Anda di halaman 1dari 6

REFLEX MIKSI

Faal Ureter - Pengisian Vesica Urinaria


Urin yang terdapat pada vesica urinaria sama dengan yang mengalir di ductus koligentes
tanpa mengalami perubahan komposisi. Urin mengalir dari ductus koligentes ke ductus
paplillaris Bellini ke calyx renalis, hal ini meningkatkan aktivitas dengan menginisiasi kontraksi
peristaltic dari pelvis renalis sampai ke ureter sehingga urin dapat sampai ke vesica urinaria.
Dinding ureter terdiri dari otot polos yang tersusun spiral, memanjang, melingkar yang
berfungsi sebagai syncytium. Ada gap junction yang mengkonduksi aktivitas elektrik dari sel ke
sel dan memungkinkanterjadinya kontraksi peristaltik yang timbul teratur 1-5x per menit dan
akan mendorong urin dari pelvis renalis ke vesica urinaria hal ini akan terjadi secara periodik
dengan kecepatan aliran urin 2-6cm/detik.
Beberapa factor yang mempengaruhi aksi potensial yaitu stimulus mekanik (regangan),
stimulus kimia, konduksi depolarisasi membran. Kontraksi dari otot polos ureter terjadi karena
ada kompleks Ca2+-calmodulin yang mengaktivasi MLCK (myosin light chain kinase).
Relaksasi cAMP-dependent protein kinase (PKA) dapat memfosforilasi MLCK, merendahkan
afinitas MLCK terhadap Ca2+-calmodulin.
Tekanan hidrostatik intraureter basal adalah 0-5cm H2O, namun dapat meningkat hingga
20-80cm H2O selama gelombang peristaltic. Jika ada obstruksi ureter maka jalan ureter ke
vesica urinaria terhambat sehingga ureter akan dilatasi dan meningkatkan tekanan hidrostatik
intraureter basal menjadi 70-80cm H2O selama 1-3jam. Tekanan ini membuat nefro-uretero
reflux sehingga mengganggu filtrasi yang kemudian akan membuat proses filtrasi berhenti
(hidronefrosis). Hal ini mengakibatkan dilatasi dari pelvis renis dan calyx selama berjam-jam
sampai berhari-hari. Pasien akan mengeluh sakit yang hebat (renal colic) akibat penekanan
struktur di sekitarnya. Jika obstruksi terus menerus, maka akan mengarah pada gangguan ginjal
gagal ginjal akut.
Peristaltic dari ureter dapat terjadi tanpa innervasi, namun umumnya terjadi karena
pengaruh system saraf otonom:
- Simpatis (T10 L2): norepinefrin eksitasi -adrenergic receptor dan inhibisi
-adrenergic receptor modulasi kontraktilitas (plexus renalis dan plexus
hypogastricus)
- Parasimpatis (S2 S4):
o ACh,
o Stimulasi reseptor,
o Serabut simpatis postganglion norepinefrin stimulasi -adrenergic
receptor
Ureter menembus dinding vesica urinaria secara oblique, struktur seperti ini
menguntungkan karena dapat menahan agar urin di dalam vesica urinaria tidak kembali ke ureter
saat ada gerakan peristaltic (vesicoureteral reflux).
Pengosongan Vesica Urinaria
Vesica urinaria terdiri dari 2 bagian utama:
1. corpus (bagian utama)
2. collum (berbentuk tabung yang berjalan ke arah inferior dan anterior menghubungkan
corpus dengan urethra)

Pada dinding posterior dari vesica urinaria di atas collum terdapat trigonum vesicale yang
apexnya terdapat ostium urethra internum. Sedangkan pada basisnya merupakan muara ureter.
Mucosa pada trigonum ini licin, berbeda dengan bagian lain yang membentuk lipatan-lipatan
(rugae).
Dinding vesica urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun seperti pada ureter disebut m.
detrusor. Pada bagian bawah collum vesica terdapat sekelompok otot polos yang disebut
sphincter urethra internum. Sedangkan lebih ke distal terdapat sphincter urethra externum yang
terdiri dari otot rangka.
Persarafan Vesica Urinaria
- N. pelvicus (utama)
Merupakan cabang dari plexus sacralis segmen S2 dan S3. Terdiri dari serabut saraf
sensoris dan motoris. Serabut saraf sensoris mendeteksi derajat peregangan pada dinding
vesica urinaria terutama bagian posterior distal. Serabut saraf motoris merupakan bagian
dari system saraf parasimpatis yang berakhir pada sel ganglion yang terdapat pada
dinding vesica urinaria. Serabut saraf postganglion yang pendek menghubungkannya
dengan m. detrusor
- N. pudendus
Merupakan serabut system saraf somatis yang mempersarafi sphincter urethra externa
- N. hypogastricus
Merupakan serabut saraf simpatis berasal dari L2 untuk persarafan pembuluh darah di
sekitar vesica urinaria
- Ada juga serabut saraf sensoris lain (berjalan bersama n. hypogastricus) yang penting
dalam membawa sensasi rasa penuh dan nyeri

Miksi
Bladder Wall Tone
Ketika sama sekai tidak ada urin pada vesica urinaria maka tekanannya 0. Namun ketika terisi
dengan 30-50ml maka akan terdapat tekanan intravesicular. Jika terisi 200-300ml maka
peningkatan urin hanya sedikit, namun jika telah terisi 400ml maka tekanan akan meningkat
tajam (micturition waves).
n.b. keinginan miksi mulai terasa jika volume urin dalam vesica urinaria: 100-150ml, perasaan
nyeri dinding abdomen bagian bawah akibat distensi dinding vesica urinaria terjadi pada volume
urin: 300-400ml dan enuresis terjadi pada volume urin: >500ml

Refleks miksi timbul bila reseptor regang pada dinding vesica urinaria teregang maka akan
disalurkan ke segmen sacral melalui n. pelvicus dan kemudian disalurkan kembali ke vesica
urinaria melalui serabut saraf parasimpatis dengan jalur yang sama. Ketika vesica urinaria hanya
terisi sebagian, maka akan terjadi kontraksi dinding vesica urinaria sesaat yang langsung diikuti
dengan relaksasi vesica urinaria sehingga tegangan dinding kembali ke awal. Karena vesica
urinaria terus terisi maka kontraksi m. detrusor akan semakin sering dan kuat self degenerative
namun lama kelamaan akan mengalami kelelahan sehingga vesica urinaria relaksasi.
Jadi refleks miksi dibagi menjadi 3 siklus utama:
- tekanan yang meningkat dengan progresif
- periode mempertahankan tekanan
- kembali ke tonus basal
Jika miksi telah selesai namun vesica urinaria belum kosong maka akan terjadi penghambatan
refleks dalam beberapa menit sampai bebrapa jam sebelum refleks miksi berikutnya timbul.
Fasilitasi dan Inhibisi Miksi oleh Otak
Refleks miksi sepenuhnya dikontrol system saraf otonom namun dapat dihambat atau difasilitasi
oleh otak. Ada 2 tempat pusat pengaturan:
- pusat yang kuat menginhibisi dan memfasilitasi, terletak di batang otak (pons)
- pusat yang lebih bersifat inhibisi namun dapat juga mengeksitasi terletak di cortex
cerebri
Proses pengaturan:
- menghambat refleks miksi secara parsial kecuali sudah timbul keinginan berkemih
- mencegah miksi bahkan ketika refleks miksi telah timbul dengan cara mempertahankan
kontraksi dari sphincter urethra externus
- saat miksi pusat pengaturan di cortex cerebri memfasilitasi pusat miksi yang terdapat di
medulla spinalis, juga menghambat kontraksi dari sphincter urethra externus
Tekanan intravesicular 40 60cmH2O / urin menyentuh bagian posterior (trigonum
vesicale)
suprapontine dan pontine centers tidak lagi menginhibisi parasimpatis
Mekanisme
Berkemih
serabut afferent n. pelvicus S2 S4 serabut efferent n. pelvicus kontraksi m.
detrusor vesica urinaria
Somatis serabut efferent n. pudendus relaksasi sphincter urethra eksterna
Serabut afferent n. pelvicus S2 S4 serabut efferent n. pelvicus relaksasi
sphincter urethra interna
micturation

Mekanisme Menahan Keinginan Berkemih

Tekanan intravesicular 40 60cmH2O / urin menyentuh bagian posterior (trigonum


vesicale) suprapontine dan pontine centers tidak lagi menginhibisi parasimpatis
serabut afferent n. pelvicus S2 S4 serabut efferent n. pelvicus kontraksi m.
detrusor vesica urinaria
Somatis serabut efferent n. pudendus kontraksi sphincter urethra eksterna
Self regeneration terus terjadi kontraksi maksimal dari m. detrusor fatigue
Somatis serabut efferent n. pudendus relaksasi sphincter urethra eksterna
Serabut afferent n. pelvicus S2 S4 serabut efferent n. pelvicus relaksasi
sphincter urethra interna (dengan pancaran urin melemah akibat fatigue m. detrusor)
Menunggu reflex miksi beberapa menit sampai beberapa jam
Reflex miksi aliran kembali normal
Mekanisme Berkemih Volunter
kontraksi otot perut (valsava) viscera abdomen turun penekanan vesica urinaria
aliran urin ke daerah collum vesica urinaria stretch reseptor teregang timbul refleks
miksi

FAAL KELENJAR PROSTAT


Kelenjar prostat mensekresikan cairan encer seperti susu yang mengandung kalsium, ion sitrat,
ion fosfat, enzim pembekuan dan profibrinolsin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat
berkontraksi, sejalan dengan kontraksi vas deferens, sehingga cairan encer yang dikeluarkan
kelenjar prostat menambah jumlah semen lebih banyak lagi. Sifat cairan prostat yang sedikit basa
mungkin penting untuk keberhasilan fertilisasi ovum karena cairan vas deferens relatif asam
akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma yang akan menghambat fertilisasi
sperma, selain itu secret vagina bersifat asam (pH 3,5 - 4). Sperma tidak dapat bergerak optimal
sampai pH sekitarnya meningkat menjadi 6 6,5. Akibatnya cairan prostat yang sedikit basa
mungkin dapat menetralkan cairan asam seminalis lainnya selama ejakulasi dan juga
mengingkatkan motilitas dan fertilitas sperma.
Pengaruh Hormon Testosteron
Testosteron di kelenjar prostat diubah oleh enzim 5-alfa-reduktase menjadi dehidrotestosteron
(DHT) untuk kemudian mensintesis protein dengan mempengaruhi growth hormon yang akan
menyebabkan proliferasi sel-sel epitel dan sel stroma di kelenjar prostat

Anda mungkin juga menyukai