Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan

Dewasa ini di Negara kita Indonesia, sedang banyak dilanda kasus-kasus yang membelit
para petinggi negeri, hal ini membuat prihatin berbagai pihak khususnya seluruh masyarakat
Indonesia .
Banyak dari kasus-kasus tersebut yang berkesan hanya di biarkan saja, sehingga banyak yang
tidak rampung. Sebagai mana kasus yang menjerat Robert Tantular selaku pemilik bank
Century.
Penulis mengangkat studi kasus tentang hal ini karena menganggap kasus ini belum
terselesaikan dengan baik atau dengan kata lain menemui jalan buntu.
Kasus ini sangat menarik untuk kita bahas mengingat sampai saaat ini kasus tersebut seakanakan hilang dari negara ini karena munculnya kasus-kasus lain sehingga menutupi kasus
Century tersebut.
Selain itu, Kasus bank century menjadi topik terhangat baik dikalangan ekonom maupun
politikus, karena kasus bank century merupakan kasus besar yang berdampak besar pada
kondisi politik dan ekonomi. Dan bahkan konon ceritanya kasus ini melibatkan beberapa
lembaga tinggi negara dan menyeret beberapa pejabat tinggi di negeri ini.

Kita patut bertanya sampai sejauh manakah kesigapan pemerintah atau instansi yang terkait
merampungkan kasus yang telah membelit Robert Tantular selaku pemilik bank Century ?

Page 1 of 17

Rumusan Masalah
1. Apa saran dari BI untuk mengatasi ketidakberesan pada bank Century ?
2. Mengapa rapat Dewan Gubernur menetapkan Bank Century sebagai bank gagal
berdampak sistemik ?
3. Mengapa Bank Century yang sebelumnya mendapat kucuran dana Rp 632 miliar
bisa mendapatkan lagi kucuran dana hingga Rp 6,762 triliun ?
4. Mengapa kesaksian antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Mantan Wakil
Presiden Jusuf Kalla berbeda ?
5. Apa hambatan yang dialami BPK dalam melakukan audit investigasi kasus bank
Century ini ?
6. Menurut Antasari Azhar tentang bail out Bank Century, apakah Presiden SBY
selaku pimpinan rapat bail out bank Century harus di mintai keterangan ?

Sedikit penulis akan menjelaskan tentang awal mula kasus tersebut :


Secara kronologi kasus Bank Century dimulai dengan tahun 1989 oleh Robert Tantular yang
mendirikan Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC). Tahun 1999 pada bulan Maret
Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas pertama dan Robert Tantular dinyatakan
tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia.

Pada tahun 2002 Auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank CIC amblas hingga
minus 83,06% dan CIC kekurangan modal sebesar Rp 2,67 triliun. Tahun 2003 bulan Maret
bank CIC melakukan penawaran umum terbatas ketiga.
Bulan Juni Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas keempat. Pada tahun 2003 pun
bank CIC diketahui terdapat masalah yang diindikasikan dengan adanya surat-surat berharga
valuta asing sekitar Rp 2 triliun yang tidak memiliki peringkat, berjangka panjang, berbunga
rendah, dan sulit dijual.
BI menyarankan merger untuk mengatasi ketidakberesan pada bank ini. Tahun 2004, 22
Oktober dileburlah Bank Danpac dan Bank Picco ke Bank CIC. Setelah penggabungan nama
tiga bank itu menjadi PT Bank Century Tbk, dan Bank Century memiliki 25 kantor cabang,
31 kantor cabang pembantu, 7 kantor kas, dan 9 ATM. Tahun 2005 pada bulan Juni Budi
Sampoerna menjadi salah satu nasabah terbesar Bank Century Cabang Kertajaya Surabaya.
Page 2 of 17

Tahun 2008, Bank Century mengalami kesulitan likuiditas karena beberapa nasabah besar
Bank Century menarik dananya seperti Budi Sampoerna akan menarik uangnya yang
mencapai Rp 2 triliun. Sedangkan dana yang ada di bank tidak ada sehingga tidak mampu
mengembalikan uang nasabah dan tanggal 30 Oktober dan 3 November sebanyak US$ 56
juta surat-surat berharga valuta asing jatuh tempo dan gagal bayar.
Keadaan ini diperparah pada tanggal 17 November Antaboga Delta Sekuritas yang dimiliki
Robert Tantular mulai tak sanggup membayar kewajiban atas produk discreationary fund
yang dijual Bank Century sejak akhir 2007.
Pada 20 November 2008, BI melalui Rapat Dewan Gubernur menetapkan Bank Century
sebagai bank gagal berdampak sistemik. Keputusan itu kemudian disampaikan kepada
Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Kemudian KSSK mengadakan rapat pada 21 November 2008.
Berdasarkan audit BPK, rapat tertutup itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani
sebagai ketua KSSK, Raden Pardede selaku Sekretaris KSSK, Ketua Unit Kerja Presiden
untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) Marsilam Simanjuntak, dan Gubernur BI
Boediono sebagai anggota KSSK.
Rapat itu kemudian ditindaklanjuti dengan rapat Komite Koordinasi yang dihadiri oleh Ketua
KSSK, Gubernur BI, dan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Peserta
rapat sepakat menyatakan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan
menerima aliran dana penanganan Bank Century melalui LPS.
Saat rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dipimpin oleh Menteri
Keuangan Sri Mulyani untuk memutuskan nasib Bank Century, Marsilam masih menjabat
sebagai Ketua UKP3R. Akan tetapi keikutsertaanya dalam kapasitas sebagai penasihat
Menteri Keuangan RI dan sebagai narasumber.

Dari rapat tersebut diputuskan menyuntikkan dana ke Bank Century sebesar Rp 632 miliar
untuk menambah modal sehingga dapat menaikkan CAR menjadi 8%. Enam hari dari
Page 3 of 17

pengambilalihan LPS mengucurkan dana Rp 2,776 triliun pada Bank Century untuk
menambah CAR menjadi 10%. Karena permasalahan tak kunjung selesai Bank Century
mulai menghadapi tuntutan ribuan investor Antaboga atas penggelapan dana investasi senilai
Rp 1,38 triliun yang mengalir ke Robert Tantular.
Pada 5 Desember 2008 LPS menyuntikkan dana kembali sebesar Rp 2,2 triliun untuk
memenuhi tingkat kesehatan bank. Akhir bulan Desember 2008 Bank Century mencatat
kerugian sebesar Rp 7,8 triliun.
Bank yang tampak mendapat perlakuan istimewa dari Bank Indonesia ini masih tetap
diberikan kucuran dana sebesar Rp 1,55 triliun pada tanggal 3 Februari 2009. Padahal bank
ini terbukti lumpuh.
Pada Bulan Juni 2009 Bank Century mencairkan dana yang telah diselewengkan Robert
sebesar Rp 180 miliar pada Budi Sampoerna. Namun, dibantah oleh Budi yang merasa tidak
menerima sedikit pun uang dari Bank Century. Atas pernyataan itu LPS mengucurkan dana
lagi kepada Bank Century sebesar Rp 630 miliar untuk menutupi CAR. Sehingga, total dana
yang dikucurkan kepada Bank Century sebesar Rp 6,762 triliun.

BAB II
Page 4 of 17

Obyek Penelitian

Kasus bank century merupakan contoh konkrit yang amat penting untuk diketahui
agar kemudian dapat menjadi suatu acuan bagi kita untuk bisa memahami dan mendalami
pengetahuan mengenai kondisi kesehatan suatu bank.
Pada hakikatnya bank dikatakan sehat apablila mampu melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi segala kewajibannya dengan
baik dengan cara cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.
Bank dikatakan sehat apabila bisa bisa melakukan dengan baik kegiatan operasional
perbankannya meliputi :
1.

Kemampuan menghimpun dana baik dari masyarakat, lembaga lain, maupun dari modal
sendiri

2. Kemampuan mengolah dana


3. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
4. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak
lain
5. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Apabila ada dari kegiatan operasional di atas tidak dapat dilaksanakan oleh bank, maka
dengan demikian suatu bank bisa dikatakan sakit (tidak sehat) .

Menurut Kasmir Sendiri kesehatan suatu bank dapat dianalisis dengan menilai aspek
CAMELS ( capital,assets, management, earning, liquidity, dan sensitivity.

Aspek permodalan ( Capital )


Dalam hal ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan
modal minimum bank.

Aspek kualitas Aset (assets )


Yaitu menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank.

Aspek kualitas menejemen (Management )


Kualitas manajemen dapat di lihat dari kualitas manusianya dalam bekerja

Aspek earning

Page 5 of 17

Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua
hutangnya.

Aspek likuiditas (liquidity)


Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya.

Aspek Sensitivitas ( sensitivity )


Perbankan harus sensitive terhadap resiko, ini penting untuk tujuan memperoleh laba dan
pada akhirnya kesehatan bank dapat terjamin.

Hasil audit BPK


Hasil audit interim BPK atas Century itu telah diserahkan kepada DPR pada 28 September
2008. Pada tanggal 30 September laporan awal audit BPK mengungkapkan bahwa banyak
kejangggalan dalam masalah pengucuran dana pada Bank Century.
Pada akhirnya BPK menemukan 9 temuan dalam kasus Bank Century diantaranya
Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bisa menangani sebagian
besar dari sembilan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam kasus Bank Century
jika sesuai dengan kewenangan KPK dan ditemukan cukup bukti.
Satu-satunya temuan BPK yang tidak bisa ditangani KPK adalah temuan ketujuh, tentang
penggunaan FPJP oleh manajemen Bank Century. Sementara enam temuan lain bisa ditangani
KPK jika memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang KPK.
KPK membagi temuan BPK dalam tiga periode. Pertama periode sebelum pengucuran FPJP.
Tiga temuan BPK masuk dalam periode itu, yakni ketidaktegasan BI dalam menerapkan
aturan akuisisi dan merger tiga bank menjadi Bank Century, ketidaktegasan pengawasan BI,
dan praktik tidak sehat oleh pengurus Bank Century.
Kedua, setelah kucuran FPJP. Selain temuan ketujuh, temuan ketiga juga dimasukkan dalam
periode ini. Temuan ketiga berupa pemberian FPJP dengan mengubah ketentuan BI.
Ketiga, periode sejak ditangani LPS. Temuan BPK yang masuk periode ini penentuan
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik tidak didasarkan data mutakhir (temuan
keempat), penanganan oleh LPS dilakukan melalui Komite Koordinasi yang belum dibentuk
Page 6 of 17

oleh undang-undang (temuan kelima).


Kemudian penanganan Bank Century oleh LPS tidak disertai perkiraan biaya penanganan
sehingga terjadi penambahan (temuan keenam), pembayaran kepada pihak ketiga selama
Bank Century berada dalam pengawasan khusus (temuan ketujuh), dan penggelapan dana kas
18 juta dolar AS (temuan kedelapan).
Uang LPS yang dikucurkan adalah uang negara meski sudah dipisahkan. Pengertian
pemisahan dana LPS adalah dipisahkan dari APBN. Dengan demikian, uang LPS sama
statusnya dengan uang sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai uang negara
yang dipisahkan dari APBN.

Menurut Ketua BPK Hadi Purnomo ada lima hambatan dalam melakukan audit
investigasi kasus ini diantaranya

Pertama, BPK tidak memperoleh akses ke sebagian personel kunci dalam kasus Bank
Century antara lain AT, DT, HT, RAR, HAW, HH dan KJ, yang diantaranya berstatus DPO
(daftar pencarian orang) atau dalam proses hukum. Karena tidak adanya akses hingga sampai
dengan laporan dibuat, BPK tidak memperoleh keterangan maupun dokumen terkait
pemeriksaan dari personel kunci tersebut. Kedua, BPK tidak memperoleh akses atas transaksi
di luar negeri yang terkait dengan kasus Bank Century karena terkendala oleh ketentuan
kerahasiaan transaksi perbankan di masing-masing negara. Ketiga, ketidaklengkapan data
nasabah dan atau transaksi di Bank Century. Keempat, BPK kurang memperoleh akses atas
dokumen dan informasi terkait kasus Bank Century yang sedang digunakan oleh aparat
penegak

hukum

dalam

proses

penyidikan,

penuntutan,

dan

pemeriksaan

di

pengadilan. Kelima, BPK tidak memperoleh akses atas dokumen dan informasi terkait PT.
Antaboga Deltasekuritas Indonesia (ADI).

Panitia Khusus (Pansus) Century

Page 7 of 17

Atas temuan BPK yang janggal tersebut DPR melakukan hak angket. Hak angket adalah hak
anggota badan legislatif untuk mengadakan penyelidikan kembali.
Panitia Khusus Hak Angket yang dibentuk terdiri dari 139 anggota dari 8 fraksi, diketuai oleh
Idrus Marham. Tujuan dari pansus ini adalah mengadakan penyelidikan selama 3 bulan
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dan yang berhubungan dengan bank Century
dengan meminta kesaksian dari pihak-pihak tersebut.
1. Kesaksian Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani bertanggung jawab penuh atas keputusan penyelamatan Bank
Century berdasarkan data awal nilai bailout dari BI sebesar Rp 632 miliar. Pada 13 November
2008, Sri Mulyani pernah membicarakan krisis keuangan global dan perbankan nasional
kepada Presiden dan Wakil Presiden. Dalam pembicaraan tersebut diberitahukan bahwa
keadaan bisa memburuk karena Bank Century kalah kliring. SBY mengatakan perlu ada
langkah-langkahpencegahan, sementara JK tidak ingin ada penjamin penuh terhadap Bank
Century.
Sri Mulyani telah melaporkan keputusan KSSK untuk memberikan dana talangan pada Bank
Century kepada Presiden SBY dan Wakil Presiden JK melalui SMS. SMS tersebut ia
kirimkan pada 21 November 2008 sekitar pukul 8.30 WIB. Komisi XI DPR, pada saat rapat
kerja pada 3 Desember 2008, juga menyatakan perlunya penjamin penuh atas Bank century.
Selain itu, Sri Mulyani tidak puas atas berubah-ubahnya data yang diberikan BI terkait dana
yang dibutuhkan untuk penalangan. Pada 21 November 2008, tiga hari data terus berubah
hingga mencapai Rp 6,7 triliun.
Menurutnya, tidak ada kerugian negara yang ditimbulkan dari bailout ini. Masyarakat justru
diuntungkan karena dana talangan mencegah Indonesia dari krisis ekonomi internasional saat
itu. Bank kecil seperti Bank Century, tidak termasuk ke dalam 15 bank besar yang disebut
Systematically Important Bank (SIP), juga bisa menimbulkan dampak sistemik dalam situasi
krisis.
Krisis yang sudah terjadi di Indonesia bisa menjadi sistemik seperti 1998 lalu jika Bank
Century tidak diselamatkan. Tanda-tandanya sudah ada. Semenjak 21 November 2008,
Page 8 of 17

penanganan Bank Century oleh Lembaga Penjamin Simpanan tak lagi menggunakan Perppu
JPSK. Penanganan melalui bailout Rp 6,7 triliun tersebut berdasarkan UU LPS.
2. Kesaksian Mantan Gubernur BI Boediono
Boediono menyatakan, kehadiran Kepala Kerja Program Reformasi Marsilam Simanjuntak
dalam rapat KSSK sebagai narasumber. Boediono tidak ingat secara pasti detail rapat KSSK.
Pemberian dana talangan tidak wajib dilaporkan olehnya kepada Wakil Presiden.
Dana Yayasan Kesejahteraan Karyawan BI (YKKBI) di Century bukan alasan penyelamatan
Bank Century. Berapa pun besarnya kerugian yang diderita BI untuk menyelamatkan Bank
Century di waktu krisis tidak akan menjadi masalah, dibandingkan dengan harus menutup
bank tersebut.
Mutasi mantan Direktur Pengawasan I Zainal Abidin pada bulan Desember 2008 bukan
karena Zainal menentang perubahan aturan pemberian FPJP. Mutasi Zainal Abidin pada saat
itu bertujuan untuk meningkatkan kerja.
Boediono tidak mengumumkan pada publik soal gagal kliring yang dialami Bank Century,
sehingga menyebbakan bank tersebut rush. Definisi keuangan negara dalam LPS diserahkan
pada ahli hukum tata negara dan ahli hukum keuangan negara.
3. Kesaksian Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Mantan Wakil Presiden M. Jsufu Kalla menyatakan krisis yang mengganggu perekonomian
nasional hanya sebagai keadaan yang tidak biasa. Ada krisis, tetapi tidak signifikan. Pada
tahun 2008 tidak ada kepanikan. Pada 1998, inflasi mencapai 75%, tetapi pada 2008 inflasi
hanya 3%. Selain itu, suku bunga yang terjadi pada 1998 jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan suku bunga 2008. Pada 2008, kurs rupiah anjlok hingga Rp 12.000 per dolar AS.
Namun anjloknya nilai tukar saat itu dianggap wajar. Sebab, aliran dana asing keluar dari
Indonesia.
JK juga mengatakan bahwa Bank Century tidak mengalami rush atau kepanikan dengan
penarikan dana besar-besaran. Menurut JK yang terjadi adalah Bank Century kalah kliring
dan itu bukan disebabkan adanya rush. Bailout yang dikeluarkan untuk Bank Century
berpotensi merugikan negara. Bank Century seharusnya tidak perlu diselamatkan karena
Page 9 of 17

dananya dirampok oleh pemilik bank itu sendiri, Robert Tantular.


Uang LPS masuk kategori uang negara. Hal ini disebabkan dalam Undang-Undang LPS, LPS
bertanggung jawab kepada Presiden. Selain itu, JK menolak usulan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 4/2008, tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan atau
Perppu JPSK. JK juga tidak menerima laporan via SMS dari Menteri Keuangan Sri Mulyani
pada 21 November 2008. Laporan kebijakan melalui SMS adalah suatu tindakan yang tidak
patut untuk kebijakan penting.
JK baru mengetahui adanya masalah Bank Century saat Sri Mulyani dan Gubernur BI
Boediono melapor di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, 25 November 2008 empat hari
setelah Bank Century diputuskan sebagai bank gagal berdampak sistemik. JK juga tidak
pernah mengintervensi penangkapan mantan pemilik Bank Century oleh polisi, melainkan
memerintahkan penangkapan itu.

4. Kesaksian Mantan Kabareskrm Komisaris Jenderal Susno Duadji


Mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji mengatakan Bank Indonesia pernah
melaporkan pemilik Bank Century, Robert Tatular, ke Mabes Polri. Namun, laporan tersebut
disampaikan setelah Robert Tantular ditangkap Mabes Polri atas perintah Wakil Presiden
Jusuf Kalla. BI menyerahkan berkas-berkas laporannya itu dua hari setelah penangkapan
Robert.
Susno Duadji mengakui bahwa Polri mendapat perintah penangkapan Robert Tantular dari
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pada 25 November 2008 saat dirinya memberitahukan kepada BI
untuk mennagkap pemilik Bank Century, petinggi BI menganggap bukti-buktinya belum
cukup.
Oleh karena itu, meski Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memerintahkan kapolri untuk
menangkap Robert Tantular, baru setelah dua jam Kapolri bisa menangkapnya. Ketika itu ada
kekhawatiran Robert kabur mengingat semua keluarganya sudah diungsikan ke luar negeri.
Menurut Susno, apa yang dilakukan Robert adalah murni perampokan. Uang nasabah yang

Page 10 of 17

dicuri lebih kurang Rp 1,298 triliun yang disembunyikan di sejumlah negara dan sebagian
sudah dibekukan.
Sidang Paripurna DPR
Hasil akhir dari kerja pansus Century selama 3 bulan dibahas dalam sidang Paripurna DPR
yang dilaksanakan tanggal 2 sampai 3 Maret 2010. Sidang Paripurna yang dilaksanakan 2
hari tersebut hanya membahas 2 opsi kesimpulan dan rekomendasi penyelidikan yang
dihasilkan oleh Pansus Century.
Inti Opsi pertama (A) menyatakan pemberian Fasilitas Peminjaman Jangka Pendek (FPJP)
dan Penyertaan Modal Sementara (PMS) tidak bermasalah karena dilakukan untuk mencegah
krisis dan sudah berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan opsi
kedua (C), menyatakan baik pemberian FPJP maupun PMS bermasalah dan merupakan
tindak pidana.
Posisi sikap fraksi 6 : 3 untuk yang menganggap bailout bermasalah (opsi C). Enam fraksi
memilih opsi C. PKB, PD, dan PAN memilih opsi A.
Opsi A adalah posisi bagi mereka yang menganggap tidak ada penyalahgunaan wewenang.
Layaknya hitam putih, opsi C adalah sebaliknya, fraksi yang menengarai penyalahgunaan
wewenang memilih opsi ini
Dari 6 fraksi yang memilih opsi C, hanya empat yang akan menyebut nama.
Nama-nama yang disebut diletakkan di matrik di bawah poin ketiga kesimpulan akhir Pansus
Century

Testimoni Antasari Azhar tentang bail out Bank Century


Page 11 of 17

Testimoni Antasari Azhar tentang bail out Bank Century membuka tabir baru untuk
dapat mengarah pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Didalam testimony
mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut diungkap bahwa SBY lah yang
memimpin rapat bail out Bank Century.
Peryataan Antasari yang menyebut SBY memimpin rapat Bail Out, cukup memiliki
dasar. Sebab ketika itu, sebagai Ketua KPK ia juga sebagi salah satu peserta rapat.
Sedangkan terkait hasil Panita Angket Century pada 3 Maret 2010 lalu, SBY secara
resmi menggelar konferensi pers menyampaikan tanggapan. Dalam sambutannya ketika itu,
presiden mencoba menghindar dengan mengatakan, saat keputusan bailout Century dirinya
tidak berada di Jakarta.
Pada saat keputusan tentang penyelamatan Bank Century ditetapkan, saya sendiri
pada waktu yang sama sedang menjalankan tugas kenegaraan di luar negeri yaitu menghadiri
Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Amerika Serikat, serta APEC Summit di Peru, kata
Presiden SBY, Kamis (4/3/2010).
Namun anehnya, ketika merespon testimony Antasari Azhar, SBY tidak dapat berkelit
kalau dirinya memimpin rapat bail out bank Century yang di hadiri pula oleh Kapolri
Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supanji, Menko Polhukam Widodo AS,
Menkeu Sri Mulyani dan Mensesneg Hatta Rajasa. Selain itu turut hadir Gubernur BI
Boediono, Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng, dan Staf Khusus Presiden Denny
Indrayana, minus Wapres Jusup Kala , karena pada waktu itu Yusuf Kalla menolak untuk
melakukan bail out terhadap bank Century.
Sejalan dengan waktu, setelah adanya testimony Antasari Azhar,SBY menanggapi
bahwa bail out bank century untuk meyelamtakan perekonomian dari krisis ekonomi, jelas
alasan inipun menjadi tidak masuk di akal. Sebab, dari data laporan keuangan dan
performance bank Century sejak tahun 2007, Bank Century bukanlah bank yang sehat
dimana CAR nya sudah negative serta bukan bank yang masuk kategori bank besar.
Jelas sekali bahwa bank century sekalipun di tutup tidak berpengaruh pada
bank bank lainya, karena tagihan dan transaksi antar bank yang dimiliki oleh Bank
Century hanya dalam jumlah kecil. Artinya kolaps Bank Century saat itu tidak
memiliki pengaruh apapun.
Secara hitungan ekonomi, kalau Bank Century tidak di bail out pun ekonomi
Indonesia akan dapat melewati krisis ekonomi, dan tidak akan berdampak pada
masyarakat untuk melakukan rush terhadap bank seperti tahun 1998.
Page 12 of 17

Dari sini, argumen SBY kebijakan membailout Bank Cantury jelas untuk
menyelamatkan ekonomi sangat mengada- ada dan bohong besar saja.
Kenapa waktu kasus Bank Century diangketkan oleh DPR, dia tidak mengaku kalau
dia mengetahui dan ikut rapat bail out bank century.
Dalam melakukan Bailout terhadap bank century, sudah sangat jelas meyalahi aturan
karena bank century mengalami masalah bukan akibat imbas krisis ekonomi 2008, tapi
karena tindakan kejahatan bank yang dilakukan oleh pemiliknya. Sebab pemilik saat ini
sudah di penjara.
Lain dengan misalnya dalam kasus Bank BCA pada tahun 1998 yang di bail out juga
karena terkena dampak krisis ekonomi 1998.
Karena itu, untuk lebih memperjelas kasus perampokan ini KPK juga harus meminta
keterangan kepada semua yang hadir ketika SBY memimpin rapat bail out bank Century.
Karena Sri Mulyani dan Budiono sudah dimintai keterangan, maka KPK juga harus
memeriksa SBY dengan mengunakan lay detector dalam mengambil keterangan tentang
proses bail out.
Lay detector penting untuk digunakan jika KPK memeriksa SBY sebab dengan alat
tersebut jika dalam memberikan keterangan SBY berbohong seperti waktu menanggapi kasus
pansus century akan terdekteksi.

BAB III

Page 13 of 17

Analisis

Argumen Logis Mengenai Kasus Bank Century


Berikut adalah analisis logis yang di berikan masyarakat, salah satunya saya ambil
dari pendapat seorang EksMa Fakultas filsafat UGM melalui pengamatannya pada Selasa, 29
Nopember 2011, dalam acara Indonesia Lowyer Club (ILC) di TVOne. Ada beberapa
pendapat yang di kemukakan pada saat itu
Pendapat-pendapat tersebut.
1.

Pendapat bahwa adanya beberapa kejanggalan yang dilakukan oleh BI (Boediono) dalam
proses pembuatan kebijakan bailout Bank Century.

2. Pendapat bahwa Bank Century sudah cacat sejak dalam kandungan.


3. Pendapat bahwa uang Bank Century dirampok pemiliknya. Yaitu, sekitar Rp 3 T dirampok
dua orang asing (Hesham Al Waraq dan Ravat Ali Rizvi atau HAW dan RAR),dan sekitar Rp
3 T dirampok Robert Tantular .
4. Pendapat nasabah Bank Century yang tertipu ulah Antaboga sekitar 114 orang dan uangnya
tetap di Bank Century atas nama Antaboga. Jumlahnya sekitar 1,7 T
5.

Pendapat bahwa uang negara Rp 6,7 T masih ada di penerus bank Century, yaitu Bank
Mutiara.
Kuncinya di hasil audit forensik BPK
Rasa-rasanya tak ada gunanya berdebat soal sistemik atau tidak sistemik. Logikanya,
uang negara sebesar Rp 6,7 terlanjur mengalir. Jadi, logika yang benar yaitu logika untuk
mengetahui aliran dana Bank Century. Tepatnya, kemana uang Rp 6,7 T itu mengalir?
caranya, BPK harus melakukan audit forensik.
Info Senin,28 November, BPK telah menyelesaikam 70% aliran dana Bank Century
yang katanya akan selesai 100% pada 23 Desember 2011 dan akan diserahkan ke DPR.
msalahnya, Tim Pengawas Bank Century telah habis masa tugasnya pada awal Desember
2011.
Jika BPK benar-benar serius mengurai 100% aliran dana Bank Century (dari siapa
untuk siapa), maka kasus ini akan menjadi terang benderang.
Page 14 of 17

Langkah selanjutnya?
Jika laporan hasil audit forensik BP telah diterima DPR, apa langkah selanjutnya?
Sebab, hasil audit tersebut bisa berkata:Tidak ada kasus korupsi atau Ada kasus korupsi.
Jika ada kasus korupsi, DPR bis mendesak KPK untuk menangani kasus-kasus tersebut.
Tetapi jika hasilnya Tidak ada kasus korupsi, apa yang akan dilakukan DPR?
Ada kasus korupsi atau tidak ada kasus korupsi, Pansus DPR dulu sudah memilih opsi
C yang menyatakan adanya kesalahan kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur Bank
Indonesia (saat itu Boediono). Kalau begitu, DPR perlu mengajukan opsi C tersebut ke
Mahkamah Konstitusi. Jika ditolak MK, kasus Bank Century selesai. Jika diterima, bisa
dilanjutkan ke Hak Menyatakan Pendapat (HMP).Jika HMP ditolak, persoalan selesai. Jika
diterima, bisa dilanjutkan. Ada pemakzulan atau tidak ada pemakzulan, lain persoalan.
Yang penting kasus Bank Century harus segera diselesaikan, baik secara hukum
maupun secara politik. Itu logika yang benar.

BAB IV
Penutup
Page 15 of 17

Kesimpulan :
Dari fenomena-fenomena yang terjadi pada kasus Bank Century kita telah melihat
bahwa bank ini jelas dalam kondisi tidak sehat. Bank ini tidak menjalankan oprasional
kegiatan dengan normal dan tidak memenuhi kewajiban-kewajiban perbankannya serta telah
melanggar banyak ketentuan-ketentuan perbankan. Apalagi bank ini telah di jadikan alat
konspirasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan bagi
dirinya atau kelompoknya, hingga merugikan nasabah century sendiri secara khusus dan
masyarakat secara umum.

Daftar Pustaka
2009, 24 November. Dana Rp 5,8 Triliun Diselewengkan. Pikiran rakyat [Surat Kabar],
halaman 1.
Page 16 of 17

2009, 25 November. Kasus Century bukan Karena Krisis, Murni Kriminal. Pikiran rakyat
[Surat Kabar], halaman 22.
2009, 27 Desember. SBY tak Pernah Usut Marsilam. Pikiran rakyat [Surat Kabar], halaman
1.
2010, 4 Januari. Panggil Staf Khusus Presiden. Pikiran rakyat [Surat Kabar], halaman 8.
2010, 5 Januari. Rekomendasi Pansus Agar Objektif. Pikiran rakyat [Surat Kabar], halaman
2.
2010, 5 Januari. KPK Bisa Usut Kasus Besar Skandal Century. Pikiran rakyat [Surat Kabar],
halaman 7.
2010, 6 Januari. KPK Akan Panggil Sri Mulyani. Pikiran rakyat [Surat Kabar], halaman 8.
2010, 6 Januari. Pengejaran Aset Century Terlambat. Pikiran rakyat [Surat Kabar], halaman 8.
2010, 6 Januari. Merger Tiga Bank Pilihan Dilematis. Pikiran rakyat [Surat Kabar], halaman
8.

Page 17 of 17

Anda mungkin juga menyukai