BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, banyak sekali terjadi perubahan baik ilmu pengetahuan,
tehnologi maupun perubahan pola pikir masyarakat. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan
profesionalisme pemberian pelayanan kesehatan semakin meningkat. Keperawatan sebagai
profesi dan perawat sebagai tenaga professional juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara
mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam
mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan
back bone untuk mencapai target-target global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan
karena perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama
24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis terdepan dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi terbesar yakni 40 %
dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65% bekerja di Rumah Sakit, 28 % di
Puskesmas dan selebihnya 7 % di sarana kesehatan lainnya Dari aspek kualifikasi tinkat
pendidikan terdapat beberapa kategori tenaga perawat yaitu perawat SPK 74 %, DIII 23%, S1
(Ners) 2,75 %, S-2 (Magister)/Spesialis dan S-3 (Doktor) Keperawatan 0,25 %. (PPNI, 2005)
Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme
perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi. Perawat profesional yang
saat ini diakui di Indonesia dimulaui dari lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus meningkat.
Sehingga pada tahun 2010 diharapkan yang dikategorikan sebagai perawat profesional adalah
lulusan S-1 keperawatan dan jenjang lebih tinggi.
Dasar pemikiran penyusunan jenjang karir profesi keperawatan RS beranjak dari
kepentingan profesi untuk bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pada tiap jenjang karir, perawat mempunyai kompetensi tertentu dalam
memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Jenjang karir diperlukan untuk terwujudnya asuhan keperawatan yang bemutu mengingat
perawat mempunyai tenaga terbanyak dan terlama mendampingi pasien. Dengan dijaminnya
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki, maka akan berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan
ditetapkannya kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen,
seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a.
b. Menumbuh kembangkan motivasi para profesional keperawatan untuk selalu menempuh dan
menambah pengetahuan serta kompetensi dengan laju pertumbuhan IPTEK;
c. Sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka panjang bagi para profesional keperawatan,
guna memanfaatkan kompetensi penyelenggaraan asuhan keperawatan;
2. Tujuan Khusus
a. Ditetapkannya pedoman penyelenggaraan jenjang karir perawat di RS.
b. Dilaksanakannya pengelompokan perawat.
c. Sesuai dengan jenjang karir.
d. Dilaksanakannya pembinaan perawat sesuai dengan jenjang karir.
e. Dilaksanakannya pengembangan perawat sesuai dengan jenjang karir
C. SASARAN
Seluruh praktisi keperawatan meliputi; perawat klinik, perawat manajer, perawat pendidik
dan perawat peneliti
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pengembangan Sistem
dapat berarti
untuk
menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yg telah ada.
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensinya. Salah satu
upayanya adalah pengembangan standard kompetensi, jenjang karir, dan sistem reward. Karir
diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mendasari penyusunan jenjang karir profesi keperawatan di RS adalah :
1. UU No. 8b Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana dirubah dengan UU
No. 49 tahun 1999;
2. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. UU RI No. 22 tahun 2000, tentang Otonomi Daerah.
4. Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
5. PP No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan.
6. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya.
Dengan ditetapkannya dan dilaksanakannya jenjang karir perawat, maka tiap perawat dapat
fokus memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan kompetensinya, hubungan kerja
disesuaikan dengan jenjang karirnya, pengembangan dan peningkatan karir serta sistem
penghargaan sesuai kinerja berdasakan jenjang karir.
C. TUJUAN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PERAWAT
Tujuan penerapan dan perkembangan jenjang karir perawat
1. Meningkatnya praktik asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien/keluarga.
2. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan individu perawatan.
3. Mendorong pengembangan pribadi dan profesional.
4. Memfasilitasi pengembangan karir perawat.
5. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan.
6. Mendukung program retensi dan rekruitmen staf.
7. Menata sistem remunerasi sesuai dengan prestasi kerja.
8. Meningkatkan moral kerja, motivasi, dan kepuasan kerja staf keperawatan.
D. MODEL JENJANG KARIR
Ketentuan jenjang karir Profesional keperawatan yang diajukan ke RS mengacu pada
ketentuan Direktorat Keperawatan Depkes RI dan Program Pengembangan Profesi oleh
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). RS selaku RS yang digunakan sebagai tempat
pendidikan perawat dipandang perlu memiliki keterkaitan kompetensi praktisi perawat dalam
lingkup manajerial, pendidikan dan penelitian.
Bagan I.
Integrasi Penjenjangan antara Perawat Klinik, Manajer, Pendidik dan Riset
L. V
L. IV
L. III
L. II
L. I
Keterangan ;
PK. V
PK. IV
PK. III
PK. II
PK I
PM. IV
PM. III
PM. II
PM. I
PP. III
PP. II
PP. I
PR. II
PR. I
5. Perawat ICU/CCU
6. Perawat Gawat Darurat
7. Perawat Gerontik
8. Perawat Kesehatan
E. PRINSIP-PRINSIP SISTEM PENGEMBANGAN KARIR
1. Saat ini kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D.III Keperawatan sampai dengan tahun
2010. Tahun 2010 kualifikasi tenaga perawat profesional dimulai dari S-1 Keperawatan.
2. Jenjang mempunyai makna kompetensi untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai lingkup
dan bertingkat sesuai dengan kompleksitas masalah klien dalam uapaya pemenuhan kebutuhan
dasar.
3. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi pemberian asuhan keperawatan.
4. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karirnya
sampai jenjang yang paling atas.
5. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel terhadap tugas serta
terkait dengan sistem penghargaan.
6. Pimpinan tertinggi RS Bhakti Yudha harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sistem
pengembangan karir tenaga perawat pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
7. Bidang pengembangan karir mencakup spesialisasi : Keperawatan Medikal, Bedah, Maternitas,
Anak, ICU/CCU, Gawat Darurat, Gerontik dan Jiwa.
F. STANDAR KOMPETENSI PERAWAT
Penetapan kompetensi perawat Indonesia mengacu pada ketentuan Standar Kompetensi
Perawat Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis.
Kompetensi jenjang terbagi dalam lima macam kompetensi :
1. Kompetensi Keperawatan Dasar Umum.
2. Kompetensi Keperawatan Lanjutan atau Kompetensi Keperawatan Dasar Spesialistik.
3. Kompetensi Keperawatan Spesialistik Umum.
4. Kompetensi Keperawatan Spesialistik Khusus.
5. Kompetensi Keperawatan Konsultan Spesialistik
Standar Kompetensi Perawat tiap jenjang :
1. Perawat Klinik I (Dasar Umum).
2. Perawat Klinik II (Dasar Khusus).
3. Perawat Klinik III (Lanjutan Khusus).
4. Perawat Klinik IV (Lanjutan Khusus).
5. Perawat Klinik V (Konsultan Spesialistik)
1. Kompetensi Perawat Klinik I
a. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tanpa risiko (Klien minimal/partial care).
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
b. Keperawatan Lanjutan Khusus adalah keperawatan lanjutan sesuai area atau disebut juga
Keperawatan Dasar Spesialistik ;
1) Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik
a. Asuhan keperawatan bayi segera setelah lahir pada persalinan normal dan aterm.
b. Perawatan tali pusat.
c. Perawatan mata.
d. Perawatan telinga.
e. Memandikan bayi.
f. Perawatan bayi premature.
g. Perawatan bayi dengan foto therapy.
h. Perawatan bayi dan anak dengan combustio 10%-20%
persyaratan lain yang ditetapkan dapat naik menjadi PK III. Selanjutnya untuk naik ke PK IV
tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal NersSarjana Keperawatan (Ns Skep).
Perawat lulusan Ners Sarjana Keperawatan dan Sarjana Keperawatan dapat ditetapkan
sebagai PK I setelah lulus masa orientasi selama 6 bulan. Setelah 2 tahun sebagai PK I dapat
mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan.
Setelah 2 tahu sebagai PK II dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK III, dan demikian
pula ke PK IV, jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya untuk naik ke PK V,
tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal
Magister/S2/Sp. Keperawatan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang belum memiliki pengalaman klinik
maka dapat menjadi PK I setelah lulus masa orientasi selama 3 bulan. Setelah 1 tahun
menjadiPK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK II dan seterusnya sampai ke PK V,
jika memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang telah memiliki pengalaman klinik, maka
pengalaman klinik dan kemampuan kompetensi yang dimiliki akan diperhitungkan untuk
menetapkan jenjang karirnya.
c. Rekomendasi
Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus mendapatkan rekomendasi
dari :
1) Atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang memenuhi syarat untuk uji
kenaikan jenjang karir minimal B.
2) Teman sejawat. Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat dengan tim kerja dalam
penyelenggaraan asuhan keperawatan (sesuai dengan formulir yang ditetapkan).
3) Pembimbing klinik. Pembimbing klinik memberikan rekomendasi tentang aktifitas yang harus
dipenuhi sebagai syarat uji kenaikan jenjang karir.
4) Klien dan keluarga (Pelanggan Eksternal). Perawat yanga akan diuji kompetensinya diharapakan
tidak ada komplain dari klien atau keluarga.
d. Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan
Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus memenuhi sejumlah SKP
(Satuan Kredit Partisipan) yang ditetapkan dalam PKB. PKB akan dirancang oleh Bagian Bidang
Keperawatan bekerja sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari PPNI.
3. Tahap 3 : Uji kompetensi
Uji kompetensi dilakukan terhadap dokumen, ujian tertulis dan ujian praktik.
a. Dokumen
Bidang keperawatan dan Diklat RS menelaah dan menilai keabsahan dan kelegkapan dokumen.
Kemudian menetapkan jenjang karir yang akan diuji
b. Ujian tertulis
ujian tertulis diselenggarakan untuk semua jenjang. Materi yang akan diuji sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai
c. Ujian praktek
Ujian praktik diselenggarakan jika telah terpenuhi kelengkapan dokumen dan lulus ujian tertulis.
langkah-langkah ujian praktik adalah sebagai berikut :
1) Persiapan uji kompetensi
2) Pelaksanaan uji kompetensi
3) Penetapan hasil uji kompetensi
4. Tahap 4 : Penetapan Jenjang Karir Yang Baru
Bidang keperawatan dan Diklat RS mengirimkan berkas-berkas ke bagian personalia.
Selanjutnya disiapkan surat keputusan, Surat Keputusan untuk PK I III ditandatangani oleh
Direktur. Selanjutnya dilaksanakan penyesuaian pekerjaaan dan sistem penghargaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensinya. Salah satu
upayanya adalah pengembangan standard kompetensi, jenjang karir, dann sistem reward. Karir
diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.
B. Saran
Agar kompetensi tenaga perawat bisa meningkat perlu upaya pengembangan mutu sumber daya
manusia (SDM) perawat melalui pendidikan, pelatihan, dll.