Anda di halaman 1dari 3

Pada stadium awal, sirosis sering bersifat asimptomatik sehingga baru diketahui ketika pasien

berobat untuk pemeriksaan kesehatan rutin atau penyakit lainnya. Gejala awal sirosis meliputi
perasaan mudah lelah, nafsu makan turun, perut kembung, dan penurunan berat badan. Pada pria,
bisa menimbulkan impotensi, testis mengecil, ginekomastia, dan hilangnya dorongan seksual.
Hipetensi portal, kegagalan hati, hilangnya rambut, gangguan tidur, dan demam tidak terlampau
tinggi dapat ditemukan pada tahapan lanjut. Terkadang disertai gangguan pembekuan darah, siklus
haid, ikterus, melena, dan perubahan mental yang mencakup mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung,
agitasi, sampai koma.
1

Spider Nevi

Atau disebut juga spider angio maspiderangiomata (spider telangiektasi) adalah lesi
vaskular non-neoplastik yang tersusun dari arteri atau arteriol melebar, radial, sering berdenyut, dan
mengelilingi suatu sentral. Lesi akan pucat sewaktu bagian tengah ditekan. Mekanisme terjadinya
belum diketahui, tetapi diduga ada kaitan dengan peningkatan rasio estradiol atau testosterone bebas.
Biasanya ditemukan pada bahu, muka, dan lengan atas. Tidak hanya pada pasien sirosis, spider nevi
juga terjadi pada wanita hamil, malnutrisi berat, atau bahkan orang sehat meski ukuran lesi kecil.
Shifting dullness

1,2,3,4

Shifting dullness mendeskripsikan suara pekak yang berpindah-pindah pada saat perkusi akibat
adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen. Cairan bebas dalam rongga abdomen tersebut
disebut asites. Asites disebabkan oleh hipertensi portal dan hipoalbuminemia. Tidak hanya asites,
hipertensi porta juga dapat bermanifestasi menjadi caput medusa.
Hipertensi porta pada sirosis disebabkan oleh resistensi terhadap aliran aliran porta di tingkat
sinusoid dan penekanan vena sentralis oleh fibrosis perivenula dan ekspansi nodul parenkim. Asites,
manifestasi hipertensi porta, baru tampak bila terjadi penimbunan paling sedikit 500 mL. Cairan
yang terakumulasi bisa berliter-liter dan mengandung serosa, protein albumin, zat terlarut seperti
glukosa, natrium, dan kalium. Patogenesis asites melalui mekanisme:
1)hipertensi sinusoid mendorong cairan keluar melalui pembuluh limfa hati,
2)aliran limfa hati ke dalam rongga peritoneum dengan kapasitas 20L/ hari (normal: 0,8-1 L/hari),
3)peningkatan resistensi diimbangi dengan vasodilatasi splanchnic bed oleh vasodilator endogen
( NO, CGRP, endotelin, VIP, substansi P, dan lain-lain) menyebabkan hipertensi porta bersifat
menetap. Secara keseluruhan, tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan aktivitas simpatik, sistem
renin-angiostensin-aldosteron, dan arginin vasopresin. Akibatnya, terjadi peningkatan reabsorpsi air
dan garam oleh ginjal serta peningkatan indeks jantung.
Ikterus

1,4

Ikterus disebabkan oleh bilirubinemia. Bila konsentrasi bilirubin di bawah 2-3 mg/dL tidak akan
terlihat, dengan angka normal pada orang dewasa 1,2 mg/dL. Bilirubin adalah produk akhir
penguraian hem, yang berasal dari eritrosit yang tua dan peputaran hemoprotein hati. Pembentukan
bilirubin meliputi:
1)penyerapan yang diperantarai oleh pembawa di sinusoid,
2)pengikatan ke protein sitosol lalu disalurkan ke retikulum endoplasma,
3)konjugasi dengan satu atau dua molekul asam glukoronat dengan bantuan enzim UGT1A1,
4)ekskresi bilirubin glukuronida larut air ke empedu. Nantinya, dekonjugasi bilirubin glukuronida
terjadi atas bantuan enzim glukuronidase bakteri usus dan diuraikan menjadi urobilinogen yang
tidak berwarna. Selanjutnya, urobilinogen diekskresikan melalui feses dan 20%-nya akan diserap
lalu dikembalikan ke hati dan diekskresikan ke dalam empedu. Sebagian kecil yang lolos dari siklus
enterohepatik akan diekskresikan melalui urin.
Ikterus terjadi akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin glukuronida di jaringan.
Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut air sehingga tidak dapat dikeluarkan melalui urin. Sejumlah
kecil beredar di plasma sebagai anion bebas albumin sehingga dapat berdifusi ke dalam otak bayi dan
bersifat toksik. Hiperbilirubinemia jenis ini ditemukan dalam penyakit hepatoseluler difus akibat
hepatitis virus, obat, atau sirosis. Di lain sisi, hiperbilirubinemia akibat bilirubin terkonjugasi dapat
dikeluarkan melalui urin dan nontoksik. Dengan demikian, ikterus terjadi akibat ketidakseimbangan
produksi dan pengeluaran bilirubin dengan mekanisme di bawah ini:*
1)produksi bilirubin berlebihan
2)penurunan penyerapan oleh hati
3)gangguan konjugasi
4)penurunan ekskresi hepatoseluler
5)gangguan aliran empedu
*no 1-3 penyebab hiperbilirubinemia tak terkonjugasi, 4-5 penyebab
hiperbilirubinemia terkonjugasi.
Bunyi Bruit

5,6,7

Bruit berarti kebisingan dalam bahasa Prancis, adalah suara abnormal arteri atau lumen pembuluh
darah yang terdengar sebagai aliran turbulensi. Bunyi bruit pada leher mencerminkan stenosis dari
arteri karotid. Bisa juga ditemukan pada kondisi tertentu seperti anemia dan hipertiroidisme. Bunyi

ini akan meningkat ketika pasien inspirasi dan dalam posisi berdiri. Sedangkan pada auskultasi hati,
terdengar bunyi bruit arteri hepatika yang dibatasi oleh sistol atau sistol yang berlanjut ke diastol.
Hal ini bisa disebabkan oleh peningkatan aliran darah arteri ke liver, aliran arteriovena, atau obstruksi
sebahagian di arteri. Oleh karena tumor primer atau metastasis hati menerima aliran darah sebagian
besar dari arteri hepatika, maka aliran darah akan meningkat. Begitu pula dengan sirosis, yang
menimbulkan bruit akibat obstruksi sebahagian aliran arteri oleh pertumbuhan nodul.
Eritema Palmaris

Thenar dan hipothenar telapak tangan berwarna merah karena perubahan metabolisme hormon
estrogen. Oleh karena dapat dijumpai pada wanita hamil, arthritis rheumatoid, hipertiroidisme, dan
keganasan hematologi, tanda ini bersifat tidak spesifik.
Muchrche

Perubahan kuku berupa pita putih horizontal dipisahkan dengan warna normal kuku. Mekanisme
belum diketahui dan diduga akibat hipoalbuminemia. Hal ini disebabkan oleh muchrche dapat
dijumpai pada kondisi hipoalbuminemia lainnya seperti sindrom nefrotik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Icterus
    Icterus
    Dokumen5 halaman
    Icterus
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen7 halaman
    Bab 1
    sabatinawindyas
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tutor
    Tugas Tutor
    Dokumen9 halaman
    Tugas Tutor
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • NEO09 - Penyakit Membran Hialin Rev
    NEO09 - Penyakit Membran Hialin Rev
    Dokumen18 halaman
    NEO09 - Penyakit Membran Hialin Rev
    ROSA
    Belum ada peringkat
  • Lapukasuuu
    Lapukasuuu
    Dokumen6 halaman
    Lapukasuuu
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Ikterus Terjadi Apabila Terdapat Akumulasi Bilirubin Dalam Darah
    Ikterus Terjadi Apabila Terdapat Akumulasi Bilirubin Dalam Darah
    Dokumen4 halaman
    Ikterus Terjadi Apabila Terdapat Akumulasi Bilirubin Dalam Darah
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Feefee
    Feefee
    Dokumen19 halaman
    Feefee
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Jasdfa
    Jasdfa
    Dokumen8 halaman
    Jasdfa
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Dafasdfa
    Dafasdfa
    Dokumen2 halaman
    Dafasdfa
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Aasdfads
    Aasdfads
    Dokumen10 halaman
    Aasdfads
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Kontak Alergi
    Dermatitis Kontak Alergi
    Dokumen1 halaman
    Dermatitis Kontak Alergi
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Aasdfasd
    Aasdfasd
    Dokumen6 halaman
    Aasdfasd
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Ideide
    Ideide
    Dokumen4 halaman
    Ideide
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • TTTTTT
    TTTTTT
    Dokumen7 halaman
    TTTTTT
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Sendi
    Sendi
    Dokumen2 halaman
    Sendi
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • JHTJHT
    JHTJHT
    Dokumen6 halaman
    JHTJHT
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Referat Hidrokel Pada Anak
    Referat Hidrokel Pada Anak
    Dokumen18 halaman
    Referat Hidrokel Pada Anak
    Berliany L Ganie Fhatwa
    Belum ada peringkat
  • Kasdf Lasdipinasdg
    Kasdf Lasdipinasdg
    Dokumen1 halaman
    Kasdf Lasdipinasdg
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Jurnal
    Ringkasan Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Ringkasan Jurnal
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Tumor Testis
    Tumor Testis
    Dokumen11 halaman
    Tumor Testis
    bagus_ari03
    Belum ada peringkat
  • Dr. Hendry Raman
    Dr. Hendry Raman
    Dokumen1 halaman
    Dr. Hendry Raman
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • PV
    PV
    Dokumen14 halaman
    PV
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Hypertension
    Hypertension
    Dokumen7 halaman
    Hypertension
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Waahiv
    Waahiv
    Dokumen2 halaman
    Waahiv
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Kasus 1 Jawaban Tutor
    Kasus 1 Jawaban Tutor
    Dokumen4 halaman
    Kasus 1 Jawaban Tutor
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • HIFEMA3
    HIFEMA3
    Dokumen10 halaman
    HIFEMA3
    RWd Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Refarat Syok Hipovolemik
    Refarat Syok Hipovolemik
    Dokumen8 halaman
    Refarat Syok Hipovolemik
    rhesacool
    0% (1)
  • Kasus Aborsi
    Kasus Aborsi
    Dokumen1 halaman
    Kasus Aborsi
    rhesacool
    Belum ada peringkat
  • Bipolar
    Bipolar
    Dokumen8 halaman
    Bipolar
    rhesacool
    Belum ada peringkat