
Gastaut H, Gastaut Jl. Computerized transverse axial tomography in epilepsy. Epilepsia 1976;17:325-36.
Yaqub BA. Electroclinical seizures in Lennox-Gastaut Syndrome.
Epilepsia 1993;34:120-7.
Velasco AL, Boleaga B, Santos N, Velasco F, Velasco M. Electroencephalographic and magnetic resonance correlation in children
with intractable seizure of Lennox Gastaut Syndrome and Epilepsy Partialis Continuea. Epilepsia 1993;34:262-70.
Chugani HT, Mazziotta JC, Engel J, Phelps ME. The LennoxGastaut Syndrome: metabolik subtypes determinide by 2-Deoxy2 [18F] Flyoro D-Glucose Positron Emission Tomography. Ann
Neurol 1987:21:4-13.
Tassinari CA, Gastaut H, Drave C, Roger JA. Paradoxical effect:
status epilepticus induced by benzodiazepines (valium and
mogadon). Electroencephalogr Clin Neurophysiol 1971;31:182.
Livingstone S. Diagnosis and treatment of childhood myoclonic
seizures. Pediatrics 1974;53:542-8.
Yamatogi Y, Ohtsuka Y, Ishida T. Treatment of the LennoxGastaut syndrome with ACTH. A clinical and electroencephalographic study. Brain Dev 1979;1:267-76.
Oller LFV, Russi A, Oller D. Lamotrigine in the Lennox-Gastaut
Syndrome. Epilepsia 1991;32 [Suppl.1]:58.
Felbamated study group in Lennox-Gastaut Syndrome. Efficacy
of felbamate in childhood epileptic encephalopathy (LennoxGastaut Syndrome) N Eng J Med 1993.p.328-9-333.
Sachdeo RC, Glauser TA, Ritter F, Reife R, Lim P, Pledger G. A
double-blind, randomized trial of topiramate in Lennox-Gastaut
Syndrome. Neurol 1999;52(9):882-7.
Stephenson JBP. Ketogenic diet in the treatment of childhood
epilepsy. Dev Med Child Neurol 1977;19:833-4.
Foester O, Penfield W. The structural basis of traumatic epilepsy
and results of radical operation. Brain 1930;53:99-118.
Pinard JM, Dellande O, Plovin P. Results of callosotomy in
children according to etiology and epileptic syndromes. Epilepsia
1992;333[Suppl 3]:27.
SS
41