Pembimbing :
dr. Aris Handoko, Sp.OT
Disusun Oleh:
Andika Pratiwi
G4A014049
SMF BEDAH
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Andika Pratiwi
G4A014049
Purwokerto,
Desember 2015
Mengetahui,
Dokter Pembimbing,
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan presentasi kasus ini. Presentasi kasus
yang berjudul Open Fracture Digiti I, II, III, IV, V Pedis Sinistra ini
merupakan salah satu syarat ujian kepanitraan klinik dokter muda SMF Bedah
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Aris Handoko, Sp.OT
sebagai pembimbing atas waktu yang diluangkan, bimbingan, dan saran yang
sifatnya membangun dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini masih
belum sempurna serta banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembimbing serta seluruh pihak.
Purwokerto, Desember 2015
Penulis
I.
I.
IDENTITAS PASIEN
a. Nama
PENDAHULUAN
KASUS
: Tn. Sumaryo
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Agama
Alamat
Tanggal masuk
Tanggal periksa
Nomor CM
: 40 Tahun
: Laki-laki
: Wiraswasta
: Islam
: Lebakgowah RT 06/09 kecamatan Lebaksiu, Tegal
: 13 Oktober 2015
: 15 Oktober 2015
: 00968338
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Luka terbuka di kaki kiri
Keluhan Tambahan
- Nyeri di kaki kiri
- Kaki kiri tidak bisa digerakkan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Margono Soekarjo tanggal 13
Oktober 2015 pukul 22.30 WIB. Pasien rujukan dari RSUD Soesilo Slawi
dengan crush injury regio pedis sinistra. Pasien mengalami kecelakaan
sepeda motor pada pagi hari tanggal 13 Oktober 2015 pukul 09.00. Sesaat
setelah kecelakaan pasien masih sadarkan diri, pingsan (-), pusing (+),
muntah (-). Pasien mengalami luka terbuka pada kaki kiri karena tertindih
sepeda motor. Pasien mengaku kaki kiri terasa nyeri dan tidak dapat
digerakkan, ketika pasien coba menggerakan kaki, nyeri bertamba berat
dan tidak tertahankan. Pasien sempat di bawa ke rumah sakit terdekat dari
lokasi kecelakaan dan akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit Margono
Soekarjo karena membutuhkan tindakan lebih lanjut.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat hipertensi disangkal
2. Riwayat diabetes melitus disangkal
3. Riwayat sakit jantung disangkal
4. Riwayat trauma disangkal
5. Riwayat alergi obat disangkal
6. Riwayat operasi disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama
2. Riwayat diabetes melitus disangkal
3. Riwayat hipertensi disangkal
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di rumah dengan seorang istri dan dua orang anak.
Pasien Berkerja sebagai wirasasta. Pasien memiliki riwayat merokok, tidak
memiliki riwayat konsumsi alkohol.
III.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
: Sedang
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. Berat badan
: 65 kg
d. Tinggi Badan
: 166 cm
e. Vital Sign
Tekanan Darah
: 100/ 70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36 x/menit
f. Status Generalis
1. Kepala
: mesochepal, simetris,
2. Mata
rambut hitam,
3.
4.
5.
6.
7.
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
8. Abdomen
Inspeksi
: cembung
Auskultasi
Perkusi
: Tympani
Palpasi
9. Ekstrimitas
Superior
Inferior
: akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, deformitas -/: akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, deformitas -/Pedis sinistra :
Luka terbuka di dorsum pedis dengan ukuran
Panjang 20cm lebar 10 cm dalam 2 cm. Tampak
tulang- tulang jari kaki.
g. Status lokalis
Regio Pedis Sinistra
Look : Luka terbuka dengan ukuran panjang 20cm, lebar 10 cm, dalam 2
cm. Tampak ossa pedis.
Feel : nyeri (+), nyeri tekan (+),
Move : ROM (-)
IV.
Hasil
9,5 g/dL
15070 U/L
25 %
3.1 juta
101.000
24.4 mg/dL
0.74 mg/dL
106 md/dL
134 mmol/L
3.5 mmol/L
97 mmol/L
Kesimpulan
Rendah
Tinggi
Normal
Normal
Rendah
Tinggi
Normal
Normal
Rendah
Normal
Rendah
tertindih motor.
c. Pemeriksaan Fisik
Vital sign
: Dalam batas normal
Status generalis
: Dalam batas normal
d. Status lokalis
: Region pedis sinistra
1. Look : Luka terbuka dengan ukuran panjang 20cm, lebar 10 cm,
dalam 2 cm. Tampak ossa pedis.
2. Feel : nyeri (+), nyeri tekan (+),
3. Move : ROM (-)
VI. DIAGNOSIS KERJA
Open Fracture Digiti I, II, III, IV, V Pedis Sinistra
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Awal
- Survey Primer
Lakukan prinsip ABCDE (Airway, Breathing, Disability, exposure)
- Bersihkan luka dari kotoran bekas kecelakaan, seperti pasir, tanah
dan bekuan darah. Dapat juga diberikan betadine setelah luka
-
dibersihkan
Kompres luka terbuka mengunakan kassa steril yang dibasahi
c. Tindakan Bedah.
Penatalaksanaan bedah pada fraktur terbuka dengan cara dilakukan
debridement luka di kamar operasi untuk menghindari sepsi pasca
trauma. Selanjutnya dilakukan pemasangan OREF.
IX. PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Fraktur didefinisikan sebagai terputusnya kontinuitas struktur tulang,
dapat berupa pemutusan tulang maupun jaringan kartilago. Menurut Mansjoer
(2000), fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan rudapaksa. Patah tulang atau fraktur
didefinisikan sebagai hilagnya atau terdapat gangguan integritas dari tulang,
termasuk cedera pada sumsum tulang, periosteum dan jaringan yang ada di
sekitarnya ( Moran, 2008).
B. FAKTOR RISIKO
Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat usia, orang yang beresiko
tinggi untuk terjadi fraktur adalah orang dengan lanjut usia, orang yang
berkerja membutuhkan keseimbangan, masalah gerakan, pekerjaan yang
beresiko tinggi seperti tukang besi, supir, pembalap mobil, orang dengan
penyait degenerative ( Lockhart, 2001).
C. ETIOLOGI
a. Cedera langsung, berupa pukulan atau benturan langsung pada tulang
sehingga tulang patah secara spontan. Cedera langsung pada tulang
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan terdapat kerusakan pada
kulit di atasnya
b. Cedera tidak langsung , berarti pukulan atau benturan berada jauh dari
lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan menopang badang sehingga
dapat menyebabkan fraktur klavikula
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras mendadak dari otot
D. FRAKTUR TERBUKA
1. Definisi
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan
dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga dapat terjadi kontaminasi
bakteri dan menimbulkan komplikasi berupa infeksi (Schaller, 2011).
Fraktur terbuka merupakan fraktur dimana terdapat hubungan fragmen
fraktur dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang
menembus dari dalam hingga kepermukaan kulit atau kulit dipermukaan
yang mengalami penetrasi suatu objek yang tajam dari luar hingga
kedalam. Fraktur terbuka sering tmbul komplikasi berupa infeksi. Infeksi
bisa berasal dari flora normal di kulit ataupun bakteri pahthogen
khususnya bakteri gram (-). Golongan flora normal kulit, seperti
Staphylococus, Propionibacterium acne , Micrococus dan dapat juga
Corynebacterium(Schaller, 2011).
2. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur terbuka paling sering digunakan menurut
Gustillo dan Anderson (1976), yang menilai fraktur terbuka berdasarkan
BATASAN
II
III
Keterangan :
Tipe II terjadi jika luka lebih dari 1 cm tapi tidak banyak kerusakan
jaringn lunak dan fraktur tidak kominutif.
Tipe III dijumpai kerusakan hebat maupun kehilangan cukup luas pada
kulit, jaringan lunak dan putus atau hancurnya struktur neurovaskuler
dengan kontaminasi, juga termasuk fraktur segmental terbuka atau
amputasi traumatik.
Fraktur terbuka tipe III, dibagi menjadi tipe IIIA, IIIB, IIIC
Tabel 2. Klasifikasi Fraktur terbuka derajat III :
TIPE
BATASAN
IIIA
IIIB
IIIC
Tipe IIIB terjadi pada fragmen fraktur tidak dibungkus oleh jaringn
lunak, sehingga tulang terlihat jelas atau bone expose, terdapat
pelepasan
periosteum,
fraktur
kominutif.
Biasanya
disertai
a. Anamnesis
Deskripsikan
dengan
jelas
mengenai
keluhan
penderita,
Look (inspeksi)
Pembengkakan, memar, dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi
hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh atau tidak. Kalau kulit
robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka
(compound).
Feel (palpasi)
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian
distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi.
Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan
pembedahan.
Movement (gerakan)
Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih pnting
untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakkan sendi-sendi
di bagian distal dari cedera.
c. Pemeriksaan Penunjang
1 Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis
bertujuan
untuk
menentukan
2011).
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan darah bertujuan untuk menilai tanda-tanda infeksi dan
komplikasi lanjutan dari fraktur. Selain itu, pemeriksaan darah dapat
membantu untuk persiapan tindakan terapi selanjutnya.
Komplikasi
a Perdarahan, syok septik sampai kematian
b Septikemia, toksemia oleh karena infeksi piogenik
c Tetanus
d Gangren
e Perdarahan sekunder
f Osteomielitis kronik
g Delayed union
Penatalaksanaan
Di Rumah Sakit, penilaian umum yang cepat merupakan langkah
yang pertama, dan setiap keadaan yang membahayakan jiwa dapat diatasi.
Luka kemudian diperiksa. Setelah itu dapat ditutup lagi dan dibiarkan
tidak terganggu hingga pasien berada di kamar bedah. Empat pertanyaan
yang perlu dijawab :
a
Pertolongan pertama
Secara umum adalah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
dan mencegah gerakan-gerakan fragmen yang dapat merusak jaringan
sekitarnya. Stabilisasi fraktur bisa menggunakan splint atau bandage
yang mudah dikerjakan dan efektif. Luka ditutup dengan material
yang bersih dan steril.
Resusitasi
Penatalaksanaan sesuai dengan ATLS (Advance Trauma Life Support)
dengan
memberikan
penanganan
sesuai
prioritas
(resusitasi),
Penilaian awal
Pemeriksaan yang teliti dan hati-hati merupakan dasar dalam
observasi dan penanganan awal yang memadai. Fakta-fakta pada
pemeriksaan harus direkam dengan baik termasuk trauma pada daerah
atau organ lain dan komplikasi akibat fraktur itu sendiri.
Debridement
Operasi bertujuan untuk membersihkan luka dari benda asing dan
jaringan mati, memberikan persediaan darah yang baik di seluruh
bagian itu. Dalam anestesi umum, pakaian pasien dilepas, sementara
itu asisten mempertahankan traksi pada tungkai yang mengalami
cedera dan menahannya agar tetap ditempat.
DAFTAR PUSTAKA
Gustilo RB, Merkow RL, Templeman D.1976. The management of open
fractures. J Bone Joint Surg Am;72(2):299-304
Mansjoer. A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Medica Aesculpalus,
FKUI;Jakarta
Moran DS, Israeli E, Evans RK, Yanovich R, Constantini N, Shabshin N, et al.
2008. Prediction model for stress fracture in young female recruits
during basic training. Med Sci Sports Exerc:S636-44.
Norvell J G, Kulkarni R.2011. Tibial and Fibular Fracture. Diakses di
http://emedicine.medscape.com/article/826304-overview
tanggal
DOKUMENTASI