MANAJEMEN
MANAJEMEN NON-TERAPI
kriteria untuk Non Operatif
Manajemen
Hemodinamik stabil
Tidak adanya peritoneal sign
Adanya modalitas CT scan
Monitor ICU
Fasilitas operasi segera
Tidak adanya cedera organ lainnya
MANAJEMEN OPERATIF
Damage Control Surgery
bertujuan untuk menyelamatkan
nyawa pasien dan menghentikan
proses perdarahan
Operasi Definitif
o Pasien yang Stabil
o Nekrosis hepar dan pembentukan
abses yang terjadi setelah
perdarahan berhenti
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI NON OPERATIF
Komplikasi paling sering adalah kegagalan
manajemen itu sendiri, sehingga pasien
harus menjalani operasi defenitif
KOMPLIKASI OPERATIF
Perdarahan ulang pada periode
pasca operasi
Koagulopati sehingga terjadi
perdarahan lebih lanjut
sepsis
empedu kebocoran
gagal hepar
Foto X-Ray
mengidentifikasi adanya fraktur iga
bawah
Pneumoperitoneum, cedera
diafragma besar, dan logam benda
asing
membantu diagnosis cedera
diafragma
dapat menemukan adanya
pneumoperitoneum yang terjadi
akibat perforasi hollow viscus
USG
Nuclear Imaging
Nuclear imaging digunakan dalam
mengevaluasi pasien dengan trauma tumpul
hepar dan trauma splen
Pencitraan dengan radionuclide penting
sebagai alternatif pasien yang kontraindikasi
menggunakan pencitraan CT scan dengan
kontras baik secara intravena maupun oral,
pasien yang tidak mampu menahan napas
panjang dan pasien dengan benda logam
atau surgical clip pada ruang abdomen
Angiografi
Pada penelitian angiografi dinamis
dapat menunjukkan lokasi
perdarahan aktif, mempermudah
trans-kateter embolisasi, yang
mungkin pilihan terapi yang
diperlukan
KESIMPULAN
Hepar merupakan organ kedua yang paling
sering terluka setelah trauma abdominal,
tetapi kerusakan hepar adalah penyebab
kematian paling terbanyak. (1) Sebanyak
25% kasus trauma hepar merupakan
trauma tumpul
Manajemen trauma hepar dapat bervariasi
mulai dari manajemen non operasi dengan
atau tanpa angioembolisasi hingga
tindakan pembedahan