Anda di halaman 1dari 12

Intensive and Extensive Variables

Variabel ekstensif pada suatu sistem adalah nilai yang besarnya dipengaruhi oleh
jumlah setiap bagian yang menyusun sistem tersebut. Contoh sistem ekstensif adalah maasa,
volume, dan energi. Sedangkan variabel intensif adalah sifat yang tidak dipengaruhi oleh
ukuran atau jumlah sistem, sehingga memiliki variasi di setiap bagian pada waktu yang
berbeda. Dalam diagram P-v-T, contoh sifat intensif adalah tekanan dan temperatur.

Gambar 1. Konsep sifat ekstensif


Sumber : Moran, Michael J. dan Shapiro, Howard N. (2006). Fundamentals of Engineering Thermodynamics.
London : British Library

Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa massa total dan volume total
merupakan penjumlahan dari setiap bagian yang menyusunnya. Sedangkan temperatur setiap
bagian adalah sama, bukan penjumlahan temperatur dari setiap bagian. Jadi, massa dan
volume adalah sifat ekstensif dan temperatur adalah sifat ekstensif.

Ice melts under the blade of skater shoe

Ice

Gambar 2. Diagram P-v-T zat yang mengembang saat membeku a) Diagram Tiga dimen

Sumber : Moran, Michael J. dan Shapiro, Howard N. (2006). Fundamentals of Engineering Thermodynamics. Lond

Berdasarkan diagram P-v-T dan diagram P-T sebagai berikut :


Pada peristiwa ice skating, terjadi hukum fasa Gibbs yang menyebabkan es
mencair pada pisau yang berada pada bagian bawah sepatu skater. Hal tersebut
terjadi karena adanya peningkatan tekanan saat sepatu ice skating digunakan.
Berat badan skater hanya bertumpu pada permukaan pisau di bagian bawah
sepatu ice skating yang tipis, lancip, dan memiliki luas penampang yang kecil.
Sehingga dapat meningkatkan tekanan pada permukaan es yang menyebabkan es
dapat mencair. Oleh karena itu, terbentuk lapisan air di antara ujung pisau sepatu
Gambar 3. Pisau
pada Sepatu Ice
Skating
Sumber:
en.wikibooks.org

ice skating dengan permukaan es di bawah sepatu.

Pada diagram P-

T di samping, suatu

fase padat dapat

diberikan

sampai berubah

menjadi fase cair. Hal

ini

menunjukkan bahwa

diagram

P-T

tekanan

tersebut

menggambarkan

suatu peristiwa ketika

fase padat lebih

tidak rapat daripada

fase

sehingga

cair

ditekan sampai
anomali).

berubah
Gambar 1.3 Proyeksi Dua Dimensi Permukaan P-V-T
Sumber : Anonim. Phases of Matter. Chem.ufl.edu.

dapat
fase

(sifat

Vapor pressure curve from the triple point up to the critical point, the temperature dependence of
vapor pressure and the normal boiling point (hint : use excel and steam table)
Answer :
Tabel 6. Tekanan Terhadap Temperatur dari Triple Point Hingga Critical Point

T (oC)

P (MPa)

273,16
275
280
285
290
295
300
305
310
315
320
325
330
335
340
345
350
355
360
365
370
373,94
6

5,7831
5,9463
6,4165
6,9145
7,4416
7,999
8,5877
9,2092
9,8647
10,556
11,284
12,051
12,858
13,707
14,6
15,54
16,529
17,57
18,666
19,822
21,043
22,064

Grafik Tekanan Terhadap Temperatur (Triple Point Up to the Critical Point)


25
20
15
Tekanan (MPa) 10

P (MPa)

5
0
278.16 288.16 298.16 308.16 318.16 328.16 338.16 348.16 358.16 368.16
273.16 283.16 293.16 303.16 313.16 323.16 333.16 343.16 353.16 363.16 373.16
Temperatur (oC)

Berdasarkan data pada Steam Table dan di plot pada grafik tersebut, dari tripel point hingga critical
point membuktikan bahwa Tekanan Uap jenuh semakin meningkat seiring dengan peningkatan
temperatur.

Natural gas transportation over long distances could be done efficiently if gas is shipped
either as liquefied natural gas (LNG) or compressed natural gas (CNG). If the ship cargo
capacity is 2500 m3, determine which model of transportation would accommodate more
natural gas each trip? Assume the following storage conditions: 1 bar and -162 C for
LNG and 125 bar and room temperature for CNG. To do the calculations, use the
compressibility factor that could be downloaded from the internet (Savidge: compressibility
of natural gas). Compare your results with the values calculated using the generalized
correlation for Z proposed by Pitzer, employing the acentric factor. Assume natural gas to
be pure methane and report the difference in percent value. Explain the difference between
two parameters and three parameters generalized correlation. Define the acentric factor
using your own words.
Answer :
Berdasarkan soal tersebut, asumsi gas alam yang digunakan mengandung gas metana murni.
Sehingga dapat diperoleh beberapa data mengenai gas metana pada Apendix B-1 pada buku

Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics ed. 6th (Smith, Abbot dan Van Ness)
sebagai berikut :

Sumber : Smith, J.M., Van Ness, H.C., dan Abbot, M.M. (2001). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. ed. 6th. New York : McGraw-Hill

Volume kargo pada kapal pengangkut

= 2500 m3

(Faktor Asentrik)

= 0,012

Tc (Suhu Kritis)

= 190,6 K

Pc (Tekanan Kritis)

= 45,99 bar

Vc (Volume Kritis)

= 98,6 cm3/mol

Zc (Kompresibilitas Gas Kritis)

= 0,286

Berdasarkan data yang diketahui pada soal, LNG yang akan diangkut berada dalam tekanan 1
bar dan temperatur -162 C, sedangkan CNG dalam tekanan 125 bar dan temperatur 25 oC
(suhu kamar).
Tabel 1. Keterangan LNG dan CNG pada Soal
Keteranga
n

LNG

CNG

P (bar)

125

T (K)

111

298

Perhitungan mol (n) pada Tranportasi LNG :

Untuk menentukan volume molar pada LNG, digunakan rumus korelasi umum untuk cairan
karena LNG berbentuk cair sehingga tidak dapat menggunakan grafik faktor kompresibilitas
gas.
1.

Menghitung nilai Tr dan Pr


T
Tr=
Tc

P r=

111 K
Tr=
190,6 K

45,99

1
Pr =

T r =0,5824

Pr=0,0217

P
Pc

2. Mencari volume molar LNG menggunakan persamaan (3.64) pada buku Introduction to

Chemical Engineering Thermodynamics ed. 6th (Smith, Abbot dan Van Ness) seperti
berikut :

r =

Vc
Vm

(3.64)
V m=

V c 98,6 cm3 /mol


=
r
r

3. Menentukan massa jenis tereduksi (r)


Nilai massa jenis tersebut diperoleh dengan menggunakan grafik 3.17 pada buku
Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics ed. 6th (Smith, Abbot dan Van
Ness) sebagai berikut :

Berdasarkan nilai Tr dan Pr yang telah dihitung dan dibaca menggunakan grafik 3.17 di
atas, r1 yang diperoleh adalah 2,74. Nilai r2 dianggap sama dengan r1 yaitu 2,74,
sehingga :
V m=

V c 98,6 cm3 /mol


=
r
2,74

V m=35,99 cm3 /mol


6

V m=35,99 x 10 m /mol
4. Menentukan jumlah mol (n) pada LNG
V
V m=
n
n=

V
Vm

n=

2500 m 3
35,99 x 106 m 3 /mol

n=69,464 x 106 mol


Perhitungan mol (n) pada Tranportasi CNG :
1.

Menghitung nilai Tr dan Pr


T
Tr=
Tc

P r=

298 K
Tr=
190,6 K

45,99

125
Pr =

T r =1,5635

Pr=2,718

P
Pc

2. Menentukan Nilai Z berdasarkan Tr dan Pr Menggunakan Grafik A.2 Pada Appendix


Moran

Berdasarkan nilai Tr dan Pr yang telah diperoleh dan diplot pada grafik di atas, nilai Z
yang diperoleh adalah sebesar 0,84. Maka, jumlah mol CNG yang dapat dihitung.
3. Menentukan jumlah mol (n) pada CNG
Menggunakan rumus berikut :
P .V =Z . n. R .T
Diketahui :
P = 125 bar = 123,365 atm
V = 2500 m3 = 2,5 x 106 liter
Z = 0,84
R = 0,082 atm.L/mol.K
T = 298 KMaka :

P .V =Z . n. R .T
6

123,365 atm x 2,5 x 10 liter=0,8 4 x n x 0,082 atm . L/mol . K x 298 K


6

n=15,025 x 10 mol
Berdasarkan jumlah mol (n) masing-masing gas alam yang telah diperoleh melalui
perhitungan,

yaitu

LNG

sebesar

69,464 x 10 mol

dan

CNG

sebesar

15, 025 x 10 mol , maka dapat disimpulkan bahwa pengangkutan gas alam yang paling
efisien adalah gas alam jenis LNG karena jumlah mol yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan jumlah mol CNG pada kondisi yang diberikan.

Membandingkan dengan Menggunakan Metode 3 Parameter (Pitzer)


Perhitungan pada CNG :
Rumus Pitzer (persamaan 3.54) yang diperoleh dari buku Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics ed. 6th (Smith, Abbot dan Van Ness) adalah sebagai berikut :
Z =Z 0 + . Z1
1.

(3.54)

Menghitung nilai Tr dan Pr


T
Tr=
Tc
Tr=

P r=

P
Pc

45,99

125
Pr =

298 K
190,6 K

T r =1,5635

Pr=2,718

2. Menentukan Nilai Z0 berdasarkan Tr dan Pr


Nilai Z0 yang diperoleh yaitu :
Tabel Appendix E.3

Melakukan interpolasi untuk memperoleh nilai Z0


Tabel 2. Tr dan Pr untuk menentukan Z
Tr
1,5
1,6

Pr
2,0000
0,8328
0,8738

3,0000
0,7887
0,8410

Menentukan nilai Z1 :
Z1 0,8328
1,56351,5
=
1,61,5
0,87380,8328
Z 1=0,858835
Menentukan nilai Z2 :

Z2 0,7887
1,56351,5
=
1,61,5
0,84100,7887
Z 2=0,8219105

Menentukan nilai Z :
Tabel 3. Interpolasi pada Pr
Pr

Tr
1,5635

2,0000
0,858835

3,0000
0,8219105

2,7182
Z0,858835
=
32
0,82191050,858835
0

Z =0,83232
3. Menentukan Nilai Z1 berdasarkan Tr dan Pr
Tabel Appendix E.4

Melakukan interpolasi untuk memperoleh nilai Z1


Tabel 4. Tr dan Pr untuk menentukan Z1
Pr

Tr

2,0000
0,1806
0,1729

1,5
1,6

3,0000
0,2433
0,2381

Menentukan nilai Z1 :
Z1 0,1806
1,56351,5
=
1,61,5
0,17290,1806
Z 1=0,1757105
Menentukan nilai Z2 :

Z2 0,2433
1,56351,5
=
1,61,5
0,23810,2433
Z 2=0,239998

Menentukan nilai Z1 :
Tabel 5. Interpolasi pada Pr
Tr
1,5635

Pr
2,0000
0,1757105

3,0000
0,239998

2,7182
Z 0,1757105
=
32
0,2399980,1757105
1

Z =0,22187
4. Menentukan nilai Z menggunakan Z0 dan Z1 berdasarkan persamaan Pitzer
0
1
Z =Z + . Z

(3.54)

Z =0,83232+ 0,012.(0,22187)
Z =0,83834

5. Menentukan jumlah mol CNG

P .V =Z . n. R .T

123,365 atm x 2,5 x 106 liter=0,83834 x n x 0,082atm . L/mol . K x 298 K


n=15,055 x 106 mol
Membandingkan Hasil Perhitungan Biasa dengan Hasil Perhitungan Pitzer (CNG)
Diketahui :
6
Hasil perhitungan biasa, n=15,164 x 10 mol Hasil perhitungan dengan persamaan Pitzer,

n=15,055 x 106 mol


Maka :

n Hitung Biasan Hitung Pitzer


15,025 x 10 mol15,055 x 10 mol
x 100 =
x 100
n Hitung Biasa
15,025 x 106 mol
0,199

*Perbedaan 2 parameter & 3 parameter + pengertian faktor asentrik dikerjakan oleh Sahala

Daftar Pustaka
Moran, Michael J. dan Shapiro, Howard N. (2006). Fundamentals of Engineering
Thermodynamics. London : British Library
Smith, J.M., Van Ness, H.C., dan Abbot, M.M. (2001). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. ed. 6th. New York : McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai