Anda di halaman 1dari 44

MATUR

SUUN

AIK II-XI
IBADAH DAN
PEMBENTUKAN
PERILAKU POSITIF

A.Pengertian Kedudukan dan filosofi


Ibadah Mahdah.
Pengertian ibadah atau ibadat
menurut ahli bahasa artinya:
pengabdian, penghambaan, seakar
dengan kata abd yang artinya:
abdi atau hamba atau dengan kata
lain ibadat diartikannya, taat,
menurut, mengikuti, tunduk (tunduk
setinggi-tinginya, dan doa).

Ibadah menurut istilah, dalam Himpunan Putusan Tarjih


Muhammadiyah (HPTM) ditakfirkan sebagai berikut:

Ibadah ialah (satu sistem) takarub (pendekatan diri) kepada


Allah dengan jalan mentaati segala perintahNya, menjauhi
segala larangan-Nya dan mengamalkan yang diijinkan-Nya dan
ibadah itu ada dua macam

Ibadah ialah (satu sistem) takarub


(pendekatan diri) kepada Allah dengan jalan
mentaati segala perintahNya, menjauhi segala
larangan-Nya dan mengamalkan yang
diijinkan-Nya dan ibadah itu ada dua macam,
yaitu melakukan semua amalan yang
diizinkan Allah, sedangkan ibadah yang
khusus yakni ibadah yang pelaksanaannya
telah ditentukan oleh Allah, baik bagianbagian, tingkah laku serta cara-caranya yang
tertentu (HPTM 1976: 276-277).

Pembagian Ibadah
Ibadah umum, ialah segala sesuatu
yang dicintai dan diridhoi Allah, baik
berupa perkataan maupun
perbuatan, lahir maupun batin.
Dengan demikian ibadah umum
mencakup seluruh aspek kehidupan,
seperti aspek ekonomi, aspek politik,
budaya, seni dan pendidkan dan lainlain.

Ibadah khusus ialah menunjuk


kepada amal perbuatan tertentu
yang bersifat khas keagamaan
dalam istilah lain disebut ubudiyah
dalam bahasa ilmu-ilmu sosial
disebut retus atau retual dan
dalam istilah fiqih disebut ibadah
mahdah

yaitu bentuk ibadah yang wajib dilakukan


semata-mata berdasarkan perintah dan
petunjuk Allah serta contoh dari Rasullah
saw, seperti yang tertera dalam rukun Islam
yang lima, sebaliknya dilarang seorang
menciptakan sendiri bentuk-bentuk dan cara
ibadah Mahda yang tidak pernah terjadi atau
tidak pernah dicontoh Nabi Muhammad SAW
maka ini dinamakan Bidah. Bidah adalah
sesuatu yang baru dalam urusan agama
(Islam)

Bentuk dan Sifat Ibadah:


Pertama, ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan
lidah.
Ibadah ini semisal tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim, doa,
khutbah, mencegah yang mungkar, menyuruh yang makruf,
membaca Al Quran, menjawab azan, iqomah, dll.

Kedua, ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak


disifatkan dengan sesuatu sifat. Umpamanya menolong orang,
berjihad dijalan Allah, membela diri dari gangguan,
menyelenggarakan urusan jenazah.

Ketiga, ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari


mengerjakan sesuatu pekerjaan. Ibadah semacam ini ialah
puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan dari
segala yang merusakkan ibadah.

Keempat, ibadah-ibadah yang melengkap perbuatan dan


menahan diri dari sesuatu pekerjaan. Umpamanya, Itikaf (duduk
didalam sesuatu rumah dari rumah-rumah Allah), serta menahan
diri dari jimak dan musyaraha bernikah, menikahkan, haji,
thawaf, wukuf diarafah, ihram, menggunting gunting, mengerat
kuku, dll)

Kelima, ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak.


Umpamanya membebaskan orang-orang yang berhutang,
memaafkan kesalahan orang yang memerdekakan budak untuk
kaffarat, menggugurkan hak itu (memaafkan kesalahan).

Keenam, ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan


khusyuk, menahan diri dari bicara dan dari berpaling lahir dan
batin dari yang diperintahkan kita menghadapinya (Hasbi Ash
Shiddieqy 2000: 19-20)

Para ulama juga membagi ibadah lagi


menjadi:
1.Ibadah jasmaniyah dan ruhaniyah, seperti
shalat dan puasa
2.Ibadah ruhiyah dan maliyah seperti zakat
3.Ibadah Ijtimaiyah seperti haji
4.Ibadah ijabiyah seperti thawaf
5.Ibadah salbiyah, seperti meninggalkan
segala yang diharamkan dalam masa
berihram (Ash Shidiieqy 2000: 6)

. Prinsip-prinsip Ibadah

Untuk mencapai kesempurnaan ibadah dan ibadah yang dapat


diterima oleh Allah swt maka Agama Islam memberikan tuntunan
yang perlu kita kerjakan berupa prinsip-prinsip ibadah yang harus
dipegang teguh,agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah swt

1 Hanya Allah lah yang berhak disembah,Manusia oleh Allah s


wt diciptakan dalam bentuk yang paling baik dibanding dengan
makhluk yang lain,Allah melengkapi,manusia berupa akal dan
wahyu melalui para nabi dan Rasul oleh karena itu yang pantas
diibadahi hanyalah Allah swt
Firman Allah :





Artinya Ketahuilah bawasanya ,tidak ada tuhan yang disembah
melainkan Allah swt.(Q.S Muhamamd 19)

2 Ibadah harus dilakukan dengan


Ikhlas,Ikhlas merupakan niat hati yang murni
atau memelihara ibadah dari perhatian
manusia,ikhlas juga bersamaan perbuatan
hati dan tingka laku atau perbuatan dhahir
dan bathin(mengerjakan sesuatu dimata
orang sama dengan mengerjakannya
dibelakang orang.jadi ikhlas tulus hati murni
bersih tidak bercampur dengan sesuatu
apapun,orang nya disebut mukhlis.

3.Dalam melaksanakan ibadah harus sesuai


dengan tuntunan Allah dan Rasulnya,tidak
boleh d dikurangi,menambah mengakibatkan
Ibadah kita ditolak oleh Allah swt,
Firman Allah swt,













(7)





Artinya Dan apa yang didatangkan Rasul
kepadamu,maka kamu ambillah dia,dan apa
yang dicegahnya kamu,maka hentikanlah
mengerjakan (Q.S al-Hasyar:7)

.Dalam beribadah tidak boleh dilakukan


dengan perantara,sebab Islam merupakan
agama wahyu atau agama langit yang
diturunkan Allah swt melalui nabinya dan
berpedoman kepada kitabnya yaitu al Quran
dan Sunnah Rasulnya,maka dari itu beribadah
melalui perantara adalah merupakan
penyelewengan terhadap ajaran Islam,karena
hubungan dengan Allah swt tidak
memerlukan perantara baik berupa makhluk
halus maupun makhluk kasar

5 Ibadah yang dilakukan dengan menjaga


keseimbangan lahir dan bathin atau keseimbangan
dunia dan akhirat,agar manusia dapat memperoleh
kebahagian didumia dan diakhirat
Firman Allah swt

(77)





Artinya Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagian) negeri
akhirat.dan janganlah kamu melupakan
(kemikmatan)diduniamu (Q.S.Al -Qoshas 77)

6.Ibadah yang dilakukan mudah dan ringan


ibadah dalam Islam mengandung unsur
kemudahan dan meringankan,hal ini bertujuan
agar manusia,dapat dengan senang dan
ringan mengamalkan dengan mudah
mengamalkan secara secara kontinyu Berbagai
kemurahan yang telah diberikan Alllah swt
kepada umatnya,kemurahan dan kemudahan
pada saat-saat yang tertentu,misalnya
kebolehan menjalankan shalat jamadan
qoshar ketika kita dalam perjalanan (musafir )

Ibadah dalam Islam yang membawa manusia


dekat dengan tuhan dan membuat roh jadi
suci ialah:

Pertama, shalat berisi pernyataan


pengakuan seseorang hamba akan adanya
Tuhan, Esanya dan sifatnya dengan segala
sifat-sifat kesempurnaan, yang menciptakan
segala sesuatu yang ada ini yang mengatur,
memelihara dengan sebaik-baiknya, Dialah
tempat bergantung semua makhluk ialah
yang paling patut disembah dan diibadahi.

Kedua: Sholat berisi pernyataan


pengakuan seorang hamba bahwa ia
adalah hamba Allah yang kecil, yang
lemah, yang hina dan sebagainya,
yang sangat memerlukan
petunjukNya, bantuanNya dan
perlindunganNya, hal ini terlihat
dalam bacaan dalam sholat Inna
sholati, wa nusuki, wa mahyaya, wa
mamati, lillahi rabbil alamin, atau

yang diucapkan didalam sholat itu, mengandung


tanya bagi yang mengucapkannya. Bagi seorang
yang berakal sehat dan berkembang, setiap tanya
harus dijawab kalau tidak demikian ia akan resah,
jawaban dari suatu pertanyaan akan menghasilkan
ilmu tertentu, umpamanya kata: Allahu Albar
menimbulkan pertanyaan: Siapa tuhan itu, kenapa
ia Maha Besar dan sebagainya. Jawabannya akan
menghasilkan ilmu tentang letuhanan. Kata
Rabbil Alamin akan menimbulkan pertanyaan
apa alam itu?, jawabannya akan melahirkan ilmu
tentang alam.

Keempat: Sholat berisi pengulangan kembali


Perjanjian manusia terhadap Tuhan yaitu
janji yang telah diikrarkan manusia sewaktu di
alam roh dahulu untuk mematuhi dan
mentaati segala macam peraturan Allah
selama hidupnya di dunia ini, sebagai
tersebut di dalam surat Al Araf ayat 172. Di
dalam sholat pengulangan janji ini diucapkan
dengan kata-kata Asyhadu alla ilaha
illallah, Artinya: Aku mengaku tidak ada
.tuhan yang wajib disembah kecuali Allah

Kelima: Sholat berisi pernyataan pengakuan


seorang hamba bahwa selama ini ia sudah
banyak melakukan (dosa), karena banyak
peraturan Tuhan yang terlanggar olehnya
atau belum dilaksanakannya. Hal ini sangat
bisa terjadi karena adanya godaan dari
musuh-musuh yang berupa nafsu, syetan
yang berusaha untuk menggoda manusia
untuk mengajak kearah perbuatan maksiat
dan menentang Allah.

Keenam: Sholat berisi pernyataan


seorang hamba, bahwa dimasa
mendatang ia akan berusaha dengan
sepenuh kesungguhannya untuk
memperbaiki segala kesalahankesalahannya dimasa yang lalu. Hal
ini antara lain tercermin dalam
ucapan: Ihdinashshirothal mustaqim
dan wahdini.

Ketujuh: Sholat berisi permohonan


seorang hamba, agar kepadanya
diberikan rahmat yang melimpah,
rezki yang banyak, kesehatan dan
keselamatan dimasa-masa
mendatang, supaya ia mampu
melaksanakan tugas hidupnya
dengan sebaik-baiknya. Hal ini
tercermin antara lain dengan ucapan
Warhamni, warzukni, waafini, dan

Kedelapan: Sholat juga berisi permohonan


agar dilindungi dari segala godaan musuhmusuh orang beriman yang akan
menyesatkan dan mencelakakannya, serta
mohon diselamatkan dari segala macam
,mala petaka yang akan menimpanya. Hal
ini tercermin dalam ucapan Auzu billahi
minasy syaithanirrajiim, Ghoiril magdhubi
alaihim wa ladhdhalin, dan assalamualaina
wa ala ibadillahisdhsholihin.

Kesembilan: Sholat ditutup dengan


salam, yang ditujukan kepada semua
makhluk dikiri kanannya. Ini
memberi pengertian bahwa orang
yang sholat setelah mengikrarkan
segala macam hal tersebut diatas,
setelah harus direalisasikannya
terhadap dirinya, keluarganya,
masyarakatnya, bahkan semua
makhluk disekitarnya dalam

Seorang mumin yang telah


menyelesaikan shalat dia akan
menjadi orang yang menyebarkan
rahmat dan keselamatan seluruh
umat manusia dia akan kembali ke
bumi dan membentuk bumi dengan
amanahnya yang dibawahnya ketika
miraj yaitu membawa keselamatan
bagi seluruh alam (Jalaludin Rahmat:
2000, 105-106).

Puasa juga merupakan pensucian roh, karena


orang berpuasa itu adalah orang yang
sedang menjalankan kearah kesempurnaan
rohani menuju tingkat spiritual yang tinggi
yaitu takwa, yaitu mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT. Perjalanan menuju
kesempurnaan rohani itu dilalui setiap hari,
dengan meninggalkan makan dan minum
serta berjima disiang hari karena ingin
mencari keridhoan Allah SWT.

Puasa meneladani sifat-sifat Allah,


manusia mempunyai kebutuhan
beraneka ragam dan yang terpenting
adalah kebutuhan Faali, yaitu makan
dan minum, dan hubungan seks.
Allah SWT memperkenalkan dirinya
tidak mempunyai anak dan isteri,
dengan puasa manusia berupaya
dalam tahap awal dan minimal
mencontohi sifat-sifat tersebut

Puasa itu melatih, manusia untuk


mampu mengendalikan diri dari
nafsu makan, minum dan nafsu seks,
manusia memiliki kebebasan untuk
melakukan aktifitas tersebut diatas
kebebasan tersebut perlu
dikendalikan, karena kalau tidak
dikendalikan misalnya makan dan
minum melebihi kadar yang
ditentukannya bukannya menjadi

Puasa juga membentuk jiwa manusia menjadi


manusia yang memiliki kepedulian yang tinggi
kepada sesama manusia terutama bagi yang
tidak berpunya, karena dengan puasa orang
akan merasakan lapar, haus dan dahaga
dengan perasaan demikian akan
menimbulkan rasa kasih dan sayang kepada
sesama manusia yang memiliki lemah
dibidang ekonomi, dengan demikian akan
membentuk sifat pengasih dan penyayang
serta pemurah kepada sesama manusia

Puasa akan melahirkan, manusia


yang sehat jasmani dan sehar rohani
karena puasa dituntut kebersihan
hati, keberdihan diri dan kebersihan
lingkungan, maka nabi mengatakan
bahwa berpuasalaha kamu karena
dengan puasa kamu menjadi sehat.

Ibadah haji mengandung dua dimensi:

Pertama: Dimensi ritual. Dalam dimensi


ritual diwujudkan dalam bentuk ihram,
thawaf, wukuf, sai, melontarkan jumratul
ula, wustah, dan aqobah, serta tahallul dan
korban. Ibadah haji dimulai dari niat sambil
menanggalkan pakaian biasa dan
mengenakan pakaian ihram, menjadi suatu
gambaran bahwa manusia dihadapan Allah
tidak ada perbedaan kecuali yang Takwa,

Melakukan thawaf yang menjadi pelakunya


larut dan berbaur bersama manusia-manusia
lain, serta memberi kesan menuju
kebersamaan menuju suatu tujuan yang sama
yakni berada dalam lingkungan Allah SWT.
Melakukan sai yaitu antara safa dan marwah
disini muncullah Hajar budak wanita
diperagakan pengalamannya mencari air
untuk putranya, keyakinan akan kebesaran
Allah SWT sedemikian kokoh yang terbukti
jauh sebelum peristiwa pencairan itu.

Dalam bentuk gerakan fisik seperti


wukuf dipadang arafah dalam ibadah
haji merupakan simbol, status
manusia sebagai hamba Allah SWT
yang lemah, kecil dan tidak
berkekuatan kecuali pertolongan
Allah SWT, isyarat ini dapat
ditangkap dari simbol pakaian ihram
yang hanya dua lembar kain tak
berjahit yang dipakai saat wukuf,

Wukuf di arafah merupakan gambaran tentang


miniatur padang masyhar disanalah manusia
berdzikir dan merenungkan dirinya bahwa
ketika kita berada pada padang masyhar
disanalah menunggu manusia keputusan akan
nasibnya apakah dia termasuk golongan kanan
atau dia termasuk golongan kiri, disanalah dia
menyadari bahwa betapa besar dan agungnya
tuhan dan kepadanya bersembah seluruh
makhluk sebagaimana secara miniatur di
Padang Arafah untuk menjadi Arif (sadar).

Dari Arafah para jamaah menuju Muzdalifah


mengumpulkan senjata untuk menghadapi
musuh utamanya yaitu syaitan, kemudian
melanjutkan perjalanan ke Mina disanalah para
jamaah haji melampiaskan kebencian,
kemarahan mereka masing-masing terhadap
musuh yang selama ini menjadi penyebab
segala kegiatan yang dialami. Batu dikumpulkan
ditengah malam melambangkan bahwa musuh
tak boleh mengetahui siasat dan senjata kita.

Kedua: Dimensi sosial, Allah SWT menyeru


dan mengumpulkan umat manusia dari
berbagai penjuru dunia untuk saling bertukar
fikiran, saling tegur sapa, dengan berkumpul
pada ibadah haji melambangkan hubungan
antara manusia yang satu dengan yang lain
tanpa memandang kedudukan, kekayaan
dan status sosial semua dimata Allah adalah
sama hanya yang paling tinggi derajatnya
disisi Allah adalah orang yang paling Taqwa.

Prinsip taaruf yang melahirkan dimensi


sosial ibadah haji selanjutnya melahirkan
prinsip musawah (persamaan status)
demikian dimensi ibadah haji melahirkan
pertemuan besar atau kongres akbar, dalam
kongres ini mereka saling kenal mengenal,
saling bermusyawarah tentang kepentingan
umat Islam yang satu dengan yang lain,
untuk mewujudkan solidaritas yang utuh
dan paduh dalam diri umat Islam.

MENYIKAPI IKHTILAF (PERBEDAAN)


DALAM TATA CARA BERIBADAH
Pada umumnya Ikhtilaf (perbedaan) dalam tata
beribadah:
1. Dalam Ibadah yang dasar-dasarnya jelas
(shareh) pada umumnya seragam seperti
syahadat, shalat 5 waktu, puasa, zakat, haji,
Ibadah qurban dst.
2. Terjadi perbedaan ikhtilaf karena yaitu :
a. Karena bahasa. (keterangan : satu kata dalam
bahasa arab bisa bermakna
ganda(musytarak)).
b. Perbedaan dalam menilai status Hadist (kuat
atau lemahnya Hadist itu).
c. Ada beberapa sumber yang sama-sama

3. Tasamuh atau lapang dada menerima


perbedaan (intern umat) selama masalah
itu masalah furuiyah (cabang agama).
Bukan masalah pokok atau dasar.

Lanaa amaluna
walakum
amalukum
(bagi kamu amalanmu dan bagi kami amalan
kami)

elesa
i

Terima Kasih
Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai