tentang
PPh, PPN dan PPnBM
KELOMPOK 5 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
A. PEMBAHASAN
Sabtu, 18 April 2015, di ruang I203, kelompok 5 menyampaikan presentasi tentang penerimaan
perpajakan yang berasal dari PPh (Pajak Penghasilan), PPN (Pajak Pertambahan Nilai), dan PPnBM
(Pajak Penjualan atas Barang Mewah).
1. PPh (Pajak Penghasilan)
Menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, PPh adalah pajak
yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
satu tahun pajak. PPh terdiri dari PPh Migas dan PPh Nonmigas.
Berdasarkan subjek pajak, PPh terdiri atas Orang Pribadi, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap.
Hubungan PPh dengan Pendapatan Negara adalah PPh itu sendiri merupakan penerimaan
terbesar dalam pendapatan pajak dalam negeri karena persentase PPh dalam penerimaan
perpajakan adalah sekitar 50%.
2. PPN (Pajak Pertambahan Nilai) & PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah)
Menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, PPN adalah pajak atas konsumsi barang dan
jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi.
PPnBM merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan BKP yang tergolong mewah yang
dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya dan impor BKP yang tergolong mewah.
Tarif PPN ditetapkan mulai dari 5%-15%( pasal 7 UU 42 tahun 2009). Tarif PPnBM ditetapkan
10%-200% ( pasal 8 UU 42 tahun 2009).
Perbedaan PPN dengan PPnBM adalah PPN akan dikenakan kepada barang atau jasa yang
memiliki atau ketika mengalami pertambahan nilai sedangkan PPnBM hanya dikenakan pada
barang yang tergolong mewah dan hanya dikenakan pada saat penjualan pertamanya. Oleh karena
itu semua barang yang dikenakan PPnBM pasti akan dikenakan PPN tetapi tidak semua barang
yang dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM.
Hubungan PPN dan PPnBM dengan pendapatan negara adalah sebagian besar subjek
pajaknya adalah orang yang berpenghasilan tinggi atau minimal memiliki pendapatan. Pajak yang
dipungut akan dikumpulkan oleh negara untuk menambah kas negara yang akan digunakan untuk
belanja-belanja negara. Selain itu juga menjalankan fungsi pajak sebagai redistribusi pendapatan
dengan meminimalkan kesenjangan antara rakyat yang berpenghasilan dan yang kurang mampu.
C. KESIMPULAN
1. PPh (Pajak Penghasilan)
PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam satu tahun pajak.
PPh terdiri dari PPh Migas dan PPh Nonmigas. Berdasarkan subjek pajak, PPh terdiri atas Orang
Pribadi, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap.
PPh tidak dipotong langsung pada gaji karena pada dasarnya tergantung sistem yang dipakai
perusahaan, ada yang memberi gaji bersih (sudah dipotong pajak) ada yang memberi belum
dipotong pajak.
KATA KUNCI PAJAK PENGHASILAN, SEPANJANG ADA TAMBAHAN KEMAMPUAN
EKONOMIS MAKA DIPOTONG PAJAK.
BEDA ANTARA PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK? CARI TAUUU YAA....
Objek PPnBM adalah barang yang dipandang bukan barang kebutuhan pokok dan dibeli hanya
untuk menunjukkan status.
Penetapan PPnBM salah satunya untuk meminimalisir kesenjangan antara rakyat berpenghasilan
tinggi dan rakyat kurang mampu.
Barang mewah yang diwariskan tidak dikenakan PPnBM karena tidak terjadi penjualan.
Perbedaan PPN dengan PPnBM & Hubungan dengan Pendapatan Negara
Perbedaan PPN dengan PPnBM adalah PPN akan dikenakan kepada barang atau jasa yang
memiliki atau ketika mengalami pertambahan nilai sedangkan PPnBM hanya dikenakan pada
barang yang tergolong mewah dan hanya dikenakan pada saat penjualan pertamanya. Oleh
karena itu semua barang yang dikenakan PPnBM pasti akan dikenakan PPN tetapi tidak semua
barang yang dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM.
Hubungan PPN dan PPnBM dengan pendapatan negara adalah sebagian besar subjek pajaknya
adalah orang yang berpenghasilan tinggi atau minimal memiliki pendapatan. Pajak yang
dipungut akan dikumpulkan oleh negara untuk menambah kas negara yang akan digunakan
untuk belanja-belanja negara. Selain itu juga menjalankan fungsi pajak sebagai redistribusi
pendapatan dengan meminimalkan kesenjangan antara rakyat yang berpenghasilan dan yang
kurang mampu.