MELANOMA MALIGNA
Oleh:
Jemmy ariesandy dj, S. Ked
NIM 06700055
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................1
1.1 Kulit..............................................................................................................
1.2 Melanoma Maligna......................................................................................
1.2.1 Definisi..............................................................................................
1.2.2 Epidemiologi....................................................................................
1.2.3 Faktor Resiko...................................................................................
1.2.4 Patofisiologi....................................................................................
1.2.5 Manifestasi klinis...........................................................................
1.2.6 Klasifikasi.......................................................................................
1.2.7 Diagnosis.........................................................................................
1.2.8 Penatalaksanaan............................................................................
1.2.9 Pencegahan.....................................................................................
1.2.10 Deteksi dini.....................................................................................
1.2.11 Differential diagnosa.....................................................................
1.2.12 Komplikasi.....................................................................................
1.2.13 Prognosis.........................................................................................
BAB 2. REFLEKSI KASUS ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar
16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5
1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Demikian pula kulit bervariasi
mengenai lembut tipis dan tebalnya.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Pembagian kilit secara garis besar tersusun
atas tiga lapisan utama, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan
subkutis (hipodermis). Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel
dan jaringan lemak.
pembentukan
vitamin
D, dan
Keratinisasi.
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal
pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima
lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum: Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.
2. Stratum Lusidum: Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum: Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan
mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale
dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat
dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini
tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel
yaitu:
butir
pigmen
(melanosomes).
Melanosit
dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis
di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan
shearing forces dan respon inflamasi.
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda
menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang
suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
VASKULARISASI KULIT
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan
subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis,
tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada
epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis
melalui membran epidermis.
1.2
Melanoma Maligna
1.2.1 Definisi
Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah
keganasan yang terjadi pada melanosit, sel penghasil melanin, yang biasanya
berlokasi di kulit tetapi juga ditemukan di mata, telinga, traktus GI,
leptomeninges, dan oral dan membran mukus genitalia. Karena sebagian besar sel
melanoma masih menghasilakn melanin, maka melanoma seringkali berwarna
coklat atau hitam.
1.2.2 Epidemiologi
Insiden melanoma maligna itu sendiri berbeda-beda di tiap negara, dengan
insiden tertinggi terjadi di Australia dan Selandia Baru. Sebagai kanker kulit yang
paling ganas, peada penemuan kasus kanker yang baru terdiagnosis, melanoma
menduduki urutan ke 6 laki-laki dan urutan ke 7 perempuan di Amerika.
Diperkirakan jumlah kasus baru Melanoma maligna di Amerika pada tahun 2008
sebesar 62.480 kasus, dengan 34.4950 kasus terjadi pada laki-laki dan 27.350
pada wanita. ,0
Melanoma merupakan salah satu kanker yang insidensnya terus
meningkat. Pada tahun 1930an di Amerika, resiko terkena melanoma maligna
adalah 1:1.500, sekarang ini resiko meningkat menjadi 1:74.
ditegakkan rata-rata pada usia 53 tahun. Namun, faktor usia tersebut tidaklah
mutlak karena insiden melanoma tergantung juga pada faktor-faktor lainnya.
1.2.3
Faktor Resiko
b.
Dua dari kriteria berikut : warna yang bervariasi, asimetris atau batas
yang tidak jelas.
Adanya tahi lalat yang berubah, jumlahnya yang banyak (lebih dari
100 buah) dan adanya tahi lalat yang sangat besar dengan diameter >20 cm
pada orang dewasa menambah faktor resiko.
b) Faktor Keluarga
Resiko akan menjadi lebih besar pada mereka yang memiliki keluarga
yang didiagnosa melanoma pada hubungan keluarga primer, seperti ayah, ibu,
kakak, adek atau anak. Sekitar 10% seseorang dengan melanoma memiliki
sejarah keluarga yang menderita penyakit yang sama.
c) Fenotip
Fenotip yaitu ekspresi gen pada diri seseorang. Dan yang dimaksud
dalam hal ini yaitu ekspresi gen seseorang terhadap kulit yang terang,
berbintik-bintik, warna mata hijau atau biru, rambut merah atau pirang, dan
lain sebagainya.
Resiko terhadap orang kulit putih 20 kali lebih tinggi bila dibanding
dengan seorang Afrika Amerika. Hal ini disebabkan karena efek protektif oleh
pigmen kulit. Namun bukan berarti orang kulit hitam terbebas sama sekali dari
resiko melanoma, hanya saja tempat predileksi yang berbeda. Emedicine
menyatakan bahwa seorang Hispanik dan Afrika Amerika, melanoma lebih
sering ditemukan di daerah akral.
d) Supresi Sistem Imun
Orang yang telah diterapi dengan obat-obatan imun supresor, seperti
pada
pasien-pasien
transplantasi,
akan
meningkatkan
resiko
terkena
melanoma.
e) Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan
Sumber utama Radiasi Sinar UV adalah matahari. Sedangkan sumber
yang lain yaitu pada lampu-lampu yang biasanya dipakai di salon-salon
kecantikan untuk menggelapkan kulit.
Orang dengan pajanan sinar ultraviolet yang berlebihan memiliki
resiko yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini dikaitkan
10
juga dengan faktor lingkungan, yaitu tinggal dilokasi dekat dengan garis
ekuator, orang yang memiliki kebiasaan rekreasi outdoor atau orang yang
memiliki pekerjaan yang mengharuskannya terpajan sinar matahari lebih
banyak, seperti pelaut, petani, dll., Namun, pajanan terhadap sinar ultraviolet
yang intermitten namun sangat kuat lebih sering memiliki korelasi yang kuat
dengan terjadinya melanoma jika dibandingkan dengan pajanan kronik namun
dalam level rendah, meskipun jumlah total dosis sinar ultraviolet sama.
11
f) Usia
Sekitar setengah dari kejadian melanoma, terdapat pada orang-orang
pada usia lebih dari 50 tahun.
g) Xeroderma Pigmentosum
Xeroderma pigmentosum merupakan penyakit yang diturunkan
sebagai hasil dari defek pada enzim yang memperbaiki kerusakan pada DNA
dan jarang ditemukan. Seseorang dengan Xeroderma Pigmentosum memiliki
resiko tinggi terhadap kanker kulit, baik melanoma maupun nonmelanoma.
Hal ini dikarenakan adanya defek tersebut menyebabkan kemampuan orang
tersebut untuk memperbaiki DNA yang rusak karena terpajan sinar Ultraviolet
menurun atau tidak ada sama sekali.
h) Riwayat Terkena Melanoma
Orang yang pernah terkena melanoma akan memiliki resiko lebih
tinggi untuk terkena melanoma kembali atau residif.
12
1.2.4
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya melanoma maligna belum diketahui dengan jelas.
13
1.2.5
Manifestasi Klinis
14
b) Nodular Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya
sangat cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak
15%-30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan
nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering pada
individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya adalah tungkai dan tubuh.
Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga
kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau
polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan
trauma minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau
tidak berpigmen. Fase perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan
sulit di identifikasi dengan deteksi ABCDE.,
15
16
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahuntahun. Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua
sampai hitam atau timbul nodul yang biru kehitaman. Pada permukaan dijumpai
bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi
nodul biru kehitaman invasive agak hiperkeratonik.
17
Gambaran yang paling khas paling baik di lihat pada daerah macula
berpigmen. Tampak adanya gambaran proliferasi melanosit atipikal sepanjang
lapisan basal.
18
Selain 4 tipe tersebut terdapat juga salah satu tipe yaitu Non pigmentasi
hanya sebanyak <5% dari jumlah kasus melanoma di Amerika Serikat.. Tipe ini
tidak
berpigmen
dan
secara
klinis
tampak
pink
atau
gambaran
Sangat sulit membedakan bentuk dini karsinoma sel basal, karsinoma sel
skuamosa maupun melanoma maligna. Diagnosa pasti keganasan di tentukan
dengan pemeriksaan patologi anatomi. Kunci penyembuhan melanoma maligna
adalah penemuan dini, sehingga diagnosa melanoma harus ditingkatkan bila
penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang
berubah.
19
Membesar
Timbul satelitosis
Terasa gatal
Mudah berdarah
Timbul ulkus
Rambutnya rontok
Telapak tangan/kaki
Bawah kuku
Belakang telinga
Vulva
Border
Batasnya tidak tegas atau kabur
Color
Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid
melainkan campuran yang terdiri dari coklat kekuningan,
coklat dan hitam, juga bisa tampak merah, biru atau putih.
20
Diameter
Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika
dilakukan pemeriksaan mereka bisa lebih kecil dari
seharusnya . Sehingga harus diperhatikan perubahan tahi lalat
dibanding yang lainnya atau berubah menjadi gatal atau
berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6 mm
Evolving
Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya
atau cirri-ciri lain atau ada gejala baru seperti mudah
berdarah, gatal dan berkrusta harus dicurigai keganasan
Gambar berikut menunjukkan tahi lalat atypical yang normal dan melanoma.
Benign
simetris
Borders are
even
One shade
Smaller than
1/4 inch
Malignant
asimetris
21
1.2.6 Klasifikasi
Klasifikasi melanoma merupakan salah satu proses yang digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh sel-sel kanker tersebut telah bermetastase. Deskripsi
klasifikasi tersebut meliputi ukuran, dan apakah tumor tersebut telah menyebar ke
organ lain. Adanya klasifikasi ini, merupakan standar petugas kesehatan dalam
melihat sel-sel kanker tersebut sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang
tepat.
Klasifikasi oleh The American joint Comitee on Cancer (AJCC)
merupakan klasifikasi yang paling banyak dan paling sering dipakai, dan memiliki
klasifikasi T, sebagai keterangan tentang ketebalan tumor, klasifikasi N, sebagi
keterangan keterlibatan kelenjar limfe, dan M sebagai keterangan ada tidaknya
metastase. Keterangan lebih jelas pada tabel berikut.
22
5-Year
Stage
TNM Classification
Histologic/Clinical Features
Survival
Rate, %
Tis N0 M0
100
IA
T1a N0 M0
>95
IB
T1b N0 M0
89-91
T2a N0 M0
T2b N0 M0
T3a N0 M0
T3b N0 M0
T4a N0 M0
IIC
T4b N0 M0
45
IIIA
T1-4a N1a M0
63-69
T1-4a N2a M0
T1-4bN1a M0
T1-4bN2a M0
T1-4a N1b M0
T1-4a N2b M0
IIA
IIB
IIIB
T1-4a/b N2c M0
IIIC
77-79
63-67
46-53
30-50
T1-4b N2a M0
24-29
T1-4b N2b M0
Any T N3 M0
4 or more metastatic nodes, matted nodes/gross extracapsular extension, or intransit met(s)/satellite lesion(s) and metastatic nodes
IV
All other visceral mets with normal LDH or any distant mets with elevated LDH
7-19
23
Stage 0 Melanoma
Stage 1 Melanoma
Stage II Melanoma
Stage IV Melanoma
24
Golongan II
Gambar 16. Representatif skematik klasifikasi melanoma maligna menurut Breslow dan Clark
25
Stage 1:
Satge I-II:
Stage III:
melanoma sangat tebal, lebih dari 4 mm, atau jika dalam klasifikasi
Clark, sesuai dengan tingkat V dan atau nodul melanoma
ditemukan dalam 2 cm dari tumor utama. Atau melanoma telah
menyebar ke kelenjar limfe terdekat, tapi masih belum ada
penyebaran jauh.
Stage IV:
1.2.7 Diagnosis
Diagnosis melanoma ditegakkan dengan identifikasi klinik dengan
konfirmasi histologi. Identifikasi klinik dimulai dengan riwayat penyakit sekarang
pasien, riwayat penyakit terdahulu, dan pemeriksaan fisik terhadap lesi yang
dicurigai. ,
1.
Anamnesa
Dari anamnesa yang dilakukan, diharapkan diketahui informasi
tentang keluhan umum pasien, dan riwayat perjalanan keluhan umum
tersebut. Perubahan sifat dari nevus merupakan keluhan umum yang
paling sering ditemukan pada pasien dengan melanoma, dan hal ini
merupakan peringatan awal melanoma. Perubahan tersebut diantaranya
26
peningkatan dalam hal diameter, tinggi atau batas yang asimetris pada
suatu lesi berpigmen memberikan data 80% pada pasien saat melanoma
ditegakkan.Dari perjalanan penyakit tersebut juga ditanyakan awal
mulanya lesi pada kulit tersebut muncul, dan kapan terjadi perubahan pada
lesi tersebut. Tentang tanda dan gejala melanoma, seperti adanya
perdarahan, gatal, ulserasi dan nyeri pada lesi. Pada anamnesa tersebut
juga ditanyakan tentang adanya faktor-faktor resiko pada pasien.,
2.
Pemeriksaan fisik
Yang
perlu
dilakukan
saat
pemeriksaan
fisik
ini
yaitu
terdeteksi
dengan
membandingkannya
dengan
dokumentasi
terdahulu.
Pemeriksaan di tempat yang menjadi predileksi pada macammacam bentuk klinis melanoma juga perlu dilakukan. Misalnya pada
melanoma superfisial dan melanoma nodular yang biasanya berada di
trunkus tubuh dan tungkai, sedangkan melanoma maligna bentuk lentigo
lebih banyak muncul di telapak tangan, telapak kaki dan dibawah kuku.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
penunjang
ini
yaitu
meliputi
pemeriksaan
27
bermetastase
maupun
yang
telah
bermetastase,
tetapi
28
b. Pemeriksaan Radiografi
Ultrasound Scan, pemeriksaan ini menggunakan frekuensi gelombang
suara untuk menghasilkan gambaran spesifik dari bagian tubuh.
Sebagian besar untuk memeriksa kelenjar limfe di leher, axilla, dan
pelipatan paha. Kadang digunakan pada biopsy kelenjar limfe agar
semakin
akurat
(Ultrasound
guided
fine
needle
aspiration).
29
30
Biopsi secara eksisi dengan batas yang kecil dari batas tumor dipilih
untuk memastikan informasi tentang ketebalan tumor, adanya ulserasi,
tahap invasi tumor secara antomis, adanya mitosis, adanya regresi,
adanya invasi terhadap pembuluh limfe dan pembuluh darah, dan
untuk melihat respon host terhadap tumor itu sendiri. Pada umumnya
batas kulit yang diambil yaitu sekitar 1-3 mm sekitar lesi untuk
memperakurat diagnosis dan histologic mikrostaging. Kecuali pada
melanoma jenis lentigo, biopsi lebih mendalam diperlukan untuk
memperkecil terjadinya misdiagnosa.
31
32
33
34
adjuvan
yang
lainnya
diantaranya
yaitu
dengan
35
a. Membatasi pajanan sinar Ultraviolet terhadap kulit. Hal ini bisa dilakukan
dengan jalan mencari tempat yang teduh jika berada di luar gedung, memakai
baju panjang untuk mengurangi banyaknya kulit yang terpajan matahari, dan
menggunakan lotion sunscreen dengan SPF 15 atau lebih pada kulit yang
terpajan sinar matahari, serta menggunakan kacamata hitam untuk
perlindungan mata.
b. Menghindari sumber-sumber sinar UV lainnya, seperti tempat tidur yang
digunakan untuk mencoklatkan kulit di salon-salon kecantikan.
1.2.10 Deteksi Dini Melanoma
Sama seperti halnya deteksi kanker payudara, deteksi dini melanoma maligna
juga dapat dilakukan baik oleh diri sendiri dan juga oleh petugas kesehatan.
Tujuan utama dari deteksi dini ini adalah untuk mengenali melanoma maligna
sedini mungkin ketika masih datar dan dapat disembuhkan.
1. Oleh Diri Sendiri (Self Examination)
Dilakukan dengan pemeriksaan rutin terhadap diri sendiri. Saat
pertama kali dilakukan, pemeriksaan ini mungkin akan memakan waktu yang
lama dan terlihat merepotkan, namun bila telah dilakukan berkali-kali maka
akan semakin terlatih dan hal itu berarti waktu yang digunakan akan semakin
pendek.
Pemeriksaan ini, harus dilakukan langkah demi langkah seperti yang
akan ditunjukkan dalam gambar berikut dan dilakukan dalam keadaan tidak
mengenakan baju. Untuk lokasi-lokasi tertentu yang sulit dilakuakn evaluasi
sendiri, maka pertolongan keluarga atau teman dekat sangat membantu. Pasien
harus berkonsultasi secepatnya pada dokter umum atau dokter spesialis jika
menemukan adanya perubahan yang signifikan pada lesi-lesi tertentu di tubuh
mereka.
2. Petugas Kesehatan (Dokter, Perawat)
Baik deteksi dini yang dilakukan oleh diri sendiri dan petugas kesehatan,
yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tanda dan gejala melanoma tersebut
36
Organ-organ dalam
Tulang
CNS.
37
1.2.13 Prognosis
Prognosis melanoma tidak ditentukan oleh satu macam faktor saja, namun
multifaktor dan utamanya bergantung pada: (1) ketebalan tumor, (2) ada tidaknya
ulserasi secara histologi, dan (3) adanya metastase pada kelenjar limfe.
Pada Cutaneus Melanoma stage I dan II:
Stage III
Stage IV
38
terdapat perbedaan prognostic yang signifikan di pada tiap grup dari masingmasing stage melanoma, seperti yang terlihat pada gambar 22.
Gambar 22. Fifteen-year survival curves for the melanoma staging system in which
localized melanoma (stages I and II), regional metastases (stage III), and distant
metastases (stage IV) were compared.
39
BAB II
REFLEKSI KASUS
Identitas Penderita
Nama
: Ny. Jumaati
Umur
: 66 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Anamnesis
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh tahi lalat pada paha kiri
semakin membesar sejak 5 bulan yang lalu
yang awalnya terasa seperti terkena minyak
goreng, terasa sangat panas kemudian
perlahan timbul benjolan yang semakin
membesar dan berubah warnanya. Benjolan
tersebut tidak tumbuh rambut, tidak gatal
tidak nyeri, dan tidak pernah keluar cairan
seperti nanah ataupun darah pada puncak
benjolan.
Benjolan
tersebut
awalnya
menjadi
keabu-abuan.
Pasien
40
:-
:-
Riwayat Pengobatan
:-
Kesadaran
VS : TD : 130/90 x/menit
RR : 20 x/menit
Nadi : 68 x/ menit
: Compos Mentis
: 36,8 C
Kepala:
Mata
Telinga
Hidung
Bibir
I: flat
P:soepel
P: tympani
A:bising usus normal
Status Lokalis:
R. Femur (S) : terdapat massa 3x3 cm, asimetris, batas jelas,
mobile, tidak nyeri, konsistensi padat lunak,
permukaan licin, hiperpigmentasi, pus (-), ulkus
(-), tidak gatal.
41
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil FNAB tanggal 02 November 2011
KESIMPULAN :
Lesi kulit regio Genu Sinistra :
FNAB : Melanoma Maligna
42
Diagnosis:
Melanoma Maligna
Planning:
Alih rawat Sp.B
Pro wide excisi
43
DAFTAR PUSTAKA
44