Menurut Mulyadi (2005) manfaat dari penentuan harga pokok
produksi secara garis besar adalah sebagai berikut: A.Menentukan Harga Jual Produk. B.Memantau Realisasi Biaya Produksi C.Menghitung Laba Rugi Periodik D.Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca Dengan pernyataan di atas maka sebuah jasa/ profesi konstruksi dapat merealisasi kembali total biaya produksi. Untuk mengetahui seberapa banyak biaya-biaya yang telah digunakan untuk sebuah proyek.
Perhitungan HPP sendiri merupakan bagian dari analisis biaya
yang bertujuan untuk: menyediakan data biaya yang diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan, menyediakan data biaya unuk pengambilan keputusan seharI-hari atau proyek khusus yang memerlukan pemilihan alternatif yang harus diambil, berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget, menetapkan metode dan prosedur pengendalian dan perbaikan operasi serta program pengurangan biaya, mengembangkan sistem dan analisa biaya dalam rangka penentuan harga pokok dan menganalisa penyimpangan dan pengendalian fisik, dan menyusun laporan
biaya (Supriyono, 1999)
Bonner (1994) pada Pritta Amina Putri. Herry Laksito. (2013) mengatakan bahwa inti keputusan yang bersumber dari berbagai informasi dapat digunakan oleh auditor untuk membuat pertimbangan dalam suatu penugasan audit independen.
KONTRA
Witjaksono (2006) harga pokok produksi adalah sejumlah nilai
aktiva (aset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva
tersebut harus dikonversikan ke beban.
Menurut PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode persentase penyelesaian. Dalam metode persentase penyelesaian pengakuan pendapatan dan beban dilakukan dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya tersebut atau HPP tidak dapat langsung diakui sekaligus diawal tetapi diakui sesuai dengan tahap
penyelesaian dari kontruksi tersebut.
Menurut PSAK 34 poin ke 19 menyebutkan bahwa biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak tersebut. Akan tetapi, biayabiaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian dari biaya kontrak apabila biaya-biaya ini dapat diidentifikasikan secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan besar kemungkinan kontrak tersebut dapat diperoleh. Jika biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya, maka biaya-biaya tersebut tidak dimasukkan dalam biaya kontrak apabila kontrak tersebut dicapai pada periode berikut. Suatu beban harus diakui setelah penyelesaian kontrak tersebut, karena apabila kontrak tersebut diselesaikan pada periode berikutnya maka beban tersebut baru di akui pada tahun berikutnya pula.
KASUS BRIGHT AND LORENZ
Frank Dorrance, seorang manajer audit senior Bright and Lorren,
CPA, baru saja diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi rekanan pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu yang tinggi sama seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International, sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang ke seluruh dunia yang merupakan klien Bright and Lorren yang bergengsi. Selama audit, Frank memperkirakan bahwa Machine International menggunakan metode pengenalan pendapatan yang disebut tagih dan tahan yang baru saja dipertanyakan oleh SEC Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Ia membahas hal ini dengan rekanan penugasan yang menyimpulkan bahwa metode akuntansi itu telah digunakan selama lebih dari 10 tahun oleh klien dan ternyata tepat. Frank berkeras bahwa metode tersebut tepat pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini Frank menyadari tanggung jawab rekan itu untuk membuat keputusan akhir, tetapi ia merasa cukup yakin untuk menyatakan bahwa ia merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya. Rekan itu memberitahukan Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan pernyataan demikian karena potensi implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah surat kepada Frank yang menyatakan bahwa ia mengambil tanggung jawab penuh untuk keputusan akhir bila timbul suatu permasalahan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Pritta Amina Putri. Herry Laksito. (2013) PENGARUH
LINGKUNGAN ETIKA, PENGALAMAN AUDITOR DAN TEKANAN KETAATAN TERHADAP KUALITAS AUDIT JUDGMENT. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-11 ISSN: 2337-3806