KELOMPOK :
1. HERNY KURNIAWATI
2014437041
2.
3.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari
dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
a. Secaara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu
melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak
langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel
padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
condensing
turbin,
maka
minyak tersebut akan keluar dari boiler dan mengalir didalam tube.
f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas
suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
Memanaskan fluida
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida
yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang
mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.
b.
2.
b.
c.
3.
Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b.
Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4.
b.
Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya terdapat cara
konveksi 2 aliran
c.
Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d.
5.
a.
b.
d.
Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6.
4) Aliran parallel
2) Aliran melintang
5) Aliran split
Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
Aliran compound
Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada tube)
Aliran split
2) Multipass plat
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di
luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut
dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (
buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop
operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang
tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas baik
ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan
fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter
tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,
ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk memastikan:
Axial kekuatan
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari tabung
berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan lebih
dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan panas
atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat
terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar panas
tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari
30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung
yang kuat karena bentuknya.
Pemilihan Material Tabung
Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus mempunyai
thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi yang
dingin melalui tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung. Karena
ada kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal
pada berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai
terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube
yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan,
pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang
dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama atas bahan yang kuat, thermalconductive,
corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal.
Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui suatu
tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan
kemungkinan hilangnya tekanan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam
shell side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a.
b.
Korosi
Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila
fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d.
Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi pada
Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke
arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika
fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas
tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi
ke arah luar shell (ke lingkungan).
e.
fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan mudah dibersihkan. Jika
fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka sediment/fouling tersebut akan
terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada sisi shell
menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle. f. Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil
dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).
Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas
permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih
tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi
luar Tube dan baffle.
digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan
untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh
( shell and tube heat exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendirisendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini
dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan
memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya.
Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, dank
arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil. Kelemahannya
terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi
dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian
rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita
ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat
Sedangkan kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan
biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.
HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar mengelilingi
tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan tabung sepanjang arah aksial
maupun radial. Aliran tekanan tinggi diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk
tekanan rendah dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil.
HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah antara lain:
1. Perpindahan kalor dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran secara simultan.
2. Memiliki jumlah unit Heat transfer yang tinggi
3. Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.
Geometri HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada kondisi aliran dan
drop pressure yang dibutuhkan. Parameter yang berpengaruh antara lain: kecepatan
aliran pada shell dan tube, diameter tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer
diameter. Faktor lain yang juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran,
terjadinya kondensasi dan evaporasi pada shell atau tube.
Aplikasi HE Coiled Tube untuk skala besar telah banyak diterapkan pada LNG
Plant, dimana alat HE ini memiliki kapasitas 100,000 m 3/h pada 289 K dan 0.101 Mpa.
Luas permukaan heat transfer 25,000 m2 dan panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5
m dan berat 180 ton. Gambar Skematik alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gb. 2.6 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant (Anonim, 2012)
Gbr. 2.7. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)
1.3.5 Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh
sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi
panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu
disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya
sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang
satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan
umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak
( biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat
penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir
fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena
ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan
mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium pemanas
yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini
akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk
tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas diantara
setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan turun diantara
plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda
atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk
melalui saluran
produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk melalui saluran
yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas
melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah
aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat
lebih cepat
berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas dengan
arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan oleh pelat
yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan medium yang
telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung dari
rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri produk
yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan
pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian
yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports
pada bagian belakangnya.
Prinsip Alat Ukur PHE
1.
2.
3.
Kelebihan PHE
1.
Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.
2.
3.
4.
5.
6.
Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7.
Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)
8.
Kekurangan PHE
1.
Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and Frame
Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2.
3.
Gambar 2.8 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)
b. Clip type
Luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup
menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat. Pemasangan gasket
tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan tipe glue.
dengan
1.
Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan adalah nitrile
dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)
a. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur rendah
b. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur tinggi
c. EPR/ EPDM : -800F 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat panas dan
uap serta memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau volume yang besar.
Fungsi gasket ini adalah sebagai perekat alat atau pengatur aliran fluida, sehingga
antara fluida yang satu dengan fluida yang lain tidak mengalami kontak secara langsung
yang menyebabkan kebocoran.
2.
Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam yang berfungsi sebagai penekan
pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak ada rongga didalam aliran fluida agar
tidak terjadi kebocoran.
3.
Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless steel atau
titanium dan terdapat pada berbagai macam susunan yang berombak-ombak, berfungsi
sebagai tempat mengatur fluida serta tempat terjadinya pertukaran panas antara fluida
panas dengan fluida dingin. Fluida pada pelat ini mengalir secara turbulen, hal ini
dikarenakan bentuk dari pelat tersebut yang bergerigi sehingga pertukaran panas dapat
berlangsung secara cepat. Makin banyak pelat tekanan makin besar.
Tipe Pelat
Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena mempunyai
banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan banyak gerakan putaran
(turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan tinggi, dan menurunkan tekanan.
Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil pemanasan
dan penurunan tekanan yang lebih optimal.
4.
Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi menjaga pelat agar
tetap stabil
Gambar 2.13 Pelat penyangga tetap (fixed frame) (Stevano Viktor, 2011)
5.
Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan untuk
menekan pelat dan frame
6.
Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel yang
mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.
7.
Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang), merupakan bagian
yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada kumpulan pelat yang ditekan.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger) terutama Heat
exchanger tipe shell & tube:
1.
penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini sejalan
dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2.
pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu harga
maksimum dan kemudian berkurang.
3.
dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas berkurang, jika
kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju alir massa
udara meningkat.
4.
Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.
5.
6.
Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat
hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
7.
8.
Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.
Analisa kinerja HE :
1. Koefisien overall perpindahan panas (U)
Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin
dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses konduksi dan
konveksi.
2. Fouling factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk permukaan
heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi
dan proses biologi. Angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang
terbawa fluida yang mengalir di dalam HE
Penyebab terjadinya fouling :
a. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi atau coke
keras.
b. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi kerak
keras.
Akibat fouling :
a. mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan biaya,
baik investasi, operasi maupun perawatan.
b. ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.
terbentuknya
fouling
akan
meningkat
dengan
meningkatnya
temperatur.
3. Pressure drop
Untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang dimilikinya
selama fluida mengalir.
Disebabkan oleh 2 hal :
Pembelokan aliran