Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan mas Adalah salah satu jenis ikan bernilai ekonomis penting. Ikan ini telah
memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat,
Sumatra Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, ikan mas telah menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat setempat. Kini di Indonesia ikan mas menduduki produksi tersebar
untuk jenis ikan budidaya air tawar. Bahkan, pada tahun 1987 1988 ikan mas telah dicoba
diekspor. Namun sayangnya, ekspor ikan tersebut hanya berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat. Hal tersebut dikarenakan mutu dan kontinuitas produksi belum memenuhi
permintaan negara pengimpor.
Penyediaan benih yang bermutu baik dalam jumlah cukup dan kontinu merupakan
faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Oleh karna itu,
informasi teknologi pengelolahan usaha pembenihan ikan mas yang mencakup ras ras ikan
mas yang potensial, pemilihan lokasi yang tepat, pengelolahan induk yang baik, pemijahan,
penetasan telur,, pendederan, pasca panen, analisis kelayakan dan pemasaran sangatlah
diperlukan.
Permintaan benih ikan mas hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
benih ikan karna produksinya yang relative terbatas, khususnya di Sulawesi Utara. Potensi
produksi petani sebenarnya sangat besar, namun karena adanya berbagai kendala baik
teknologi maupun alam, potensi produksi tersebut belum dapat dicapai ( Anonim 1999 ).
Tersedianya teknologi pembenihan yang murah dan mudah diterapkan oleh petani ikan akan
mendorong dihasilkanya benih yang berkuaitas dan menjamin kontinuitas pasokan benih
sesuai permintaan. Secara umum masalah yang dihadapi dalam pembenihan ikan mas di
Sulawesi Utara adalah tak lain mencakup :
1.

Rendahnya pelaksanaan intensifikasi mina padi serta perkolaman ditingkat petani dan

kelompok tani ;
2.
Kurangnya benih ikan di tingkat petani dan kelompok tani sebagai akibat kurang
berkembangnya Unit Pembenihan Rakyat ( UPR ) di wilayah tersebut serta terbatasnya
pengetahuan dan keterampilan petani mengenai tata laksana pembenihan yang baik dan
berkelanjutan ( Balai Penyuluhan Petani Kecamatan Tomohon 2000 ).

Untuk menghasilkan benih bermutu, induk jantan dan betina harus berasal daru strain
atau keturunan yang berbeda untuk menghindari terjadinya inbreeding yang mengakibatkan
kualitas benih rendah ( benih kerdil ). Pakan untuk induk diupayakan yang dapat
menghasilkan banyak telur, terutama untuk mempercepat pematangan gonad. Pakan larva
sangat penting diperhatikan terutama saat pascapemijahan, karena pakan merupakan faktor
terpenting untuk kelnagsungan hidup dan pertumbuhan larva.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Mahasiswa mampu memahami tentang pengelolahan dalam tahapan pembenihan

ikan mas.
2.

Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam pembenihan ikan mas.

3.

Mahasiswa mampu melakukan pembenihan ikan mas yang efektif dan efesien.

BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan mas, yakni pembesaran dan pembenihan.
Sebagian besar petani pembesaran membeli benih ikan dari petani lain.
A. Memilih calon indukan
Pemilihan calon indukan merupakan hal vital bagi usaha budidaya pembenihan ikan mas.
Sukses tidaknya hasil pembenihan ditentukan oleh kualitas indukan ikan. Indukan yang
dipilih harus dari keturunan yang unggul.Untuk menyeleksi calon indukan sebaiknya
dilakukan saat ikan masih berukuran 100-200 gram. Calon indukan jantan dan betina dipilih
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
A.1 Umur indukan betina tidak kurang dari 1,5-2 tahun dengan berat minimal 2 kg per ekor.
Untuk indukan jantan umurnya tidak kurang dari 8 bulan dengan berat minimal 0,5 kg per
ekor.
A.2 Secara morfologis bentuk badan mulus, tidak cacat, sirip-siripnya tidak rusak. Ikan mas
yang baik untuk indukan kepalanya lebih kecil dari badannya. Insangnya bersih, tidak ada
bintik-bintik putih. Lensa matanya tampak jernih.Sisik di kedua sisi badannya simetris, tidak
ada lekukan dan patahan. Warna sisik cerah, sisik yang kusam menandakan ikan terlalu tua.
Sisik tersusun rapi dan ukurannya relatif besar. Ekornya baik dan kuat. Panjang ekornya lebih
besar dibanding dengan lebarnya.
A.3 Calon indukan harus berasal dari keturunan yang berbeda, baik jantan maupun betina.
Supaya tidak terjadi inbreeding yang menurunkan kualitas benih ikan.
B. Memelihara indukan
Pemeliharaan indukan jantan dan betina harus terpisah, masing-masing indukan
menempati kolam yang berbeda. Kedalaman air kolam berkisar 60-80 cm. Sumber pengairan
untuk kedua kolam tersebut harus pararel. Apabila di susun seri sebaiknya kolam indukan
jantan diletakkan setelah kolam indukan betina.Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi
perkawinan tak disengaja. Karena bila indukan jantan melepaskan spermanya dan terbawa
masuk ke kolam betina, bukan tidak mungkin akan terjadi pemijahan tak disengaja.
C. Budidaya pembenihan ikan mas

Cara membedakan indukan jantan dan betina.

Indukan ikan mas membutuhkan luasan kolam 5 m2 per kg bobot tubuh. Artinya,
bila kita memiliki indukan seberat 5 kg dibutuhkan minimal kolam seluas 25 m2. Dan, bila
kita mempunyai 2 indukan maka dibutuhkan luasan kolam sebesar 50 m2. Kapasitas kolam
bisa bertambah bila kualitas air dan sirkulasinya lebih baik. Suhu air ideal berkisar 2530oC.Indukan harus diberikan pakan yang sehat dan bergizi. Pakan utama bisa berupa pelet
yang kandungan proteinnya 30-35%. Makanan tambahan lain yang diberikan adalah dedak
jagung atau menir. Jangan memberikan pakan yang kandungan lemaknya tinggi.Jumlah
pakan yang dibutuhkan oleh indukan ikan mas sekitar 2-4% dari berat tubuhnya per hari.
Frekuensi pemberian pakan sehari dua kali, setiap pagi dan sore. Indukan yang telah
dikawinkan bisa melakukan perkawinan lagi setelah diistirahatkan di kolam indukan selama
2-3 bulan.
D. Pemijahan ikan mas

Dalam usaha budidaya pembenihan ikan mas, terdapat dua tipe pemijahan, yakni
pemijahan alami dan buatan. Pada pemijahan alami proses perkawinan dan pembuahan sel
telur oleh sperma dilakukan sendiri oleh si ikan. Sedangkan dalam pemijahan buatan
diperlukan bantuan manusia seperti penyuntikan dengan hipofisa, penyuntikan hormon dan
pembuahan in vitro.Pemijahan ikan mas bisa dilakukan dengan dua cara di atas. Namun
mengingat ikan mas mudah memijah, pemijahan buatan jarang diterapkan untuk ikan mas.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pemijahan ikan mas silahkan baca artikel sebelumnya
tentang cara pemijahan ikan mas.
E. Pendederan benih
Pendederan adalah suatu tahapan penumbuhan benih dalam budidaya pembenihan ikan
mas. Benih ikan memiliki sifat-sifat tertentu sesuai dengan perkembangan umurnya. Setiap
tingkatan umur membutuhkan perlakuan yang berbeda. Oleh karena itu, pembesaran benih
ikan dilakukan melalui beberapa tahap pendederan.
a. Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan pada larva yang telah berumur 7 hari. Larva
dipindahkan ke kolam pendederan dari kolam penetasan telur. Pendederan bisa dilakukan di
kolam yang biasa digunakan untuk budidaya pembesaran.Seperti biasa, kolam tanah harus
dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu lakukan pengeringan, penjemuran, pengapuran,
pemupukan dan penggenangan air. Lebih detailnya lihat persiapan kolam tanah untuk
budidaya ikan.Kepadatan tebar untuk pendederan pertama adalah 100-200 ekor/m2.
Kedalaman air kolam diatur sekitar 60 cm. Sirkulasi air jangan terlalu deras karena benih
masih kecil. Masukan dan keluaran air diberi saringan halus. Tujuannya agar hama seperti
kodok dan kecebong tidak masuk ke dalam kolam dan bersaing dengan benih ikan.
Pelepasan benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya adalah benih beserta
wadahnya, ember atau baskom, dimasukkan ke dalam kolam. Kemudian miringkan wadah
tersebut sehingga benih bisa berenang keluar dari wadah. Biarkan benih keluar sendiri,
jangan dipaksa. Penebaran seperti ini berguna agar benih bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan kolam yang baru.Pakan yang dibutuhkan untuk pendederan tahap pertama adalah
biota air yanng ditumbuhkan dalam kolam. Pakan tersebut cukup untuk benih yang masih
kecil. Sebagai tambahan bisa diberikan pelet halus. Lama pemeliharaan pendederan pertama
sekitar 4 minggu. Dealam tempo tersebut akan dihasilkan benih ikan berukuran 2-3 cm.

b. Pendederan II
Secara teknis pendederan kedua bisa dilakukan di kolam yang sama, tidak perlu
pindah. Perbedaan antara pendederan pertama dan kedua adalah padat tebar ikan. Padat
penebaran benih ikan untuk pendederan kedua sekitar 50-75 ekor/m2. Jadi, mau tidak mau
ikan dari pendederan pertama harus dipindahkan sebagian ke kolam lain agar padat tebarnya
sesuai.Pendederan kedua berlangsung sama dengan yang pertama yaitu 4 minggu. Benih
yang dihasilkan dari pendederan kedua berukuran sekitar 3-5 cm.
c. Pendederan III
Jenis kolam yang diperlukan untuk pendederan ke tiga sama dengan pendederan
sebelumnya. Padat tebar untuk pendederan ke empat yaitu sekitar 25-30 ekor/m2. Pendederan
ke tiga menghasilkan benih berukuran 5-8 cm.
d. Pendederan IV
Pendederan ke tiga berlangsung selama 4 minggu juga. Kepadatan tebar pendederan
ke tiga sekitar 3-5 ekor/m2. Benih yang dihasilkan berukuran sekitar 8-12 cm, dengan bobot
tubuh 80-100 gram per ekor. Ikan sebesar ini sudah cukup kuat untuk budidaya pembesaran.
F. Panen pembenihan ikan mas

Lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pembenihan ikan mas, mulai dari ikan
dipijahkan hingga pendederan ke empat sekitar 4,5 bulan. Selanjutnya, benih ikan dijual ke
petani pembesaran. Kebutuhan benih untuk budidaya pembesaran biasanya berukuran 100
gram per ekor.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Paket teknologi pembenihan ikan yang direkomendasikan oleh BPTP Sulawesi Utara
meliputi penggunaan rumah pemijahan dan kakaban, happa, pengelolaan induk, telur, dan
larva serta penggunaan pakan induk dan pakan larva yang berkualitas. Selain dapat
meningkatkan produktivitas ikan juga dapat meningkatkan penghasilan yang besar.
Pakan yang mempunyai efesiensi paling tinggi adalah pakan suspensi telur masak + tepung
pellet yakni 54.05.
Pada teknologi yang direkomendasikan oleh BPTP juga dapat mengefiensikan ruang
pembenihan ikan. Satu kolam dapat digunakan untuk kegiatan pembenihan ika, mulai dari
pemberokan induk, pemijahan,penetasan dan pemeliharaan larva, karena hanya dengan
menggunakan happa.

Daftar Pustaka
Budi Santoso. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, Yogyakarta.
Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Buku ajar kelas X SMK. Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.

http://alamtani.com/pembenihan-ikan-mas.html
http://amrielmasihkepompong.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pembenihan-ikan-airtawar.html

PENGANTAR ILMU PERIKANAN


PEMBENIHAN IKAN MAS
O
L
E
H

FADHIILAH
230110150170
KELAS C
PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015 / 2016

Anda mungkin juga menyukai