Anda di halaman 1dari 28

Quantitative risk evaluation based on event

tree analysis technique:


Application to the design of shield TBM
Author:
Eun-Soo Hong, et.al (2009)
Publisher by: Elsevier

Oleh:
Brina Cindy Lestari 2514204001

2015

Introduction
1

Analisa
Probabilitas
resiko
(risk
probability)
pada
penggalian
terowongan
bawah air di
sungai
Han
Korea

Metode
pengeboran
menggunakan
earth pressure
balance
(EPB)
jenis
Tunnel

Safety
management
yang dilakukan
di
lokasi
konstruksi
terowongan
pada umumnya
masih memiliki
safety
yang
tergolong
rendah selama
proses
konstruksi.

Menurut
investigasi
bencana
yang
terjadi di korea
pada
tahun
2004,
jumlah
kematian yang
berhubungan
dengan
konstruksi
menduduki
peringkat
teratas sebesar
28%
dari
keseluruhan
industri.

Metode ETA (Event Tree Analysis) digunakan sebagai analisis


resiko-resiko yang mungkin terjadi dan diterapkan pada
tahapan desain sebuah terowongan untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi selama proses konstruksi.
Bagian komponen resiko dengan potensi yang tinggi akan
dianalisis dan probabilitas atau peluang terjadinya dievaluasi
secara kuantitatif.

Gambar dibawah ini adalah Proses


pengeboran Terowongan Menggunakan
Tunnel Boring Machine

Gambar 1. Construction
site plan

Metode penggalian terowongan diaplikasikan pada lintasan parallel tunggal


konstruksi terowongan bawah air yang malintasi sungai Han (terletak di
perbatasan kota Bundang (KM 49) yang menghubungkan kota Wangsipri dan Kota
Suwon.
Diameter TBM = 8.1 m dan Panjang TBM= 1.660km , ruang kerja terbatas dan
lokasi konstruksi ini dekat dengan pusat keramaian kota.
Dilakukan pengeboran di kedalaman 270m (20-30 pada lubang di batuan dasar
sungai).
Tekanan air: 0.3 0.5nMN/m2 (Jika > bisa mengakibatkan banjir).
Luas sungai = 773 m

1 retakan (Zona Utara)

2 retakan (Zona
Selatan)

Gambar 2. Geotechnical Condition

Terowongan
ditempatkan
di
dalam
bebatuan yang keras pada dasar Sungai
dengan
kedalaman
14-22
meter
(kemungkinan bisa ambles perlahan
hingga 2 meter)

Metode Analisa

ETA
(Event
Tree
Analysis)

ETA adalah sistem yang menunjukkan sistem


safety berdasarkan sub-sub kejadian atau pohon
kejadian karena bentuknya berupa penyajian grafis
urutan-urutan kejadian yang berkembang seperti
pohon sebagai jumlah tingkatan kejadian.
Pohon kejadian terdiri dari permulaan kejadian dari
rangkaian kecelakaan yang tidak diinginkan, lalu
keberhasilan atau kegagalan tergantung dari
rancangan
sistem
yang
dibuat,
probable
(kemungkinan kejadian selanjutnya) dan hasil akhir
(outcome)
yang
disebabkan
oleh
rangkaian
kejadian.
Kemungkinan
kejadian
selanjutnya
tidak
bergantung satu sama lain dan hasil akhir secara
spesifik bergantung hanya pada kejadian awal dan
rangkaian kejadian yang mengikutinya. Maka dari
itu, probabilitas kejadian pada jalur yang spesifik
diperoleh
dengan
mengkalikan
keseluruhan

ETA diterapkan dalam rangka menganalisa sebuah permulaan kejadian


yang mana bisa mempengaruhi terhadap hasil akhir yang bervariasi dan
sesuai dengan maksud pada analisa penyebab bencana.
Dalam pohon kejadian,seluruh kejadian di dalam sistem menggambarkan
secara grafis dan sangat efektif untuk menggambarkan urutan kejadian
dengan hal yang berhubungan dengan waktu karena pohon berhubugan
dengan urutan kejadian.

Kejadian antar subsequent tidak


saling
mempengaruhi
tetapi
outcome atau consequence (akibat)
bergantung pada rangkaian kejadian

Dalam mendesain tahapan kejadian, ETA digunakan sebagai pembuktian


kriteria-kriteria untuk meningkatkan performansi sistem, untuk memperoleh
informasi dari pengujian sebuah pekerjaan dan manajemen.
Dalam paper ini, ETA ditetapkan untuk mencegah sistem dari kegagalan,
seperti jumlah keseluruhan dari kerugian sebuah terowongan dengan
analisa hasil akhir yang menyebar dari hubungan resiko dengan tingkat
keparahan dari permulaan kejadian (initiating events).

Flowchart ETA (Kosha, 1997)

Safety Analysis
1.

Identifikasi Initiating Event

Kejadian tertentu dan situasi yang


paling
penting
yang
mempengaruhi
penyelesaian
konstruksi terowongan ditemukan
setelah melakukan eksperimen
hydraulic dan konsultasi dengan
para expert akhirnya ditemukan 3
point penting dari hasil investigasi
yaitu: Poor Ground Condition, High
Water
Pressure,
dan
Heavy
Rainfall.

2. Memilih Safety Function


Safety Function dijelaskan sebagai
hasil pengukuran terhadap dugaan
tertentu dari masalah rangkaian yang
mengikuti atau setelah ada jawaban
yang dihasilkan dari iniating event.
Sebagai tambahan, jawaban dari hasil
pengukuran yang menjamin permintaan
safety diusulkan sebagai prosedur
penulisan laporan akhir.
Bermacam-macam
faktor
yang
berhubungan
dengan
persiapan
konstruksi dan pengukuran selama
konstruksi
dilakukan,
hasilnya

Table 3. Spesification of Safety Factor

3. Construction of an event
tree
Pada gambar di bawah ditunjukkan
struktur
pohon
kejadian
yang
menggunakan 5 komponen safety
(
Investigation/Design,
Process
Planning, Machine Type, Construction
Management, dan Reinforcement atau
Penekanan). Pada kelima komponen
safety function tersebut berhubungan
dengan initiating event pada kasus
Poor
Ground
Condition
yang
diidentifikasi di masing-masing cabang
pohon sebagai Ya atau Tidak.

4. Quantitative Risk
Assessment

Kesimpulan
Hasil analisa dengan teknik ETA (Event
Tree Analysis) berhasil diterapkan
sebagai analisa resiko probabilistik
pada EPB type shield tunnelling
dibawah air sungai Han.

Anda mungkin juga menyukai