A. Latar Belakang Masalah limbah menjadi salah satu perhatian masyarakat dan pemerintah Indonesia terutama sejak banyak industri yang dibangun di kota-kota besar. Limbah dari berbagai industri biasanya banyak mengandung logam yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup. Contoh beberapa logam berbahaya yaitu antimon (Sb), arsen (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), kobal (Co), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), seng (Zn), stronsium (Sr), dan selenium (Se). Logam tersebut terdapat pada bahan industri dan limbah yang dihasilkan serta sangat berbahaya bila ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada lingkungan karena mempunyai sifat yang merusak jaringan tubuh makhluk hidup. Pencemaran lingkungan oleh logam berbahaya dapat terjadi jika pihak industri tidak memperhatikan keselamatan lingkungan dalam penanganan limbah. Sumber utama pencemaran logam berbahaya berasal dari aktivitas manusia, yaitu produksi tambang logam, industri kimia, minyak bumi dan batu bara, tekstil, penyamakan kulit, elektronik, kertas, keramik, pigmen, plastik, dan reaktor atom. Meskipun perkembangan teknologi dan industri memperlihatkan adanya pengaruh positif bagi kemajuan kehidupan manusia, tetapi resiko polusi lingkungan tidak dapat diabaikan begitu saja, sehingga diperlukan adanya alternatif metode penanganan limbah dengan tujuan mengurangi bahkan menghilangkan logam-logam yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Beberapa contoh kasus pencemaran lingkungan yang muncul pada beberapa waktu terakhir
didaerah Cilegon yaitu kasus pencemaran di kelurahan
Sukmajaya, Kecamatan Jombang dan di Perumahan Warnasari Kecamatan
Citangkil. Pengolahan limbah industri akan menghasilkan limbah berupa lumpur
yang hanya dibuang di sungai atau ditimbun ke tanah, padahal limbah ini mengandung logam yang membahayakan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif metode penanganan untuk membuat agar limbah tersebut tidak berbahaya, atau bahkan dapat dimanfaatkan. Salah satu pengolahan air limbah yang telah dilakukan secara konvensional yaitu dengan cara pengendapan yaitu logam pencemar yang terlarut diubah menjadi hidroksida tak larut atau endapan sulfida dan dikumpulkan sebagai lumpur (sludge), kemudian dibuang ke dalam tanah. Ketoksisan lumpur dapat dilepas kembali oleh asam dan dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup sekitarnya apabila menggunakan cara ini. Cara lain yang lebih modern adalah elektrolisis dan osmosis, namun kedua metode ini membutuhkan energi yang tinggi dan tidak dapat dipakai pada situasi kecepatan alir tinggi. Cara ini juga menghasilkan limbah pekat yang memerlukan pengendapan dan pembuangan ke tanah. Pengolahan dengan metode-metode di atas akan menghasilkan limbah berupa lumpur yang hanya dibuang di sungai atau ditimbun ke tanah, padahal limbah ini mengandung logam yang membahayakan lingkungan sehingga diperlukan adanya upaya membuat limbah tersebut menjadi tidak berbahaya, atau bahkan dapat dimanfaatkan. Semen Portland selain dapat dipakai sebagai bahan dasar bangunan juga dapat digunakan untuk menstabilkan logam dalam limbah berbahaya terutama limbah anorganik (Manahan, 1994). Logam berbahaya dalam matriks padat akan terstabilkan dalam komponen-komponen semen, salah satunya struktur trikalsium aluminat (Ca3Al2O6). Selama kontak dengan air dan proses hidrasi berlangsung, logam dalam semen akan diubah menjadi senyawa yang inertyaitu dalam bentuk senyawa hidrogarnet.
B. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian 1.
Memberi informasi kepada masyarakat dan kalangan industri tentang
alternatif penanganan limbah industri.
2.
Meminimalisasi pencemaran lingkungan oleh logam berbahaya.
3.
Upaya alternatif untuk menaikkan nilai manfaat limbah berbagai industri.
Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui proses penanganan limbah industri yang mengandung logam
berbahaya dengan metode solidifikasi menggunakan semen Portland.
2.
Mengetahui tinjauan kimiawi logam berbahaya pada proses solidifikasi
menggunakan semen Portland.
3.
Mengetahui keunggulan metode solidifikasi menggunakan semen portland
sebagai alternatif penanganan limbah industri yang mengandung logam berbahaya. C. Kesimpulan Pengolahan Limbah dengan Semen Portland adalah suatu cara pengolahan limbah dengan mahaya dengan metode solidifikasi menggunakan semen Portland dan dilakukan melalui proses hidrasi dan anhidrasi. Ditinjau dari aspek kimiawi, logam berbahaya akan terstabilkan dalam komponen-komponen semen. Pada proses anhidrasi, logam berbahaya yang memiliki bilangan oksidasi +2 dan +3 akan terstabilkan dalam trikalsium aluminat dan membentuk struktur larutan padat. Pada proses hidrasi, logam berbahaya akan terstabilkan dalam matriks semen selama proses pengerasan pasta semen berlangsung. Metode solidifikasi menggunakan semen Portland memiliki beberapa keunggulan, yaitu membuat limbah yang berbahaya menjadi tidak berbahaya, hasil yang diperoleh berupa produk yang bermanfaat,meminimalisasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah, dan mendukung konsep klastering industri.