BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
a.
kedalam sebuah kolom. Kemudian rasa gerak dilewatkan melalui kolom. Bentuk kromatografi
partisi ini disebut kromatografi cair cair (LLC)
Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat lebih tahan lama, telah
dikembangkan pengepakan fase diam yang berikatan secara kimia dengan pendukung inert.
Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi fase terikat (BPC = Bonded Phase
Chromatography). BPC dengan cepat menjadi salah satu bentuk yang paling populer dari
KCKT. Kromatografi partisi (LLC dan BPC), disebut "fase normal" bila fase diam lebih polar
dari fase gerak dan "fase terbalik" bila fase gerak lebih polar dari pada fase diam.
Kekurangan LC sendiri sebagai kromatografi cairan kolom klasik yaitu bahwa fasa
cair yang bergerak mengalir secara lambat lewat kolom hanya dengan gravitasi. Metode
maupun teori LC seperti LLC dan LSC memiliki ciri efisiensi kolom yang rendah dan waktu
pemisahan yang lama. Namun sejak kira-kira tahun 1969, perhatian dalam teknik kolom cairan
hidup kembali dengan sangat menyolok karena dikembangkannya sistem tekanan tinggi oleh
Kirchland dan Huber, yang bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 10 7 Nm-2 (3000 p.s.i). Dalam
metode ini digunakan kolom berdiameter kecil (1-3 mm) dengan partikel pendukung
berukuran sekitar 30 m dan eluen dipompakan ke dalamnya dengan laju alir yang tinggi
(sekitar 1-5 cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini dilakukan jauh lebih cepat (sekitar 100 kali
lebih cepat) daripada dengan kromatografi cairan yang biasa.
Kelebihan dari HPLC dibandingkan LC konvensional
HPLC menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi cair
klasik, antara lain:
Cepat : Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikari
sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi kurang
dari 5 menit bisa dicapai. Hal ini disebabkan karena HPLC dilengkapi dengan pompa yang
menghasilkan tekanan sekitar 400 atm untuk mengalirkan eluen dengan tekanan tinggi dan
konstan sehingga memperingan kerja kolom dan juga pemisahan sehingga waktu yang
digunakan lebih sedikit. Pada pompa dikenal dua system dalam teknik pemisahan yaitu
isokratik dan gradient,namun gradient lebih bersifat akurat karena masing-masing pompa
mengatur laju alirlarutanyangberbeda.
b.
Waktu retensi dapat ditentukan dengan mudah : yakni waktu yang dibutuhkan
senyawa untuk melalui kolom hingga ke detector dan diukur berdasarkan waktu
dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang
maksimum dari senyawa itu.waktu retensi ini biasanya dipengaruhi oleh : tekanan
yang digunakan, kondisi dari fase diam, komposisi pelarut yang tepat,
temperature , dan kolom.
c.
Resolusi : Berbeda dengan GC, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana
interaksi selektif dapat terjadi. Pada GC, gas yang mengalir sedikit berinteraksi
dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan fasa diam.
Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan fasa diam dan fasa gerak
pada HPLC memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang
diinginkan.
d.
Daya pisahnya baik
e.
B.
Fasa gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah satu
dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada solven
yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu rasa
gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable price)
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena prosedur
pemumiannya kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari
semua persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting.
2.
Pompa
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom. Ada
dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan
konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Pompa reciprocating.
Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),
oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk menghasilkan
garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran.
Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas.
b.
Pompa syringe
memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.
Injektor (injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi
yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :
a.
Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem
tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di
dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi
b.
Septum: Septum yang digunakan pada HPLC sama dengan yang digunakan pada
Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60-70 atmosfir.
Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair.
Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat
menyebabkan penyumbatan.
c.
Loop
Valve: TipeColumns
injektor iniumumnya
digunakan
untuk4.6mm
menginjeksi
A. Analytical
50 to 300mm
lengths,
i.d. volume lebih
besar dari 10 dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan
B. Short Columns 10 or 50mm lengths, 4.6mm i.d.
adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual).
C. Narrow-Bore
Columns
50 to 300mm
lengths,
i.d.bila VALVE
Pada
posisi LOAD, sampel
diisikedalam
loop pada
kinerja3.0mm
atmosfir,
Smaller i.d.maka
significantly
usage. Compatible with
difungsikan,
sampel akanreduces
masuk kesolvent
dalam kolom.
Berikut digambarkan
sampel and
injektor
pada HPLC
yaitu 50 to 300mm lengths,
D. Capillary
LC/MS
Columns
150m-2.1mm i.d.
Small-bore columns compatible with LC/MS instrumentation.
E. Preparative Columns 50 to 300mm lengths, 7-50mm i.d.
High volume and mass loading capacity.
F. PEEK Columns 50 to 300mm lengths, 2.1, 4.6mm i.d.
Complete Bio-compatibilty and IC applications
G. Guard Cartridges 7.5mm length 2.1, 3.2, 4.6mm i.d.
The Guard System has disposable cartridges for quick and easy
replacement.
4. Kolom (Column)
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi
menjadi dua kelompok :
a.
Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis
material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan adalah
50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30 cm. Dewasa ini ada
yang 5 cm.
b.
Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang
kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada
temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk
kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom tergantung pada
model HPLC yang digunakan Liquid Solid Chromatography, (LSC), Liquid Liquid
Chromatography (LLC) Ion Exchange Chromatography(IEC), Exclution Chromatography
(EC).
Berikut beberapa contoh kolom yang digunakan dalam HPLC
pada absorpsi sinar ultraviolet (untuk detektor ultraviolet) dan sinar tampak
(untuk detektor visibel). Kelebihan dari detektor ultrsviolet yaitu :
mudah operasinya
5. Detektor (Detector)
Adalah suatu bagian integral dari sebuah peralatan analitik kromatografi cair yang
modern. Detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom
(analisis kualitatif) dan menghitung kadarnya (analisis kuantitatif).
a.
1)
2)
Detektor-detektor
fotometer
(uv-vis
dan
inframerah)
Pada detektor ultraviolet/visibel, deteksi komponen sample didasarkan
DetektorFluorometrik
Detektor-detektor yang didasarkan pada fluroresens sudah semakin biasa. Jenis
yang paling serbaguna mampu menghasilkan eksitasi variable yang terus menerus di
sepanjang suatu jangkauan panjang gelombang yang lebar dengan memanfaatkan
sebuah sumber kontinyu dan monokromator, biasanya penyaring-penyaring yang
sederhana digunakan untuk mentransmisikan emisi pendaran pada foto detektor
sambil menahan radiasi eksitasinya. Banyak senyawa dapat dideteksi dengan
fluoresens, termasuk diantaranya banyak pencemar lingkungan, seperti hidrokarbon
aromatik polisiklik, dan yang diminati dalam bidang biologi, seperti vitamin, obatobatan dan neurotransmitter. Kadang-kadang fasa bergerak melewati suatu reaktor
pasca kolom dimana komponen-komponen sample nonfluoresensnya dikonversikan
menjadi turunan berpendar. Suatu contoh yang paling terkenal adalah pendeteksian
Ada beberapa jenis detektor yang digunakan, dengan pemilihan yang umumnya
didasarkan pada persyaratan sebagai berikut :
cukup sensitive
Gambar 6. DetektorFluorometrik
Pengolahan Data
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk
kromatogram pada rekorder. Suatu tipe Kromatogram dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
3) Detektor Elektrokimia
Detektor elektrokimia biasanya didasarkan pada daya hantar listrik
(konduktometri) dan polarografi. Detektor jenis konduktometri biasanya digunakan
untuk mendeteksi solute-solut yang dapat mengalami reaksi redoks baik senyawa
organik maupun anorganik. Pada detektor ini, larutan eluen dari kolom memasuki
sebuah sel di mana larutan tersebut mengalir di atas permukaan sebuah elektroda yang
diberi potensial pada suatu harga, dimana komponen-komponen sampel mengalami
reaksi transfer electron.
D.
dengan fase diam yaitu biasanya H2SO4 0,05 N dan CH3OH berdasarkan afinitas elektron.
Setelah terpisah, dengan berbagai perhitungan matematis, HPLC yang sudah disambungkan
dengan komputer ini memberikan pembacaan berupa peak. Setelah itu kita mencari luasan di
bawah peak agar dapat mengetahui kadar analit.
Rumus perhitungannya adalah y = b.h yaitu persamaan yang diplotkan dengan
least square. Sesuai dengan pengerjaan least square, maka sebelum menggunakan HPLC
untuk analit, kita harus membuat kurva terlebih dahulu dengan menggunakan larutan standar.
Gradien elusi memisahkan analit bergantung pada afinitas elektron sesuai fungsi
dari afinitas elektron analit sebagai fase bergerak relatif terhadap fase diam. Hal ini sesuai
dengan ekstraksi liquid-liquid, namun berjalan secara kontinu. Sesuai dengan prinsip tersebut
maka komponen yang hidrofob dari analit akan keluar dari kolom pada kondisi metanol tinggi,
sedangkan komponen yang hidrofil dari analit akan keluar dari kolom pada kondisi metanol
rendah. Setelah itu sampel dikeluarkan dari HPLC dan ruang pembuangan dari HPLC ini
dicuci.
E.
dan Karanganyar. Pada tahun pertama penyusunan model kalibrasi menggunakan dua sumber
yaitu data simulasi dan data pengamatan petani jahe dan temulawak daerah Kulonprogo dan
Karanganyar.
6.
Uji kemumian sejumlah 277 obat/bahan obat diantaranya
a.
Tablet Asetazolamida
b.
Asetilsistein
c.
Larutan Asetilsistein
d.
Asam Folat
e.
Tablet Asam Folat
f.
Asam Mefenarnat
g.
Kapsul Asam Mefenamat
h.
Asiklovir
i.
Tablet Allopurinol
j.
dll
Gambar 8. Senyawa Curcumin
BAB III
PENUTUP
A.
4.
KESIMPULAN