Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan remaja bukan fenomena baru di Indonesia maupun di negaranegara lain. Hal ini mengingat pernikahan di usia dini yang banyak terjadi karena
diawali dari kehamilan di luar nikah. Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2008, di seluruh dunia setiap tahunnya sekitar 16
juta perempuan melahirkan, 11% diantaranya melahirkan pada usia 15-19 tahun,
dimana 95 % diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Menurut Widyastuti, dkk (2009) usia 10-19 tahun merupakan usia remaja, di
mana usia-usia tersebut mempunyai risiko kesehatan yang tinggi. Menurut Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia yang ideal untuk hamil
adalah 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah berisiko. Resiko kondisi
kesehatan yang akan dialami oleh remaja saat kehamilan meliputi keguguran,
prematur, mudah terjadi infeksi, anemia kehamilan / kekurangan zat besi,
keracunan kehamilan (gestosis), mengalami perdarahan, persalinan yang lama dan
sulit, hingga kematian ibu, sedangkan resiko yang akan dialami oleh bayi dari
orang tua yang masih remaja meliputi kemungkinan lahir belum cukup usia
kehamilan, cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), hingga kematian
bayi.
Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran hidup
tahun 2003, ini memang bukan gambaran yang indah karena masih terbilang

tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara di bagian Association Of South


East Asian Nations (ASEAN). Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena
gangguan perinatal. Dan seluruh kematian perinatal sekitar 2-27 % disebabkan
karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR
pada saat ini diperkirakan 7-14 % yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Joeharno,
2008).
Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2005-2008 adalah
1.162 (18,5 %) bayi. Dari laporan Kabupaten/Kota tahun 2010 diketahui jumlah
bayi BBLR di Jawa Timur mencapai 16.565 bayi dari 591.746 bayi lahir hidup
(2,79 %). Dan untuk Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2006-2008 teradapat 187
bayi meninggal atau 9/1000 kelahiran hidup (DinKes. Kab. Sidoarjo). Dari survey
pendahuluan, di RSUD Sidoarjo pada tahun 2012 terdapat 547 (17 %) kasus
BBLR dari 3135 kelahiran dan ibu yang melahirkan usia 13-19 tahun sejumlah
188 (6 %).
Faktor faktor yang mempengaruhi BBLR yaitu faktor ibu, faktor janin, dan
faktor plasenta. Namun dari ketiga faktor tersebut, faktor ibu merupakan
penyebab yang mudah diidentifikasi. Faktor ibu yang berhubungan dengan BBLR
adalah

umur, paritas, ras, infertilitas, riwayat kehamilan tidak baik, lahir

abnormal, jarak kelahiran terlalu dekat, BBLR pada anak sebelumnya, penyakit
akut dan kronik, kebiasaan tidak baik seperti merokok dan minum alkohol,
preeklamsi, dll. Faktor umur ibu merupakan salah satu faktor penyebab yang perlu
diperhatikan, mengingat pada masa kini banyak terjadi kehamilan diluar nikah
yang menyebabkan angka tingginya Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)

(Sudarti dan Fauziah, 2013). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan
faktor resiko yang sangat tinggi, hal ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan
fisik yang seharusnya remaja dalam masa tumbuh dan berkembang dipaksakan
untuk memenuhi nutrisi janin sehingga gizi ibu berkurang (Sarwono, 2012).
Upaya yang dapat dilakukan oleh bidan untuk meminimalkan resiko tinggi
kehamilan yaitu melalui pentingnya asuhan perencanaan kehamilan, khususnya
pada ibu yang beresiko tinggi dan skrining kehamilan resiko tinggi, selain itu jika
kehamilan sudah terjadi pada remaja maka dilakukan asuhan kebidanan yang
lebih difokuskan pada kebutuhan ibu dan janin, seperti kebutuhan tentang nutrisi
dan cara menjaga kehamilan agar bayi yang dilahirkan tidak mengalami Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).
Dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui adanya Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Berat Badan Lahir Bayi
di Ruang Bersalin RSUD Sidoarjo.

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk dapat memfokuskan masalahnya,
maka dibatasi pada masalah Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Berat Badan
Lahir Bayi di Ruang Bersalin RSUD Sidoarjo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang muncul
adalah: Adakah Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Berat Badan Lahir Bayi
di Ruang Bersalin RSUD Sidoarjo.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan antara usia ibu dengan berat badan lahir
bayi di ruang bersalin RSUD Sidoarjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi usia ibu di ruang bersalin RSUD Sidoarjo.
b. Mengidentifikasi berat badan lahir bayi di ruang bersalin RSUD Sidoarjo.
c. Menganalisa adanya hubungan antara usia ibu dengan berat badan lahir
bayi di ruang bersalin RSUD Sidoarjo.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepustakaan
sehingga kelak dapat dijadikan data awal bagi peneliti yang akan datang untuk
melakukan penelitian lebih lanjut sebagai literatur pengembangan khususnya
mengenai hubungan antara usia ibu dengan berat badan lahir bayi.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Masukan dan pengalaman bagi peneliti tentang cara atau prosedur
pelaksanaan penelitian secara terlaksana dan sistematis.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai usia Ibu hamil yang beresiko tinggi
dengan kejadian BBLR.

Anda mungkin juga menyukai