Bab 1-Bab 5 Fix
Bab 1-Bab 5 Fix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acne vulgaris
merupakan
suatu
penyakit
kulit
akibat
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari kulit.
Page 1 of 35
Page 2 of 35
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan Fisiologi
Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis atau jaringan subkutan. Setiap lapisan akan semakinn
berdiferensiasi (menjadi masak dan memiliki fungsi yang lebih
spesifik) ketika tumbuh dari lapisan stratum germinativum basalis
ke lapisan stratum korneum yang letaknya paling luar. Fungsi kulit
antara lain :
1. Perlindungan
Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki ketebalan
sekitar
atau
mm
saja,
padahal
kulit
memberikan
memberikan
perlindungan
yang
sangat
efektif
untuk
memantau
secara
teru-menerus
keadaan
Page 3 of 35
berlebihan
dari
bagian
internal
tubuh
dan
rendah
dan
berada
pada
suatu
jarak
dingin
yang
bersentuhan
dengan
tubuh),
dan
merupakan
unsure
esensial
untuk
mencegah
Page 4 of 35
keratinosit,
dan
subkelompok
limfosit-T)
bagian
terbesar
kulit
dengan
dua
lapisan
jaringan
ikat
Page 5 of 35
tidak
mengandung
keringat.
Kelenjar
keringat
terletak
di
sebelah
dalam
kulit
jangat,
adalah
kelenjar
holokrin
(sel-sel
adalah
kelenjar
kantong
di
dalam
kulit.
Page 6 of 35
Kelenjarnya
dan
saluranya
dilapisi
epitel.
Kelenjar
apokrin
membentuk unit
pilosebasea, tetapi
bermacam-macam.
Rambut
merupakan
suatu
terminal biasanya
kasar
dan
dapat
dilihat.
kulit.
Epidermis
epitel
skuamosa
bertingkat
yang
mengalami
Page 7 of 35
luar
kulit
dan
memiliki
bagian
tersebut
banyak
digunakan
dan
bisa
Page 8 of 35
yang
pipih
dan mengalami
keratinisasi.
Jumlah
sel
pergantian
sel
di
semua
permukaan
kulit
Page 9 of 35
Page 10 of 35
ekstremitas
superior,
dada
dan
punggung.
C. Klarifikasi
a) Jerawat Superficial/jerawat permukaan
Jerawat superficial/jerawat permukaan yaitu bila kulit terdapat
komedo dan pustula (lepuhan berisi nanah) tanpa disertai
abses,
jerawat
superficial
biasanya
bila
sembuh
tidak
usia
remaja.13 Pada pria dan wanita yang berusia lebih dari 45 tahun,
40-45% diantaranya memiliki acne vulgaris pada wajah, dimana
Page 11 of 35
Pindha
Permasalahannya
(dalam
2004)
Tumbuh
faktor-
Kembang
faktor
yang
Remaja
dan
mempengaruhi
Page 12 of 35
menyatakan
akne
bertambah
parah
setelah
patogenik
pertama
dalam
akne
adalah
1)
Page 13 of 35
pilosebasea
patulosa
yang
member
gambaran
Page 14 of 35
sebum
yang
penting
pada
proses
patogenesis
Page 15 of 35
G. Web Of Caution
Faktor pencetus akne (hormone androgen, stress, kulit berminyak)
inflamatogenik
Page 16 of 35
fisik.
Contohnya
ditemukannya
komedo
pada
membantu
mengeringkan
kulit
dan
membantu
Page 17 of 35
dalam
bentuk
krim
cair
dan
gel
yang
bisa
Jika
pemberian
antibiotik
tidak
berhasil,
berikan
Page 18 of 35
Page 19 of 35
tabir
surya.
Rasional
Banyak
masalah
tingkat
nyeri
pasien.
Rasional
Page 20 of 35
pasien
yang
memandang
akne
sebagai
memulai
perasaan.
penerimaan
Rasional
perubahan
Orang
dan
mungkin
maladaptif
karena
pasien
tidak
siap
atau
alat
untuk
meningkatkan
atau
mempertahankan kemandirian.
d) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan
dengan kurang terpapar terhadap informasi
Tujuan ; Klien akan meningkatkan pengetahuan selama
dalam perawatan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan
pasien.
Rasional
untuk
Page 21 of 35
meningkatkan
pengambilan
proses
keputusan
dan
belajar,
meningkatkan
menurunkan
ansietas
Page 22 of 35
BAB III
ASKEP KASUS
A. Kasus
Ny. Y datang ke klinik
Page 23 of 35
TB
: 181 cm
BB
: 50 kg
RR
: 24x/menit
TD
: 90/60 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 370 C
2) Pemeriksaan kepala
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Rambut: warna rambut hitam, tidak ada ketombe
Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan
3) Pemeriksaan mata
Inspeksi
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterus
4) Pemeriksaan hidung
Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak ada polip maupun
peradangan, tidak ada sekret.
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan.
5) Pemeriksaan mulut
Inspeksi
bibir
pucat,
sudut
bibir
pecah-pecah,
gusi
berdarah.
6) Pemeriksaan wajah
Inspeksi : terlihat kemerahan pada bagian yang berjerawat.
Palpasi : Adanya nyeri pada bagian yang berjerawat
7) Pemeriksaan telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Fungsi pendengaran normal.
8) Pemeriksaan leher
Page 24 of 35
terpasang
infus,
Data
Diagnosa Keperawatan
DS :
Gangguan integritas kulit
1. Klien
mengatakan berhubungan dengan lesi
kulitnya berjerawat sejak dan reaksi inflamasi
pertama menstruasi
2. Klien
mengatakan
kulitnya kasar pada bekas
jerawat
Page 25 of 35
DO
RR : 26 x / menit
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 37 0C
Wajah klien terdapat banyak
jerawat
Wajah
klien
terdapat
kemerahan pada
jerawat
2.
3.
DS :
1. Klien mengatakan nyeri
pada
bagian
yang
berjerawat
DO :
Adanya nyeri tekan pada kulit
yang berjerawat
DS:
1. Klien
mengatakan
khawatir wajahnya tidak
dapat kembali bersih dan
cantik lagi.
2. Klien
merasa
malu
terhadap diwajahnya
DO :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37 0C
RR : 26 x / menit
BB : 45 Kg
TB : 160 cm
Klien terlihat sering menutupi
wajahnya yang berjerawat
Nyeri
berhubungan
dengan
proses
peradangan dan adanya
lesi pada kulit.
Gangguan
citra
diri
berhubungan
dengan
rasa malu dan frustrasi
terhadap tampilan diri.
3. Prioritas Diagnosa
a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi
inflamasi
b. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan dan adanya lesi
pada kulit.
c. Gangguan citra diri
Page 26 of 35
4. Intervensi
No
NOC (Tujuan)
.
D
x
1
Setelah
dilakukan
tidakan
keperawatan
selama 1x24
jam
menunjukkan
integritas kulit
dan membrane
mukosa
Kriteria Hasil :
Keutuhan kulit
tidak ada
gangguan
NIC (Rencana
Keperawatan)
1. Observasi atau
catat ukuran, warna
dan keadaan kulit di
area sekitar luka.
Rasional
1. Mengetahui
perkembangan
luka pasien dan
kulit di
sekitarnya.
2. Beri perawatan
kulit sering agar tidak 2. Terjadi kering
kering
dapat merusak
kulit dan
mempercepat
kerusakan.
3. Anjurkan pasien
untuk menggunakan3.3
3.
Banyak
kosmetik atau
masalah
preparat tabir surya
kosmetika pada
hakekatnya
semua kelainan
malignitas kulit
dapat dikaitkan
dengan
kerusakan kulit
kronik.
Setelah
1. Observasi tingkat
1.
dilakukan
nyeri pasien.
Mengindikasika
tindakan
n kebutuhan
keperawatan
untuk intervensi
selama 1x24
dan juga tandajam klien dapat
tanda
menunjukkan
perkembangan/
tingkat nyeri
2. Ajarkan pasien
resolusi
Kriteria Hasil :
tehnik distraksi dan
komplikasi.
ekspresi pada
relaksasi.
wajah tidak ada
2.
2.
Distraksi
relaksasi dapat
3. Beri posisi yang
membantu
Page 27 of 35
nyaman.
4. Kolaborasi
pemberian analgetik.
meringankan
nyeri.
3.Memberikan
kenyamanan
pada
pasien
sehingga dapat
mengurangi
nyeri
yang
dirasakan.
4.Pemberian
analgetik dapat
membantu
meringankan
derajat
nyeri
pasien.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24
jam gangguan
citra tubuh
berkurang
dengan
Kriteria Hasil:
Harga diri
positif
1. Kaji persepsi
pasien dan
pandangannya
terhadap akne.
2. Perhatikan perilaku
menarik diri,
membicarakan diri
tertang hal negatif
1.Pasien
yang
memandang
akne
sebagai
cacat
kulit
biasanya tidak
toleransi
terhadap
tampilan
diri,
sedangkan
pasien
yang
memandang
akne
sebagai
penyakit yang
normal
dan
fisiologis dapat
menerima
konsep diri dan
tidak
beresiko
terganggu
konsep diri
2.
Mengidentifikasi
Page 28 of 35
3. Dorong
pengungkapan
perasaan
kebutuhan
untuk intervensi
4. Perhatikan perilaku
menarik diri dan
penggunaan
penyangkalan.
3. Orang
terdekat
memulai
penerimaan
perubahan dan
mengurangi
ansietas
mengenai
perubahan citra
diri.
4.Penyangkalan
mungkin lama
dan
mungkin
maladaptif
karena
pasien
tidak
siap
mengatasi
masalah
pribadi.
5. Implementasi
No
.
Dx
Tanggal dan
Jam
Pelaksanaan
2 Oktober
2015
Pukul 08.00
1. Observasi atau
catat ukuran,
warna dan
keadaan kulit di
area sekitar luka.
2. Beri
perawatan kulit
sering agar tidak
kering
Evaluasi
Tindakan/respon
Klien
Nama
dan
Paraf
Petug
as
1.kulit berwarna
kemerahan pada
area yang
berjerawat
2. Kulit mulai
lembab saat
dilakukan
perawatan
Page 29 of 35
3. Anjurkan
pasien untuk
menggunakan
kosmetik atau
preparat tabir
surya
2
2 Oktober
2015
Pukul 08.30
1. Observasi
tingkat nyeri
pasien.
2. Ajarkan pasien
tehnik distraksi
dan relaksasi.
3. Beri posisi
yang nyaman.
2 Oktober
2015
Pukul 09.00
4. Kolaborasi
pemberian
analgetik.
1. Kaji persepsi
pasien dan
pandangannya
terhadap akne.
2. Perhatikan
perilaku menarik
diri,
membicarakan
diri tertang hal
negatif
3. Dorong
pengungkapan
perasaan
4. Perhatikan
perilaku menarik
3. Klien merasa
lebih nyaman dan
kulitnya tidak
kasar
1. Nyeri hanya
berada pada area
yang berjerawat
2. Paien terlihat
nyaman dan tidak
nyeri
3. pasien terlihat
nyaman
4. nyeri
menghilang
1. Pasien merasa
malu dengan
jerawat
diwajahnya
2.Klien tetap
merasa minder
terhadap
jerawatnya
3. Klien
mengatakan
jerawatnya
merasa dirinya
tidak cantik
sehingga klien
malu untuk
menunjukkan
dirinya
Page 30 of 35
diri dan
penggunaan
penyangkalan.
4.klien terlihat
malu dengan
jerawatnya
6. Evaluasi
No.
Dx
Tanggal
5 Oktober 2015
5 Oktober 2015
5 Oktober 2015
Nama
&
paraf
Catatan Perkembangan
S: Ny. Y mengatakan kulitnya
tidak kasar lagi
O: pada saat palpasi kulit sudah
tidak kasar
A:Masalah Teratasi
P:Lanjutkan pemberian HE
S: Ny.. Y mengatakan nyeri
menghilang
O: Pasien terlihat tidak merasa
nyeri
A:Masalah Teratasi
P:Pasien diberikan HE
S: Ny. Y mengatakan masih
merasa malu dengan jerawatnya
O: Pasien terlihat malu tetapi
mulai bisa menunjukkan diri
A:Masalah Teratasi Sebagian
P:Pasien dilanjutkan intervensi
dan diberikan HE
Page 31 of 35
Ny. Y
BAB IV
PEMBAHASAN
umur 27 tahun dengan keluhan utama banyaknya
mengenai
tindakan
apa
yang
harus
dilakukan
untuk
dapat
mendapatkan
penyakitnya.
Misalnya
pengobatan
untuk
untuk
menghilangkan
menyembuhkan
jerawat,
bisa
Page 32 of 35
Sedangkan
untuk
mencegah
timbulnya
akne
Page 33 of 35
Page 34 of 35
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Clevere. 2013. Penyakit Kulit dan Kelamin. Nuhs Medika:
jakarta
Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal
Bedah Vol.1. Jakarta : EGC.
Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi
3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Taylor,
Cynthia.
2013.
Diagnosis
Keperawatan
Dengan
Rencana
Page 35 of 35