terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang lama (puluhan
sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia dan keadaan geologi. Untuk
memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana
batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dan
faktor-faktor yang akan mempengaruhinya serta bentuk lapisan batubara.
Tempat Terbentuknya Batubara
Ada 2 macam teori yang menyatakan tempat terbentuknya batubara, yaitu :
A. Teori Insitu
Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya
ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan
tersebut mati, belum mengalami proses transportasi, segera tertimbun oleh lapisan
sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara
ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya
relatif kecil, Dapat dijumpai pada lapangan batubara Muara Enim (SumSel).
B. Teori Drift
Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya
ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan
demikian setelah tumbuhan tersebut mati, diangkut oleh media air dan berakumulasi
disuatu tempat, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses
coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak
luas tetapi dijumpai dibeberapa tempat, kualitasnya kurang baik karena banyak
mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari
tempat asal tanaman ke tempat sedimentasi. Dapat dijumpai pada lapangan batubara
delta Mahakam Purba, Kaltim.
Faktor yang Berpengaruh
Batubara terbentuk dengan cara yang kompleks dan memerlukan waktu yang lama
(puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan
geologi. Faktor yang berpengaruh pada pembentukan batubara, yaitu :
a. Posisi Geotektonik
Merupakan suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi gaya-gaya tektonik lempeng.
Posisi ini mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan batubara
maupun kecepatan penurunannya.
b. Morfologi (Topografi)
Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena
menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk.
c. Iklim
Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan
yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali digunakan
secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan bahwa suatu tambang di timur
laut Cina menyediakan batu bara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang
logam sekitar tahun 1000 SM. Bahkan petunjuk paling awal tentang batubara ternyata
berasal dari filsuf dan ilmuwan Yunani yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang
seperti batu. Abu batu bara yang ditemukan di reruntuhan bangunan bangsa Romawi di
Inggris juga menunjukkan bahwa batubara telah digunakan oleh bangsa Romawi pada
tahun 400 SM.
Catatan sejarah dari Abad Pertengahan memberikan bukti pertama penambangan batu
bara di Eropa, bahkan suatu perdagangan internasional batu bara laut dari lapisan batu
bara yang tersingkap di pantai Inggris dikumpulkan dan diekspor ke Belgia. Selama
Revolusi Industri pada abad 18 dan 19, kebutuhan akan batubara amat mendesak.
Penemuan revolusional mesin uap oleh James Watt, yang dipatenkan pada tahun 1769,
sangat berperan dalam pertumbuhan penggunaan batu bara. Oleh karena itu, riwayat
penambangan dan penggunaan batu bara tidak dapat dilepaskan dari sejarah Revolusi
Industri, terutama terkait dengan produksi besi dan baja, transportasi kereta api dan
kapal uap.
Namun tingkat penggunaan batubara sebagai sumber energi primer mulai berkurang
seiring dengan semakin meningkatnya pemakaian minyak. Dan akhirnya, sejak tahun
1960 minyak menempati posisi paling atas sebagai sumber energi primer menggantikan
batubara. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa batubara akhirnya tidak berperan
sama sekali sebagai salah satu sumber energi primer.
Krisis minyak pada tahun 1973 menyadarkan banyak pihak bahwa ketergantungan yang
berlebihan pada salah satu sumber energi primer, dalam hal ini minyak, akan menyulitkan
upaya pemenuhan pasokan energi yang kontinyu. Selain itu, labilnya kondisi keamanan di
Timur Tengah yang merupakan produsen minyak terbesar juga sangat berpengaruh pada
fluktuasi harga maupun stabilitas pasokan. Keadaan inilah yang kemudian mengembalikan
pamor batubara sebagai alternatif sumber energi primer, disamping faktor faktor berikut
ini:
1.
1.
1.
Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang
stabil.
2.
3.
4.
5.
Teknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara sudah teruji dan handal.
6.
7.
Melihat pemaparan di atas, dapat dimengerti bahwa peranan batubara dalam penyediaan
kebutuhan energi sangatlah penting. Disini penulis tidak akan membahas lebih jauh
tentang hal tersebut, tapi akan mengenalkan tentang batubara dan parameter umum yang
menjadi penilaian kualitas batubara.
Pembentukan Batubara
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba
yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang
berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori
bahan bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi
disebut dengan pembatubaraan (coalification).
Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan
lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan
(sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan
Data-data di atas apabila ditampilkan dalam bentuk grafik hasilnya adalah sebagai
berikut:
1.
hilang
(losses)
yang
mungkin
terjadi
manakala
batubara
itu
pelaporan,
pengkajian-pengkajian
ini
mampu
menunjukkan
bahwa
2.
1.
1.
laporan-laporan
mengenai
Cadangan
Batubara,
tetapi
tidak
sebaliknya. Dasar dari perkiraan yield/hasil yang akan dicapai dalam Cadangan
Batubara
Terpasarkan
harus
disebutkan. Seandainya
Batubara
itu
akan
1.
1.
1.
1.
Jika ada parameter lapisan (misal: ketebalan, kadar abu, yield) tidak
memenuhi suatu tingkatan dimana terdapat prospek yang menjanjikan, untuk
suatu penambangan secara ekonomis di suatu daerah, maka Sumberdaya
Batubara untuk lapisan tsb. di daerah itu tidak seharusnya diestimasikan lagi. Jika
ada alasan-alasan yang mengharuskan untuk mengestimasi sumberdaya di
daerah ini, (misal wilayah tersebut harus ditambang untuk akses lapisan yang
lebih prospektif atau sumberdaya dengan kualitas yang lebih tinggi), Estimator
harus mampu memberikan keterangan yang diperlukan tersebut. Sama halnya,
jika ada pertimbangan pertimbangan geologi, teknis atau budaya (misal, adanya
intrusi yang meluas, letak lapisan batubara yang terlampau dalam, batas
ketinggian penambangan dalam tambang bawah tanah, daerah permukaan yang
dilindungi) tanpa melihat prospek atas pengambilan lapisan atau sebagian lapisan
secara ekonomis, maka Sumberdaya Batubara dari lapisan tertentu atau sebagian
dari lapisan tersebut yang relevan tidak perlu diestimasikan lagi di wilayah
itu. Estimator harus mencatat pertimbangan-pertimbangan ini.
1.
1.
Tabel 1. Jarak kerapatan titik informasi (X) untuk tiap Kategori sumberdaya
dan Keadaan Geologinya
SUMBERDAYA
HIPOTET
GEOLOGI KRITERIA
IK
TEREKA
TERTUNJUK
TERUKUR
Jarak Titik
Tak
1000<x<2000<
500<x<1000<
Sederhan Informasi dibatasi span=""></x<2000 span=""></x<1000
a
<>
<>
X<500
Moderat
500<x<1000<
250<x<500<
X<250
span=""></x<10 span=""></x<500<
00<>
>
200<x<500<
100<x<200<
span=""></x<50 span=""></x<200<
0<>
>
X<100
Kompleks
1.
1.
yang
memadai
atas
keadaan
geologi
untuk
menyimpulkan
kemenerusan lapisan antara Titik titik Informasi. Sumberdaya ini harus juga
memungkinkan adanya estimasi kisaran ketebalan batubara juga kualitasnya
walaupun masih pada tingkat kepastian yang rendah, sehingga tidak memadai
untuk tujuan perencanaan penambangan.
1.
1.
Untuk
Sumberdaya
Batubara
Tertunjuk,
kerapatan,
distribusi
dan
interpretasi, cukup untuk memperoleh estimasi yang realistik atas ratarata ketebalan, luas wilayah, kisaran kedalaman, kualitas dan jumlah
in-Situ dari batubara. Sumberdaya ini telah mampu memberikan
tingkat kepercayaan yang cukup atas endapan untuk pembuatan
rencana rencana tambang dan menentukan kualitas produk batubara
yang kira-kira akan didapat.
1.
Sumberdaya
Batubara
Tertunjuk
ini dapat
diestimasikan
dengan
menggunakan data yang diperoleh dari Titik titik Informasi umumnya kurang dari
1 km untuk keadaan geologi yang sederhana, 0.25 s/d 0.5 km untuk keadaan
geologi
moderat
dan
0.1
s/d
0.2
km
untuk
keadaan
geologi
yang
kompleks. Kecenderungan
akan
ketebalan
dan
kualitas
batubara (daerah
Untuk
Sumberdaya
Batubara
Terukur,
kerapatan,
distribusi
dan
keterpaduan dari Titik titik Informasi, yang bisa ditunjang dengan Data
interpretasi, cukup untuk memperoleh estimasi yang dapat dipercaya akan
ketebalan rata-rata, luas wilayah, rentang kedalaman, kualitas dan jumlah in-Situ
dari batubara. Sumberdaya ini memberikan tingkat kepastian akan endapan
untuk pembuatan rencana rinci tambang, menentukan biaya penambangan dan
memberikan spesifikasi produk yang dapat dipasarkan.
1.
Sumberdaya
Batubara
Terukur
ini
bisa
diestimasikan
dengan
menggunakan data yang diperoleh dari Titik titik Informasi umumnya kurang dari
500m untuk keadaan geologi sederhana, 0.25 km untuk keadaan geologi moderat
dan 0.1 km untuk keadaan geologi yang kompleks. Kecenderungan dalam
ketebalan dan kualitas batubara seharusnya tidak diprediksi lebih dari 500 m dari
Titik titik Informasi.
1.
1.
1.
suatu
pernyataan
harus
disampaikan
dengan
jelas
dengan
c.
Basis
kelembaban
(moisture)
atas
setiap
estimasi
dan
factor
e.
V.
1.
Batubara.
1.
Cadangan
Batubara
Terkira. Tetapi
hanya
Sumberdaya
Batubara Terukurlah yang pantas untuk perencanaan tambang secara rinci dan
estimasi Cadangan Batubara Terbukti.
1.
1.
Mining
recovery
dan
mining
dilution
tergantung
atas
metode
penambangan yang diusulkan dan bisa diekspresikan kedalam jumlah yang hilang
dari batubara dalam setiap lapisan atau, sebagai pilihan, merupakan suatu
persentase rekoveri penambangan. Kecuali bila ada faktor khusus yang telah
ditentukan dari konsep studi awal, dapat digunakan rekoveri penambangan yang
telah terbukti dalam sejarah metode penambangan yang diusulkan pada suatu
wilayah. Seandainya informasi ini tidak tersedia, atau seandainya rekoveri
yield),
atau
faktor-faktor
ekonomi
(misal,
Striping
rasio/nisbah
1.
kriteria
tentang
kualitas
atau
keekonomian
yang
membatasi
penambangan atau metoda penambangan; nilai yang layak terhadap faktor loss
dan dilution sesuai dengan metoda penambangan yang diusulkan, faktor faktor
penyesuaian kelembaban (jika digunakan), dan untuk Cadangan Batubara yang
dapat Dipasarkan (marketable), bila dilaporkan, yield yang diperkirakan dan basis
untuk memperkirakan yield itu. Estimasi jumlah tonase Cadangan Batubara harus
dibulatkan berdasarkan ketepatan estimasi. Prosedur estimasi harus transparan
dan dapat diulang-ulang.
1.
1.
Atas
hal
itu
semua,
merupakan
tanggung
jawab
Estimator
untuk
menentukan kategori Cadangan Batubara dengan tepat atas setiap endapan yang
ada. Estimator
harus
menyiapkan
dokumen
teknik
yang
secara
lengkap
menguraikan proses estimasi dan asumsi asumsi yang digunakan; dan berisikan
rancangan relevan dengan skala yang tepat. Sebagai Petunjuk saja, dokumen itu
harus membahas dan memasukkan: