Anda di halaman 1dari 4

ASPEK PEMASARAN

I.

GAMBARAN UMUM PASAR


A. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler & Armstrong (2008, p. 172), Segmentasi Pasar (Market
Segmentation) didefinisikan sebagai pembagian pasar menjadi kelompokkelompok yang lebih kecil berdasarkan kebutuhan, karateristik, atau sifat
yang membutuhkan produk dan strategi pemasaran masing-masing secara
berbeda satu sama lain.
Segmen yang dituju oleh PUREE adalah berdasarkan segmentasi geografi
yaitu wilayah pasar, serta segmentasi demografi yaitu berdasarkan
gender, usia, kelas ekonomi dan profesi.
Segmentasi geografi
Penduduk di wilayah Jawa Timur
Segmentasi demografi
1 Pria dan Wanita
2 Usia 15 30 tahun
3 Kelas ekonomi menengah hingga menengah ke atas
B. Target Pasar
Definisi target pasar (target market) menurut Kotler & Armstrong (2008, p.
183), adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau
karakteristik yang sama yang menjadi tujuan dari promosi perusahaan.
Target pasar yang ingin dituju oleh PUREE difokuskan pada konsumen
dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Konsumen yang dimaksud
meliputi pegawai kantor, pengusaha, dan mahasiswa dengan kisaran umur
antara 22 hingga 40 tahun. Untuk merambah target tersebut, PUREE
memasarkan produknya secara Business to Business pada restoran dengan
konsumen kelas ekonomi menengah ke atas, dan mini Market yang kerap
dikunjungi oleh masyarakat.
C. Penempatan Produk (Positioning)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:250) Positioning merupakan aktivitas
yang akan membedakan produk dan merek dari pesaing dibenak
konsumen berdasarkan atribut atau manfaat yang ditawarkan merek atau
produk tersebut.
PUREE menetapkan penempatan produknya (positioning) adalah sebagai
berikut:
Market leader dalam industri minuman herbal tradisional dengan
konsep moderen di Jawa Timur
Pioner dalam industri minuman herbal tradisional dengan konsep
moderen di Gresik

II.

PERMINTAAN
Berikut merupakan estimasi permintaan produk PUREE selama 5 tahun ke depan
disesuaikan dengan kenaikan jumlah penduduk di Jawa Timur. Estimasi ini juga
menggunakan asumsi kenaikan jumlah pengguna handphone dan media sosial di
Jawa Timur yang seiring dengan kenaikan permintaan sebanyak 3% terhadap
produk setiap tahunnya.

III.

Tahun

Perkiraan Permintaan
( dalam Unit )

2015

2000 botol

2016

2060 botol

2017

2122 botol

2018

2184 botol

2019

2250 botol

ANALISIS SWOT
Fredi Rangkuti (2004: 18) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
Berikut merupakan analisis SWOT yang dimiliki oleh PUREE:
Strength:

Weakness:

PUREE memiliki pemasok bahan


baku dengan kualitas yang baik
PUREE
menggandeng
produsen
jamu
tradisional
dengan
rasa
produk
yang
sesuai
dengan
ekspektasi dan harga yang murah
Opportunity:

Keterbatasan modal
Ketergantungan pada satu pemasok
kemasan
Karena bersifat organik dan tanpa
bahan pengawet, maka produk
cepat kadaluarsa
Threat:

Gaya hidup masyarakat yang kian


moderen mendukung pemasaran
produk yang juga menawarkan
konsep moderen
Kemajuan dunia social media dan
maraknya
model
endorse
memudahkan dalam pemasaran
produk yang menyasar target
kalangan muda
Belum banyak produsen jamu yang
menawarkan konsep moderen pada
produknya di wilayah Jawa Timur

Produk dapat ditiru


Persaingan minuman herbal ke
depan semakin meningkat

(sumber: http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf)

IV.

BAURAN PEMASARAN 4P
Berikut merupakan strategi berdasarkan bauran pemasaran 4P (Product, Price,
Place, Promotion) yang dilakukan oleh PUREE:
A. Product
PUREE menawarkan kosep minuman tradisional yakni jamu yang dikemas
secara moderen dan disesuaikan dengan gaya anak muda masa kini.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mengangkat kembali eksistensi
minuman herbal
tradisional ini di kalangan masyarakat agar
keberadaannya dapat menumbuhkan kesadaran untuk mengkonsumsi
produk yang alami dan sehat
B. Price
PUREE mematok harga produknya berdasarkan HPP ditambah dengan
keuntungan sebesar 30% dari HPP tersebut. Pembelian pada kuantitas
yang besar akan mendapat potongan harga sebesar 5% dari total harga
keseluruhan untuk menarik pembelian pada kuantitas besar.
C. Place
Dalam memasarkan produknya, PUREE menarget konsumennya melalui
sistem Business to Business berupa restoran, koperasi, dan mini Market.
Hal ini bertujuan agar penyebaran produk PUREE dapat berjalan lebih
cepat.
D. Promotion
Online Selling
Strategi ini mendukung PUREE untuk merambah dan memasarkan
produk kepada konsumen di luar Jawa Timur melalui media sosial
seperti instagram, path, twitter, serta aplikasi chatting LINE dan
BBM.

Product Education
Sebagai produk minuman herbal tradisional, PUREE juga melakukan
edukasi produk kepada konsumen seperti khasiat bahan baku bagi
kesehatan dan manfaat lainnya. Strategi ini dilakukan dalam rangka
menggalakkan tag line PUREE yakni TOGA for LIFE

Sales Promotion
Strategi dimana pemasaran dilakukan pada event-event yang
dikunjungi oleh masyarakat seperti bazar, food expo, dan lain
sebagainya.

DOKUMENTASI

SUMBER

Ibu Sri membawa surat


perjanjian
bersama PUREE
Binus.ac.id. Market Segmentation. Dilihat pada 2 November 2015. Dapat diakses
di: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%20II_11-53.pdf
Binus.ac.id. Targetting. Dilihat pada 2 November 2015. Dapat diakses di:
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%20II_11-53.pdf
Ub.ac.id. Positioning. Dilihat pada 2 November 2015. Dapat diakses di:
http://blog.ub.ac.id/desianggraini/files/2012/03/stp.pdf
Unisla.ac.id. Analisis SWOT. Dilihat pada 2 November 2015. Dapat diakses di:
http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf

Anda mungkin juga menyukai