Latar Belakang
Genangan dapat terjadi pada lahan basah alami maupun lahan basah
buatan, Lahan basah alami sebagai lahan yang karena drainase yang buruk,
bersifat basah sementara atau sepanjang waktu. Keadaan ini terjadi karena iklim
basah dan berkaitan dengan kedudukan lahan yang berenergi potensial rendah
(daerah berketinggian rendah) atau karena bentuk lahan yang berupa cekungan
tambat (retention basin). Lahan basah buatan yakni lahan yang bentuknya sengaja
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menambat banyak air untuk membuat
tanah jenuh air atau mempertahankan genangan air pada permukaan tanah selama
tanah pada tanamanyang tahan genangan (Staf Lab Ilmu Tanaman, 2008).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik
Pertanian Lahan Rawa) Loktabat Utara Banjarbaru Kalimantan Selatan pada hari
Sabtu pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai pada tanggal 7 Januari 2017.
ISI
lahan rawa merupakan lahan yang tidak normal karena banyak faktor pembatas
berupa kondisi gambut dengan tingkat kasaman yang tinggi serta lapisan pirit
rupa berupa lawan yang berbentuk rawa. Lahan ini dibuat blok-blok dengan
Lahan dibuat tukungan karena tanah pada lahan ini rawa terndam oleh air
maka perlu dibuat tukungan (bedengan) yang tinggi. Tukungan pada lahan
tersebut ditanami jeruk, dan kacang tanah. seingga terjadi pola tanam tumpang
Tanah dilahan BALITTRA ini merupakan tanah aluvial yaitu tanah yang
berasal dari endapan, Tanah ini banyak mengandung pasir dan liat, tidak banyak
mengandung unsur-unsur zat hara serta peka terhadap erosi. Kandungan pH pada
Sistem tata air yang digunakan mengunakan drainase pada blok-blok tetapi
drainase yang digunakan masih kurang baik dikarenakan pembuatan parit yang
kurang dalam sehingga air dilahan ini ada yang tergenang dan adapula yang tidak
tergenang.
karena varietas ini tahan/toleran terhadap rendaman, karena padi ini memiliki
tersebut.
Penataan lahan untuk budaya pada lahan BALITTRA ini sudah baik tetapi
ada beberapa faktor yang perlu diperbaiki seperti pembuatan drainase/aliran air
yang lebih baik guna pencucian zat yang bersifat racun seperti Pirit.
drainase/aliran air yang lebih baik guna pencucian zat yang bersifat racun seperti
Pirit.
Penataan lahan ini sebaiknya dapat dilakukan dengan penataan lahan yang
spesifik melalui sistem surjan dan tukungan. Proses pembuatan surjan dan
tukungan harus dilakukan dengan hati-hati, agar senyawa pirit tidak teroksidasi.
terhadap sifat kimia tanah yang lain, dan menurunkan aktivitas mikroba tanah.
Tanah sulfat masam yang sudah teroksidasi tersebut, bila tergenang akan terjadi
proses reduksi. Apalagi dilahan di BALITTRA ini rata-rata tergenang oleh air.
KESIMPULAN
1.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Lab. Ilmu Tanaman Faperta UGM, 2008, Hubungan Air Dan Tanaman,
Bahan Kuliah, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM,
Yogyakarta.
Oleh :
ALEX RISANDI (E1A213045)
EKA FRASATYA (E1A213019)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan...............................................................................................
METODE PRAKTIKUM..........................................................................
ISI..............................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN