Anda di halaman 1dari 31

DIMAS ADRIYONO WIBOWO

SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

LI.1. MM ANATOMI KULIT


LI.1.1. MAKRO & MIKRO
Adapun ciri-ciri kulit adalah:

Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.

Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.

Luas : 1,50 1,75 m.

Tebal rata rata : 1,22mm.

Daerah yang paling tebal (66 mm), pada telapak tangan dan telapak kaki
dan paling tipis (0,5 mm) pada daerah penis.

Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:


1) Epidermis
Terbagi atas 5 lapisan:

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

keterangan:
A

Melanocyt

Langerhans cell

Merkels cell

Nervnda

= Stratum corneum

= Stratum granulosum

= Stratum spinosum

= Stratum basale

= Basalmembran

a. Stratum korneum/Lapisan tanduk


Terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati dan tidak berinti
Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)
b. Stratum Lusidum
Lapisan sel gepeng tanpa inti
protoplasma berubah menjadi protein (eleidin)
Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan
Tidak tampak pada kulit tipis
c. Stratum granulosum / Lapisan Granular
Merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Sitoplasma berbutir kasar yang terdiri atas keratohialin dan terdapat inti
diantaranya
Mukosa tidak mempunyai lapisan ini
d. Stratum spinosum / lapisan Malphigi
Lapisan epidermis yang paling tebal
Terdiri dari sel polygonal, besarnya berbeda-beda karena ada proses mitosis
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak
ditengah
Terdapat jembatan antarsel (intecelluler bridges) yg tdd: protoplasma dan
tonofibril
Perlekatan antar jembatan membentuk nodulus Bizzozero
Terdapat juga sel langerhans yang berperan dalam respon respon antigen
kutaneus. Seperti ditunjukan dibawah
e. Stratum basale
Terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis
Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade
Lapisan terbawah dari epidermis
Mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
Terdapat melanosit (clear cell) yaitu sel dendritik yang yang membentuk
melanin melindungi kulit dari sinar matahari. Dengan sitoplasma yang
basofilik dan inti gelap, mengandung butir pigmen (melanosomes)

Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble
yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
Mengusir mikroorganisme patogen

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh


Unsur utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3-4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut
rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat
kerutan yang disebut fingers prints.
2) Dermis (korium)
Merupakan lapisan dibawah epidermis.Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2
lapisan:
a. Pars papilare
o Bagian yang menonjol ke epidermis
o Berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
b. Pars retikulare
o Bagian yang menonjol ke subkutan
o Terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta
fibroblas)
o Terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis
yang terdapat banyak p. darah, limfe, akar rambut, kelenjar kerngat dan
k. sebaseus.
3) Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis
Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini
terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
a. Sel lemak
o Sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa
o Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang
menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang
berfungsi sebagai cadangan makanan
o Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal
seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh
dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi
b. Vaskularisasi
Dikulit diatur oleh 2 pleksus:
o Pleksus superfisialis

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

o Pleksus profunda

Adneksa Kulit
1) Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit
a. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Terdapat di lapisan dermis. Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
-

Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit

Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan


suhu tubuh.

Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.


Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi
tubuh terhadap setress, nyeri dll

Kelenjar Apokrin

Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada


folkel rambut

Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar


dan berkurang pada sklus haid

Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu


yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila

Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang


disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax)

2) Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan
batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
Turunan Kulit
Rambut
Rambut merupakann bangunan berzat tanduk yang diproduksi oleh folikel rambut
yang merupakan pertumbuhan epitel permukaan kedalam lapisan dermis
dibawahnya.Pertumbuhan rambut berlangsung dalam bagian pangkal folikel yang
menggelembung dan disebut bulbus pili, yang terdiri atas sel-sel epitelial yang aktif
membelah dan mengitari suatu papila jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh
darah, dan saraf yang penting bagi kelangsungan hidup folikel rambut.Papila dermis dalam
bulbus pili ini disebut papila pili.Batang rambut dibentuk oleh sel folikel yang paling dalam
yang membatasi papila yang disebut sel matriks.Sel-sel folikel rambut merupakan lanjutan
dari startum basal dan spinosum epidermis kulit. Pada permulaan perkembangan semua sel
pada folikel aktif bermitosis akan tetapi seltelah folikel terdiferensiassi sempurna hanya

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

tinggal sel-sel matriks yang aktif bermitosis dan menghasilkan berbagai bagian rambut yaitu,
medula, korteks, dan kutikula rambut. Pigmen melanin ditemukan terjepit diantara dan di
dalam sel tersebut sehingga mewarnai rambut.M. arector pili melekat ke sarung folikel dan
berinsersi di daerah papila dermis pada epidermis.Kontraksi ini menyebabkan rambut
menegak dan menarik ke dalam daerah tempat insersinya pada papila sehingga terjadi
keadaan yang tampak pada kulit yang merinding.Muskulus arektor pili dipersarafi oleh sistem
saraf simpatis dan penegakan rambut terjadi apabila kedinginan atau ketakutan.
Kuku
Kuku berasal dari sel yang sama pada epidermis, mempunyai matriks yang aktif
bermitosis menghasilkan dasar kuku, yang merupakan lanjutan stratum germinatif kulit.
Bagian pangkal kuku diliputi suatu lipatan kulit yang disebut eponikium atau
kutikula.Lempeng kuku tumbuh dari dasar kuku sebagai suatu lempeng zat tanduk.Dasar
kuku merupakan lanjutan stratum germinatif, terdiri atas sel-sel basal di atas membran basal
dan dua atau tiga lapisan spinosum. Di bagian proksimal kuku terdapat daerah putih yang
berbentuk bulan , disebut lunula. Stratum korneum yang mengeras di bawah ujung bebas
kuku disebut hiponikium.Pertumbuhan kuku bersifat kontinu dan bisa digunakan sebagai
indikator kesehatan seseorang seperti, adanya lekukan dan kekeruhan sering ditemukan pada
infeksi kuku.Kuku yang tipis, mudah sobek, konkaf atau kuku sendok, menandakan adanya
penyakit seperti anemia kronik, sifilis dan demam rematik. Kuku yang kering dan rapuh
menunjukan defisiensi vitamin atau keadaan hipotiroid.
LI.1.2. MM FISIOLOGI KULIT
Kulit berfungsi untuk :
1.Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, gangguan
kimiawi, gangguan bersifat panas, serta gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri
maupun jamur.
Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis,
tebalnya lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar
tubuh.Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut.
Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari
kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 6,5. Lemak permukaan kulit juga berperan
dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.
2.Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat.tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak.
Permeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan kulit
mempunyai peran dalam fungsi respirasi.Kemampuan absorpsi tersebut dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

3.Eksresi

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme berupa NaCl.Urea,


asam urat, dan ammonia.Sebum yang dihasilkan berfungsi untuk melindungi kulit karena
selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering.

4.Persepsi
Rangsang panas : badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Rangsang dingin : badan-badan Krause yang terletak di dermis.
Rangsang rabaan : badan taktil Meissner di papilla dermis dan badan Merkel Ranvier di
epidermis.
Rangsang tekan : badan Paccini di epidermis.
5.Pengaturan suhu tubuh
Termoregulasi kulit dilakukan dengan mengeluarkan keringat dan mengerutkan
pembuluh darah kulit.
6.Pembentukan pigmen
Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah
serta besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu.Pajanan sinar
matahari mempengaruhi produksi melanosom.Pigmen disebar ke epidermis melalui tangantangan dendrite, sedangkan pada dermis melalui sel melanofag.Warna kulit juga dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
7.Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain
akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas makin
gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilangdan keratinosit
ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari
dan member perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
8.Pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
9.Fungsi Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi
sebagai alat untuk menentukan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dapat
dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan oleh
kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar
keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat
dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar sehingga kulit
tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau khas.Semua fungsi kulit pada
manusia berguna untuk mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.
LI.3. MM EFLORESENSI KULIT

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

1. EFLORESENSI PRIMER
A. MAKULA
Perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan bentuk bervariasi tanpa
disertai perubahan konsistensi dan permukaannya. Makula berukuran < 1 cm, jika
> 1 cm : patch
B. PAPULA
Penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm dan bagian terbesarnya
berada diatas permukaan kulit
C. PLAQUE
Kelainan kulit seperti papula dgn permukaan datar & diameter > 1 cm
Plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi juga dapat karena
gabungan dari beberapa papula
D. NODUL
Penonjolan pada kulit berbatas tegas, letaknya dalam, diameternya > 1 cm
E. URTIKARIA
Penonjolan kulit dengan batas tegas, timbulnya cepat dan hilangnya juga cepat.
Biasanya berwana kemerahan dan pucat di bagian tengah
F. VESIKEL
Penonjolan kulit berbatas tegas, berisi cairan & diameternya < 1 cm Bila pecah
menjadi Erosi, bila bergabung menjadi Bula
G. BULA
Penonjolan kulit berbatas tegas, seperti vesikel dengan ukuran > 1 cm
H. PUSTULA
Penonjolan kulit berbatas tegas, diameter < 1 cm, berisi cairan pus/ nanah
I. PURPURA
Perubahan warna kulit menjadi kemerahan yang terjadi karena perdarahan di
dalam kulit Berdasarkan diameter :
a. Petechie : < 1 cm
b. Echymosis: > 1 cm
J. KISTA
Suatu rongga yang dibatasi oleh epitel dan di dalamnya berisi massa cair atau
solid
K. TELEANGIEKTASIS
Terjadinya pelebaran pembuluh darah kapiler, venulae, atau arteriole yang nampak
pada permukaan kulit
L. KOMEDO
Penonjolan kulit karena adanya pelebaran infundibulum folikel rambut yang terisi
masa keratin, sebum & mikroorganisme
2. EFLORESENSI SEKUNDER
A. SKUAMA : Stratum korneum yang terkelupas dan tampak pada permukaan
Dapat kering/ berminyak, tipis/ tebal, warna putih keabuan kuning coklat
B. KRUSTA : Bahan cair, eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik yang
mengering
C. EROSI : Defek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak sampai pada
membrana basalis, sehingga pada proses penyembuhannya tidak meninggalkan
bekas sikatrik

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

D. ULKUS : Defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana


basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses
penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks
E. EKSKORIASI : Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare
F. FISURA : Retakan kulit/ defek linier yang dapat mulai dari permukaan sampai
lapisan dermis
G. ATROFI : Penipisan kulit, baik epidermis maupun dermis.
H. SIKATRIK : Pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak mengandung
jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma
pada dermis yang lebih dalam
I. SKLEROSIS : Mengerasnya kulit yang hanya dapat ditemukan dengan palpasi
J. LIKENIFIKASI : Penebalan kulit yang ditandai dengan penegasan gambaran
garis-garis permukaan kulit baik longitudinal maupun transfersal, biasanya
disertai hiperpigmentasi.
K. SINUS : Saluran yang dibatasi oleh epitel dan bermuara pada kulit
L. ABSES : Kumpulan pus pada jaringan yang terlokalisir
M. KUNIKULUS : Suatu lorong yang terdapat pada stratum korneum atau stratum
spinosum, yang biasanya terjadi karena adanya infestasi larva suatu parasit
tertentu
LI.4. MM MIKOSIS
4.1 Definisi
Penyakit pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur atau mikosis dibagi
menjadi : mikosis profunda dan mikosis superfisialis.
4.2 Etiologi
Menurut Petrus 2005 & Utama 2004 faktor yang mempengaruhi adalah udara yang
lembab, lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan
disekitarnya, obesitas, penyakit sistemik, penggunaan obat antibiotik, steroid, sitostatika yang
tidak terkendali.
4.3 Klasifikas
A.Mikosis profunda
Mikosis profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan jamur, dengan
gejala klinis tertetentu yang menyerang alat di bawah kulit, misalnya traktus intestinalis,
traktus respiratorius, traktus urogenitalis, susunan saraf sentral, otot, tulang, susunan
kardiovaskular. Kelainan kulit pada mikosis profunda dapat berupa afek primer, maupun
akibat proses dari jaringan di bawahnya (per kontinuitatum).
Dikenal beberapa penyakit jamur profunda yang klinis dan manifestasinya berbeda
satu dengan yang lain. CONANT dkk. (1977) misalnya mencantumkan dalam bukunya
Manual of Clinical Mycology berbagai penyakit, yaitu :
1.

Aktinomikosis

2.

Nokardiosis

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

3.

Antinomikosis misetoma

4.

Blastomikosis

5.

Parakoksidiodomikosis

6.

Lobomikosis

7.

Koksidiodomikosis

8.

Histoplasmosis

9.

Histoplasmosis Afrika

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

10.

Kriptokokosis

11.

Kandidiosis

12.

Geotrikosis

13.

Aspergillosis

14.

Fikomikosis

15.

Sporotrikosis

16.

Maduromikosis

17.

Rinosporidiosis

18.

Kromoblastomikosis

19.

Infeksi yang disebabkan jamur Dematiceae ( berpigmen coklat)

Diantara 19 macam penyakit jamur profunda yang disebutkan di atsa aktinomikosis


menurut RIPPON (1974) sudah bukan penyakit jamur asli. Ia cenderung memasukkan
Actinomyces dan Nocardia atau bacteria-like fungi ini di dalam golongan bakteri, walaupun
masih mempunyai sifat sifat jamur , yaitu branching di dalam jaringan, membentuk
anyaman luas benang jamur pada jaringan maupun pada media biakan, dan menyebabkan
penyakit kronik. Namun Actinomyces dan Nocardia mempunyai sifat khas bakteri , yaitu
adanya asam muramik pada dinding sel, tidak mempunyai inti sel yang karakteristik, tidak
mempunyai mitokondria, besar mikoorganisme khas untuk bakteri, dan dapat dihambat oleh
obat obatan anti bacterial.
Mikosis profunda biasanya dalam klinik sebagai penyakit kronik dan
residif.Manifestasi klinik morfologik dapat ebrupa tumor, infiltasi peradangan vegetatif,
fistel, ulkus, atau sinus, tersendiri maupun bersamaan.Mengingat banyaknya penyakit yang
dapat memenuhi kedua syarat tersebut, misalnya tuberculosis, lepra, sifilis, frambusia,
keganasan, sarcoidosis, dan pioderma kronik, maka pemeriksaan tambahan untuk verifikasi
sangat diperlukan.
Pemeriksaan tersebut adalah sediaan langsung dengan KOH, biakan jamur,
pemeriksaan histopatologik dan pemeriksaan imunologik termasuk tes kulit, maupun

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

serologic dan pemeriksaan imunologik yang lain. Pemeriksaan tambahan ini diperlukan untuk
memastikan atau menyingkirkan mikosis profunda dan penyakit yang disebut sebagai
diagnosis banding.Sebagai contoh, pemeriksaan lapangan gelap, histopatologik, dan
pemeriksaan tes serologic untuk sifilis yang spesifik, maupun yang non spesifik.Demikian
pula pemeriksaan pemeriksaan khusus untuk penyakit tertentu.
MISETOMA
Definisi:
Misetoma adalah penyakit kronik, supuratif granulomatosa yang dapat disebabkan
Actinomyces, Nocardia , dan Eumycetes atau jamur berpigmen.
Etiologi :

Actinomyces disebut Actinomycotic mycetoma

Botryomycosis yang disebabkan oleh bakteri

Madurromycosis yang disebabkan oleh jamur berfilamen

Gejala klinis :

Pembengkakan

Abses

Sinus, didalamnya ditemukan butir-butir (granula) yang berpigmen kemudian


dikeluarkan melalui eksudat

Fistel multiple

Gejala klinis biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip dengan pembengkakan
seperti tumor jinak dan ahrus disertai butir-butir.Inflamasi dapat menjalar dari permukaan
sampai ke bagian dalam dan dapat menyerang subkutis, fasia, otot dan tulang.Sering
terbentuk fistel, yang mengeluarkan eksudat. Butir butir sering bersama sama eksudat
mengalir ke luar dari jaringan.
Diagnosis:
Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan uraian diatas. Namun
bila disokong dengan gambaran histologic dan hasil biakan, diagnosis akan lebih mantap.
Lagi pula penentuan spesies penyebab sangat penting untuk terapi dan prognosis

Tatalaksana:
Pengobatan misetoma biasanya harus disertai radikal, bahkan amputasu kadang
kadang perlu dipertimbangkan. Obat obat , misalnya kombinasi kotrimoksazol dengan
streptomisin dapat bermanfaat , bila penyakit yang dihadapi adalah misetoma aktinomikotik,
tetapi pengobatan memerlukan waktu lama ( 9bulan-1tahun) dan bila kelainan belum meluas
benar. Obat obat baru antifungal , misalnya itrakonazol dapat dipertimbangkan untuk
misetoma maduromikotik.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Prognosis:
Quo ad vitam umumnya baik.Pada maduromikosis prognosis quo ad sanationam tidak
begitu baik bila dibandingkan dengan aktinomikosis/botriomikosis. Diseminasi limfogen atau
hematogen dengan lesi pada alat alat dalam merupakan kecualian
SPOROTRIKOSIS
Infeksi koronis yang disebabkan Sporotrichium schenkii dan ditandai dengan
pembesaran kelenjar getah bening.Kulit dan jaringan subkutis di atas nodus sering melunak
dan pecah membentuk ulkus yang indolen. Penyakit jamur ini mempunyai insidens yang
cukup tinggi pada daerah tertentu, dan ditemukan pada pekerja hutan maupun petani
(HUTAPEA,1978;SIREGAR dan THAHA 1978)
Bila tidak terjadi diseminasi melalui saluran getah bening diagnosis agak sukar
dibuat.Selain gejala klinis, yang dapat menyokong diagnosis adalah pembiakan terutama pada
mencit atau tikus, dan pemeriksaan histopatologik. Pernah dilaporkan sekali-sekali selain
bentuk kulit yang khas, beberapa bentuk di paru dan alat dalam lain. Pada kasus-kasus ini
rupanya terjadi infeksi melalui inhalasi.
Pengobatan yang memuaskan biasanya dicapai dengan pemberian larutan kalium
yodida jenuh oral.Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B atau
itrakonazol dapat diberikan.
KROMOMIKOSIS
Kromomikosis atau kromoblastomikosis atau dermatitis verukosa adalah penyakit
jamur yang disebabkan bermacam-macam jamur berwarna (dematiaceous).Penyakit ini
ditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan yang perlahan-lahan, sehingga akhirnya
membentuk vegetasi papilomatosa yang besar. Pertumbahan ini dapat menjadi ulkus atau
tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai, namun lokalisasi di tempat lain pernah ditemukan,
misalnya pada tangan, muka, telinga, leher, dada, dan bokong. Penyakit ini kadang-kadang
dilihat di Indonesia.Sumber penyakit biasanya dari alam dan terjadi infeksi melalui trauma.
Penyakit tidak ditularkan dari manusia ke manusia dan belum pernah dilaporkan
terjadi pada binatang.Diseminasi dapat terjadi melalui autoinokulasi, ada juga kemungkinan
penyebaran melalui darah dengan terserangnya susunan saraf sentral pernah
dilaporkan.Walaupun penyakit jamur ini biasanya terbatas pada kulit, bila lesinya luas dapat
mengganggu kegiatan penderita sehari-hari.
Pengobatannya sulit.Terapi sinar x pernah dilakukan dengan hasil yang berbedabeda.Kadang-kadang diperlukan amputasi. Pada kasus lain reseksi lesi mikotik disusul
dengan skin graft memberi hasil yang memuaskan. Obat-obatan biasanya memberikan hasil
yang kurang memuaskan dan harus diberikan dalam waktu yang lama.
Pada akhir-akhir ini hasil pengobatan yang memuaskan dicapai dengan kombinasi
amfoteresin B dan 5-fluorositosin.Demikian pula pengobatan dengan kantong-kantong panas
di JEpang.Prognosis, seperti diuraikan oada hasil terapi di atas.Itrakonazol pada akhir-akhir
ini memberikan harapan baru pada penyakit ini, terutama bila penyebabnya adalah
Cladosporium carrionii.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

ZIGOMIKOSIS, FIKOMIKOSIS, MUKORMIKOSIS


Penyakit jamur ini terdiri atas pelbagai infeksi jamur dan disebabkan oleh bermcammacam jamur pula yang taksonomi dan peranannya masih didiskusikan, oleh karena itu di
dalam buku-buku baru diberikan nama umum, yaitu zigomikosis
Zygomycetes meliputi banyak genera, yaitu Mucor, Rhizopus, Absidia, Mortierella
dan Cunning-hamella. Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur ini dapat disebut
sesuai dengan lokalisasi atau alat dalam yang terserang. Contohnya rinozigomikosis,
otozigomikosis, zigomikosis subkutan, zigomikosis fasiale, atau zigomikosis
generalisata.Golongan penyakit jamur ini dapat dinamakan juga sesuai dengan jamur
penyebabnya, misalnya mukomikosis dan sebagainya.
Oleh karena penyakit ini disebabkan jamur yang pada dasarnya oportunistik, maka
pada orang sehat jarang ditemukan. Diabetes mellitus, misalnya merupakan factor
predisposisi. Demikian pula penyakit primer berat yang lain.
Fikomikosis subkutan adalah salah satu bentuk penyakit golongan ini yang kadangkadang dilihat di bagian kulit dan kelamin.Penyakit ini untuk pertama kali dilaporkan di
Indonesia pada tahun 1956. Setelah itu banyak kasus dilaporkan di Indonesia, Afrika, dan
India. Kelainan timbul di jaringan subkutan Antara lain di dada, perut, atau lengan atas
sebagai nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah sekian waktu. Nodus tersebut
konsistensinya keras dan kadang-kadang dapat terjadi infeksi sekunder.Penderita pada
umumnya tidak demam dan tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening regional.
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologik dan biakan.Jamur agak
khas, hifa lebar 6-50 miu, seperti pita, tidak bersepta dan coenocytic.
Sebagai terapu fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jernih kalium
yodida.Mulai dari 10-15 tetes 3 kali seharu dan perlahan-lahan dinaikan sampai terlihat gejala
intoksikasi, penderita mual dan muntah.Kemudian dosis diturunkan 1-2 tetes dan
dipertahankan terus sampai tumor menghilang.Itrakonazo; berhasil mengatasi fikomikosis
subkutan dengan baik.Dosis yang diberikan sebanyak 200mg sehari selama 2-3 bulan.
Prognosis bentuk klinis ini umumnya baik
B.Mikosis superfisialis
Terbagi menjadi :
1. Dermatofitosis
2. Non-dermatofitosis, terdiri atas pelbagai penyakit:
-

Pitriasis versikolor

Piedra hitam

Piedra putih

Tinea nigra palmaris

Otomikosis

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Keratomikosis

LI.5. MM DERMATOFITOSIS
5.1 Definisi
Setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan oleh dermatofit dan mengenai
stratum korneum kulit, rambut dan kuku, termasuk onikomikosis dan berbagai macam bentuk
tinea.Disebut juga epidermomycosis dan epidermophytosis. 4
Jamur dermatofit dinamai sesuai dengan genusnya (mycrosporum, trichophyton, dan
epidermophyton) dan spesiesnya misalnya, microsporum canis, t. rubrum).Beberapanya
hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainya terutama menyerang hewan
(zoofilik), walau kadang bisa menyerang manusia.Apabila jamur hewan menimbulkan lesi
dikulit pada manusia, keberadaaan jamur tersebut sering menyebabkan suatu reaksi inflamasi
yang hebat (misalnya, cattle ringworm).
5.2 Epidemiologi
Indonesia termasuk wilayah yang baik untuk pertumbuhan jamur, sehingga dapat
ditemukan hampir di semua tempat. Menurut Adiguna MS, insidensi penyakit jamur yang
terjadi di berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia bervariasi antara 2,93%-27,6%.
Meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum.
Dermatomikosis atau mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara
tropis.Di Indonesia angka yang tepat, berapa sesungguhnya insiden dermatomikosis belum
ada. Di Denpasar, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah dermatitis. Angka
insiden tersebut diperkirakan kurang lebih sama dengan di kota-kota besar Indonesia lainnya.
Di daerah pedalaman angka ini mungkin akan meningkat dengan variasi penyakit yang
berbeda.
Sebuah penelitian retrospektif yang dilakukan pada penderita dermatomikosis yang
dirawat di IRNA Penyakit Kulit Dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun
waktu antara 2 Januari 1998 sampai dengan 31 Desember 2002. Dari pengamatan selama 5
tahun didapatkan 19 penderita dermatomikosis. Kasus terbanyak terjadi pada usia antara 1524 tahun (26,3%), penderita wanita hampir sebanding dengan laki-laki(10:9).
Dermatomikosis terbanyak ialah Tinea Kapitis, Aktinomisetoma, Tinea Kruris et Korporis,
Kandidiasis Oral, dan Kandidiasis Vulvovaginalis.
Jenis organisme penyebab dermatomikosis yang berhasil dibiakkan pada beberapa
rumah sakit tersebut yakni: T.rubrum, T.mentagrophytes, M.canis, M.gypseum, M.tonsurans,
E.floccosum, Candida albicans, C.parapsilosis, C.guilliermondii, Penicillium, dan
Scopulariopsis. Menurut Rippon tahun 1974 ada 37 spesies dermatofita yang menyebabkan
penyakit di dunia.9
Di luar seperti India, berdasarkan penelitian di India yang mengambil sampel
sebanyak 121 kasus (98 pria & 23 perempuan), dermatomikosis menempati urutan pertama
untuk kasus penyakit kulit, 103 kasus (70,5%), diikuti candidiasis 30 kasus (20,5%) dan
pitiriasis versikolor. Di Amerika endemik dermatomikosis di daerah Utara dan barat
Venezuela, brasil, dan beberapa kasus di laporkan di Columbia dan argentina. Di Eropa
infeksi tinea adalah hal yang umum.Perkiraan insidensi penyakit ini sekitar 10-20%.Di Eropa
dermatomikosis merupakan penyakit kulit yang menempati urutan kedua.Penyakit ini

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

disebabkan oleh tinea pedis, tinea corporis, tinea cruris, dan tinea rubrum. Tinea rubrum
ditemukan pada 76,2% kasus dermatomikosis melalui pemeriksaan sampel di Eropa.
Onset usia terjadi pada anak kecil yang baru belajar berjalan (toddlers) dan anak usia
sekolah. Paling sering menyerang anak berusia 6-10 tahun dan juga pada usia dewasa.9
Frekuensi infeksi pada spesies tertentu antara lain:
Sekitar 58% dermatofita yang terisolasi adalah trichophyton rubrum
27% Trichophyton mentagrophytes
7% Trichophyton verrucosum
3% Trichophyton tonsurans
Kecil dari 1 % yang terisolasi: Epidermophyton floccosum, Microsporum audouinii,
Microsporum canis, Microsporum equinum, Microsporum nanum, Microsporum versicolor,
Trichophyton equinum, Trichophyton kanei, Trichophyton raubitschekii, and Trichophyton
violaceum.
5.3 Klasifikasi
Klasifikasi yang paling sering dipakai oleh para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi:
a. Tinea kapitis, tinea pada kulit dan rambut kepala
b. Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jengggot.
c. Tinea kruris, dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadangkadang sampai perut bagian bawah.
d. Tinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan.
e. Tinea unguium, tinea pada kuku kaki dan tangan.
f. Tinea facialis, tinea yang meliputi bagian wajah
g. Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk 5 bentuk tinea
diatas.
Selain 6 bentuk tinea di atas masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:
1.

Tinea imbrikata: dermatofitosis dengan susunan skuama yang kosentris dan


disebabkan oleh tricophyton concentricum.

2.

Tinea favosa atau favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan oleh tricophyton
schoenleini: secara klinis antara lain berbentuk skutula dan berbau seperti tikus
(mousy odor).

3.

Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif dari morfologinya.

4.

Tinea incognito: dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh karena telah
diobati dengan steroid topical kuat.

5.4 Etiologi

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Berdasarkan sifat makro dan mikro, dermatofita dibagi menjadi: microsporum,


tricopyton, dan epidermophyton. Yang paling terbanyak ditemukan di Indonesia adalah
T.rubrum.dermatofita lain adalah: E.floccosum, T.mentagrophytes, M. canis, M. gypseum,
T.cocentricum, T.schoeleini dan T. tonsurans.
2.1 Microsporum
Kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh manusia
(antropofilik) atau pada hewan (zoofilik).Merupakan bentuk aseksual dari jamur. Terdiri dari
17 spesies, dan yang terbanyak adalah:
SPECIES

CLASSIFICATION (NATURAL RESERVOIR)

Microsporum audouinii

Anthropophilic

Microsporum canis

Zoophilic (Cats and dogs)

Microsporum cooeki

Geophilic (also isolated from furs of cats, dogs, and


rodents)

Microsporum ferrugineum

Anthropophilic

Microsporum gallinae

Zoophilic (fowl)

Microsporum gypseum

Geophilic (also isolated from fur of rodents)

Microsporum nanum

Geophilic and zoophilic (swine)

Microsporum persicolor

Zoophilic (vole and field mouse)

Tabel 2.1 Spesies Microsporum.


Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder.
Pertumbuhan pada agar Sabouraud dextrose pada 25C mungkin melambat atau sedikit cepat
dan diameter dari koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari pengeraman. Warna dari koloni
bervariasi tergantung pada jenis itu.Mungkin saja putih seperti wol halus yang masih putih
atau menguning sampai cinamon.
2.2 Epidermophyton
Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan
Epidermophyton stockdaleae.E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik, sedangkan E.
floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada manusia.E. floccosum adalah
satu penyebab tersering dermatofitosis pada individu tidak sehat.Menginfeksi kulit (tinea
corporis, tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis).Infeksi terbatas kepada lapisan
korneum kulit luar.koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Diikuti
inkubasi pada suhu 25 C pada agar potato-dextrose, koloni kuning kecoklat-coklatan
2.3 Tricophyton

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau


manusia.Berdasarkan tempat tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan
geophilic.Trichophyton concentricum adalah endemic pulau Pacifik, Bagian tenggara Asia,
dan Amerika Pusat.Trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada rambut, kulit, dan kuku
pada manusia.
NATURAL HABITATS OF TRICHOPHYTON SPECIES
Species

Natural Reservoir

Ajelloi

Geophilic

Concentricum

Anthropophilic

Equinum

zoophilic (horse)

Erinacei

zoophilic (hedgehog)

Flavescens

geophilic (feathers)

Gloriae

Geophilic

Interdigitale

Anthropophilic

Megnini

Anthropophilic

Mentagrophytes

zoophilic (rodents, rabbit) /


anthropophilic

Phaseoliforme

Geophilic

Rubrum

Anthropophilic

Schoenleinii

Anthropophilic

Simii

zoophilic (monkey, fowl)

Soudanense

Anthropophilic

Terrestre

Geophilic

Tonsurans

Anthropophilic

Vanbreuseghemii

Geophilic

Verrucosum

zoophilic (cattle, horse)

Violaceum

Anthropophilic

Yaoundei

anthropophilic

5.5 Patofisiologi
Cara penularan jamur dapat secara langsung maupun tidak langsung.Penularan
langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia,

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

binatang, atau tanah.Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi
jamur, pakaian debu.Agen penyebab juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan
pakaian, handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan
tinea manum.
Jamur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin, sehingga dapat
memudahkan invasi ke stratum korneum.Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabangcabangnya didalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang
berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhannya
dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang
jelas dan meninggi (ringworm). Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang
menjadi suatu reaksi peradangan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit adalah:
a. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini bergantung pada afinitas jamur apakah jamur antropofilik, zoofilik, geofilik.
Selain afinitas ini massing-masing jamur berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal
afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh misalnya: Trichopyhton
rubrum jarang menyerang rambut, Epidermophython fluccosum paling sering menyerang
liapt paha bagian dalam.
b. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang jamur.
c. Faktor suhu dan kelembapan
Kedua faktor ini jelas sangat berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi
atau lokal, dimana banyak keringat seperti pada lipat paha, sela-sela jari paling sering
terserang penyakit jamur.
d. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat insiden penyakit
jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah sering ditemukan daripada
golongan ekonomi yang baik
e. Faktor umur dan jenis kelamin (Boel, Trelia.Drg. M.Kes.2003)
Infeksi dermatofita melibatkan tiga langkah utama: perlekatan ke keratinosit, penetrasi
melalui dan diantara sel, dan perkembangan respon host.
1. Perlekatan.
Jamur superfisial harus melewati berbagai rintangan untuk bisa melekat pada jaringan
keratin diantaranya sinar UV, suhu, kelembaban, kompetisi dengan flora normal dan
sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit.Asam lemak yang diproduksi oleh glandula
sebasea juga bersifat fungistatik.
2. Penetrasi.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Setelah terjadi perlekatan, spora harus berkembang dan menembus stratum korneum pada
kecepatan yang lebih cepat daripada proses desquamasi. Penetrasi juga dibantu oleh
sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik, yang juga menyediakan nutrisi untuk
jamur.Trauma dan maserasi juga membantu penetrasi jamur kejaringan.Fungal mannan
didalam dinding sel dermatofita juga bisa menurunkan kecepatan proliferasi
keratinosit.Pertahanan baru muncul ketika begitu jamur mencapai lapisan terdalam dari
epidermis.
3. Perkembangan respons host.
Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat.Reaksi
hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran
yang sangat penting dalam melawan dermatofita.Pada pasien yang belum pernah
terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi minimal dan
trichopitin tes hasilnya negative.infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama yang
dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit.
Dihipotesakan bahwa antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan
dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe.Limfosit T melakukan proliferasi dan
bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur.Pada saat ini, lesi tiba-tiba
menjadi inflamasi, dan barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan selsel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi sembuh
5.6 Manifestasi klinis
Tinea Pedis
Infeksinya anthropophilic dermatophytes biasanya disebabkan oleh adanya elemen
hifa dari jamur yang mampu menginfeksi kulit.Skala desquamasi kulit bisa terinfeksi di
lingkungan selama berbulan-bulan atau tahun.Oleh karena itu transmisi bisa terjadi dengan
kontak tidak langsung lama setelah infeksi terjadi.Bahan seperti karpet yang kontak dengan
kulit vektor sempurna.Begitu, transmisi dermatophytes suka Trichophyton rubrum, T.
interdigitale dan Epidermophyton floccosum yang biasnya pada kaki.infeksi di sini sering
kronis dan tidak menimbulkan keluhan selama beberapa tahun dan hanya ketika menyebar
kebagian lain, biasanya di kulit.
Tinea unguium (dermatophytic onycomicosis, ringworm of the nail)
Trichophyton rubrum dan T. interdigitale adalah spesies yang sering menyebabkan
tinea unguium.Dermatofita jenis unguium digolongkan menjadi dua bagian utama: (1).
Superficial white-onycomycosis yang menempel atau membuat lubang pada permukaan
kuku. (2). Invasif, subungual dermatofita yang lateral dari proximal atau pun distal. Diikuti
dengan menetapnya infeksi pada dasar kuku.Onycomycosis subungual distal adalah bentuk
umum dari onycomycosis dermatofita.Jamur menyerang bagian distal bantalan jari yang
menyebabkan hiperkeratosis dari bantalan kuku dengan onycolisis dan menyebabkan
penebalan lempeng kuku.
Seperti namanya onycomycosis subungual lateral dimulai dari bagian lateral kuku dan
sering menyebar melibatkan semua lempeng kuku. Pada onycomycosis subungual proximal
jamur menginvasi kebawah kutikula dan menginfeksi bagian proximal daripada bagian distal
karena spot yellow-white akan menyerang lunula terlebih dahulu kemudian meluas ke
lempeng kuku.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Tinea kruris (eczema marginatum, dhobie itch, ringworm of the groin)


Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar
anus.Kelainan ini dapat bersifat akut ataupun menahun, bahkan dapat merupakan penyakit
yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat berbatas pada daerah genito-krural saja, atau
meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus, dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh
yang lain.
Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas.Peradangan
pada tepi lebih nyata daripada daerah di tengahnya.Fluoresensi terdiri atas bermacam-macam
bentuk yang primer dan sekunder (polimorfik).Bila menahun dapat disertai bercak hitam dan
bersisik.Erosi dan keluarnya cairan terjadi akibat garukan.Dan tinea kruris merupakan bentuk
klinis tersering di Indonesia.
Dermatofit T rubrum menjadi penyebab yang paling umum untuk tinea cruris. T
rubrum menjadi dermatofit yang lazim 90% dari kasus tinea cruris, diikuti T tonsurans ( 6%)
dan T mentagrophytes ( 4%). Organisme lain, termasuk E floccosum dan T verrucosum,
menyebabkan suatu kondisi klinis yang serupa. Infeksi T rubrum dan E floccosum lebih
cenderung untuk menjadi kronis dan non-inflamatori, sedangkan infeksi oleh T
mentagrophytes sering dihubungkan dengan suatu presentasi klinis merah, menyebabkan
peradangan akut.
Agen yang pada umumnya menyebabkan tinea kruris antara lain: T. rubrum, T.
interdigitale dan E. floccosum.
Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh
spesies dermatofita.Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerahan, alopesia dan
kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion. Ada tiga bentuk
tinea kapitis:
1.

Gray patch ring-worm, merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus
microsporum dan sering ditemukan pada anak-anak. Penyakit mulai dengan papul
merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang
menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut
menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari
akarnya sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di
daerah tersebut terserang oleh jamur dan menyebabkan alopesia setempat. Tempattempat terlihat sebagai gray patch, yang pada klinik tidak menunjukan batas daerah
sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan lampu wood terlihat fluoresensi hijau
kekuningan pada rambut yang sakit, melampaui batas dari gray patch tersebut. Tinea
kapitis disebabkan oleh microsporum audouini biasanya disertai tanda peradangan,
hanya sesekali berbentuk kerion.

2.

Kerion, merupakan tinea kapitis yang terutama disebabkan oleh Microsporum canis
(Mulyono, 1986). Bentuk yang disertai dengan reaksi peradangan yang hebat. Lesi
berupa pembengkakan menyerupai sarang lebah, dengan sebukan radang di
sekitarnya. Kelainan ini menimbulkan jaringan parut yang menetap.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

3.

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Black dot ring-worm, merupakan tinea kapitis yang terutama disebabkan oleh
Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum (Mulyono, 1986). Gambaran
klinis berupa terbentuknya titik-titik hitam pada kulit kepala akibat patahnya rambut
yang terinfeksi tepat di muara folikel. Ujung rambut yang patah dan penuh spora
terlihat sebagai titik hitam. Diagnosis banding pada tinea kapitis adalah alopesia
areata, dermatitis seboroik dan psoriasis (Siregar, 2005). 13

Tinea korporis (tinea sirsinata, tinea glabrosa, scherende flechte, kurap, herpes sircine
trichophytique)
Merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh yang tidak berambut (glabrous skin).
1.

Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atu lonjong, berbatas tegas
terdiri dari eritema, squama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul ditepi. Daerah
tengah biasanya tenang. Kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-lesi
pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Dapat
terlihat sebagai lesi dengan tepi polisiklik, karena beberapa lesi kulit menjadi satu.

2.

Tinea korporis yang menahun tanda radang yang mendadak biasanya tidak terlihat
lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan
kelainan pada sela paha. Dalalm hal ini disebut tinea korporis et kruris atau sebaliknya
tinea kruris et korporis. Bentuk menahun dari trichophyton rubrum biasanya dilihat
bersama-sama dengan tinea unguium.

3.

Bentuk khas dari tinea korporis yang disebabkan oleh trichophyton concentricum
disebut tinea imbrikata. Tinea imbrikata dimulai dengan bentuk papul berwarna
coklat, yang perlahan menjadi besar. Stratum korneum bagian tengah ini terlepas dari
dasarnya dan melebar. Proses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian
tengah, sehingga terbentuk lingkaran-lingkaran berskuama yang kosentris.

Bentuk tinea korporis yang disertai kelainan pada rambut adalah tinea favosa atau
favus.Penyakit ini biasanya dimulai dikepala sebagai titik kecil di bawah kulit yang berwarna
merah kuning dan berkembang menjadi krusta berbentuk cawan (skutula) dengan berbagai
ukuran.Krusta tersebut biasanya tembus oleh satu atau dua rambut dan bila krusta diangkat
terlihat dasar yang cekung merah dan membasah.Rambut tidak berkilat lagi dan terlepas.Bila
tidak diobati, penyakit ini meluas keseluruh kepala dan meninggalkan parut dan botak.
Berlainan dengan tinea korporis yang disebabkan oleh jamur lain, favus tidak menyembuh
pada usia akil balik. Biasanya tercium bau tikus (mousy odor) pada para penderita favus.Tiga
spesies dermatofita yang menyebabkan favus, yaitu trichophyton schoenleini, trichophyton
violaceum, dan microsporum gypseum. Berat ringan bentuk klinis yang tampak tidak
bergantung pada spesies jamur penyebab, akan tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat
kebersihan, umur, dan ketahanan penderita penderita.
5.7 Diagnosis dan diagnosis banding
1. Pemeriksaan Lampu Wood
Prinsip:
-

Sinar Wood diarahkan ke lesi akan dipantulkan berdasarkan perbedaan


berat molekul metabolit organisme penyebab, sehingga menimbulkan
indeks bias berbeda, dan menghasilkan pendaran warna tertentu.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Alat : Lampu Wood dan ruangan kedap cahaya


Cara :
-

Kulit dan rambut yang akan diperiksa harus dalam keadaan sealamiah
mungkin.

Obat topikal, bahan kosmetik, lemak, eksudat harus dibersihkan


terlebih dahulu karena dapat memberikan hasil positif palsu.

Pemeriksaan harus dilakukan di dalam ruangan kedap cahaya agar


perbedaan warna lebih kontras.

Jarak lampu Wood dengan lesi yang akan diperiksa 10-15 cm

Lampu Wood diarahkan ke bagian lesi dengan pendaran paling


besar/jelas.

Interpretasi

Tinea kapitis (M canis, M. audouinii, M.rivalieri, M. distortum, M.


ferrugineum dan M. gypseum) : hijau terang.

Pitiriasis versikolor : putih kekuningan, orange tembaga, kuning


keemasan, atau putih kebiruan (metabolit koproporfirin).

Tinea favosa (Trichophyton schoenleinii ) : biru suram / hijau suram


(akibat metabolit pteridin)

Eritrasma (Corynebacteriumminutissimum) : merah koral (metabolit


porfirin).

Infeksi pseudomonas : hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein).

Hasil positif palsu :


-

salep dan krim di kulit atau eksudat : biru - jingga

tetrasiklin, asam salisilat dan petrolatum : kuning.

2. Pemeriksaan KOH
Cara pengambilan spesimen :
a) Kulit tidak berambut :

Dari bagian tepi kulit yang mengalami lesi dikerok ke bagian


tengah dengan pisau tumpul steril

Menggunakan larutan KOH 10%

b) Kulit yang berambut :

Rambut yang ada pada daerah lesi dicabut dengan pinset

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Kulit di daerah lesi dikerok untuk dikumpulkan sisik kulitnya

Gunakan KOH 20% untuk rambut, KOH 10% untuk kulit.

c) Kuku

Potongan bagian belakang kuku terinfeksi atau kerokan daerah


hiperkeratotik dan penebalan dasar kuku di bagian proksimal
kutikula atau lipatan kuku proksimal

Gunakan larutan KOH 40%

Teknik pemeriksaan preparat KOH :


-

Teteskan setetes larutan KOH 10-30 % di atas kaca obyek bersih.

Tambahkan sejumlah spesimen yang akan diperiksa.

Tutup dengan kaca penutup.

Panaskan hati-hati dengan melewatkan di atas api bunsen beberapa


kali, tetapi jangan sampai mendidih (biasanya 2-4 kali).

Tekan kaca penutup perlahan-lahan agar sediaan yang sudah lisis


menipis dan rata.

Periksa dibawah mikroskop cahaya menggunakan pembesaran 10 kali


lalu dikonfirmasi dengan pembesaran 40 kali.

Jika diperlukan (preparat belum jernih), dapat dipanaskan kembali


sehingga visualisasi menjadi lebih baik

Interpretasi
-

Dermatofitosis : hifa panjang bersepta, bercabang-cabang dan


artrospora

Pada spesimen rambut terinfeksi dermatofita :


Jamur di sekeliling batang rambut (ektotriks)
Jamur di dalam batang rambut (endotriks)

Pada pemeriksaan, elemen jamur tampak seperti garis dan memiliki


indeks bias berbeda dengan sekitarnya, pada jarak tertentu dipisahkan
oleh sekat dan dijumpai butir butir bersambung seperti rantai
(artrospora).

Pitiriasis versikolor : spora bulat berdinding tebal, berkelompok dengan


miselium kasar dan terputus-putus/ pendek-pendek (sphaghetti and
meatballs)

Kandidosis : tampak sel ragi berbentuk lonjong atau bulat, blastospora


(sel ragi bertunas) dan pseudohifa.

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Tinea capitis
Ciri-ciri case:
Botak/allopecia (rambut mudah patah)
Rambut kusam, rapuh, tidak mengkilat
Kulit bersisik abu-abu (gray patch type)
Papul yang eritem
Ada faktor resiko (kontak dengan teman, hewan, dll)
Diagnosis Banding
Gejala

Skuama

Allopecia
Areata
+
+
(pd kepala)
(Pd kepala, alis,
janggut)
Tegas,
Tegas,
eromatous
bulat/lonjong
Kusam, mudah patah
patah
+
-

Nyeri
Gatal
Papul eritem

-/+
+
+

Allopecia

Batas
Rambut

Tinea capitis

Trikotilomania
+

Dermatitis
Seboroik
+

Tidak tegas

Tegas,
tidak
erimatous
putus tidak tepat Tidak patah
pd kulit kepala
Berminyak dan
kekuningan
eritema

1. Allopecia Areata kebotakan rambut yang penyebabnya belum diketahui. Dengan


gejala adanya bercak kerontokan/kebotakan rambut pada daerah kulit kepala, alis,
janggut. Batasnya tegas bulat/lonjong, tapi tidak ada sisik/skuama.
2. Trikotilomania kelainan berupa keinginan atau kesenangan menarik rambut
sendiri sehingga terjadi kebotakan rambut. Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor
psikis.
3. Dermatitis Seboroik peradangan kulit pada daerah yang banyak terdapat kelenjar
sebasea. Gejalanya dapat berupa eritema, skuama yang berminyak berwarna
kekuningan, dan batasnya tidak tegas.
Diagnosis Kerja
Tinea Capitis kelainan pada kulit kepala dan rambut yang disebabkan oleh dermatofita.
Etiologi biasanya
Trichophyton

disebabkan

oleh

dermatofita

jenis

Microsporum

dan

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Epidemiologi paling sering terjadi pada anak-anak umur 3-14 tahun, dan
perempuan lebih banyak menderita penyakit ini.
Faktor resiko:
-

Kebersihan/higienis tubuh kurang

Daerah padat penduduk

Malnutrisi dan sistem imun menurun

Penularan, melalui ; kontak langsung dengan penderita, dan kontak tak


langsung (melalui sisir, kursi bioskop, bantal).

Ada 3 bentuk Tinea Capitis berdasarkan manifestasi klinisnya, yaitu:


1. Bentuk Gray patch :
-

inflamasi ringan /minimal

kulit kepala bersisik, rambut mudah putus, warna rambut menjadi abuabu, mudah dicabut dari akarnya, kemudian terjadi alopesia.

Kadang terdapat keluhan adanya papul merah dan gatal

Biasa disebabkan oleh Microsporum audouinii dan Microsporum


canis, yang bersifat antropofilik ektotrik.

2. Bentuk Black Dot ringworm :


-

tampak alopesia dengan titik-titik hitam di tengahnya, yang terdiri dari


batang rambut yang patah tepat pada permukaan kulit atau di bawah
permukaan kulit kepala.

Biasa disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trychophyton


violaceu, bersifat antropofilik endotrik

3. Bentuk Kerion Selsi :


-

Dimulai dengan ruam eritematosa, skuama, papul, disertai rambut yang


putus, dapat disertai peradangan akut berupa indurasi yang
mengeluarkan pus, keadaan ini disebut sebagai kerion selsi.

Reaksi peradangan berat, dam pada penyembuhan akan menimbulkan


jaringan parut serta alopecia yang permanen.

Biasa disebabkan oleh Microsporum canis dan Microsporum cani,


bersifat zoofili atau geofilik.

Gatal, dan sensari terbakar pada daerah inguinal, lipatan paha, anus,
bawah perut.

Tinea Kruris
Ciri-ciri kasus:

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Diagnosis Banding
1. Dermatitis Seboroik peradangan kulit pada daerah yang banyak terdapat kelenjar
sebasea. Gejalanya dapat berupa eritema, skuama yang berminyak berwarna
kekuningan, dan batasnya tidak tegas.
2. Erythrasma batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, pada fluoresensi berwarna
merah bata yang khas dengan sinar Wood.
3. Candidiasis lesi relativ lebih basah, berbatas jelas disertai lesi-lesi satelit
4. Psoriasis skuama lebih tebal dan berlapis-lapis

Diagnosis Kerja
Tinea Cruris: inflamasi yang disebabkan jamur dermatofita pada superfisial terutama di
daerah inguinal, gluteal, dan suprapubik.
Etiologi T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum
Epidemiologi:
-

Pada 10-20% pasien dermatofita

Laki:perempuan = 3:1

Lebih sering pada dewasa dan pada daerah yang lembab

Orang yang gemuk dan atlet yang banyak berkeringat

Kontak langsung atau tak lanfsung melalui pakaian

Orang-orang yang berpakaian ketat

Riwayat DM atau HIV/AIDS

Faktor Resiko:

Manifestasi klinis
-

Lesi pada genitokrural saja, atau meluas ke anus, gluteal, atau perut
bagian bawah

Gatal dan rasa terbakar pada lesi

Biasanya kulit berwarna lebih terang

Lesi berbatas tegas dan inflamasi pada bagian tepi lebih nyata

Jika lesi menahun, tampak bercak hitam disertai sisik

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Erosi dan cairan bisa keluar akibat garukan

Telapak tangan gatal

Kulit telapak serta jari mengelupas dan ada lesi putih di sela-sela jari

Tinea Manum
Ciri-ciri case:

Diagnosis Banding
1. Psoriasis :

Bercak-bercak eritema berbatas tegas


Skuama kasar berlapis-lapis
Gatal

2. Keratoderma palmaris

Pembentukan keratin yang berlebihan pada telapak tangan

3. Dermatitis

Batasnya tidak tegas


Bagian tepi tidak lebih aktif dari bagian tengah
Adanya vesikel-vesikel steril pada jari-jari kaki dan tangan

Diagnosis Kerja
Tinea Manus
Merupakan dermatofitosis pada daerah palmar dan interdigital di tangan.
Etiologi
Penyebab tersering adalah Trichophyton rubrum, T. mentagrophytes, dan Epidermophyton
floccosum.
Epidemiologi:
o Merupakan dermatofitosis terbanyak di dunia
o Ditularkan melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi, dari
tanah atau melalui autoinokulasi.
o Hampir selalu bersamaan dengan tinea pedis/unguinum
Faktor resiko:
o Menderita dermatofitosis jenis lainnya seperti tinea pedis
o Higienitas kurang terjaga

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

o Sanitasi lingkungan yang buruk


o Imunitas yang menurun

Manifestasi Klinis
o Gatal (++)
o Telapak tangan yang hiperkeratotik kalau sudah kronik
o Kulit kering
o Skuama (+)
o Biasanya unilateral
o Inflamasi berupa vesikel atau bullae yang jarang ditemukan
o Bisa dikatakan tinea pedis yang bermanifestasi klinis di tangan
5.8 Tata laksana
Pengobatan dermatofitosis sering tergantung pada klinis.Sebagai contoh lesi tunggal
pada kulit dapat diterapi secara adekuat dengan antijamur topikal.walaupun pengobatan
topikal pada kulit kepala dan kuku sering tidak efektif dan biasanya membutuhkan terapi
sistemik untuk sembuh. Infeksi dermatofitosis yang kronik atau luas, tinea dengan implamasi
akut dan tipe "moccasin" atau tipe kering jenis t.rubrum termasuk tapak kaki dan dorsum kaki
biasanya juga membutuhkan terapi sistemik.Idealnya, konfirmasi diagnosis mikologi
hendaknya diperoleh sebelum terapi sistemik antijamur dimulai.
Pengobatan oral, yang dipilih untuk dermatofitosis adalah
Infeksi

Rekomendasi

Tinea unguium Terbinafine 250 mg/hr


(Onychomycosis) 6 minggu untuk kuku
jari tangan, 12 minggu
untuk kuku jari kaki

Tinea capitis

Alternatif
Itraconazole 200 mg/hr /3-5 bulan atau 400
mg/hr seminggu per bulan selama 3-4 bulan
berturut-turut.
Fluconazole 150-300 mg/ mgg s.d sembuh (612 bln) Griseofulvin 500-1000 mg/hr s.d
sembuh (12-18 bulan)

Griseofulvin
Terbinafine
250
mg/hr/4
mgg
500mg/day
Itraconazole
100
mg/hr/4mgg
( 10mg/kgBB/hari) Fluconazole 100 mg/hr/4 mgg
sampai sembuh (6-8
minggu)

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Tinea corporis

Griseofulvin
500
mg/hr sampai sembuh
(4-6 minggu), sering
dikombinasikan
dengan imidazol.

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 minggu


Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau
200mg/hr selama 1 mgg. Fluconazole 150-300
mg/mggu selama 4 mgg.

Tinea cruris

Griseofulvin
500 Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg
mg/hr sampai sembuh Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau 200
(4-6 minggu)
mg/hr selama 1 mgg. Fluconazole 150-300
mg/hr selama 4 mgg.

Tinea pedis

Griseofulvin 500mg/hr Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg


sampai sembuh (4-6 Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau
minggu)
200mg/hr selama 1 mgg. Fluconazole 150-300
mg/mgg selama 4 mgg.

Chronic and/or Terbinafine 250 mg/hr Itraconazole 200 mg/hr selama 4-6 mgg.
widespread
selama 4-6 minggu
Griseofulvin 500-1000 mg/hr sampai sembuh
non-responsive
(3-6 bulan).
tinea.
Tabel 2.3 Pilihan terapi oral untuk infeksi jamur pada kulit
Pada pengobatan kerion stadium dini diberikan kortikosteroid sistemik sebagai
antiinflamasi, yakni prednisone 3x5 mg atau prednisolone 3x4 mg sehari selama dua minggu,
bersamaaan dengan pemberian grisiofulvine yang diberikan berlanjut 2 minggu setelah lesi
hilang. Terbinafine juga diberikan sebagai pengganti griseofulvine selama 2-3 minggu dosis
62,5-250 mg sehari tergantung berat badan.
Efek samping griseofulvine jarang dijumpai, yang merupakan keluhan utama ialah
sefalgia yang didapati pada 15% penderita. Efek samping lain berupa gangguan traktus
digestifus yaitu: nausea, vomitus, dan diare. Obat tersebut bersifat fotosensitif dan dapat
mengganggu fungsi hepar.
Efek samping terbinafine ditemukan kira-kira 10% penderita, yang tersering
gangguan gastrointestinal diantaranya nausea, vomitus, nyeri lambung, diarea, konstipasi,
umumnya ringan. Efek samping lain berupa ganguan pengecapan, persentasinya kecil. Rasa
pengecapan hilang sebagian atau keseluruhan setelah beberapa minggu minum obat dan
hanya bersifat sementara. Sefalgia ringan dilaporrkan pula 3,3%-7% kasus.
Pada kasus resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan ketokonazol sebagai terapi
sistemik 200 mg per hari selam 10 hari sampai 2 minggu pada pagi hari setelah makan.
Ketokonazol kontraindikasi untuk kelainan hepar.
Pengobatan topical yang diberikan adalah :
a. Obat antifungal Topikal
Imidazol:
o Miconazol : 1-2x /hari, selama 2-3 minggu
Sediaan : krim 2%, bedak kocok ataupun bedak
o Klotrimazol : 2x /hari, selama 4 minggu
Sediaan: krim 1%, solusio, atau bedak kocok
o Ketokonazol : 2-4x /hari, selama 2-4 minggu

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

Sediaan: krim 1%
Allilamin
o Nafritin : 4x /hari selama 4 minggu
Sediaan : krim, gel, atau solusio 1%
o Terbinatin : 4x /hari selama 1-4 minggu
Catatan :
1.Obat topikal kurang efektif digunakan pada tinea capitis & cruris
2.Untuk tinea capitis
Rehabilitasi : shampoo Selenium menurunkan penyebaran spora dan hifa
5.9 Prognosis
DUBIA AD BONAM, bila penatalaksaan dilakukan dengan rutin dan tepat maka
dermatofitosis dapat sembuh total.
5.10 Komplikasi

Bisa terjadi infeksi sekunder oleh bakteri atau candida


Hiperpigmentasi karena infeksi jamur kronik
Efek samping pemakaian obat steroid topikal dapat mengakibatkan eksaserbasi
penyakit
Allopecia permanen &kerion (tinea capitis)
Onychomycosis (tinea manus/pedis)

5.11 Pencegahan
Tinea capitis

Jaga kebersihan diri, terutama terhadap lembab


Jaga imun tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan hidup sehat
Hindari kontak dengan pernderita/hewan piaraan.

Tinea Cruris

Menjaga berat badan ideal


Mengeringkan badan setelah mandi
Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat
Bedak antijamur untuk mengurangi resiko berulang

Tinea Manus

Menjaga kebersihan tangan dan kaki dengan sering mencucinya


Menjaga kaki agar tetap kering, dan tidak lembab

LI.6 MM MEMELIHARA KESEHATAN KULIT MENURUT ISLAM


Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan, tidak hanya
kebersihan batiniah, tetapi juga kebersihan lahiriah (fisik). Dalam
Al Quran serta hadits Rasulullah saw. bertebaran perintah, langsung

DIMAS ADRIYONO WIBOWO


SELANGKANGAN
1102012067

SK3 BERCAK MERAH&GATAL


BLOK PANCA INDERA

maupun tidak langsung, yang memerintahkan seorang muslim untuk


senantiasa menjaga kebersihan.
Salah satu hadits yang terkait dengan hal itu adalah sebagai berikut.
Bersihkanlah dirimu karena sesungguhnya Islam itu bersih. (Riwayat
Ibnu Hibban).
Kebersihan bahkan merupakan salah satu prasyarat dari hadirnya cinta
Allah Swt. kepada seorang hamba, Innallha yuhibbul mutathahirna;
sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang membersihkan
dirinya.
Bagian tubuh manusia yang sangat diperhatian Islam untuk dibersihkan
adalah kulit. Kulit dapat diibaratkan sebagai kertas pembungkus ajaib
yang memiliki kemampuan melindungi tubuh dari mikroorganisme
penyebab penyakit. Jika tubuh dianggap sebagai kastil yang dikepung
musuh, kita bisa menyebut kulit sebagai dinding kastil yang kuat.
Wudu merupakan salah satu mekanisme canggih yang Allah Swt. tetapkan
atas orang beriman untuk menjaga kebersihan kulit ini. Apabila ada najis
atau kotoran yang menempel pada kulit, ibadah shalat yang dilaksanakan
bisa menjadi batal. Itulah mengapa Allah dan Rasul-Nya memerintahkan
kita untuk berwudu menjelang shalat.

Anda mungkin juga menyukai