Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kondisi tanah merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
penyebaran vegetasi. Ada lima faktor utama dalam formasi tanah: litologi, iklim,
topografi, mahluk hidup dalam waktu. Sebagian besar tanah telah di Kalimantan
berkembang pada dataran bergelombang dan pegunungan yang tertoreh diatas
batuan sedimen dan batuan beku tua.Tanah-tanah ini berkisar dari ultisol masam
yang sangat lapuk dan inceptisol muda. Di bagian selatan dataran aluvial dan
tanah gambut yang sangat luas, terus meluas sampai ke Laut Jawa. Perluasan ini
masih terus terjadi di dangkalan Kalimantan bagian selatan, dengan endapan
aluvial yang terbentuk di belakang hutan bakau pesisir (Nurhajati Hakim, 1986).
Konservasi tanah mempunyai arti luas dan sempi dimana konservasi tanah
dalam arti luas adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan
yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Sedangkan kosenvasi tanah dalam arti sempit adalah upaya mencegah kerusakan
tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi (Sudarmadji. 1995).
Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk
larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir
(aliranlimpasan), es bergerak atau angin. Erosi adalah pengikisan atau
kelongsoran yang sesungguhnya merupakanproses penghanyutan tanah oleh
desakan-desakan atau kekuatan angin dan air,baik yang berlangsung secara
alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atauperbuatan manusia. Pemindahan atau

pengangkutan tanah tersebut terjadi olehmedia alami berupa air dan angin.
Misalnya erosi di daerah beriklim basah,factor yang berperan penting adalah air
sedangkan angin tidak berarti. Dua sebab utama terjadinya erosi adalah karena
sebab alamiah dan aktivitasmanusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena adanya
pembentukan tanah danproses yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan
tanah secara alami. Sedangkan erosi karena aktivitas manusia disebabkan oleh
terkelupasnyalapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak
mengindahkankaidakaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang
bersifatmerusak keadaan fisik tanah (Asdak, 2002)
Tujuan
Praktikum konservasi tanah dan reklamasi lahan ini bertujuan untuk
mengitung eroivitas hujan (R), menghitung erodibilitas tanah (K), menghitung
factor L & S, menentukan factor P dqn C, menentukan besarnya erosi, membuat
rencana pembangunan system terasering, menentukan kelas kesesuaian lahan
untuk pembuangan dan penimbunan sampah.

TINJAUAN PUSTAKA
Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-faktor alam ditempat
terjadinya erosi tersebut erodibilitas tanah, karakteristik landskap dan iklim.
Adapula Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi yang dikarena adanya
faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Intensitas
curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya merupakan sedimen,

misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi
yang tinggi. Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan
tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman
pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh
angin, air laut dan es. Berdasarkan bentuk erosi dapat dibedakan sebagai berikut
Erosi lembar (sheet erosion),Erosi alur (rill erosion) Erosi parit (gully erosion),
Erosi tebing sungai (river bank erosion), Longsor (lendslide) (Hardjowigeno.
2003).
Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena terjadi
kerusakan lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi
mengalami erosi. Kebanyakan disebabkan oleh erosi air kemudian oleh angin.
Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan
menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin menipis, dan jika
terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah. Dampak lain dari erosi
merupakan sedimen dan poluton pertanian yang terbawa air akan menumpuk di
suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan
ekosistem di danau, pencemaran air minum (Rahim, 2000).
Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang
berlebihan sehingga dapat menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk
mengendalikan erosi antara lain Pengolahan Tanah, Pemasangan Tembok, Batu
Rangka Besi, Penghutanan Kembali, Penempatan batu Batu Kasar Sepanjang
pinggir pantai, Pembuatan Pemecah angin atau Gelombang, Pembuatan Teras
Tanah Lereng (Rahim, 2000).

Usaha memperbaiki dan menjaga tanah agar tahan terhadap penghancuran


agregat dan pengangkutan dapat dilakukan dengan menanam tanaman penutup
tanah, karena dapat mengendalikan bahaya erosi, mencegah proses pencucian
unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah (Hardjowigeno. 2003).
Menurut Rahim (2000) jenis terasering antara lain teras datar, teras kredit,
Teras Guludan, dan teras bangku.
1. Teras Datar (level terrace), Teras datar dibuat pada tanah dengan
kemiringan kurang dari 3 % dengan tujuan memperbaiki pengaliran air
dan pembasahan tanah. Teras datar dibuat dengan jalan menggali tanah
menurut garis tinggi dan tanah galiannnya ditimbunkan ke tepi luar,
sehingga air dapat tertahan dan terkumpul. Pematang yang terjadi ditanami
dengan rumput.
2. Teras Kridit (ridge terrace), Teras kridit dibuat pada tanah yang landai
dengan kemiringan 3 - 10 %, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan
tanah. Pembuatan teras kridit di mulai dengan membuat jalur penguat teras
sejajar garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra.
3. Teras Guludan (cotour terrace), Teras guludan dibuat pada tanah yang
mempunyai kemiringan 10 - 50 % dan bertujuan untuk mencegah
hilangnya lapisan tanah.
4. Teras Bangku (bench terrace) yang dibuat pada lahan dengan kelerengan
10 - 30 % dan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Abney level, bor tanah,
meteran, patok, selang kecil, air.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
Tanah. Digunakan sebagai bahan yang diuji dan sebagai sampel.
Air. Untuk membasahi tanah.
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2015 pukul 08.30 WITA
selesai. Bertempat didaerah Gunung Kupang Banjarbaru.
Metode
Prosedur kerja yang dilakukan oleh praktikan yaitu :
1. Mendengarkan pengarahan dari dosen dan asisten praktikum
2. Mengamati keadaan lahan
3. Mencatat hasil pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil
sebagai berikut :

Gambar 1. Pengukuran kemiringan di lapangan

Keterangan :
-

Patok 1 (d1) = 3,056 m


Patok 2 (d2) = 3,063 m
Patok 3 (d3) = 3,05 m
Patok 4 (d4) = 3,06 m
Patok 5 (d5) = 3,048 m
Patok 6 (d6) = 3,073 m
Patok 7 (d7) = 3,112 m
Patok 8 (d8) = 3,076 m
Patok 9 (d9) = 3,057 m
Patok 10 (d10)= 3,08 m

Tinggi 1 (t1) = 1 m
Tinggi 2 (t2) = 1 m
Tinggi 3 (t3) = 1 m
Tinggi 4 (t4) = 1 m
Tinggi 5 (t5) = 1 m
Tinggi 6 (t6) = 1 m
Tinggi 7 (t7) = 1 m
Tinggi 8 (t8) = 1 m
Tinggi 9 (t9) = 1 m
Tinggi 10 (t10) = 1 m

Gambar 2. Cara pengukuran kemiringan di lapangan berdasarkan prinsip waterpas

Gambar 3. Pemasangan patok untuk pembuatan teras bangku


Perhitungan besarnya kemiringan :
t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 + t8 + t9 + t10
Kemiringan =

x 100 %
d1 + d2 + d3 + d4 + d5 + d6 + d7 + d8 + d9 + d10
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 +1+ 1

Kemiringan =

x 100%

3,056 + 3,063 + 3,05 + 3,06 + 3,048+ 3,073 + 3,112 + 3,076+ 3,057 +


3,08
10P
x 100 %= 32,6%
30,674

Gambar 4. Penampang teras bangku


Pembahasan

KESIMPULAN

Dari Praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian
tanah

tersebut

dipindahkan

ke tempat

lain

oleh

kekuatan

air,

angin, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah


disebabkan oleh air.
2. Terjadinya erosi mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam struktur tanah
dan tekstur tanah. Perbedaan tersebut terdapat pada lereng, vegetasi dan

lahan terbuka. Erosi juga dapat mempengaruhi bahan organik yang ada
pada tanah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM
Press. Yogyakarta.
Barus, A., S. Sukmana dan U. Kurnia. 1986. Pengaruh pola tanam tumpang gilir
dan berurutan terhadap erosi dan aliran permukaan pada tanah Podsolik
Merah Kuning, Kalimantan Selatan.
Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Hardjowigeno. 2003. Reklamasi Lahan. Akademi Pressindo, Jakarta.
Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian
Lingkungan Hidup. Bumi Aksara, Jakarta.
Sudarmadji. 1995. Konservasi Tanah dan Reklamasi Lahan. Penerbit Kanisius.
KONSERVASI TANAH DAN REKLAMASI LAHAN
(Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Reklamasi Lahan)

Oleh :
ALEX RISANDI
E1A213045
Kelompok I

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

10

2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih praktikan panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah praktikan dapat
menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN
REKLAMASI LAHAN ini.
Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih kepada para
Dosen mata kuliah Pemuliaan Tanaman dan para asisten yang telah memberikan
pengetahuan dan dukungan kepada praktikan sehingga praktikan dapat
menyelesaikan laporan praktikum Konservasi tanah dan Reklamasi Lahan ini.
Praktikan menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan dari semua pihak agar tercapainya kesempurnaan
Laporan Praktikum Konservasi tanah dan Reklamasi Lahan ini.
Semoga Laporan Praktikum Konservasi tanah dan Reklamasi Lahan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru, 03 Juni 2015

Praktikan

DAFTAR ISI

11

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

ii

PENDAHULUAN.......................................................................................

Latar Belakang....................................................................................

Tujuan.................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................

ALAT DAN METODE................................................................................

15

Alat dan Bahan...................................................................................

15

Alat.................................................................................................

15

Bahan.............................................................................................

15

Waktu dan Tempat..............................................................................

15

Prosedur Kerja....................................................................................

15

HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................

17

Hasil....................................................................................................

17

Pembahasan........................................................................................

17

KESIMPULAN............................................................................................

20

12

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
1. Cara pengguntingan dan pembuangan bunga padi.............................

17

LAMPIRAN
Perhitungan mengkonversi data di lapangan:
Keterangan : c: jarak antar patok 3m = 300 cm
d

b: tinggi air dari ujung bawah patok


d : panjang air sebenarnya

Perhitungan di lapangan (Tinggi air):


Patok 1 (b): 58 cm

Patok 2 : 62 cm

Patok 3: 55 cm

Patok 4: 60,8 cm

Patok 5: 54 cm

Patok 6: 67 cm

Patok 7: 83 m

patok 8: 68 cm

Patok 9 : 59 m

patok 10: 70,25 cm

Rumus Phytagoras:
d = b2+c2

Perhitungan:
Patok 1

Patok 6

13

d = 582+ 3002

d = 672+ 3002

d = 93364

d = 94489

d = 305,6 cm = 3,056 m
Patok 2

d = 307,3 cm = 3,073 m
Patok 7

d = 622+ 3002

d = 832+ 3002

d = 93844

d = 96889

d = 306,3 cm = 3,063 m

d = 311,2 cm = 3,112 m

Patok 3

Patok 8

d = 552+ 3002

d = 682+ 3002

d = 93025

d = 94624

d = 305 cm = 3,05 m
Patok 4

d = 307,6 cm = 3,076 m
Patok 9

d = 60,82+ 3002

d = 592+ 3002

d = 93696,64

d = 94624

d = 306 cm = 3,06 m
Patok 5

d = 307,6 cm = 3,076 m
Patok 10

d = 542+ 3002

d = 70,252+ 3002

d = 92916

d = 94935,06

d = 304,8 cm = 3,048 m

d = 308 cm = 3,08 m

Anda mungkin juga menyukai