Anda di halaman 1dari 37

ZOONOSA [PENYAKIT PARASIT

HEWAN]
A. Creeping eruption.
Sinonim.
Creeping eruption,cutaneus larva migrans.
Definisi.
Creeping eruption adalah kelainan kulit berupa peradangan berbentuk
linier atau berkelok-kelok menimbul dan progresif disebabkan oleh invasi
dan pembentukan terowongan oleh larva cacing yg berasal dari anjing
dan kucing.

Etiologi.
Penyebab utama adalah larva
larva yg
yg berasal
berasal dari
dari cacing
cacing tam-bang
tambang
binatang anjing dan kucing yaitu Ancylostoma brazilienze dan A
caninum.
Epidemiologi.
Penyakit ini
Penyakit
ini sering
sering pada
pada anak2 dan
dan orang
orang yg
yg sering
sering kontak
kontak
langsungdg
langsung
dgtanah
tanahatau
ataupasir.
pasir.
Sering dijumpai
Sering
dijumpai didaerah
didaerah tropis
tropis atau
atau subtropis
subtropis yg
yg hangat
hangat dan
dan
lembab, misalnya
lembab,
misalnyadidiIndonesia,
Indonesia,
Amerika
Amerika
Selatan
Selatan
dandan
Afrika.
Afrika.

Simtomatologi.
Masuknya larva disertai rasa gatal dan panas setempat. Mula2 akan
timbul papula dan kemudian diikuti oleh ben-tuk yg khas yaitu lesi
berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 23mm dan berwarna kemerahan. Kadang2 larva berdiam diri atau
tidak bergerak selama beberapa hari bahkan beberapa bulan
sebelum bermigrasi.
Lesi linier ini sering diselingi papel2 yg menunjukkan tempat
beristirahatnya larva. Pada perkembangan selanjut-nya lesi2 lama
cenderung menjadi kabur dan kadang2 ter-dapat manifestasi
purulen karena infeksi sekunder. Tempat predileksi adalah tungkai,
tangan, bokong dan paha.

Diagnosis.
Berdasarkan bentuk khas, yaitu terdapat kelainan seperti benang yg
lurus atau ber-kelok2, menimbul dan terdapat papul dan vesikel
distasnya.
Diagnosa banding
a.Skabies, disini terowongan lebih pendek.
b.Dermatofit, karena bentuknya bisa polisiklik.
c.Insect bite, permulaan lesi berbentuk papul seperti insect
bite.
d.Herpes zoster,bila invasi larva multipel timbul serentak,
papul2 lesi dini sering menyerupai herpes zoster stadium
permulaan.

Pengobatan.
Thiabendazole, merupakan anti helmintik berspektrum luas
diberikan dg dosis 50mg/kg/BB sehari oral, 2x sehari selama 2hari,
dengan dosis maximum 3 gram. Pengobatan dapat diulangi setelah
beberapa hari. Obat ini cukup efektif, biasanya dalam waktu 1 mgg
gejala subjektif hilang dan tak ada perluasan lesi. Thiabendazole
dapat juga diberikan secara topikal dalam bentuk solusio dg efek yg
sama.
Pengobatan lain dg menggunakan CO2 snow dengan penekanan
45detik sampai 1menit dua hari berturut-turut.
Bisa juga dg penyemprotan kloretil sepanjang lesi sampai 2
menit.

Gambar-gambar

B. SKABIES.
Sinonim
Kudis
Penyebab.
Sarcoptes scabei var hominis.
Definisi.
Skabies adalah penyakit kulit menular dan ditimbulkan oleh infestasi dan
sensitisasi teradap sarcoptes scabei var hominis yg berada didalam
terowongan2 pd stratum korneum pada tempat2 predileksi.

Biologi parasit.
Sarcoptes scabei betina dewasa menimbulkan skabies pada
manusia.
Bentuk bulat dg ukuran 0,3-0,4 mm, mempunyai 4pasang kaki,
yaitu 2 pasang didepan dengan alat pengisap dan 2 pasang
dibelakang.
Sarcoptes jantan lebih kecil dan umumnya mati setelah
kopulasi.
Yang betina membuat te-rowongan dan bertelur 2-3 butir
sehari.
Telur menetas dalam 2-4 hari dan menjadi dewasa melalui
bentuk larva dan nimfa.

Epidemiologi.
Banyak faktor yg menunjang penyakit ini antara lain sosialekonomi yang rendah, higiene yg buruk dan hubungan seksual
yang bersifat promiskuitas serta kesalahan diagnosa.
Penyakit ini dapat digolongkan dalam golongan penyakit
hubungan seksual [PHS].

Cara penularan.
Secara kontak langsung, seperti berjabatan tangan, tidur
bersama

Kontak tidak langsung, seperti melalui pakaian, handuk,


sprei,bantal dll.

Kontak tidak langsung jarang terjadi, karena kutu betina hanya


dapat bertahan hidup 2-3 hari diluar kulit manusia.

Penularannya biasa oleh sarcoptes betina yg sudah dibuahi.


Dikenal pula sarcoptes scabei var animalis yg kadang2 dapat
menulari manusia, terutama mereka yg memelihara binatang
peliharaan.

Perjalanan penyakit dan gejala klinis.

Gejala utama adalah gatal terutama pada malam hari.

Tempat predileksi ialah bagian kulit yg lunak dan lembab


seperti, sela jari tangan, ekstensor siku, lipatan ketiak bagian
depan, umbilikus, daerah perut sekitar pinggang, genital dan
bokong.

Pada bayi karena kulitnya masih tipis, penyakit menyerang


seluruh badan.

Eflorosensi polimorfik yaitu, papula, vesikula, erosi, eksko-riasi


dan krusta. Sering disertai infeksi sekunder, terjadi pustula,
folikulitis dan furunkulosis.

Gejala khas ialah adanya terowongan2 yg terlihat pd


permukaan kulit tempat persembunyian sarcoptes scabei.
Pada umumnya sukar ditemukan karena sudah rusak oleh
garukan atau infeksi sekunder.

Bentuk klinis skabies.


a. Skabies pada orang yang bersih.
Gejala skabies minimal sekali hanya terdapat gatal dan papula.
b. Skabies pada bayi dan anak. Umumnya tdk khas dan mengenai
seluruh tubuh, sering diserta infeksi sekunder.
c. Skabies hewan yg menular pd manusia. Terutama pd peternak,
gejalanya ringan dan dpt sembuh sendiri.
d. Skabies Norwegika [skabies krustosa]. Jarang dijumpai.
Tampak eritema dan krusta pd seluruh tubuh terutama pada
tempat predileksi. Dijumpai pada orang dengan higiene
buruk dimana respon imunologiknya sudah menurun.
e. Skabies yg termasuk dalam golongan PHS. Gejala terutama pd
daerah genital, terdapat papula2 yg gatal.

Diagnosis.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis yg khas.
Diagnosa pasti ditegakkan dengan menemukan kutunya.
Cara menemukan kutunya adalah sebagai berikut:

Terowongan dibuka dan diikuti dengan ujung jarum,


kutunya melekat pd ujung jarum. Inilah cara yg sering
dilakukan tetapi memerlukan keterampilan dan pengaman.

Metode kerokan. Pada terowongan yang telah dipilih di


teteskan minyak mineral kemudian dilakukan kerokan
dengan menggunakan scalpel. Bahan kerokan yang
tercampur minyak diperiksa dengan mikroskop untuk melihat
kutunya, telurnya atau ekskretanya.

Diagnosis banding.
Dermatitis kontak, prurigo, pedikulosis.
Pengobatan
Umum
Nasehat mengenai higiene,semua keluarga dianjurkan diobati.
Khusus
Sistemik oral, antihistamin, antibiotik kalau ada infeksi sekunder.

Topikal.
a. Salep 2-4 [acid salisyl 2%, sulfur precipit 4%]. Preparat ini
diberikan selama 3 hari berturut-turut. Kerugiannya
berbau, mengotori pakaian dan kadang2 menimbulkan
iritasi.
b. Emulsi benzoas benzylicus 25%, diolesi pada seluruh seluruh
tubuh sesudah mandi, dioleskan 3 kali. Obat ini efektif dan
tidak mengotori pakaian.
c. Gamma benzene hexachlorida 0,5-1% dioleskan dan di
biarkan 24 jam, dioleskan pada seluruh tubuh kecuali kepala,
sesudah mandi. Termasuk obat pilihan dan pemberiannya
cukup sekali. Kalau perlu dapat diulang setelah 1 minggu
kemudian.

d.

Crotamiton, juga merupakan obat pilihan,


mempunyai efek anti
skabies dan anti gatal.
Menimbulkan iritasi apabila digunakan untuk waktu
lama dan harus dijauhkan dari mata dan mulut.
Pemberian crotamiton adalah selama 2 hari berturutturut.

e. Permetrin 5% .Dioleskan selama 10 jam pada


seluruh tubuh kecuali kepala. Digunakan untuk
sekali pemakaian, bila belum sembuh diulang
seminggu kemudian.

Sistemik
Dosis tunggal ivermectin oral 200 g/kg BB, diulang
1 minggu kemudian untuk dewasa, termasuk yang
imunokompromise.

Gambar-gambar

C. PEDIKULOSIS.

Pedikulosis
adalah
penyakit
kulit
menular,
ditimbulkan oleh parasit pedikulus / phtirus [kutu].
Pembagian menurut predileksi infestasinya, yaitu :
Kutu kepala [pedikulus humanus var capitis]
menyebabkan pedikulosis kapitis.
Kutu badan atau kuku pakaian [pedikulus
humanus var corporis] menyebabkan pedikulosis
korporis.
Kutu pubis [pedikulus
menyebabkan
pedikulosis / phtirus pubis.

phtirus

pubis]

Epidemiologi.
Penyakit tersebar diseluruh dunia dan tidak
dipengaruhi musim. Penyakit menular ini erat
hubungannya dg higiene yang buruk.
Cara penularannya melalui kontak langsung
atau tidak langsung [sisir, topi, handuk,
pakaian]. Kutu pubis umumnya ditularkan
melalui kontak seksual.

Gejala klinis.
Pedikulosis capitis.
Penyebab pedikulus humanus var kapitis, hidup di
kulit ke-pala telurnya diletakkan pada dasar tangkai
rambut. Terutama dijumpai pada anak dan wanita yg
berambut panjang.
Gejala yang dijumpai adalah :

Perasaan gatal, karena gigitan dan air liur kutu.


Pada kulit kepala terdapat papula eritematosa.
Sering dengan infeksi sekunder.
Rambut kering dan kusam.
Terbentuk krusta tebal berbau busuk [plika-pelonika]
rambut akan bergumpal.

Diagnosis.
Gatal2 pada kepala dan sering adanya infeksi sekunder.
Adanya telur kutu.

Diagnosa banding

Pioderma kulit kepala, impetigo, furunkel.


Tinea kapitis.
Dermatitis seboroika.

Terapi.
Prinsip terapi membunuh telur dan kutunya, dapat
dipakai:
Gameksan.
Emulsi benzoas benzylicus 20%.
DDT powder / emulsi 5%. Caranya DDT ditaburkan
pada kepala pada malam hari, kemudian ditutup
dengan kain. Pagi hari kutu2 sudah mati. Telur yang
sukar diambil dihilangkan dengan sisir. Efek samping
dapat terjadi der-matitis kontak.

Pencegahan :
Penderita dipisahkan.
Alat yg setelah dipakai dibersihkan, dicuci dan
didesinfeksi

Gambar-gambar

Pedikulosis korporis.
Penyebab pedikulus humanus var korporis
terdapat pada lipatan pakaian dan keluar
hanya untuk makan menghisap darah.
Tampak bintik merah pada daerah dada,
punggung, bahu, abdomen terasa gatal.
Dapat terjadi ekskoriasi yg paralel di daerah
interskapuler [tanda karakteristik].

Diagnosis.
Gatal dan ekskoriasi pada daerah dada, punggung
dan abdomen, kadang2 disertai pioderma.
Ditemukan telur kutu.

Diagnosis banding.
Skabies, pioderma dan gigitan kutu lain.

Terapi.
Gamexan 0,5%-1% krem.
Caranya, dioleskan tipis pada seluruh badan dan
didiamkan
Selama 24 jam.
Kemudian mandi dengan sabun. Dapat diulangi
seminggu kemudian. Pakaian didesinfeksi dengan
insektisida atau cukup dicuci bersih kemudian disetrika
panas terutama pada lipatan.

C. Pedikulosis pubis.
Penyebab pedikulus pubis menyerang rambut pubis dan
rambut perianal. Terutama pada orang dewasa. Telur
dile-takkan pada rambut.
Tampak papula kecil dan krustasi disertai rasa gatal.
Adanya bekas garukan.
Terdapat bercak biru keabu-abuan pada kulit sekitar
gigitan disebut maculae caerulae yg berbentuk bulat,
lokasinya pada paha, abdomen dan toraks.

Diagnosa.

Ada kutu pada rambut pubis atau rambut perianal.


Adanya maculae caerulae
Adanya gatal di daerah pubis.
Adanya coitus suspectus.

Diagnosis banding.
Skabies, dermatitis seboroika dan dermatitis kontak.

Terapi.
Prinsipnya sama dengan terapi pada pedikulosis
kapitis.
Perlu juga pengobatan pada partner seks.

Gambar-gambar

Anda mungkin juga menyukai