Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah
mati. Tumbuh tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia
tumbuh. Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Secara anatomi karsinoma di bagi atas 3 bagian yaitu supra giotik,
tumor pada puka ventrikularis, aritenoid, epigiatis dan sinus periforanus. (Glatis : tumor pada
korda vokalis, subglotis : tumor dibawah koida vokalis).
Kanker adalah sebuah penyakit umum disemua Negara didunia banyak diderita
orang tua umur 40 tahun keatas. Kemungkinan terbesar orang mendapat kanker pada umur
>60 tahun, dan memberikan kemampuan hidup (survival rate) 5 tahun hanya berkisar antara
9 -32 % pada wanita dan kurang lebih 9 -42 % pada pria. Di negara-negara maju rata-rata
orang meninggal karena kanker adalah satu diantara empat kematian (1:4 ). Di Eropa dan
Amerika kanker laring merupakan penyakit kanker nomer satu dari kebidang THT. Tapi di
Indonesia nomer satu adalah kanker nasofaring, sedangkan kanker laring hanya menmpati
urutan ke dua dan ketiga dari setiap tahunnya. Bila di bandingkan kanker seluruh tubuh
kanker laring menempati urutan ke 14, sedangkan kanker nasofaring menempati urutan ke
tiga atau ke empat. Walaupun kanker laring menempati urutan ke dua atau tiga dari
keganasan THT, tapi pada umumnya mempunyai prognosa yang kurang baik.
Oleh karena itu untuk mengurangi hal tersebut peran perawat sangat diperlukan
untuk mencegah dan memperkecil dampak yang disebabkan oleh kanker laring dengan cara
memberikan asuhan keperawatan yang efesien. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik
untuk mengetahui lebih dalam dan ingin membantu memecahkan masalah kesehatan pada
klien dengan kanker laring.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di angkat pada makalah ini adalah Bagaimana asuhan
keperawatan pada kasus Kanker Laring?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menganalisa serta mengaplikasikan materi-materi
1.3.2

yang berhubungan dengan penyakit Kanker Laring.


Tujuan Khusus

1.
2.
3.
4.

Mampu mengetahui anatomi fisiologi sistem yang mendasari kasus Kanker Laring.
Mampu melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus Kanker Laring.
Mampu melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus Kanker Laring.
Mampu mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan
penyakit Kanker Laring dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi

masalah sistem respirasi.


5. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan Kanker Laring
pada berbagai tingkat usian dengan standar yang berlaku dengan berpikir kreatif
dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan ini mengguanakan metode kepustakaan dengan cara membaca
buku-buku tentang penyakit dan mengambil referensi dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini terdiri dari:
1. Bab I
Pendahuluan
2. Bab II
Tinjauan Teori
3. Bab III
Pembahasan Kasus
4. Bab IV
Penutup

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Kanker merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah
mati. Tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh
dimana ia tumbuh.
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring
dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring

juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Epiglottis daun katub kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama menelan.
Glottis, ostium antara pita suara dalam laring.
Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk jakun.
Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid.
Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara,
pita suara melekat pada lumen laring.
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah

lainnya di tenggorokan.
2.2 Anatomi Fisiologi

1. Hidung
Hidung merupakan tempat pertama kali masuknya udara dari luar. Di dalam
hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir. Gunanya untuk menyaring udara,
menghangatkan udara yang masuk ke dalam paru-paru. Karena udara yang masuk ke
dalam paru-paru tidak boleh terlalu dingin.
2. Faring
Faring (tekak) nerupakan daerah pertemuan saluran respirasi. Pada faring
terdapat katup penutup rongga hidung yang disebut uvula atau anak tekak.
3. Laring

Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun
atas tulang rawan, katup, tulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorok (epiglotis).

4. Trakea (batang tenggorok)


Batang tenggorok terletak di daerah leher, dibagian depan kerongkongan. Di
dalamnya dilapisi selaput lendir, yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar
berfungsi untuk menolak debu atau benda-benda asing.
5. Bronkus
Bronkus bercabang menjadi dua, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan.
Kedua cabang. Kedua cabang tersebut menuju ke paru-paru.
6. Paru-paru
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebbut pleura. Pleura terdiri atas
selaput dalam (pleura viseral) dan selaput luar (pleura parietal). Pada paru-paru kanan
terdapat tiga lobus, sedangkan paru-paru kiri terdapat dua lobus. Setiap lobus terbagi atas
lobulus-lobulus dan masing-masing lobulus memiliki bronkiolus.
2.3 Etiologi
Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca laring meliputi :
1. Tembakau ( berasap / tidak )
2. Alkohol serta efek kombinasinya
3. Penajaman terhadap obseton
4. Gas mustard
5. Kayu, kulit dan logam
6. Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad, dosen )
7. Laringitis kronis
8. Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )
9. Riwayat keluarga ca laring

10.
11.
12.
13.
14.
15.

Asap debu pada daerah industri


Laringitis kronis
Perokok diatas 40 tahun atau lebih
Lebih sering pada laki-laki daripada wanita
Epiglotis
Hemophilus influenzae

2.4 Patofisiologi
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai limfatik
yang jarang. Di tempat manapun yang kering (epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus
piriformis). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya
meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orangorang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu
harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara,
jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum
mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan
pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran
kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan
mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ).
2.5 Manifestasi Klinis
Nyeri tenggorok
Sulit menelan
Suara Serak
Hemoptisis dan batuk
Sesak nafas
Berat Badan turun
2.6 Komplikasi
Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk:
1. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)
2. Hemoragi
3. Infeksi
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X thorax, scan tulang
Untuk mengidentifikasi kemungkinan metastase.
2. Darah lengkap
Dapat menyatakan anemi yang merupakan masalah umum.
3. Laringografi

Dapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe.
Kemudian laring diperiksa dengan anestesi umum dan dilakukan biopsi pada kanker. Gigi
yang berlubang, sebaiknya dicabut pada saat yang sama.
4. Laringoskop
Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor. Pemeriksaan laring dengan kaca laring
atau laringoskopi langsung dapat menunjukkan kanker dengan jelas. Tempat yang sering
timbul kanker dapat dilihat pada gambar
5. Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru.
6. CT-Scan
Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah
pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.
7. Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak
adalah karsinoma sel skuamosa
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada
pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat
digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi ). Selain itu pasien ini masih memiliki suara
yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau
stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan
laringotomi. Terapi radiasi juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi
ukuran tumor
2.8.2 Pembedahan Parsial
1. Laringektomi supraglotis ( Horizontal )
Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor
supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara kartilogi
krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi leher radikal pada
tempat yang sakit. Selang traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas
glottis pulih.
2. Laringektomi parsial ( laringotomi tirotomi )
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini
ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka
penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan
semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau,
jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan
menelan.

Selang traketomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma
dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat
penyembuhan dan tidak ada lagi resiko aspirasi.Pasca operatif, klien kemungkinan
akan mengalami kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan
utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa.
3. Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut
kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago
tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara (satu pita
suara sejati dan satu pita suara palsu) dengan pertumbuhan tumor diangkat.
Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai
selang trakeostomi dan selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko
mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas
suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian fungsi nafas dan jalan
menelan tetap utuh.
4. Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang
hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah,
dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma
trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam
saluran pernapasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter
tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan
normal. Laringektomi total merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk
bernafas dan berbicara. ( Brunner & Suddarth, 2002 : 557-558 )
2.8.3 Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen
antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan menghambat
perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker berjalan mengikuti
siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non
spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif
sedang membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik
daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi.
Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau
kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-

sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan
, pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan
medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik
membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka
melakukan ini dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu :
Nutrien esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine
( ARA-C ), Floxuridine ( FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6Merkaptopurine ( 6-MP ), Methotrexate ( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek samping
yang paling umum adalah meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang dan diare.
2.8.4 Rute pemberian
Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical, oral,
interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal. Rute pemberian
biasanya bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan
luasnya tumor yang diobati.
2.8.5 Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :

Pemberian sadatif obat penenang


Pemberian antiemetik anti mual muntah
Pemberian antipiretik anti panas

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan Secara Teoritis


2.9.1 Pengkajian
1.
Pengkajian Anamnesa
a. Identitas Diri
Identitas yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis
kelamin, alamat, kepercayaan, status pendidikan dan pekerjaan klien.
b. Identitas Penaggung jawab
Identitas yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis
kelamin, alamat, kepercayaan, status pendidikan dan pekerjaan penanggung
jawab dan hubungan dengan klien.
c. Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit
menelan,sulit bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk ,penurunan berat
badan, nyeri tenggorok, lemah.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien
dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan

rasa terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang


leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi kronis
Tanyakan pola hidup klien (merokok, minum alkohol)
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada klien apakah ada keluarga yang pernah mengalami
penyakit yang sama. Atau adakah keluarga yang meninggal akibat penyakit ini.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Meliputi kesadaran klien, keadaan klien secara umum, tingkat nyeri, GCSnya,
tanda-tanda vital.
b. Sistem respirasi
Ada tidaknya sesak nafas, frekuensi nafas, pola nafas.
c. Sistem kardiovaskuler
Tanda-tanda vital, perfusi jaringan.
d. Sistem genitourinaria
Produksi urine, warna, bau, terpasang kateter apa tidak.
e. Sistem gastrointestinal
Bagaimana nafsu makannya, ada tidaknya distensi abdomen, jenis diit yang
f.

diberikan.
Sistem muskuloskeletal
Ada tidaknya kekakuan sendi, kelemahan otot, keterbatasan gerak, ada

tidaknya atropi.
g. Sistem endokrin
Ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
h. Sistem persyarafan
Ada tidaknya hemiplegi, paraplegi, refleks patella.
2.9.2

Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d pengangkatan sebagian atau seluruh glotis,
gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan saluran
pencernaan (disfagia)
c. Gangguan menelan

2.9.3

Rencana Asuhan Keperawatan

No

DIAGNOSA

.
1.

Bersuhan jalan nafas

NOC

NIC

NOC :

tidak efektif b/d

Respiratory

Status

gangguan

Ventilation
Respiratory

Status

kemampuan untuk

NIC :
Airway Suction
:
Auskultasi
:

suara

nafas sebelum dan

bernafas, batuk dan


menelan
Definisi :
ketidakmampuan
untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi
dari saluran
pernafasan untuk
mempertahankan
kebersihan jalan
nafas.
Batasan karakteristik :
Dispneu,
penurunan suara

nafas
Orthopneu
Cyanosis
Kelainan suara

nafas (stidor)
Kesulitan

berbicara
Batuk tidak efektif

(batuk darah)
Mata melebar
Produksi sputum

Airway Patency

Kriteria Hasil :

klien dan keluarga

Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak


ada

sianosis

dispnea

sesudah suctioning
Informasikan
pada
tentang suctioning
Minta klien nafas
dalam

dan

(mampu

sebelum

suction dilakukan
Berikan o2 denga

mengeluarkan sputum,

menggunakan nasal

mampu

untuk

berbafas

dengan mudah, tidak


ada pursed lips).
Menunjukan jalan nafas

memfasilitasi

suction nasotrakeal
Gunakan alat yang
steril

yang paten klien tidak

setiap

merasa tercekik, irama

melakuakn tindakan
Anjurkan pasien untuk

nafas,

frekuensi

istirahat dan nafas

dalam

dalam seteah kateter

pernafasan

rentang normal, tidak

dikeluarkan

ada

nasotrakeal
Monitor status

pasien
Ajarkan

suara

nafas

abnormal).
Mampu
mengidentifikasikan dan

bagaimana

mencegah faktor yang


menghambat

jalan

nafas.

dari
o2

keluarga
cara

melakukan suction
Hentikan suction dan
berikan

oksigen

apabila

pasien

menunjukan
bradikardi,
peningkatan saturasi
o2, dll
Airway management
Buka jalan nafas,
gunakan teknik chinlift
atau jaw thrust bila

10

perlu.
Posisikan

pasien

untuk
memaksimalkan

ventilasi
Identifikasi

pasien

perlunya pemasangan
alat

jalan

nafas

buatan
Pasang

perlu
Lakukan

dada bila perlu


Keluarkan
sekret

mayo

bila

fisioterapi

dengan batuk atau

suction
Aukultasi suara nafas,
catat adanya suara

nafas tambahan
Lakukan suction pada

mayo
Berikan bronkodilator

bila perlu
Berikan

pelembab

udara kassa basah

NaCl lembab
Atur intake

untuk

cairan
mengoptimalkan

2.

Setelah

injuri biologi

keperawatan selama24jam, Lakukan pengkajian nyeri

Definisi :

klien dapat :

secara

Sensori yang tidak

Mengontrol nyeri , dengan

termasuk

lokasi,

menyenangkan

indicator

karakteristik,

durasi,

pengalaman
emosional

yang

Mengenal factor
penyebab

11

asuhan

status O2
Pain management

Nyeri akut b/d agen

dan

dilakukan

keseimbangan
Monitor respirasi dan

factor

kompehensif

frekuensi, kualitas dan


factor presifitasi

muncul secara actual atau


potensial
kerusakan kerusakan

atau -

jaringan
menggambarkan

mengenal onset nyeri


Observasi reaksi nontindakan pertolongan nonverbal dan ketidak
analgetik
nyamanan
menggunakan analgetik
Gunakan
teknik
melaporkan gelaja-gelaja
komunikasi terapeutik
kepada tim kesehatan

untuk
mengetahui
kerusakan - nyeri terkontrol
pengalaman
nyeri
(asosiasi studi nyeri Keterangan :
pasien
internasional
)
: 1. tidak pernah dilakukan
2. kadang

kadang Kaji
kultur
yang
serangan mendadak
dilakukan
mempengaruhi respon
atau
pelan 3. sering dilakukan
nyeri
intersitasnya
dari 4. selalu dilakukan
Evaluasi
pengalaman
Menunjukan
tingkat
nyeri,
ringan sampai berat
nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien
yang
dapat dengan indicator :
adanya

dan tim kesehatan lain


dengan - melaporkan nyeri
- frekuensi nyeri
tentang ketidak efktifan
akhir yang dapat di - lamanya episode nyeri
control nyeri masa
prediksi dan dengan - ekspresi nyeri : wajah
- posisi melindungi tubuh
lampau
durasi kurang dari 6 - kegelisahan

Bantu
pasien
dan
- perubahan respirasi rate
bulan.
- perubahan heart rate
keluarga
untuk
Batasan karakteristik : - perubahan tekanan darah
mencari menemukan
- Laporan secara verbal - perubahan ukuran pupil
- respirasi
dukungan
atau non verbal
- kehilangan napsu makan Control lingkungan yang
- Fakta dari observasi
- Posis analgetik untuk Keterangan :
dapat mempengaruhi
1. berat
menghindari nyeri
nyeri seperti suhu
2. agak berat
- Gerakan melindungi
ruangan
,
- Tingkah laku berhati- 3. sedang
4. sedikit tidak ada
pencahayaan , dan
hati
- Muka topeng
kebisingan
Kurangi factor presifitasi
- Gangguan tidur (mata
diantisipasi

sayu,

tampak

nyeri
Pilih
dan

capek, sulit atau


gerakan

penanganan

kacau,

menyeringai )
- Terfokus pada

lakukan

(
diri

parmakologi,

parmakologi

sendiri
- Focus
menyempit

nyeri
non
dan

interpersonal )
Kaji tipe dan sumber nyeri

12

(penurunan

untuk

persefsi kerusakan

intervensi
Ajarkan
teknik

proses berpikir ,
dengan

orang

mengurangai nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi dengan dokter

dan

lingkungan )
- Tingkah laku distraksi

jika ada keluhan dan

contoh : jalan jalan


menemani
lain

tindakan nyeri tidak

orang

dan

aktifitas

berhasil
Monitor

atau

penerimaan

pasien

aktifitas

tentang

managemen nyeri

berulang )
- Respon
autonom
(

non

parmakologi
Berikan analgetik untuk

penurunan
interaksi

menuntukan

Analgesic

seperti

Administration

diaphoresis,

Tentukan

perubahan tekanan

lokasi,

karakteristik, kualitas,

darah, perubahan

dan derajat nyeri dan

napas, nadi dan

sebelum

dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic

obat,
Cek
intruksi

dalam tonos otot

pemberian
dokter

tentang jenis obat ,

( mungkin dalam

dosis, dan frekuensi


Cek riwayat alergi
Pilih analgesic yang di

rentang dari lemah


ke kaku )
- Tingkah laku ekspresif

perlukan

atau

( contoh : gelisah,

kombinasi

dari

merintih,

analgesic

ketika

menanggis

pemberian lebih dari

waspada diri table,

Saturday

napas

panjang

pilihan

atau

berkeluh

tergantung tipe dan

kesah )
- Perubahan

berat nyeri
Tentukan

dalam

nafsu makan dan

tentukan
analgesic

analgesic

pilihan, rute pemberian

13

minum
Factor

dan dosis optimal


Pilih rute pemberian

yang

berhubungan :

secara IV ,IM untuk

Agen injuri (biologi

pengobatan

kimia fisika, fsikologis)

secara teratur monitor


sign

nyeri

dan

sesudah

pemberian

analgesic

pertama kali
Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
Evaluasi

aktifitas

analgesic, tanda dan


3.

Ketidakseimbangan

NOC :

Nutritional Status : Food


nutrisi kurang dari
And Fluid Intake
kebutuhan tubuh b/d
gangguan

saluran

gejala ( efek samping )


NIC :
Nutrition Management
Kaji adanya alergi

makan
Kolaborasi

dengan

pencernaan (disfagia)

ahli

Definisi : intake nutrisi

menentukan jumlah

tidak

kalori

cukup

untuk

gizi
dan

keperluan

yang

metabolisme tubuh

pasien
Anjurkan

Batasan
Berat badan 20% atau
ideal
Dilaporkan
intake

di

nutrisi

dibutuhkan
pasien

untuk meningkatkan

Karakteristik :
lebih

untuk

bawah

intake Fe
Anjurkan

pasien

untuk meningkatkan

adanya
makanan

yang kurang dari


RDA

protein dan vitamin C


Berikan
substansi

gula
Yakinka

dietyang

dimakan

(Recommended

mengandung

Daily Allowance)
Membrane mukosa

serat

tiggi
untuk

mencegah konstipasi
14

dan

konjungtiva

Berikan

pucat
Kelemahan otot yang

yang terpilih (sudah


dikonsultasikan pada

digunaakan untuk
menelan

ahli gizi)
Ajarkan

atau

mengunyah
Luka inflamasi pada

pasien

bagaimana

kenyang
Dilaporkan atau fakta

catatan

makanan harian
Monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori


Berikan
kalori

adanya makanan
Dilaporkan
adanya

tentang

perubahan sensasi

rasa
Mikonsepsi
Kehilangan BB
Keengganan
untuk

kebutuhan

nutrisi
Kaji

kemampuan

pasien

untuk

mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

makan
Keram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri
abdominal

Nutition Monitoring :

dengan atau tanpa


berminat

BB pasien dalam

batas normal
Monitor
adanya

penurunan BB
Monitor tipe dan
jumlah

terhadap makanan
Pembuluh
darah

yang cukup banyak


(rontok) suara usus
hiperaktif
Kurangnya informasi,

dilakukan
Monitor
interaksi

selama makan
Monitor lingkungan

selama makan
Jadwalkan
pengobatan
tindakan

misinformasi
berhubungan

biasa

anak atau orangtua

steatorrhea
Kehilangan
rambut

yang

aktivitas

yang

kapiler mulai rapuh


Diare
dan
atau

Faktor-faktor

cara

membuat

rongga mulut
Mudah
merasa

patologi
Kurang

makanan

15

dan
tidak

selama jam makan


Monitor kulit kering

ketidakmampuan
pemasukan
mencerna
atau

dan
atau

makanan

mengabsorpsi

zat-zat

perubahan

pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, da

gizi

berhubungan dengan

mudah patah
Monitor mual dan

muntah
Monitor

faktor biologis.

kadar

albumin,

total

protein, Hb, dan

kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan

monitor

pertumbuhan

dan

perkembangan
Monitor
pusat
kemerahan,

dan

kekeringan jaringan

konjungtiva
Monitor kalori dan

intake nutrisi
Catat
adanya
edema, hiperemik,
hipertonik,

papilla

lidah dan cavitas

oral
Catat

jika

lidah

berwarna magenta,
4.

setelah

Komunikasi Verbal

keperawatan selama .... X 24

Definisi : oenurunan,

jam, klien menunjukkan satu

keterlambatan,

kemampuan

atau

dilakukan

scarlet
asuhan 1. Perbaikan

Kerusakan

ketidakmampuan
untuk

berkomunikasi,

dengan indikator :

menerima, Menggunakan pesan tertulis


Menggunakan
bahasa

16

komunikasi
Definisi : membantu
dalam menerima dan
mempelajari

metode

alteratif untuk hidup


dengan

gangguan

memproses,

percakapan

Menggunakan
gambara atau
dan

transmisi,

menggunakan sistem
simbol-simbol.
Batasan
Karakteristik :
Dengan
menolak
berbicara
Disorientasi

untuk

yang diterima
Pesan langsung sesuai
untuk
Bertukar pesan dengan orang
lain

waktu,

berbicara

dengan

Keterangan :
1. Extremelly Compromised
2. Substantially

bahasa 3.
4.
yang dominan
Tidak melakukan atau 5.
2.
tidak
dapat
berbicara
Kesulitan berbicara
atau mengutarakan
Tidak tepat dalam
mengungkapkan
maksud
Kesulitan membentuk

Intervensi :

lukisan
Membantu
keluarga
Menggunakan bahasa isarat
dalam
memahami
Menggunakan bahasa non
berbicara pasien
verbal

Berbicara
kepada pasien
Pengetahuan terhadap pesan

sengaja

tempat dan orang


Ketidakmampuan

berbicara

dengan lambat dan


dengan suara yang
jelas
Mendengarkan

pasien

dengan baik
Menggunakan kata dan
kalimat yang singkat
Berdiri dihadapan pasien

Compromised
Moderately Compromised
saat berbicara
Midly Compromised
Mengguanakn papan tulis
Not Compromised
jika perlu
Komunikasi : kemampuan
Instruksi pasien dan
mengungkapkan
keluarga
untuk
Definisi : kemampuan
meggunakan bantuan
untuk mengungkapkan
menginterpretasikan
pesan verbal maupun non
verbal

berbicara
Memberikan
reinforcement (pujian)
positof kepada pasien
Anjurkan
pasienuntuk

Indikator :

kata atau kalimat Menggunakan pesan tertulis


mengulangi
Menggunakan
bahasa
(contoh : aphonia,
pembicaraannya jika
percakapan vokal
dysphasia, apraxia,
belum jelas
Mengguanakan percakapan
Gunakan interpretas jika
dyslexia)
esophageal
Bicara gagap
perlu
Menggunakan
percakapan
Slurring
yang jelas
Dyspnea

Menggunakan
gambar atau
Ketidakada
kontak
mata atau kesulitan
dalam

mengikuti

pilihan
Kesulitan

dalam

lukisan
Menggunakan

bahasa

penanda atau isarat


Menggunakan bahasa non
verbal

17

memahami

dan Pesan langsung sesuai

menggali

pola

Keterangan :

komunikasi

yang

1. Extremelly Compromised
2. Substantially

biasanya
Penurunan
penglihatan
sebagian atau total
Ketidakmampuan
atau

Compromised
3. Moderately Compromised
4. Midly Compromised
5. Not Compromised

kesulitan

dalam
menggunakan
ekspresi wajah dan
tubuh
Faktor faktor yang
berhubugan :
Penurunan

sirkulasi

ke otak
Perbedaan
kebudayaan
Hambatan psikologi
(contoh : psikosis,
kurang stimulasi)
Hambatan
fisik
(contoh

tracheostomy,
intubasi)
Kelainan
(contoh

anatomi
:

celah

paltum, perubahan
sistem

saraf

penglihatan, sistem
pendengaran,
phonatory
apparatus)
Tumor otak
Perbedaan
18

berhubungan
dengan
perkembangan
umur
Efek samping obat
Keterbatasan
lingkungan
Ketidakhadiran orang
terdekat
Perubahan persepsi
Kurang informasi

BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Tn. L
Dengan Gangguan Pada Sistem Respirasi : Kanker Laring
Di Rumah Sakit
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien

19

Nama

: Tn. L

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

:-

Agama

:-

Pekerjaan

:-

Pend. Terakhir: Suku/Bangsa

:-

gol. Darah

:-

Alamat

:-

Diagnose mendis

: Kanker Laring

Tanggal masuk RS

:-

Tgl. pengkajian

:-

b. Identitas penanggung jawab


Nama
:Umur
:Alamat
:Pekerjaan
:2. Keluhan Utama / Alasan Kunjungan
Nyeri tenggorok
3. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengeluh nyeri tenggorok, sulit menelan, suara serak, batuk bercampur
darah, sesak nafas, BB turun.
Dari hasil pemeriksaan adanya perubahan konstur leher, gangguan gag reflek,
adanya benjolan di leher, asimetri leher, nyeri tekan pada leher, suara napas stidor.
Dokter menganjurkan kepada keluarga agar pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium, laringoskop, CT-Scan, Biopsi serta pasien tersebut dirawat terlebih dahulu di
RS.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum:b. Tanda-Tanda Vital:
1) Tekanan Darah
:2) Nadi
:3) Suhu
:4) RR
:7. Riwayat Psikososial
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
b. Konsep diri

20

c. Sumber stress
d. Mekanisme koping
e. Kebiasaan dan pengaruh budaya
8. Dukungan emosional
a. Emosional
b. Finansial
9. Pola aktifitas
No
1.

Jenis Aktivitas
Nutrisi :
a. Frekuensi
b.
c.
d.
e.
f.
g.

2.

3.

4.

Saat di Rumah

Di RS

dan

porsi
Jenis makanan
Pola makan
Nafsu makan
Pantangan
Alergi
Kesulitan/hambat

an
Minum :
a. Jenis air minum
b. Frekuensi
dan
porsi
c. Kesulitan
Personal hygine :
a. frekuensi mandi
b. frekuensi
keramas
c. oral hygine
Eliminasi :
a. Eliminasi fecal
1) Frekuensi
BAB
2) Warna feces
3) Konsistensi
b. Eliminasi Urin :
1) Frekuensi
BAK
2) Warna urin
3) Konsistensi

21

5.

Istirahat/tidur :
a. Kualitas
b. Kuantitas
c. Konsistensi
Latihan/olah raga
a. Jenis kegiatan
b. Sikap

6.

10. Pemeriksaan Head to toe (berfokus pada salah satu organ yang terdapat gangguan)
No
1
2

Jenis
Kepala
Wajah

Mata
Leher

Dada

Inspeksi
Perubahan
konstur

Palpasi
-

Auskultasi
-

Perkusi
-

Ada benjolan
Nyeri tekan

Asimetri
Dispnea

Bunyi

nafas

stidor
5
6

Abdomen
Eksremitas
a. Atas
b. Bawah
11. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
N
o
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pemeriksaan
Hb
LED
BUN
Creatinin
Kolesterol
Albumin serum
Protein

Nilai Hasil

Nilai Normal

Interpretasi

12,0-16,0 g/dL
10-30 mg/dL
0,5-1,5 mg/dL
150-270 mg/dL
3.5-5,0 mg/dL
-

b. Radiologi
c. Terapi Obat - obatan
d. Terapi Lain
12. Data Fokus

Data Subjektif
Pasien mengeluh sesak nafas

22

Data Objektif
Suara napas stidor

Pasien mengeluh nyeri tenggorok


Pasien mengeluh sulit menelan
Pasien mengeluh batuk bercampur

darah
Pasien mengeluh BB turun
Pasien mengeluh suara serak

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data

23

Adanya perubahan konstur

leher
Gangguan gag reflek
Adanya benjolan di leher
Asimetri leher
Nyeri tekan pada leher

No
1.

Masalah
Bersihan jalan nafas
tidak

efektif

b/d

Etiologi
menekan atau mengiritasi
serabut saraf

Data
Ds:

Pasien mengeluh

sesak nafas
Pasien mengeluh

sulit menelan
Pasien mengeluh

pengangkatan
glotis,

gangguan

kemampuan

nyeri dipersepsikan

untuk

bernapas, batuk dan


menelan

gangguan rasa nyaman nyeri :

batuk bercampur

nyeri stidor
obstruksi jalan nafas

darah
Do:

mengiritasi sel laring


infeksi

Suara napas

stidor
Nyeri tekan

pada leher
Adanya
benjolan

akumulasi sekret

di

leher

Bersihan alan nafas tidak efektif


Nyeri akut b/d injuri
fisik

Faktor penyebab (rokok,


alkohol, radiasi, dsb)
Masuk ke laring

Ds :
Nyeri tenggorok
Do :
Nyeri

Pertumbuhan sel skuamosa

tekan

pada

leher

tidak normal
Metastase
Menekan serabut saraf pita
suara
Nyeri tenggorok dan nyeri tekan
pada leher

3.

Ketidakseimbangan

Nyeri akut
Faktro predisposisi (alkohol,

nutrisi kurang dari

rokok, radiasi)

Ds:

Pasien mengeluh

BB turun
Pasien mengeluh

sulit menelan
Pasien mengeluh

kebutuhan tubuh b/d


ketidakmampuan
pemasukan

Ploriferasi sel laring

makanan.
Diferensiansi
buruk sel laring
24
Ca laring

nyeri tenggorok
Do:

Gangguan
gag reflek

b. Diagnosa Prioritas
No

DIAGNOSA

NOC

.
1.

Bersuhan jalan nafas

NIC

NOC :

tidak efektif b/d

Respiratory

Status

gangguan

Ventilation
Respiratory

Status

kemampuan untuk
bernafas, batuk dan

NIC :
Airway Suction
:
Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah

Airway Patency

Kriteria Hasil :

menelan
Definisi :

suctioning
Informasikan
klien

Mendemonstrasikan

dan

pada
keluarga

ketidakmampuan

batuk efektif dan suara

tentang suctioning
Minta klien nafas

untuk membersihkan

nafas yang bersih, tidak

dalam sebelum suction

sekresi atau

ada

sianosis

dan

dilakukan
Berikan o2

denga
nasal

obstruksi dari saluran

dispnea

pernafasan untuk

mengeluarkan sputum,

menggunakan

mempertahankan

mampu

untuk

kebersihan jalan

dengan mudah, tidak

nafas.
Batasan
karakteristik :
Kelainan

efektif
darah)

berbafas

ada pursed lips).


Menunjukan jalan nafas
suara

nafas (stidor)
Kesulitan
berbicara
Batuk

(mampu

yang paten klien tidak


merasa tercekik, irama
nafas,

(batuk

suara

dan

nafas

dalam seteah kateter

dalam

dikeluarkan

nafas

abnormal).
Mampu

tindakan
Anjurkan pasien untuk
istirahat

rentang normal, tidak


ada

suction nasotrakeal
Gunakan alat yang
steril setiap melakuakn

frekuensi

pernafasan
tidak

memfasilitasi

dari

nasotrakeal
Monitor status
pasien
Ajarkan

o2

keluarga

mengidentifikasikan dan

bagaimana

mencegah faktor yang

melakukan suction
Hentikan suction dan

menghambat
nafas.

jalan

cara

berikan

oksigen

apabila

pasien

menunjukan
bradikardi,
peningkatan

25

saturasi

o2, dll
Airway management
Buka jalan nafas,
gunakan teknik chinlift
atau jaw thrust bila

perlu.
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan

ventilasi
Identifikasi

pasien

perlunya pemasangan

alat jalan nafas buatan


Pasang mayo bila

perlu
Lakukan

dada bila perlu


Keluarkan
sekret

fisioterapi

dengan

batuk

atau

suction
Aukultasi suara nafas,
catat adanya suara

nafas tambahan
Lakukan suction pada

mayo
Berikan bronkodilator

bila perlu
Berikan
udara

pelembab

kassa

basah

NaCl lembab
Atur intake

untuk

cairan mengoptimalkan

2.

dilakukan

status O2
Pain management

Nyeri akut b/d agen

Setelah

injuri biologi

keperawatan selama24jam, Lakukan pengkajian nyeri

Definisi :

klien dapat :

secara

Sensori yang tidak

Mengontrol nyeri , dengan

termasuk

26

asuhan

keseimbangan
Monitor respirasi dan

kompehensif
lokasi,

menyenangkan dan

indicator

pengalaman

emosional

yang

Mengenal factor

karakteristik,
factor

durasi,

frekuensi, kualitas dan

factor presifitasi
penyebab
menggunakan analgetik Observasi reaksi nonmelaporkan gelaja-gelaja
verbal dan ketidak
kepada tim kesehatan
nyamanan
Keterangan :
Gunakan
teknik

muncul secara actual


atau
potensial
kerusakan kerusakan
jaringan

atau

menggambarkan

1. tidak pernah dilakukan


2. kadang

kadang

komunikasi

terapeutik

untuk
mengetahui
dilakukan
pengalaman
nyeri
(asosiasi studi nyeri 3. sering dilakukan
4. selalu dilakukan
pasien
internasional ) :
kultur
yang
Menunjukan tingkat nyeri, Kaji
serangan mendadak
mempengaruhi respon
dengan indicator :
atau
pelan
nyeri
- melaporkan nyeri

Evaluasi
pengalaman nyeri
intersitasnya
dari - frekuensi nyeri
masa lampau
ringan sampai berat - lamanya episode nyeri
- respirasi
Evaluasi bersama pasien
yang
dapat - kehilangan napsu makan
dan tim kesehatan lain
diantisipasi dengan Keterangan :
tentang ketidak efktifan
akhir yang dapat di 1. berat
control nyeri masa
prediksi dan dengan 2. agak berat
3. sedang
lampau
durasi kurang dari 6 4. sedikit tidak ada
Bantu pasien dan keluarga
bulan.
untuk
mencari
Batasan
menemukan dukungan
karakteristik :
Control lingkungan yang
adanya

kerusakan

- Fakta dari observasi


- Muka topeng
- Terfokus pada diri
sendiri
- Perubahan

mempengaruhi

nyeri

seperti

suhu

ruangan
dalam

pencahayaan

nafsu makan dan

,
,

dan

kebisingan
Kurangi factor presifitasi

minum
Factor

dapat

nyeri
Pilih
dan

yang

berhubungan :

lakukan

penanganan

Agen injuri (fisika)

parmakologi,

parmakologi

27

nyeri
non
dan

interpersonal )
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk

menuntukan

intervensi
Ajarkan
teknik

non

parmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangai nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan
berhasil
Monitor

nyeri

tidak

penerimaan

pasien

tentang

managemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan
karakteristik,

lokasi,
kualitas,

dan derajat nyeri dan


sebelum

pemberian

obat,
Cek intruksi dokter tentang
jenis obat , dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesic yang di
perlukan

atau

kombinasi

dari

analgesic

ketika

pemberian lebih dari


Saturday
pilihan
tergantung

tentukan
analgesic
tipe

dan

berat nyeri
Tentukan analgesic pilihan,

28

rute

pemberian

dan

dosis optimal
Pilih
rute
pemberian
secara IV ,IM untuk
pengobatan

nyeri

secara teratur monitor


sign

dan

pemberian

sesudah
analgesic

pertama kali
Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
Evaluasi

aktifitas

analgesic, tanda dan


3.

Ketidakseimbangan

NOC :
nutrisi kurang dari Nutritional Status : Food
And Fluid Intake
kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan

gejala ( efek samping )


NIC :
Nutrition Management
Kaji adanya alergi

makan
Kolaborasi

dengan

pemasukan makanan

ahli

gizi

untuk

Definisi

menentukan

jumlah

intake

nutrisi tidak cukup

kalori dan nutrisi yang

untuk

dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk

keperluan

metabolisme tubuh
Batasan Karakteristik

meningkatkan intake

Fe
Anjurkan pasien untuk

Berat

badan

atau

lebih

20%

meningkatkan protein

di

bawah ideal
Kelemahan otot yang

digunaakan untuk
menelan

dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinka
dietyang
dimakan mengandung

atau

tiggi

mengunyah
Kehilangan BB
Keengganan untuk

serat

untuk

mencegah konstipasi
Berikan
makanan
yang terpilih (sudah

makan
29

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dikonsultasikan pada

ketidakmampuan
pemasukan

cara

membuat

mengabsorpsi

zat-zat

pasien

bagaimana

atau

mencerna makanan
atau

ahli gizi)
Ajarkan

gizi

berhubungan dengan

catatan

makanan harian
Monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori


Berikan kalori tentang

kebutuhan nutrisi
Kaji
kemampuan

faktor biologis.

pasien

untuk

mendapatkan

nutrisi

yang dibutuhkan
Nutition Monitoring :

BB

batas normal
Monitor
adanya

penurunan BB
Monitor tipe

pasien

dalam

dan

jumlah aktivitas yang

biasa dilakukan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama

makan
Monitor

selama makan
Jadwalkan

lingkungan

pengobatan

dan

tindakan tidak selama

jam makan
Monitor kulit kering
dan

pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut

30

perubahan

kusam,

da

mudah patah
Monitor mual

muntah
Monitor

dan
kadar

albumin, total protein,

Hb, dan kadar Ht


Monitor
makanan
kesukaan

monitor

pertumbuhan

dan

perkembangan
Monitor
pusat
kemerahan,
kekeringan

dan
jaringan

konjungtiva
Monitor kalori

intake nutrisi
Catat adanya edema,

dan

hiperemik, hipertonik,
papilla

cavitas oral
Catat
jika
berwarna

4.

lidah

dan
lidah

magenta,

scarlet
asuhan 2. Perbaikan komunikasi
Definisi : membantu
Komunikasi Verbal
keperawatan selama .... X 24
dalam menerima dan
Definisi : oenurunan, jam, klien menunjukkan satu
mempelajari
metode
keterlambatan, atau kemampuan berkomunikasi,
alteratif untuk hidup
ketidakmampuan
dengan indikator :
dengan
gangguan
untuk
menerima, Menggunakan pesan tertulis
Menggunakan
bahasa
berbicara
memproses,
percakapan
Intervensi :
transmisi,
dan Menggunakan gambara atau
Membantu keluarga dalam
menggunakan sistem
lukisan
memahami berbicara
Menggunakan bahasa isarat
simbol-simbol.
Kerusakan

setelah

dilakukan

pasien
Batasan Karakteristik Menggunakan bahasa non
Berbicara kepada pasien
verbal
:
dengan lambat dan
Pengetahuan terhadap pesan
Dengan
sengaja
31

menolak

untuk

yang diterima
dengan suara yang

Pesan
langsung
sesuai
berbicara
jelas

Bertukar
pesan
dengan
orang

Mendengarkan
pasien
Disorientasi waktu,
lain
dengan baik
tempat dan orang
Ketidakmampuan

Keterangan :

Menggunakan kata dan

kalimat yang singkat


berbicara 1. Extremelly Compromised
Berdiri dihadapan pasien
2. Substantially
dengan bahasa
saat berbicara
Compromised
yang dominan
3. Moderately Compromised Mengguanakn papan tulis
Tidak
melakukan
4. Midly Compromised
jika perlu
atau tidak dapat 5. Not Compromised
Instruksi
pasien
dan
Komunikasi : kemampuan
berbicara
keluarga
untuk
Kesulitan berbicara mengungkapkan
meggunakan bantuan
atau
Definisi : kemampuan untuk
berbicara
mengutarakan
mengungkapkan
Memberikan reinforcement
Tidak tepat dalam
menginterpretasikan pesan
(pujian) positof kepada
mengungkapkan
verbal maupun non verbal
pasien
maksud

Anjurkan
pasienuntuk
Indikator :
Kesulitan membentuk
mengulangi
Menggunakan pesan tertulis
kata atau kalimat
Menggunakan
bahasa
pembicaraannya
jika
(contoh : aphonia,
percakapan vokal
belum jelas
dysphasia,
Mengguanakan percakapan Gunakan interpretas jika
apraxia, dyslexia)
esophageal
perlu
Bicara gagap
Menggunakan
percakapan
Slurring
yang jelas
Dyspnea
Menggunakan gambar atau
Ketidakada kontak
lukisan
mata
atau Menggunakan
bahasa
kesulitan dalam
penanda atau isarat
mengikuti pilihan Menggunakan bahasa non
Kesulitan
dalam
verbal
memahami dan Pesan langsung sesuai
untuk

menggali

pola

Keterangan :

komunikasi yang 1.
2.
biasanya
Penurunan
3.
penglihatan
4.
sebagian
atau 5.

Extremelly Compromised
Substantially
Compromised
Moderately Compromised
Midly Compromised
Not Compromised

32

total
Ketidakmampuan
atau

kesulitan

dalam
menggunakan
ekspresi

wajah

dan tubuh
Faktor faktor yang
berhubugan :
Penurunan sirkulasi
ke otak
Perbedaan
kebudayaan
Hambatan psikologi
(contoh : psikosis,
kurang stimulasi)
Hambatan
fisik
(contoh

tracheostomy,
intubasi)
Kelainan
anatomi
(contoh

celah

paltum, perubahan
sistem

saraf

penglihatan,
sistem
pendengaran,
phonatory
apparatus)
Tumor otak
Perbedaan
berhubungan
dengan
perkembangan
umur
Efek samping obat
33

Keterbatasan
lingkungan
Ketidakhadiran orang
terdekat
Perubahan persepsi
Kurang informasi
c. Evaluasi
1. Pasien sudah tidak tampak dispnea
2. Batuk sudah tidak bercampur darah
3. Benjolan sudah hilang
4. Nyeri pada sudah hilang
5. Leher sudah simetris
6. Suara napas sudah normal
7. Sudah bisa menelan
8. Berat badan perlahan naik dan ideal

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Secara anatomi karsinoma di bagi atas 3 bagian yaitu supra giotik,

34

tumor pada puka ventrikularis, aritenoid, epigiatis dan sinus periforanus. (Glatis : tumor pada
korda vokalis, subglotis : tumor dibawah koida vokalis).
Kanker laring termasuk dalam gangguan respirasi dimana laring tersebut terganggu
atau ada kelainan, adanya benjolan pada leher, nyeri tenggorok, sulit menelan perubahan
konstur leher, suara sesak dan nyeri tekan pada leher merupakan tanda gejala adanya
ganggua pada laring.
Penyakit kanker laring ini terjadi karena kebiasaan merokok, minum alkohol, terpapar
sinar radioaktif, dan juga infeksi kronis.
3.2 Saran
1. Perawat.
Sebagai tim kesehatan yang paling sering berhubungan dengan pasien sangat perlu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar mampu merawat pasien secara

komprehensif dan optimal.


Mampu memberikan informasi untuk kesejahteraan pasien terkait dengan masalah

kesehatan yang dialami.


2. Rumah sakit (bidang pelayanan)
Pelayanan kesehatan (rumah sakit) perlu menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk
dilakukannya tindakan terkait dengan masalah kesehatan pasien.
3. Pasien
Pasien harus mampu mengontrol pola hidup
Pasien harus menjaga pola makan agar tidak terjadi penurunan berat badan terkait
dengan masalah kesehatan pada kasus.

DAFTAR PUSTAKA
Adams, Boies Higler.1997.Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.
Barbara dkk.1998.Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2.Jakarta: EGC
Brunner & Suddart.1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1.Jakarta: EGC.
Brunner.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2.Edisi 8.Jakarta: EGC
C. Long Barbara.1996.Perawatan Medikal Bedah. Bandung: IAPK Pajajaran

35

Carpenito Lynda Juall.1999.Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan.Edisi


2.Jakarta: EGC
Doenges. E. Marilyn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta: EGC
Pearce, Evelyn C.1979.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta: Gramedia Pustaka Utam
a
Price, Sylvia A.1995.Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4.Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat.2005.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC
Carpenito,Lynda Juall.2006.Buku saku diagnosis keperawatan.Edisi 10.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Nanda.2007.Diagnosa Nanda.Jakarta: EGC
Soepardi, Efiaty Assyad dkk.Telinga Hidung Tenggorok edisi 3.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Syaifuddin.1997.Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2.Jakarta: EGC

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PADA SISTEM RESPIRASI : KANKER LARING
Disarankan untuk memenuhi salah satu tugas tutorial Blok Sistem Respirasi

36

Disusun Oleh Kelompok 6:

Aas Susilawati
Cindy
Devi Sri Astuti
Gabrella Novyanti
Idzni Azzyati N
Indi Audzini

Putri Agustiani Dwiyanti Badrudin


Raynal Aldy Gunawan
Rina Marlina
Roy Royani
Sri Fatmawati
Ulfa Arifiani

37

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
(STIKKU)
Tahun Ajaran 2014 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan pada Sistem
Respirasi : Kanker Laring
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing Ns.Nanang Saprudin
S.Kep.,M.Kep. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing dan
teman-teman.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan
saran dan kritik guna kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gangguan pada Sistem Respirasi : Kanker
Laring ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga dapat
dijadikan acuan dalam penulisan makalah selanjutnya.

Kuningan, Oktober 2015

Penulis

38

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Manfaat Penulisan

1.6 Sistematika Penulisan 2


BAB II Tinjauan Teoritis
2.1 Definisi

2.2 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Respirasi 4


2.3 Etilogi

2.4 Patofisiologi 6
2.5 Manifestasi klinis
2.6 Komplikasi

2.7 Pemeriksaan penunjang


2.8 Penatalaksanaan

2.9 Konsep asuhan keperawatan secara teoritis


BAB III Kasus dan Pembahasan

17

BAB IV Simpulan dan Saran

25

4.1 Kesimpulan 25
4.2 saran

25

Daftar Pustaka

27

39

Anda mungkin juga menyukai