NIM : 021425071
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Akuntansi
Tanggal : 29 February 2016
UPBJJ : BANDUNG
Reg Pertama : 2016.1
MUTASI
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom
sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai
akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun
besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak
membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar
menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat.
Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan
oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan
usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi
sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :
- mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena
jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
- gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa
- gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan
hetreozigot tidak akan terlihat
A. Jenis Mutasi
Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia bersifat mantap walaupun mengalami
peristiwa pewarisan sel selama ratusan kali dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun
demikian pengaruh alama dalam jangka waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja
menyebabkan berubahnya sifat individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi
berikutnya, yang lazim dikatan dengan mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan,
dan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Berdasarkan bagian yang
banyak ditemui pada hewan invertebrata dan tanaman perdu, pohon, jeruk, apel, bit gula.
Menurut kejadiannya aneuploidi dapat dibedakan menjadi :
- Autopoliploidi adalah genom (n) mengganda sendiri. Hal ini dapat terjadi karena
gangguan meiosis.
- Allopoliploidi adalah terjadi pada hibrid antara species yang set kromosomnya berbeda.
Macam-macam aneuploidi, yaitu :
- monoploid (n) - tetrraploid (4n)
- triploid (3n) - poliploid (4n ke atas)
Aneuploid pada manusia : dapat terjadi pada peristiwa :
- Digini adalah dua inti sel telur yang tetap terlindung satu plasma dan selanjutnya
dibuahi satu sperma, yang sering terjadi kaerana kegagalan sel kutub (polosit) memeisah.
- Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi satu sperma, yang sering pada terlambatnya
pembuahan.
Seseorang yang mengalami aneuploidi umumnya berumur pendek, di samping itu pada
sel-sel soma yang mengalami kanker juga dapat terjadi peristiwa aneuploidi.
Perbahan set kromosom dapat diusahakan dengan cara menghambat pemisahan, antara
lain melalui :
- induksi kolkisin, karena kolkisin dapat menghalangi pembentukan gelendong
pembelahan dan merintangi terjadinya anafase, sehingga kromatid yang terbentuk tidak
berpisah ke kutub yang berseberangan
- pada ujung jagung, dapat dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi
- pada tomat, dapat dilakukan dengan dekapitasi, yaitu dengan memotong tunas. Dati
bekas potongan tunas akan tumbuh tunas yang mengandung polulasi sel 4n, dan
selnjutnya dsapat dibiakan secara generatif.
b. Peruabahan penggandaan (aneusomi)
Umumnya sel soma memiliki 2n kromosom, namun tidak sedikit organisme yang
mempunyai susunan kromosom yang mempunyai susunan kromoaom yang
pengadaannya tidak benar sehingga jumlah kromosomnya menjdi lebih untuk kurang dari
normal.
c. Kerusakan kromosom (aberasi)
Kerusakan kromosom terjadi karena perubahan jumlah atau susunan gen-gen di dalam
kromosm yang disebabkan karena sebagian benangnya lepas, berpilin, melekat kembali
dengan letak terbalik dan lain sebagainya.
Kerusakan kromosom ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu :
- Inversi adalah perubahan urutan letak gen dalam suatu kromosom. Inversi ini pun dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan letak sentromer pada saat terjadinya inversi, yaitu
inversi perisentrik dan inversi parasentrik.
- Delesi adalah kromosom homolog yang hilang sebagian gennya.
- Duplikasi adalah kromosom homolog yang mendapatkan penambahan sebagian gen dari
kromosom pasangannya.
- Traslokasi adalah pertukaran gen dari suatu kromosom ke kromosom lain yang bukan
homolognya.
- Katenasi adalah kromosom homolog yang ujungnya saling berdekatan, sehingga
membentuk lingkaran.
Kerusakan kromosom yang lain dapat terjadi karena beberapa peristiwa seperti :
- fusion dan fision
- pindah silang
B. Penyebab Mutasi (mutagen)
Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen. Macam-macam
penyebab mutasi dapat di bedakan sebagai berikut :
1. Mutasi alami (mutasi spontan)
Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya.
Diduga faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar
ultraviolet matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA
dalam metabolisme.
2. Mutasi buatan
Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain
dengan :
- pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi suatu penyakit, sterilisasi
dan pengawetan makanan.
- Penggunaan senjata nuklir
- Penggunaan roket, televisi
- Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi
Mutasi pada manusia sebenarnya tidak bis dicegah, sebab kita tahu bahwa alam juga
menyebabkan mutasi, misalnya disebabkan oleh sinar kosmis, sinar radioaktif dan
perbuatan manusia sendiri. Pada umumnya mutasi pada manusia adalah merugikan, maka
sebaliknya dicegah. Mencegah supaya tidak banyak terjadi mutasi, di antaranya harus
waspada terhadap bahaya radiasi seprti di atas. Perintis mutasi buatan dengan sinar X
adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang mula-mula diketahui yaitu mutasi
berarti perubahan gen dalam kromosom. Jadi kalau bisa mengadakan perubahan gen
tanpa mematikan individunya , maka akan bisa membuat penyebab mutasi dan ia berfikir
kalau dapat mengubah gen dengan sinar X, maka akan di dapat mutan baru. Dengan
melakukan percobaan memakai lalat buah, ternyata memperoleh petunjuk bahwa gagasan
itu benar. Sehingga ia yakin bahwa mutasi dapat di adakan secara sengaja.
Contoh dengan penyinaran radioaktif :
- tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya,
hasilnya menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya
sebesar asal buah.
- Pada padi dihasilkan atomita I dan II
- Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida
maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat
menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan
usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan
terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru
yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :
- poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif
- menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif
D. Manfaat Pengetahuan Mutasi
Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada sel-sel
pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan
menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang
terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan
kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini
dapat diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan
menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan.
Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel
generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya
sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan
cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat
besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan
intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk
menemukan mutan yang dikehendaki.
Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagianbagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah
aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada
sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifatsifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan
bom H baik dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan
bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang
kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi
pula, pada umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot
resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun
warisan yang telah berubah/bermutasi.
Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang
sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara
mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan
diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan
pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi
galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan
jenis itu mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada
kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui
bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu
organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi
terselenggaranya evolusi dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu
yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasi-mutasi lagi dan keturunan ini mampu
mempertahankan hidup sampai beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat
bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan
terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari
sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru).