Anda di halaman 1dari 3

SIARAN PERS NO.

SP-41/DKNS/OJK/11/2014

PRESS RELEASE
RISK AND GOVERNANCE SUMMIT 2014
Passion to Governance: Implementing Strategy into Action
JAKARTA, 17 November 2014. Pengalaman Krisis Keuangan dan Hikmah yang
Dapat Diambil
Belajar pengalaman yang dapat diambil dari beberapa krisis keuangan tahun 1990an dan
2001an, maka muncul kesadaran global termasuk di Indonesia bahwa terlalu mahal
biaya yang harus dibayar untuk sebuah kegagalan penerapan good governance, baik di
sektor komersial maupun di sektor publik dan seluruh pihak, pelaku industri, profesi,
konsumen, pemerintah, dan regulator-supervisor sektor keuangan. Global Fraud Survey
2014 menunjukkan bahwa bank dan lembaga keuangan lainnya seperti tahun-tahun
sebelumnya tetap menjadi sektor terbesar dimana fraud terjadinya. Dengan demikian
maka kesadaran untuk penerapan good governance secara efektif di industri jasa
keuangan perlu dilakukan secara lebih sistematis, terus menerus, dan pada inisiatif yang
menunjukkan manfaat nyata, implementatif, dan tidak hanya ditataran konsep atau
peraturan lagi.
Hasil Riset Terkini Menunjukkan Penerapan Good Governance di Indonesia Perlu
Diakselerasi
Hasil penilitian terkini menunjukan bahwa institutional capital yang pada prinsipnya
merupakan bentuk dari penerapan prinsip-prinsip good governance di masyarakat adalah
modal terpenting bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa, industri, maupun
institusi. Namun demikian, data justru menunjukkan bahwa pembangunan institutional
capital sebagai bentuk penerapan governance di Indonesia masih perlu terus diperbaiki
bahkan perlu akselerasi. Data Transparansi Internasional (TI) bersumber dari hasil
assessment nya menunjukkan bahwa Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun
2013 berada di peringkat 114 dari 177 negara, begitu juga data governance indicator
World Bank menunjukkan indeks governance Indonesia masih rendah yaitu di level 37
dari level maksimal 100.
Komitmen OJK Sejak Awal Pendirian Untuk Menerapkan Good Governance
UU no 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan penerapan good
governance dalam pendirian dan pelaksanaan tugas OJK. UU mengatur prinsip-prinsip
good governance yang harus dijalankan, struktur dan proses yang harus dijalankan oleh
OJK. Begitu pentingnya penerapan good governance bagi kehidupan bernegara
khususnya untuk perekonomian dan industri jasa keuangan, maka OJK sejak awal
pendiriannya memiliki komitmen yang sangat tinggi serta strategi untuk membangun dan
menerapkan good governance yang efektif dan handal, baik untuk membangun kapasitas
dan kredibilitas OJK sebagai intitusi pengaturan dan pengawasan industri maupun
untuk mendorong terwujudnya industri yang sehat dan stabil.

Direktorat Komunikasi
Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2- 4 Jakarta 10710 Telepon: 021-3858001
(hunting); Faksimile: 021-3858321 (hunting); Situs: www.ojk.go.id
en/okt 14

Good Governance Sebagai Sebuah Kebutuhan Nyata, Bukan Hanya Sebuah Konsep
Governance sebagai sebuah konsep saat sudah banyak dikenal dan didiskusikan oleh
semua kalangan di Indonesia, namun implementasi dan manfaat yang dirasakan masih
jauh dari ekspektasi seluruh lapisan masyarakan. Terdapat expectation gap sangat
signifikan antara harapan publik terhadap penerapan good governance dengan kenyataan
dan manfaat yang dapat dirasakan. Oleh karena itu, perlu ada strategi dan inisiatif nyata
untuk membumikan konsep good governance agar dapat diimplementasikan, mudah
dipahami, dan dapat langsung dirasakan manfaatnya.
OJK bertekad untuk dapat menjadi role model implementasi governance di Indonesia dan
khususnya di industri jasa keuangana. Beberapa strategi telah dilakukan antara lain
melalui:
1. menerjemahkan prinsip-prinsip good governance sebagaimana amanat UU OJK
kedalam seluruh kebijakan dan organisasi
2. penerapan kebijakan organisasi yang memiliki sistem check and balances,
3. membentuk unit yang secara fungsi menjalankan fungsi governance, risk
management, quality assurance & compliance, internal audit, dan komite audit.
4. menetapkan Kode Etik dan Disiplin Pegawai dan memastikan seluruh aktivitas tetap
dalam koridor governance, serta melalui penandatanganan Pakta Integritas
5. mewajibkan seluruh jajaran untuk melaporkan harta kekayaan melalui LHKPN
kepada KPK
6. penguatan mekanisme pengawasan Dewan Audit dan memastikan berfungsinya
Komite Etik sebagaimana amanat UU OJK
7. menetapkan standard operating procedure (SOP) yang disusun dengan mengacu pada
prinsip governance sebagai acuan bagi mekanisme kerja di OJK
8. penerapan kebijakan dan mekanisme whistle blowing system (WBS) untuk saluran
deteksi dini, menegaskan kesadaran atas hak dan kewajiban seluruh jajaran untuk
bekerja secara bersih dan profesional, melibatkan partisipasi publik, sekaligus
menimbulkan efek pencegahan
9. menerapkan mekanisme rule making rule untuk proses pengaturan dengan
melibatkan partisipasi publik dan transparan
10. menjalankan strategi edukasi dan perlindungan konsumen, antara lain melalui
program edukasi, dan mengembangkan pusat pengaduan dan pelayanan konsumen

Mewujudkan good governance di industri melalui strategi


pengawasan, edukasi, dan partnership bersama stakeholders

pengaturan,

Dalam mewujudkan industri yag sehat dan stabil maka OJK menjalankan strategi
pengaturan, pengawasan dan edukasi konsumen namun juga menggunakan strategi
partneship dengan profesi dan stakeholders lainnya. OJK terus membangun komunikasi
yang intensif dengan asosiasi dan profesi di bidang governance, khususnya profesi
governance di industri jasa keuangan untuk bekerja bersama-sama meningkatkan
governance di industri jasa keuangan. Saat ini, OJK bersama-sama dengan asosiasi dan
profesi di bidang governance tersebut sedang menyusun Model Good Governance dan
Combined Assurance OJK. Model Good Governance yang disusun bertujuan sebagai
rujukan dalam pengukuran dan pengembangan penerapan ke depan. Demikian juga
dengan Model Combined Assurance, sebagai rujukan dalam mengembangkan fungsi
asurance (pengawasan) di internal OJK dalam memastikan good governance berjalan
efektif.
Direktorat Komunikasi
Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2- 4 Jakarta 10710 Telepon: 021-3858001
(hunting); Faksimile: 021-3858321 (hunting); Situs: www.ojk.go.id
en/okt 14

Penyusunan model good governance dan combined assurance OJK yang melibatkan
pelaku di industri jasa keuangan merupakan salah satu strategi OJK untuk
meningkatkan kualitas governance di industri jasa keuangan diluar pendekatan
pengaturan dan pengawasan ke industri. Pendekatan penerapan governance seperti ini
merupakan pendekatan holistik yang lebih menekankan kepada kebutuhan dan manfaat,
dibandingkan pendekatan yang lebih menonjolkan kewajiban dan sanksi.
Risk and Governance Summit (RGS) 2014, merupakan upaya berkesinambungan
dalam membangun komitmen dan menetapkan strategi bersama
Rangkaian kegiatan dan inisiatif OJK di bidang governance tahun 2014 ini akan ditutup
dengan penyelenggaraan Risk and Governance Summit (RGS) 2014 di Hotel
Dharmawangsa Jakarta tanggal 18 November 2014. RGS adalah forum internasional
tahunan bagi profesi di bidang governance yang meliputi antara lain profesi bidang audit
internal, komite audit, manajemen risiko, pengendalian kualitas, dan bidang kepatuhan.
Tema RGS 2014 ini adalah Passion to Governance: Implementing Strategy into Action
sesuai dengan semangat dan keinginan untuk segera menerapkan governance secara
nyata di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di industri jasa
keuangan.
RGS 2014 akan dibuka oleh Wakil Presiden RI dan menghadirkan pembicara sebagai
berikut:
1. Sudirman Said, Menteri ESDM; yang diharapkan dapat membagi pengalaman dalam
penerapan good governance dalam tataran praktis selama perjalanan karirnya sampai
akhirnya mendapat penugasan sebagai Menetri ESDM.
2. Prof Mervyn King, Chairman of International Integrated Reporting Council; yang akan
berbagi pengalaman dalam mengawal proses transisi bangsa Afrika Selatan dari rezim
otoritarian menjadi rejim demokratir yang ternyata membawa dampak bagi iklim
investasi, bisnis, ekonomi dan kenegaraan.
3. Budi G. Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri; diharapkan menyampaikan
pengalaman,
aspirasi, dan strategi korporasi dalam ekspansi bisnis yang
berkomitmen terhadap aspek governance.
4. Tony Fernandez, CEO Air Asia, diminta berbagi pengalaman bagaimana sebuah
perusahaan local di kawasan ASEAN yang tumbuh secara cepat menjadi perusahaan
beroperasi regional dan global yang tetap berkomitmen terhadap penerapan aspek
governance.
RGS direncanakan akan dihadiri 600 (lima ratus) peserta yang merupakan perwakilan
dari Kementerian/Lembaga Negara, CEO perusahaan keuangan terkemuka, pimpinan
unit bidang governance di industri jasa keuangan, asosiasi profesi di bidang governance
dan para akademisi. Seluruh rangkaian inisitiatif ini diharapkan mampu menjadikan
OJK sebagai trend-setter penerapan governance bagi regulator keuangan yang berskala
global serta menjadi akselerator penerapan governance yang paripurna di industri jasa
keuangan Indonesia.
Pada akhirnya adalah OJK mampu memberikan keyakinan kepada stakeholders,
masyarakat luas, bahwa industri jasa keuangan berada dalam mekanisme pengaturan
dan pengawasan yang kredibel, yang dijalankan oleh intitusi yang dapat diandalkan.

Direktorat Komunikasi
Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2- 4 Jakarta 10710 Telepon: 021-3858001
(hunting); Faksimile: 021-3858321 (hunting); Situs: www.ojk.go.id
en/okt 14

Anda mungkin juga menyukai